Disusun oleh :
Dr. Drs. Jaja Kustija, M.Sc.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................... i
Modul I SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA ..................................1
Modul
II
&
III
SISTEM
INSTRUMENTASI
ELEKTRONIKA
&
XI
SISTEM
INSTRUMENTASI
ELEKTRONIKA
XII
&
XIII
SISTEM
INSTRUMENTASI
ELEKTRONIKA
MODUL I
SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA
Tujuan
Pokok-pokok Bahasan
1. Definisi Sistem Instrumentasi Elektronika
2. Bagian dari Sistem Instrumentasi Elektronika
3. Contoh Sistem Instrumentasi Elektronika
4. Definisi-definisi dalam Sistem Instrumentasi Elektronika
Daftar Pustaka
1. Rangan Sarma
2. W. Bolton
: Mechatronic
3. William D.Cooper
Quantity
Being
Measured
Sensor
Signal
Conditioner
D
i
s
p
l
a
y
Value
Of
The Quantity
1. Sensor which respond to the quantity being measured by giving as its output a
signal which is related to the quantity
Definisi lain :
Sensor / Tranduser adalah suatu alat yang dapat mengubah suatu besaran
fisis menjadi besaran fisis yang lain.
Untuk keperluan Sistem Instrumentasi Elektronik, tranduser yang digunakan
yang mempunyai output besaran listrik.
Contoh :
Kuantitas yang ingin kita ukur adalah temperatur, supaya temperatur dapat
dibaca secara elektronik maka digunakan sensor termo kopel (Thermocouple).
Temperatur
Thermo
Couple
EMF
(Beda Potensial Listrik)
Gambar 1.2
Beda potensial listrik yang dihasilkan sebanding dengan tinggi rendahnya
temperature.
2. A Signal Conditioner
Which takes the signal from sensor and convert it into a condition which is
suitable for either display.
Ex :
Keluaran dari sensor termokopel adalah tegangan yang masih lemah, maka
pada signal Conditioner (pengkondisian) sinyal ini diperkuat dalam hal ini
alat pengkondisian sinyal adalah Penguat Instrumentasi (Ampli), lebih lengkap
lagi sinyal yang telah diperkuat tadi tumbuh menjadi data digital (ADC)
kemudian dicacah secara digital untuk selanjutnya masuk ke bagian display.
3. A Display Sistem
A Display system where the output from signal conditioner is displayed.
Contoh-contoh display
1. Printer
2. Layar Monitor
3. Jarum
4. Seven Segment
5. LCD
Contoh : Sistem Instrumentasi Elektronik
Pemancar
Ultra Sonic
C
Display
AT 89C51
Penerima
Ultra Sonic
Pemeroses
Object
Gambar 1.3 Pengukuran jarak dengan media ultra sonic dan pengolah signal
mikro kontroler
Konfigurasi Sistem Pengukuran
Dapat dijelaskan seperti pada gambar dibawah ini :
Digital Printer
Input
Measurend
Signal
Conditioner
Tranduser
Digital Display
Analog
Panel
Meter
Power Supply
To Control System
Grafic Recorder
Osiloscope
Magnetic Tape
Recorder
a. The Tranduser
Which Convert the measured into a useable electrical output.
b. The Signal Conditioner
for
suatu
Ketelitian (Accuracy)
Harga terdekat dengan mana suatu pembacaan instrument
mendekati harga sebenarnya dari variable yang diukur.
Ketepatan (Precision)
Suatu
pengukuran
bagi
ukuran
kemampuan
untuk
mendapatkan
hasil
terkecil
masukan
yang
dapat direspon
oleh
instrument
Kesalahan (Error)
Penyimpangan Variable yang diukur dari nilai sebenarnya
Pokok-pokok Bahasan
1. Karakteristik statis
2. Karakteristik Dynamis
3. Sistem Orde nol
4. Sistem Orde satu dengan masukkan step dan ramp
Daftar Pustaka
1. Instrumentation Devices
2. Electronic Instrumentation
And measurement Tekhniques
3. Techniques of Instrumentation
4. Mechatronics
: William. D. Coopera
: A. C. Srivastava
: w. Bolton
2.1. Pendahuluan
Karakteristik kerja instrumentasi secara garis besarnya terbagi dalam dua kelompok
besar adalah :
Karakteristik Statis yang dipresentasikan oleh tingkat presisi dan akurasi. Sifat akurasi
ditentukan oleh sensitivitas, range (jangkauan), non linieritas, hysteresis.
