Anda di halaman 1dari 7

Jurusan Teknik Industri

Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
2015

RESENSI JURNAL
Analisis Daya Saing Perusahaan
oleh:
Shafira Karamina Alifah
1206201731

Judul Jurnal

: Developments on Balanced Scorecard: A Historical Review

Penulis

: Iqra Abdullah, Tahira Umair, Dr Yahya Rashid and Basharat Naeem

Tahun Terbit

: 2013

Nama Penerbit

: COMSATS Institute of Information Technology (CIIT), Lahore


Campus Pakistan

Teori Human Resource kini telah bergeser sehingga tanggung jawab manajemen
meningkat karena harus dapat mengelola keterampilan dan kemampuan karyawan serta
menempatkan SDM yang tepat dengan kemampuan, dan pengetahuan yang luas untuk
meningkatkan bisnis perusahaan. Kontribusi dan kinerja karyawan dapat diukur salah satunya
dengan menggunakan balanced scorecard (BSC). Alat ini diperkenalkan oleh Nolan Norton
Institute pada tahun 1990, melalui makalah penelitian dari Harvard Business Review yang
membahas langkah-langkah pengukuran keuangan seperti proses internal, ukuran operasional
kepuasan pelanggan, perbaikan dan inovasi kegiatan. Balanced scorecard tidak hanya
digunakan sebagai pengukur kinerja tetapi juga untuk tugas pengelolaan lainnya melalui
dimensi BSC fuzzy Analytical Hierarchy, dan untuk validasi kerangka ilmu organisasi.
Melalui jurnal ini penulis melakukan review sejarah mengenai balanced scorecard.
Selain itu, penulis juga menyajikan beberapa definisi, pandangan-pandangan dan penelitian
mengenai balanced scorecard sebagai bahan referensi para pembaca. Penelitian ini meringkas
penelitian besar yang telah dilakukan mengenai Balanced Scorecard dari tahun 1992 sampai
2012. Pada akhirnya, studi ini memberikan saran berupa beberapa pedoman untuk
meningkatkan Balanced Scorecard dari penelitian sebelumnya.
Pada mulanya, penulis memberikan informasi kepada pembaca mengenai sejarah
kemunculan balanced scorecard. Diketahui bahwa pada tahun 50-an kombinasi matriks
keuangan dan non keuangan digunakan sebagai pengukuran kinerja perusahaan. Selanjutnya
pada tahun 70-an Jepang mulai membawa prinsip Just in Time (JIT) dan Total Quality
Management (TQM) untuk melihat kinerja perusahaan. Pada tahun 90 pengukuran kinerja
dilakukan menggunakan Return on Investment (ROI) tetapi masih belum memuaskan karena
tidak tersedianya sistem pengukuran kinerja yang sistematis dapat memberikan sinyal yang
menyesatkan. Sehingga pada tahun 92 dibuatlah teori balanced scorecard untuk
menerjemahkan strategi dalam aksi nyata. BSC memiliki 4 dimensi yaitu cara pelanggan
memandang perusahaan, keunggulan perusahaan, penciptaan dan peningkatan nilai serta cara
melihat stakeholder.
Pada jurnal yang terdiri dari 4 bagian utama ini diketahui bahwa masalah umum yang
dihadapi oleh organisasi adalah untuk menyelaraskan strategi jangka panjang dengan
tindakan jangka pendek. Nyatanya, empat proses manajemen dalam dimensi BSC dinilai
dapat menghubungkan tindakan jangka pendek organisasi dengan strategi jangka panjang.
Empat proses ini yaitu penerjemahan visi, pengkomunikasian dan menghubungkan,
perencanaan bisnis, serta masukan dan pembelajaran. Dewasa ini, telah banyak perusahaan

