Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Sistem
saluran
maupun bandara
harus
mempertimbangkan (1) ketersediaan ruang, (2) difusi ruang udara, (3) tingkat kebisingan, (4)
kebocoran pipa, (5) beban panas dalam ducting dan kerugian yang terjadi, (6) balancing, (7)
pengendalian kebakaran, (8) biaya investasi awal, dan (9) biaya operasional
Kesalahan dalam desain saluran udara dapat menghasilkan sistem tidak baik, dan mahal
biaya operasinya. Kekurangan distribusi udara dapat menyebabkan ketidaknyamanan ; sementara
kurangnya peredam suara attenuators akan meningkatkan tingkat kebisingan.
Saluran udara yang buruk menghasilkan system yang tidak seimbang (tidak balance).
Pemasangan konstruksi ducting atau kurangnya duct sealing untuk mejaga kekedapan
menghasilkan system saluran udara yang mahal biaya operasinya. Insulasi saluran udara yang
benar dapat mengurangi kerugian panas.
(7.1)
113
Dimana
v
P
g
z
dengan assumsi densitas fluida dalam system adalah konstan, maka persamaan 7.1 menjadi :
(7.2)
Untuk analisa system saluran udara, maka persamaan 7.2 harus memperhatikan kedua section
dari system saluran udara, sehingga persamaannya menjadi :
(7.3)
Dimana,
V
pt,1-2
: kerugian tekanan total karea gesekan dan kerugian dinamis pada section 1 dan 2,
m/s
Pa.
Pada persamaan 7.3, kecepata rata rata aliran V, menggantikan nilai v (kecepatan aliran
streamline) karena sesuai dengan percobaan untuk menghindari error yang terjadi pada aliran
streamline pada saat menghitung rv2/2. Selanjutnya pada sisi kiri persamaan 7.3 ditambahkan
pz1; dan pada sisi kanan ditambahkan pz2, dimana pz1 dan pz2 adalah tekanan atmosphere pada
ketinggian z1 dan z2. Sehingga persamaan menjadi ;,
(7.4)
Tekanan atmosphere pada ketinggian tertentu ( pz1 dan pz2) didapatkan dari nilai tekanan
atmosphere sebagai berikut :
114
(7.5)
(7.6)
Dengan memasukan persamaan 7.5 dan 7.6 kedalam persamaan 7.4 maka didapatkan perubahan
tekanan total antara titik 1 dan titik 2. Dengan asumsi tidak ada perubahan suhu antara titik 1 dan
2 maka 1 = 2 atau = 1 = 2, sehingga persamaan menjadi
(7.7a)
(7.7b)
(7.7c)
Dimana ;
ps,1
Pa
ps,2
Pa
V1
m/s
V2
m/s
kg/m3
kg/m3
pse
Pa
pt
Pa
pt,12 = kerugian tekanan total karena gesekan dan loses dinamik antara setion 1 dan 2, Pa
115
penggunaan istilah head untuk fluida yang mengalir, sementara untuk udara dan gas, istilah
tekanan lebih tepat digunakan untuk mengukur tekanannya.
a. Tekanan static
Dari persamaan Bernoulli istilah p/g adalah static head; sementara p adalah static pressure.
b. Tekanan karena aliran atau kecepatan fluida
Dari persamaan Bernoulli, istilah V /2g mengacu pada velocity head, dan istilah V /2
2
adalah velocity pressure. Dari persamaan diatas nampak bahwa velocity head tidak tergantung
pada densitas, sementara velocity pressure tergantung pada densitas.
(7.8)
Dimana
p
: velocity pressure, Pa
v
dimana
Q
L/s
Tekanan total system merupakan penjumlahan dari tekanan static dan velocity pressure :
(7.11)
Atau
(7.12)
116
Dimana,
Pt
: tekanan total,
Pa
Ps
: tekanan static,
pa
Pv
: velocity pressure,
Pa
pij
pij
pij
pij
nup
= jumlah section ducting pada sisi keluar fan (exhaust/return air subsystems)
ndn
= jumlah sections ducting pada sisi masuk fan (supply air subsystems)
Dari persamaan 7.13, efek gravitasi thermal pada setiap ducting vertical dengan massa jenis udara
lebih berat dari pada masss jenis udara lingkungan di hitung dengan persamaan sebagai berikut ;
(7.14)
Dimana ;
pse
z1 dan z2
117
(7.15)
Dimana ;
Fup dan Fdn
= bagian ducting pada sisi keluar dan sisi hisap dari fan
Pt
return terminal yang dihubungkan dengan 9 section membentuk 6 jalur, yaitu ; 1-3-4-9-7-5, 1-3-49-7-6, 1-3-4-9-8, 2-4-9-7-5,
2-4-9-7-6, and 2-4-9-8.
118
Gambar 7.2. Ilustrasi sistem saluran udara dengan 6 jalur dan 9 section.