Karakteristik dynamis : Karakteristik ini di definisikan oleh time constant, damping
coefisien dan frekuensi natural.
2.2. Karakteristik Statis
Karakteristik Statis adalah suatu alat ukur (instrumentasi) adalah karakteristik apabila
alat ukur digunakan untuk mengukur suatu kondisi yang tidak berubah karena waktu
atau hanya berubah secara lambat.
2.3. Karakteristik Dynamis
Karakteristik Dynamis suatu alat ukur adalah fungsi waktu. Hubungan masukkan
keluaran dinyatakan dalam bentuk persamaan diferensial karakteristik utama adalah
kecepatan dalam tanggapan kecermatan kecepatan tanggapan (respon adalah
kecepatan alat ukur dalam memberi tanggapan terhadap perubahan kuantitas yang
diukur).
Kecermatan adalah tingkat yang memberi gambar apakah alat ukur tanpa kesalahan
dinamis adalah perbedaan antara kuantitas nilai sebenarnya yang berubah menurut
waktu terhadap nilai yang ditunjukkan alat ukur jika di asumsikan tidak ada kesalahan
statis.
Model matematis yang berkaitan dengan masukkan dan keluaran pada karakteristik
dinamis adalah sebagai berikut.
an
de
d n1eo
d n eo
a
...a1 o ao eo
n 1
n
n 1
dt
dt
dt
= bm
de
dm
d m 1
e
b
e ...b1 i bo ei
m 1
m i
m 1 i
dt
dt
dt
Dimana eo = Keluaran
ei = Masukkan
a dan b adalah tetapan-tetapan yang berkaitan dengan kombinasi parameterparameter
fisik
system.
Persamaan
matematis
diatas
dapat
diselesaikan
d
dt
e o e OCF e opi
a o Dn n a n 1 D n 1 ...a1 D a o 0
Bila akar r1,r2,r3.Rn telah diperoleh maka penyelesaian pelengkap dapat ditulis
sesuai aturan jawaban persamaan diferensial .
Bagian penyelesaian integral tertentu dapat dikerjakan menggunakan metoda
kooefisien tak ditetapkan sehingga diperoleh penyelesaiannya.
eo
ei
eo
bmD m bm1 D m 1 ...b1 D bo
K
( D)
ei
a n D n an1 D n1 ...a1 D ao
Pernyataan diatas menunjukkan perbandingan keluaran dan masukkan dinyatakan
dengan fungsi transfer.
Fungsi transfer sangat berguna dalam menggambarkan karakteristik dinamis sistem
dengan symbol yaitu menggunakan diagram blok misalkan suatu system terdiri dari 4
subsatuan yang mempunyai transfer K1,K2,K3, dan K4. seluruh fungsi transfer dari
sistem adalah :
eo
K1 K 2 K 3 K 4 K 5
ei
ei
K1
K2
K3
K4
eo
eo K 5 ei
Gambar 2.2
Fungsi Transfer Keseluruhan
eo ei K 5
Fungsi transfer menggunakan transformasi laplace.
eo
b S m bm1 S m 1 ...b1S bo
(s) m n
ei
a n S a n1 S n1 ...ai S ao
fungsi transfer menggunakan sinusioda dengan frekuensi anguler () menggunakan
e j
eo bm ( j ) m bm1 ( j ) m1 ...bi ( j ) bo
ei an ( j ) n a n1 ( j ) n1 ...ai ( j ) ao
Instrumen Orde Nol
Semua instrument yang menghasilkan konstanta a dan b sama dengan nol kecuali ao
dan bo sehingga persamaan umum karakteristik sebagai berikut:
eo bo
ei ao
ao eo bo ei
eo
bo
ei
ao
dimana K
bo
kepekaan statis
ao
eo Kei
alat ukur (instrumen urutan nol orde nol jika masukan berubah terhadap waktu maka
keluaran mengikuti secara sempurna tanpa penyimpangan atau kesenjangan waktu.