yang menerapkan BSC sebagai alat untuk memperjelas visi masa depan perusahaan;
menciptakan pemahaman bersama; fokus pada upaya perubahan dan memberikan
pembelajaran di tingkat manajemen puncak.
Seiring dengan berjalannya waktu, analisis terhadap BSC dilaksanakan dan
menunjukkan bahwa BSC membutuhkan perbaikan. Nerreklit (2000) mengkritik bahwa tidak
terdapat hubungan sebab akibat pada keempat dimensi BSC seperti yang dinyatakan oleh
Kaplan dan Norton (1992) dan bahwa BSC tidak dapat digeneralisasikan pada seluruh
lingkungan bisnis. Selain itu, Nerreklit mengatakan bahwa model kontrol Kaplan dan Norton
adalah Top-Down, sementara ada kebutuhan pada sistem kontrol yang lebih interaktif antara
para pemain dalam organisasi. Jurnal ini juga menyebutkan kritik lainnya seperti yang
disebutkan oleh Pandey (2005) bahwa apakah BSC terkait dengan strategi dan mengarah ke
kinerja, komunikasi dan motivasi yang lebih baik. Penulis menyimpulkan kritik utama pada
BSC yaitu kurangnnya orientasi eksternal. Othman (2008) menyarankan bahwa harus ada
link dalam BSC dan skenario yang mengacu pada perencanaan strategis untuk kondisi
eksternal yang berbeda
Pada tahun 2001, Kaplan dan Norton melakukan modifikasi BSC untuk menjawab
kesulitan yang dihadapi oleh organisasi non-profit pada kerangka BSC. Sebelumnya, dimensi
keuangan merupakan perhitungan utama pada BSC yang tidak dapat dipertimbangkan pada
organisasi non-profit. Modifikasi pada BSC menjelaskan dimensi keuangan dalam 3 hal:
yang pertama mengenai biaya penyediaan pelayanan sosial, yang kedua nilai layanan yang
disediakan oleh agen dan yang ketiga mengenai biaya otoritas pengesahan. Selanjutnya pada
tahun 2007 Kaplan dan Norton menghubungkan BSC dengan tujuan perbaikan organisasi
yang terhubung dengan operasional, hubungan pelanggan, hubungan profitabilitas dan
penganggaran hubungan
Tidak hanya itu, penulis juga menyajikan beberapa penelitian yang berhubungan
dengan BSC dan upaya peningkatannya. Beberapa diantaranya yaitu; Braam dan Nijssen
(2004) berusaha mengetahui dampak dari BSC terhadap Kinerja perusahaan melalui
penelitian empiris. (Banker et al., 2004) mencoba untuk mencari tahu hubungan kinerja
keuangan metrik dengan metrik kinerja non-keuangan dimana hasilnya menunjukkan bahwa
perlu adanya tradeoff dalam metrik keuangan dan metrik non-keuangan mengenai persentase
jalur akses bisnis. Jimnez-Zarco, Martnez Ruiz dan Gonzlez-Benito (2006) mencoba untuk
menghubungkan BSC dengan pengembangan produk dan inovasi. Granlund dan Brown
(2010) menyimpulkan bahwa BSC memenuhi syarat untuk menciptakan keseimbangan dalam
berbagai tujuan dan jangka waktu proses.
Jurnal ini memberikan beberapa rekomendasi perbaikan BSC berdasarkan kajian
penulisnya. Rekomendasi ini diantaranya yaitu 1. Fokus BSC harus dapat mengatur dan
mengelola dengan mempertimbangkan implikasi terhadap kinerja organisasi di masa depan 2.
Pendekatan BSC dapat dilaksanakan dengan sedikit subjektif pada evaluasi kinerja. 3.
Langkah umum BSC harus diadopsi untuk memastikan keseragaman evaluasi kinerja SBU
dalam paper work, artikel jurnal, review makalah, dan buku 4. Tindakan BSC harus dikaitkan
dengan strategi organisasi agar tidak menyebabkan efek negatif pada kinerja perusahaan. 5.

Budaya yang mendukung diperlukan dalam organisasi 6. BSC harus diorganisir mendukung
pengembangan produk baru dan inovasi organisasi, serta responsif terhadap situasi eksternal
yang berbeda dengan lingkungan Bisnis.
Penulisan jurnal BSC ini sangat bermanfaat bagi pembaca karena penulis mampu
menyajikan informasi-informasi yang penting mengenai BSC secara lengkap. Lengkapnya
informasi mengen BSC menjadi kelebihan dari jurnal ini. Penyampaian informasi dimulai
pada sejarah kemunculan BSC, perkembangan serta upaya peningkatan melalui beberapa
penilitian dan dilengkapi dengan kritik untuk membuka wawasan kita mengenai kekurangan
BSC. Adapun kritik dan saran yang saya berikan mengenai jurnal BSC ini yaitu bahwa
penyampaian data-data terakit BSC ini ada baiknya dilakukan secara runtut dan sistematis
berdasarkan poin penyampaian serta urutan tahun agar pembaca dapat melihat keterkaitan
antar data-data tersebut dengan baik. Selain itu, saran yang diberikan penulis terhadap
peningkatan BSC mungkin dapat dilengkapi dengan kelebihan dan kekurangan
pelaksanaannya sebagai bahan pertimbangan pembaca atau organisasi yang ingin
mengimplementasikan saran tersebut. Namun, secara keseluruhan jurnal ini telah
disampaikan dengan sangat baik oleh penulis.

Judul Jurnal

: The Influence Of Total Performance Scorecard To Improving


Performance of Public Sector Organization With Organizational
Culture, Innovation of Management, And Internal Control As
Moderating Variables (Case Study In The Hospital Type C In
Banyumas)