Untuk menentukan kebutuhan tekanan fan, maka enam persamaan 7.16 dapat digunakan
dengan memperhatikan bahwa untuk tiap perhitungan tekanan total harus dibuat sama untuk
kesetimbangan system. Sehingga pada umumnya untuk desain system saluran udara akan diambil
jalur ducting yang paling panjang.
(7.16)
119
Pada converging transitions, velocity pressure naik searah dengan aliran udara dan
tekanan total absolute dan tekanan statis absolute akan turun. Sementara pada sisi keluar (titik
6), kerugian tekanan total tergantung pada bentuk dari fitting dan sifat sifat aliran. Sementara
tekanan static dapat lebih atau kurang dari satu, jika tekanan static kurang dari satu berarti
tekanannya dibawah tekanan atmosphere, atau udara dalam ducting lebih ringan dari pada udara
luar. Tekanan static fan dapat di ketahui dari perhitungan sebagai berikut ;
(7.15)
Dimana
Ps
Pt
pv,o
120
= kerugian gesekan, Pa
= factor gesekan
= panjang ducting, m
Dh
= diameter ducting, mm
Dalam aliran laminar (Reynolds numbers kurang dari 2000), maka factor gesekan hanya
merupakan fungsi dari angka Reynolds. Sementara untuk aliran turbulen, factor gesekan dapat
sebagagi fungsi dari angka Reynolds, kekasaran permukaan dan gangguan / halangan pada saluran
udara semisal ada nya filter.
(7.17)
121
Dimana :
Re
= angka Reynolds
Kekasaran Permukaan
Suatu persamaan untuk menghitung factor kekasaran yang telah disederhanakan
olehAltshul (Altshul et al. 1975) dan Tsal, adalah sebagai berikut :
(7.18)
Faktor gesekan yang didapat dari persamaan Altshul-Tsal equation adalah 1.6% dari yang
didapatkan melalui persamaan Colebrooks. Nilai angka Reynolds dapat dihitung menggunakan
persamaan ;
(7.19)
Dimana = viskositas kinematis,
m /s.
2
122
Friction Chart
Tahanan fluida yang ditimbulkan oleh gesekan dalam suatu ducting yang bulat dapat ditentukan
menggunakan grafik pada gambar 7.4. Pada grafik tersebut dapat kita tentukan kerugian gesekan
per panjang ducting jika diketahui diameter ducting dan kecepatan aliran dalam ducting.
123
(7.21)
Dimana ;
124
Dh
= diameter hidrolis, mm
(7.22)
Dimana ;
De
mm
(7.23)
Flat Oval Ducting
Untuk ducting dengan penampang oval, maka diameter equivalent bisa didapatkan menggunakan
rumus 7.24 sebagai berikut ;
(7.24)
Dimana A adalah luas penampang melintang dari ducting oval dan dirumuskan sebagai ;
(7.25)
(7.26)
Dimana ;
125
(7.27)
where
C
pj
= kecepatan, m/s
pv
Sehingga untuk semua fitting kecuali sambungan, maka kerugian tekanan total nya dapat dihitung
menggunakan rumus ;
(7.28)
Nilai Co dapat dilihat pada appendix 7.3.
126
127
128
Gambar 7.5 Berbagai tipe bentuk ducting, (a). Kotak, (b). bulat, (c). oval,
dan (d). Ducting fleksible
129
4. Bagi system saluran udara dalam section, tentukan suplai dan ekhaust terminal, fitting,
dan komponen komponen ducting yang lain (contoh : gambar 7.7 dan 7.8)
5. Tentukan ukuran ducting dengan menggunakan metode desain yang tepat. Hitung
tekanan total dari system, dan pilih fan.
6. Gambar layout system saluran udara dengan detail, jika ducting dan fitting berubah hitung
kembali kerugian tekanan total dan pilih kembali fan.
7. Sesuaikan ukuran ducting untuk memenuhi criteria balancing.
8. Analisa ducting yang sudah direncanakan terhadap noise.
1. Metode gesekan sama dengan kecepatan maksimum (equal friction method with
maximum velocity)
Pada metode gesekan sama ini, ducting ditentukan ukurannya sedemikian rupa sehingga
kerugian gesekan per satuan panjang ducting untuk tiap section adalah sama / konstan. Setelah
dihitung/dipilih dimensi akhir dari ducting biasanya akan diambil ke pendekatan yang ada sesuai
dengan ukuran ducting standard. Kerugian total tekanan dari system ducting pt sama dengan
jumlah dari kerugian gesek dan kerugian dinamis pada berbagai section sepanjang system ducting
yang kritis (biasanya diambil system ducting yang paling panjang).