Instrumen orde nol memperlihatkan penampilan dinamis yang ideal.
R1
Gambar 2.3
e
R
R2 sistem orde nol
Potensio meter menggambarkan
Resistansi
R1
e Ro
E Ri
Ro
E
R1
e KE
Instrumen orde pertama
Model matematik dari model pertama
ai
deo
ao eo bo ei
dt
b
ai deo
.
eo o ei
ao
ao dt
misal
ai
T = Tetapan waktu
ao
bo
K = Tetapan statis
ao
menggunakan operator D
(TDeo eo ) Kei
(TD 1)eo Kei
T
eo
K
ei Td 1
e1
E
t=0
Gambar 2.4
Fungsi tangga
e1 = 0 untuk t = 0
e2 = E untuk t 0
Untuk transformasi Laplace
E1 (s )
T
E
S
deo
eo Ke1
dt
T sEo(s) + Eo(s) = K
(T s + 1)Eo(s) = K
Eo (s) =
E (s )
s
E ( s)
s
K
.E ( s)
s(Ts 1)
K
KT
E(s)
s Ts 1
Eo(s) =
1
1
KE(s)
=
1
s
s
T
eo
... ( 1 e -t / T )
Kei
dapat digambarkan proses system orde pertama terhadap masukkan fungsi step
adalah sebagai berikut:
Xo
Amplitudo
Step Input
Output
ke1
0,632
Kx
Gambar 2.5
t
Response System orde pertama jika diberi masukkan
step
ei mt Ei ( s ) L mt
Ei ( s )
m
s2
10
E (s)
K
m
. 2
(Ts 1) s
1
T
T
= Km 2
1 s
s
s
T
outputt
Steady state
Amplitudo
ss = KmT
Gambar 2. 6
Rspons system orde pertama jika diberi masukkan ramp
t
11
MODUL IV
SISTEM INSTRUMENTASI ORDE 2
Buku Rujukan
1. Rangan Sarma
2. W. Bolton
: Mechatronic
3. William D.Cooper
a2
de
d 2eo
a1 o ao eo bo e1
2
dt
dt
a2 s 2eo ( s ) a1seo (s ) ao eo ( s ) bo ei ( s )
(a2 s 2 a1s ao )eo ( s ) boei ( s )
semua dibagi dengan ao
a2 2 a1
b
s s 1)eo ( s) o e i (s )
ao
ao
ao
Jika dimisalkan
1.
bo
K
ao
2. n
ao
a2
1
2
a2
ao n
12
3.
a1
2 ao a2
a1
2 n
ao
Sehingga
s2
n 2
2 n s 1)eo (s ) Kei ( s )
eo
2
s
Kei (s)
n 2
eo
(s) 2
s
ei
n 2
1
2
K
2
s 1
s 1
contoh system orde 2 pada system yang mengandung pegas, gesekkan dan
percepatan
dx
d2x
b kx f (t )
2
dt
dt
Es
Gambar 4.1
ei (t ) 0
Untuk t 0
ei (t ) Es
Untuk t 0
L ei (t) =
Es
s
13
eo ( s)
1
2
E
s
2
K s
s 1
2
s
n n
2
eo ( s )
n
2
KE s s ( s 2 n s n
ada tiga kemungkinan response dari system orde 2 untuk masukkan berupa step input
tergantung dari harga antara lain :
a. Untuk 1 (Overdamped)
Dengan menggunakan transformasi balik (inverse transformasi laplace) akan
didapat
2 1
eo
(t )
exp( 2 1) nt
KE s
2 1
2 1
exp( 2 1)n t 1
2 1
eo ( s )
n
2
KE s s ( s 2 n s n
n 2
s( s n ) 2
A
B
c
2
s ( s n )
( s n )
sehingga
n 2 A(s n ) 2 B.s Cs (s n )
untuk s = n
Didapat B = n
14
diferensiasi dari *
0 = 2 A (s +n) + B + C ((s + n)+ s))..(**)
Untuk
s = -n
0 = B + C (-n)
0 = -n C -n
C = -1
Diferensiasi dari **
0 = 2 A + C(2)
A = -C = 1
Sehingga persamaan menjadi
eo ( s ) 1
(n )
1
2
KE s s ( s n ) (s n )
dan
eo
(t ) 1 nte nt e nt
KE s
eo
(t ) 1 (1 nt ) exp( nt )
KE s
sedang kemungkinan ke tiga adalah
1 (under damped)
didapat hasil
eo
exp( n t )
sin(( 1 nt ) )
(t ) 1
KE s
1 2
dimana
inv sin 1 2
Respon dari system orde 2 terhadap masukkan step dapat digambarkan sebagai
berikut :
15
1,5
STEP INPUT
eo
KEs
= 0,1
= 0,7
1,0
= 1,0
= 1,5
= 3,0
0,5
1
xt
Gambar 4.2
System orde 2 dengan input rampt :
Input rampt
ei (t) = mt
Ei(s) =
m
s2
eo
2
2
2 2 1
2
(t ) ( Kmt
)
exp( nt )(cosh nt 2 1
sinh
1
)
n
KEi
n
n
2 2 1
b. =1
eo
2
2
t
(t ) ( Kmt
)
exp( nt )(1 n
2
KEi
n n
c. 1
2
exp( nt )
eo
(t ) ( Kmt
)
sin(n t 1
n
KEi
n 1 2
dimana
2 1 2
invtg
2 2 1
16
= 0,4
3
0,6
0,8
eo
KEi
1,0
1,5
Gambar 4.3
nt
17
MODUL V
SISTEM INSTRUMENTASI
TRANSDUCER
(tinggi)
menggunkan
transducer kapasitor.
Terminal
kapasitor
Tinggi cairan
2 o KeL
R
Ln 2
R1
dimana
c = kapasitansi (Farad)
Ke= Konstanta dielektrik medium
L = tinggi kapasitor
o= permebilitas listrik udara/ vacuum
18
Xc
1
c
Vc
Ac
jXc
RjXc
Vc
Gambar 5.2
Dihitung dalam bentuk phasor
Contoh lain transformer Pasif
Transducer perpindahan menggunakan resistansi terubah
Sa pu
P erpindahan
E o
Gambar 5.3
A
R Resistansi ()
Panjang (m)
R
A Luas (m 2 )
Re sis tan si bahan (m)
harga resistansi berbanding lurus dengan l sehingga jika panjang resistor perubah
maka resistansinya berubah. Denganmemberi sumber dari luar maka akan
didapatkan perpindahan berbanding lurus dengan tegangan keluaran.
19
Rw
.Ei
Rt
EO tegangan keluaran
EO
E i tegangan masukkan
Rw Resistansi antara sapu dan termin al
Rt Re sis tan si total
2. Transducer jenis pembangkit sendiri (Self generating type)
Adalah transducer yang menghasilkan suatu tegangan atau arus analog bila
diransang oleh suatu bentuk fisis enrgi tertentu, transducer pembangkit sendiri tidak
memerlukan daya luar.
Contoh :
Anoda
Katoda
Cahaya
b. Rangkaian uji
a. Kontruksi
Gambar 5.4
Dapat digambarkan karakteristik dari fotolistrik sebagai berikut:
20
0,8
15
0,6
0,4
10
0,4
5
80 v
160 v
Tegangan
anoda
Gambar 5.5
20
Perhatikan bahwa untuk tegangan diatas 20 volt arus keluaran hampir tidak
bergantung pada tegangan yang diberikan tetapi tergantung dari intensitas cahaya
yang masuk melalui tabung, arus keluaran
biasanya
Magnet
permanent
Rotating coil
Gambar 5.6
Menurut prinsip Faraday
Jika penghantar mendapat fluks magnet yang tidak konstan akan menghasilkan ggl
induksi sebesar
d
dt
e ggl induksi
N Jumlah lilitan
d
Perubahan fluks magnet terhadap waktu
dt
d d
B.ds
dt dt
e N
[fluks magnet ] yang dihasilakan dari magnet permanent berharga kostan tetapi
karena lilitan
penghantar) akan mendapat fluks yang berubah sesuai dengan posisi penghantar.