Penulis

: Oman rusmana, Triani arofah, Yanuar nugroho

Nama Penerbit

: Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

Jurnal ini bertujuan untuk menganalisis dan membuktikan pengaruh budaya


organisasi, inovasi manajemen, dan pengendalian internal terhadap efektivitas implementasi
total performance scorecard dalam meningkatkan kinerja rumah sakit. Selain itu penulis juga
bertujuan untuk melihat pengaruh total performance scorecard terhadap kinerja rumah sakit
swasta dan pemerintah untuk kemudian dianalisis perbedaannya.
Melalui jurnal ini, penulis pertama-tama menjabarkan terlebih dahulu pengertian total
performance scorecard dan perannya dalam industri. Penulis dengan singkat menjelaskan
kondisi masa kini mengenai kinerja instasi serta keterkaitannya dengan alasan pembuatan
jurnal ini. Saat ini, kinerja instansi pemerintah seperti rumah sakit mulai mendapatkan
perhatian lebih dari masyarakat. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap administrasi
publik ini dapat menyebabkan ketidakpuasan. Oleh karena itu, langkah-langkah perubahan
pada rumah sakit sangat penting, salah satunya yaitu modifikasi model manajemen di
industri. Salah satu sistem manajemen industri yang dianggap cocok untuk rumah sakit
adalah manajemen perubahan dan peningkatan kualitas melalui pendekatan Total
Performance Scorecard (TPS).
Menurut penulis, TPS mencakup filosofi dan seperangkat aturan yang membentuk
dasar continuous improvement dan pengembangan pribadi anggota staf. Secara general dapat
dikatakan pula bahwa TPS merupakan proses peningkatan, pengembangan serta
pembelajaran yang sistematis, berkelanjutan dan bertahap. Tiga hal ini merupakan poin
mendasar dalam konsep manajemen terpadu. Penulis menyatakan bahwa TPS mengacu pada
suatu cara hidup dalam organisasi yang merupakan pengembangan dari Total Quality
Management, serta Balanced Scorecard kompetensi, pribadi & organisasi (Rampersad, 2006).
Pada bahasan selanjutnya, penulis menerangkan alasan pemilihan faktor faktor yang
dipertimbangkan dalam jurnal ini.

Berdasarkan pemaparan penulis, penerapan jumlah

proses kinerja scorecard dalam perusahaan bukanlah proses yang mudah. Oleh karena itu

diperlukan budaya organisasi, inovasi manajemen dan pengendalian internal yang jelas dari
semua pemangku kepentingan mengenai proses kerja. Budaya organisasi berbanding lurus
mempengaruhi perilaku anggota organisasi. Inovasi manajemen adalah proses dalam
organisasi yang dapat meningkatkan kinerja organisasi, termasuk pada produk dan layanan
proses. Di sisi lain, dengan komitmen dan pengendalian internal, akan tercipta organisasi
yang ekonomis, efisien dan efektif yang pada akhirnya akan mengarah pada kinerja
organisasi.
Pada bagian analisis data, penulis menyimpulkan satu persatu masing masing
hipotesis yang ada. Yang pertama yaitu untuk melihat apakah pelaksanaan TPS
mempengaruhi kinerja rumah sakit secara signifikan atau tidak. Berdasarkan hasil uji Rsquare
yang didapatkan diketahui bahwa variabel TPS dapat mempengaruhi kinerja variabel dalam
RSUD Ajibarang hingga 76% dan sisanya 24% tergantung pada variabel lain di luar
penelitian. Selain itu di RSI Purwokerto, variabel TPS mempengaruhi kinerja sebesar 74.35
sedangkan 25.7% sisanya diakibatkan variabel lainnya.
Setelah menemukan hasil pada penelitian pertama, penulis melanjutkan pada hipotesis
selanjutnya mengenai budaya organisasi, inovasi manajemen, dan pengendalian internal yang
mempengaruhi efektivitas TPS. Selanjutnya, penulis mencari tahu apakah terdapat perbedaan
yang signifikan antara efek TPS pada kinerja rumah sakit swasta dan pemerintah. Hasil
pengukuran menunjukkan bahwa rata-rata RSUD Ajibarang (42,2117) < rata-rata RSI
Purwokerto (46,4775).
Pada akhirnya, jurnal ini memberikan kesimpulan bahwa pelaksanaan TPS
mempengaruhi peningkatan kinerja rumah sakit secara signifikan, kemudian bahwa budaya
organisasi, manajemen inovasi, dan pengendalian internal mempengaruhi efektivitas
pelaksanaan TPS dalam meningkatkan kinerja rumah sakit. Selain itu, hasil jurnal ini juga
menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil TPS dalam pengukuran
kinerja rumah sakit pemerintah dan swasta.
Penelitian yang dilakukan dalam jurnal ini sangatlah baik terlebih karena dapat
memberikan suatu kesimpulan informasi bagi para pembaca. Namun, terdapat beberapa
kelemahan pada jurnal ini. Salah satunya adalah kurangnya latar belakang yang mendukung
untuk pembuatan jurnal ini. Latar belakang yang kurang kuat dapat menimbulkan
kesalahpahaman dan membuat permasalahan menjadi tidak jelas sehingga pembaca akan
mempertanyakan kepentingan dari tujuan jurnal ini. Penulis sebaiknya menjelaskan kondisi
kinerja rumah sakit masa kini dan alasan pemilihan rumah sakit tersebut dalam penelitian

dalam jural ini. Selain itu kesimpulan yang diberikan oleh jurnal ini hanya sebatas apakah
asumsi awal terpenuhi atau tidak. Akan lebih baik apabila penulis mampu memberikan
analisis sebab akibat dari hasil penelitian yang didapatkan sebagai bahan rekomendasi bagi
para pembaca. Namun, penggunaan yang tepat dari hasil jurnal ini akan mendorong
perusahaan untuk ikut serta menerapkan TPS dalam organisasi mereka dan meningkatkan
kinerja perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai