1. Pendahuluan
Serbuk tembaga merupakan salah satu bahan logam
yang digunakan untuk membuat komponen
otomotif, elektronika dan juga sebagai bahan untuk
produk cat yang bersifat konduktip. Dalam industri
otomotif dan elektronika, pembuatan komponen
dari serbuk tembaga dilakukan dengan teknologi
metalurgi serbuk, dimana proses metalurgi serbuk
terdiri dari tahapan tahapan mixing, compacting
dan sintering (Subagja dkk, 1996).
Pembuatan serbuk ini menggunakan proses
deposisi elektrolisis dengan metode elektrorefinig,
karena metode ini menghasilkan partikel serbuk
hingga 40 m serta dapat mencapai kemurnian
99,97 % - 99,99 % tembaga murni (Popov dkk,
2002). Proses pembuatan serbuk tembaga
menggunakan elektroda lempengan tembaga
sebagai anoda dan plat (stainless steel) 316L
sebagai katoda, keduanya ditempatkan dalam
tangki yang berisi elektrolit. Katoda berfungsi
untuk proses pengambilan serbuk dilakukan
dengan mengangkat katoda kemudian serbuk
tembaga diserut untuk dikeringkan.
53
2.1. Elektrorefining
Eelectrorefining ( pemurnian elektrik ) adalah
metode yang digunakan untuk memurnikan logam
lebih lanjut. Misalnya logam tembaga mentah,
dicetak menjadi lempeng, yang digunakan sebagai
anoda dalam sel elektrolisis yang mengandung
larutan Cu SO4 dalam H2SO4. Lembaran tipis
tembaga murni digunakan sebagai katoda, dan
tembaga yang larut pada anoda diendapkan dalam
bentuk yang lebih murni pada katoda, sampai
mempunyai kemurnian 99,97 % tembaga. Hasil
lembaran tembaga murni pada katoda kemudian
diproses lanjut, dan diantaranya digunakan sebagai
serbuk tembaga. Gambar 1. menunjukan proses
produksi electrorefining dan Gambar 2. Skema
proses elektrolisis pembantu serbuk logam.
54
2.2.1.Ukuran Partikel
Ukuran partikel mempengaruhi salah satu
karakteristik penting dalam metalurgi serbuk. Ada
dua cara penentuan ukuran partikel, yaitu dengan
possible size measure dan equivalent sphere
diameter. Possible size measure dapat dilihat pada
gambar 5.
55
analysis)
Data pengayakan (sieve analysis) yang digunakan
Meinzer Sieve Shaker dengan ayakan ASTM-E 11
PRNSIEB buatan Jerman. Tingkatan ayakan yang
dipakai 120 mesh (106 m < ), 140 mesh ( 76 - 106
m), 200 mesh (64 - 75 m), 230 mesh ( 46 - 63
m) dan 325 mesh ( < 45 m). Waktu ayakan 8
menit untuk setiap 25 variasi yang di uji komposisi
ukuran serbuknya.Gambar 9. Ayakan serbuk.
Ukuran partikel berpengaruh pada mampu alir
serbuk, pada ukuran partikel 52 75 m memiliki
mampu alir serbuk tinggi (Widyanto, 2008).
Pengunaan serbuk untuk printer 3 dimensi (3 D)
dengan Proses Sinter Deposisi Multi Material
(MMD-Is) optimum dicapai pada 64 74 m
(mesh 200) sampai dengan 46 63 m (mesh 230).
56
5. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian
adalah : (1) Elektrolisis metode electrorefining
dapat digunakan untuk memproduksi serbuk
tembaga, (2) Hasil eksperimen pembuatan serbuk
tembaga, diperoleh presentasi komposisi distribusi
ukuran serbuk tembaga maksimum pada 200 mesh
15 %, 230 mesh 20 % dan 325 mesh < 45 m 47
%. (3) Semakin kecil ukuran partikel, sifat kohesif
serbuk meningkat sehingga mampu alir menurun
(Castellanos,
2000).
Namun
disisi
lain,
meningkatnya ukuran serbuk, menurunkan jumlah
serbuk yang keluar secara bersama melalui lubang
efektif nosel.
6. Daftar Pustaka
57
58