21
Maximum
Fluks maksimum
Gambar 5.7. (a) Penghantar mendapat fluks maximum (b)gambar penghantar
mendapat fluks sama dengan nol.
d
( m sin t )
dt
e N m cos t
e N
22
E cn
E tegangan keluaran
c konstanta
fluks magnet
n rotasi permenit
23
MODUL VI
INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA
OP-AMP
Tujuan Instruksional Umum
Buku Rujukan
Rangan Sarma
W. Bolton
: Mechatronic
William D.Cooper
6.1. Pendahuluan
Penguat operasional atau op-amp (dari kata operational amplifier) adalah
penguat diferensial dengan dua masukan dan satu keluaran yang mempunyai
penguatan tegangan yang amat tinggi, yaitu dalam orde 105. dengan penguatan
yang amat tinggi ini, penguat operasional dengan rangkaian balikan lebih banyak
digunakan daripada dalam lingkar terbuka.
Pada masa kini op-amp dibuat dalam bentuk rangkaian terpadu atau IC
(Integrated Circuit), dimana dalam satu potong kristal silicon dengan luas kurang dari
1 mm2 terkadang rangkaian penguat lengkap terdiri dari banyak transistor, dioda,
resistor, dan kadang-kadang kapasitor. Kini kita dapat membeli suatu IC yang dalam
satu potongan kristal mengandung empat buah op-amp sekaligus.
Pemakaian op-amp amatlah luas meliputi bidang elektronika audio, pengatur
tegangan dc, tapis aktif, penyearah presisi, pengubah analog ke digital dan
pengubah digital ke analog, pengolah isyarat seperti cupliktahan , penguat pengunci,
pengintegral, kendali otomatik, computer analog, elektronik nuklir, dan lain-lain.
6.2. Sifat-sifat ideal op-amp
Op-amp biasanya dilakukan dengan gambar 6.1
24
Gambar 6.1
Tampak ada dua masukan, yaitu masukan pembalik (inv) dan masukan tak
membalik (non inv). Masukan diberi tanda minus dan masukan tidak membalik diberi
tanda (+). Jika isyarat masukan dihubungkan dengan masukan membalik, maka
pada daersh frekuensi tangah isyarat keluaran berlawanan fasa atau berlawanan
tanda dengan isyarat masukan.
Sebaliknya jika isyarat masukan dihubungkan dengan masukan tak membalik maka
isyarat keluaran sefasa atau mempunyai tanda yang sama dengan isyarat masukan.
Pada umumnya op-amp menghasilkan tegangan keluaran yang sebanding
dengan beda tegangan isyarat antara kedua masukannya. Op-amp semacam ini
dikenal sebagai op-amp biasa.
Disamping op-amp biasa ada pula op-amp yang menghasilkan tegangan
isyarat keluaran yang sebanding dengan beda arus masukan. Op-amp semacam ini
dikenal sebagai op-amp Norton. Satu contoh op-amp Norton adalah IC LM 3900
buatan National semikonduktor. Satu macam ini adalah op-amp yang menghasilkan
arus keluaran yang sebanding dengan beda tegangan isyarat antara kedua
masukannya. Op-amp semacam ini disebut penguat transkonduktansi operational
(Operational Transconcuctance Amplifier-OTA). Satu contoh OTA adalah IC 3080
buatan RCA. Pada bahasan ini hanya sebatas op-amp biasa.
Beberapa ideal sifat op-amp adalah:
a. Penguat lingkar terbuka tak berhingga atau Av,ib =
b. Hambatan keluaran lingkar terbuka adalah nol, atau Ro, ib = 0
c. Hambatan masukan lingkar terbuka tak berhingga atau Ri,ib =
d. Lebar pita tak berhingga, atau f = f2 f1 =
e. Nisbah penolakan bersama (CMMR) =
Marilah kita tinjau op-amp yang popular digunakan yang dikenal dengan IC 741.
pada mula IC 741 dibuat oleh Fairchild Semiconductor dan bernama A 741. Akan
25
tetapi oleh karena amat popular hamper semua perusahaan membuatnya. Untuk 741
kita mempunyai data sebagai berikut Ri,lb = 2 M, CMMR = 90 dB, Av,lb = 2000009
pada frekuensi rendah), Ro,lb = 75, lebar pita untuk penguatan =1 adalah 1 MHz.