130
(7.30)
Dimana ;
L1, L2, . . . , Ln panjang ducting pada section 1, 2, . . . , n, (m)
Le1, Le2, . . . , Len panjang equivalent fitting pada section 1, 2, . . . , n, (m)
Jika kerugian dinamis dari suatu fitting saluran udara sama dengan kerugian gesek dari suatu
ducting dengan panjang equivalent Le, dalam m, maka ;
(7.31)
(7.32)
Pemilihan pf,u biasanya berdasarkan pengalaman, misalnya untuk system tekanan rendah
digunakan nilai sebesar0.82 Pa / m. Dan kecepatan maksimum aliran udara dalam ducting
digunakan sebagai pembatas. Metode gesekan sama ini biasanya tidak optimal dalam biaya, dan
damper seringkali diperlukan untuk membuat system balance. Dan karena perhitungan yang
digunakan cukup sederhana, system ini banyak digunakan untuk mendesain system saluran udara
yang kecil.
2. Metode kecepatan konstan (constant velocity method)
Metode kecepatan konstan seringkali digunakan pada system saluran udara buang
(exhaust system) yang membuang partikel emsisi keluar ruangan, jadi aplikasi pada system
pengkondisian udara pada industry. Pertama tama dari metode ini adalah menentukan minimum
kecepatan aliran udara pada masing masing section ducting dengan mengacu pada partikel yang
harus dibuang (semakin berat partikel, semakin besar kecepatan / tekanan yang dibutuhkan)
sesuai dengan pengalaman ataupun data yang ada. Berdasarkan kecepatan ini, maka luas
penampang ducting dan dimensi ducting dapat ditentukan. Kerugian tekanan total dari system
ducting pt (Pa) dapat dihitung sebagai berikut :
131
(7.33)
Dimana
v1, v2, . . . , vn adalah kecepatan rata rata aliran udara pada ducting section 1, 2, . . . , n, (m/ s)
C1, C2, . . . , Cn adalah koefisien gesekan local pada section 1, 2, . . . , n,
Nilai K = 5.35 x 105 for I-P unit (1 for SI unit)
132
Sebagai contoh, suatu ection dari ducting persegi pada titik 1 2 ditunjukan pada gambar.
Ukuran dari ducting ini ditentukan sehingga v1 dan v2 kecepatan rata rata pada bidang 1 dan 2,
dan V1 dan V2 adalah laju aliran vlume, dan A1 and A2 luas penampang melintang. Kerugian
tekanan total pada section 1 2 terdiri atas kerugian gesekan pf1-2 dan kerugian dinamik pada
aliran yang melewati diverging tee p1c,s. Hubungan antara tekanan total pada bidang 1 dan 2
dapat dituliskan sebagai berikut :
(7.34)
Karena pt = ps+ pv , dan densitas udara 1 dan 2 diabaikan maka pf1-2 = pf,u.L1-2. Disini L1-2
menunjukan panjang ducting pada section 1 2. Jika tekanan static pada bidang 1 dan 2 sama,
maka ps1 = ps2, sehingga:
(7.36)
Jika v adalah kecepatan aliran udara dalam m/sm dan pf,u dalam Pa per meter, dan adalah 1,20
kg/m3, dan gc adalah 9,81 kg.m/s2. Maka kecepatan rata rata aliran udara pada ducting dengan
ukuran tertentu adalah :
(7.37)
Untuk setiap section ducting pada bidang n 1 dan n, jika kerugian koefisien total pada fitting
adalah cn, dan koefisien kerugian adalah C(n-1)c,s maka kecepatan aliran pada ducting tersebut ;
1 C( n 1) c , s vn21 p f ,u Ln
vn
1 Cn
0,5
(7.38)
Karena nilai vn-1, Ln, dan Cn diketahui, maka dengan menggunakan metode iterasi, vn dapat
ditentukan, sehingga dimensi dari ducting dapat ditentukan. Dengan metode static regain ini ada
suatu kecenderungan untuk menghasilkan tekanan static pada tiap section, cabang maupun fitting
dari system saluran udara sama, sehingga system juga akan cenderung lebih balance.
133
4. T method
T method diaplikasikan berdasarkan ide tree staging sehingga dinamakan sebagai T
method. Tujuan dari methode ini adalah untuk mengoptimasikan ratio antara kecepata pada
setiap section saluran udara. T method ini terdiri dari prosedure sebagai berikut ;
a. System condensing, menyederhanakan berbagai section ducting menjadi satu sistem yang
lebih sederhana dengan karakteristik hidrolik yang sama.
b. Fan selection, pemilihan fan untuk mendapatkan tekanan yang optimum.
c. Ekpansi system - mengembangkan section ducting menjadi sistem seperti sebelumnya
dengan distribusi kerugian tekanan total yang optimum pada berbagai section ducting.
T method dapat digunakan untuk menentukan dengan pasti kerugian tekanan total pada cabang
ducting. Namun begitu, koefisien kerugian total yang bervariasi pada saat iterasi juga harus
dipertimbangkan pada saat optimasi.
134
135
136
137
138
Dari grafik tekanan pada gambar 7.9 didapatkan bahwa tekanan total dari sistem adalah 679 Pa.
Sehingga tekanan static fan dihitung menggunakan persamaan 7.15 dan didapatkan ;
Ps = 679 119 = 560 Pa
139