26
vo = Av,lb Vab
sedangkan
Co = Av,it vi
Tegangan puncak-puncak isyarat keluaran tak melebihi 2 Vcc, sebab bila ini terjadi
isyarat keluaran akan tergunting, akibatnya Vab
vo
0 , elah karena itu penguatan
Av ,lb
lingkar terbuka tampak Vab 0 atau va vb, akan tetapi antara a dan b ada hambatan
masukan Ri yang amat besar, dalam keadaan ini dikatakan titik a dan b keadaan
hubungan singkat maya
Selanjutnya oleh karena titik b dihubungkan dengan tanah, titik a dikatakan berada
pada tanah maya. Adanya hambatan masukan Ri yang amat besar antara masukan
membalik dan tak membalik mengakibatkan arus yang mengalir kedalam masukan
membalik dan tak membalik amatilah kecil. Arus isyarat pada penguat membalik
ditunjukkan pad gambar 6.4
vi
R1 , Hambatan
ii
A
Ro,lt ( Ro ,lb ) v ,lt
Av ,lb
oleh karena titik a dan b ada dalam keadaan hubung singkat maya dan b pada
tanah, maka titik a ada pada tanah maya. Tegangan isyarat pada titik a mendekati
nol, akan tetapi titik terpisah dari tanah oleh hambatan masukan Rid yang amat
besar. Oleh karena adanya hambatan dalam antara masukan membalik dan
membalik amat besar maka
i2 0 sehingga i1 i3 .
27
kedua hal ini yaitu kedua masukan op-amp ada dalam hubung singkat maya dan
bahwa arus isyarat yang masuk dalam op-amp amat kecil sehingga dapat diabaikan,
merupakan dasar berfikir terhadap cara kerja op-amp.
Marilah kita kembali kepada penguat pembalik dari gambar 6.3 kita peroleh :
vi ii Ri v a
va vb 0
i1 i3
v a v c i3 R 2
vc vo
dari hubungan diatas kita peroleh vi = ii Ri dan vo = - i3 R2 = i1 R2 sehingga :
Av ,lt
vo
i R
R2
1 2
vi
i1 R1
R1
contoh 6.1
misalkan kita mempunyai rangkaian penguat pembalik seperti pada gambar 6.5
vo R2 120 K
12
vi
R1
10 K
atau
vo = - 12 vi
akan tetapi vi
Rin,lt
R1
vs
vs
Rs Rin ,lt
Rs R1
sehingga
10 K
v s 8vs 800mVpp
vo 12vi 12
10 K 5 K
28
vo
R2
v s R1 Rs
penguat tak membalik
Gambar 6.7
Marilah kita tinjau lingkar tertutup penguat tak membalik dengan anggapan bahwa
lingkar terbuka Av,lb = . Perhatikan gambar oleh karena masukan membalik dan tak
membalik berada pada keadaan hubung singkat maya maka Vb = Vi.
Akan tetapi Vb
R1
R1
va
vo
R1 R2
R1 R2
R
Av ,lt 1 2
R1
29
Hambatan masukan penguat tak membalik amat tinggi karena isyarat masukan
berhubungan langsung dengan masukan tak membalik secara teori
A
Ri ,lt Ri , dif Ri ,lb v ,lb
Av ,lt
R1
i1
R2
R1 i2 i3
30
Dari gambar 6.9 terlihat arus i1 dari masukan v1 terus menuju titik a dan tak akan
masuk R2 dan R3. Begitu juga halnya dengan arus i2 dan v2, dan arus I3 dari
masukan v3. Jadi arus dari ketiga masukan ini tak saling mengganggu. Jumlah ketiga
arus masukan ini seolah-olah diteruskan ke R4oleh karena ia 0 sehingga
va vo = i R4 = ( i1 + i2 + i3 ) R4
Oleh karena va = 0 tanah maya maka
vo = -i R4 = - ( i1 + i2 + i3 ) R4
i1
v1 va v1
R1
R1
i2
v2 v a v2
R1
R2
i3
v3 va v3
R3
R3
v
v
v
vo 1 2 3 R4
R1 R2 R 3
R
R
R
vo 4 v1 4 v2 4 v3
R3
R2
R1
Penguat jumlah ini sering digunakan untuk menjumlahkan atau mencampur berapa
isyarat suara tanpa saling mengganggu. Alat semacam ini dikenal sebagai audio
yang digunakan untuk mencampur isyarat musik dari instrument dan suara penyanyi
melalui mikropon.
31
MODUL VI
INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA
SIFAT DAN BESARAN OP-AMP
Tujuan intruksional umum
Agar mahasiswa dapat memahami sifa tdan besaran Op-amp
Tinjauan Instruksional khusus
1. Dapat menerangkan tentang ofset tegangan keluaran
2. Dapat menerangkan tentang tanggapan amplitude
3. Dapat menerangkan impedansi keluaran dan masukan
Buku Rujukan :
a. Rangan Sarma
b. W. Bolton
Mechatronic
c. William D. Cooper
32
Vo Voo Vos
Gambar 7.2 Pengaruh ofset pada isyarat keluaran (a) tanpa ofset Voo;
(b) dengan ofset Voo.
Jika ada ofset, isyarat keluaran akan menumpang di atas tegangan ofset sehingga
ib1
ib1
ib 2
ib 2
vo
vo
R3 R1 // R 2
33
dilihat dari titik a resistor R1 dan R2 tampak paralel, sehingga jika pada masukan tak
membalik (+) kita beri hambatan R3 dengan R3=R1//R2, maka kedua masukan akan
melihat hambatan yang kurang lebih sama, sehingga ofset tegangan keluaran oleh
arus panjar
masukan berkurang. Kedua arus panjar masukan, yaitu IB1 dan IB2
tidaklah sama besar. Selisih kedua arus panjar masukan ini disebut ofset arus
panjar, yang dinyatakan sebagai
Vo,of I io R2 5 Volt . Besar arus panjar masukan dan ofset pada arus masukan
amat penting pada penguat intrumentasi, pada pengintegral dan cuplik pada tanah.
34
Gambar 7.5 Pengaturan ofset keluaran (a) Penguat pembalik (b) Penguat tak
membalik
Tanggapan Amplitudo
op-amp
Av, gb
dB
110
100
80
Kemiringian -6 dB/oktaf
60
40
20
0
1
10
100
1 K 10 K
1M
10 M
F(log)
35
Misalkan kita ingin menentukan tangapan amplitude penguat lingkar tertutup sebesar
AV. lt = 40 dB. Kita tarik garis ab pada AV = 40 dB. Bagan Bode untuk lingkar tertutup
diberikan oleh garis patah abc, dan tanggapan frekwensinya dilukiskan dengan garis
putus-putus (gambar 7.7). Dari gambar 7.7 tampak bahwa jika digunakan penyangga
dengan penguatan satu (0 dB), 741 dapat mempunyai frekwensi potong atas 1 M Hz.
Dengan kata lain dapat dikatakan, lebar pita pada penguatan satu kali adalah 1 MHz.
Op-amp LM 357 misalnya mempunyai lebar pita pada penguatan satu kali sebesar
20 MHz.
Av , gb
dB
110
100
80
60
40
20
c
0
1
10
100
1K
10 K
1M
10 M
F(log)
C k 30 pF
C k 5 pF
C k 2 pF
Gambar 7.8 Op-amp 748 beserta tanggapan amplitudonya; (a) diagram kaki
beserta rangkaian untuk ofset; (b) tanggapan amplitudo.
36
keadaan ini 748 tak dapat digunakan untuk penguatan lingkar tertutup kurang dari 10
dB, atau agar lebih pasti jangan digunakan untuk penguatan lebih dari 20 dB, atau
10 kali. Untuk Ck = 2 pF jangan gunakan 748 untuk penguatan kurang dari 40 dB
atau 100 kali.
Keuntungan op-amp dengan kompensasi luar ialah pada nilai penguatan tinggi kita
dapat mempunyai frekuensi potong atas yang lebih tinggi dari op-amp kompensasi
dalam.
Laju belok
Laju belok menyatakan sifat op-amp terhadap isyarat besar berupa isyarat persegi
atau denyut, yaitu untuk perubahan tegangan yang mendadak. Laju belok dinyatakan
dengan
v
yang menyatakan berapa volt isyarat keluaran berubah dalam waktu 1
s
s , jik masukan diberi isyarat berbentuk tingkap. Op-amp untuk keperluan umum
biasanya mempunyai laju belok sekitar 0,5
v
, seperti 741 , 709 301 dan
s
sebagainya. Op-amp LF 357 dengan lebar pita untuk penguatan satu sebesar 20 M
Hz mempunyai laju belok 50
v
v
. Op-amp LH 0024 mempunyai laju belok 500
.
s
s
Untuk laju belok ayng lebih tinggi orang harus menggunakn op-amp hybrid yang
merupakan campuran IC dan diskret. Pengaruh laju belok pada bentuk isyarat
keluaran dilukiskan pada gambar 7.9
t
V0
37
vo
. Laju belok disebabkan
t
kapasitor kompensasi luar makin tinggi laju belok . Jika kita bekerja dengan op-amp
kompensasi luar kita dapat mengatur nilai laju belok yang lebih tinggi dengan
menggunkan
kapasitansi
yang
kecil,
dengan
kemantapan
balikan
yang
bersangkutan.
Impedansi masukan dan keluaran
Op-amp yang ideal mempunyai impedansi atu hambatan takberhingga dan
hambatan keluaran nol .
Ric
Rid
Ric
vi
ii
38
R2
Ric
R1
ii
id
Rid
Ric
Vs
ic
Vs
ii ic id
tetapi
ic
vi
Ric
id
vab
v
dan vab o
Rid ,lb
Av ,lb
sehingga id
vo
Rid ,lb Av ,lb
tetapi vo Av,lt vi
sehingga id
Av ,lt vi
Rid ,lb Av ,lb
dapat dituliskan id
vi
Rid ,lb
Av ,lb
Av ,lt
vi
Rid ,ef
Av,lb
Rid ,lb
Av ,lt
oleh karena ii ic id
ii
vi
v
i
Ric Rid ,ef
maka
1 ii
v
v
i i
Ri vi Ric Rid ,ef
atau
Av,lb
Rid ,lb
Av ,lt
39
Rid ,ef adalah impedansi masukan difrensial dilihat dari difrensial a dan b, pada
keadaan lingkar terbuka R id, ef Rid ,lb . Nyata bahwa walaupun Rid ,lb mungkin
mempunyai nilai tak terlalu besar , tetapi keadaan lingkar tertutup tampak
mempunyai nilai efektif sebesar
Rid ,ef
Av,lb
Rid ,lb
Av ,lt
Rid ,ef Ric sehingga
i2
vid
io
R1
Rid
ii
Ric
ic
Vo ,b Av, ohVid
Vs
Vs
Ro voio
dari gambar
40
io i1 i2
i2
vo
R1 R2
i1
Ro ,lb
Ro ,lb
vid
R1
vo
vo
R
R1 R2
1 2
R1
vo
Av ,lt
Av ,lb x
io
Ro
vo
Av ,lt
Ro,lb
ii
vo
vo
R1 R2
1
1
1
atau
Av ,lt R1 R2 Ro,lt
Ro ,lb
Av ,lb
A
Ro ,lt Ro,lb v,lt //( R1 R2 )
Av ,lb
A
Ro ,lt Ro ,lb v ,lt
Av ,lb
karena Ro ,lb
Av ,lt
( R1 R2 )
Av ,lb
41
b. W. Bolton
Mechatronic
c. William D. Cooper
penguat
e1
Ri , dif
e2
42
Besaran RicM adalah hambatan atau impedansi atau impedansi masukan diferensial .
eo,o adalah tegangan keluaran tanpa beban (terbuka) dan Ro adalah hambatan atau
impedansi keluaran. Karena penguat instrumentasi adalah penguat loop terbuka.
Maka tak perlu dipasang rangkaian umpan balik untuk menggunakannya seperti
halnya penguat operasioanal (op-amp). Penguat instrumentasi yang bermutu tinggi
dibuat dalam bentuk hybrid yaitu campuran IC dan komponen diskrit. Satu contoh
penguat instrumentasi adalah penguat Burr-Brown 3620. spesifikasi penguat
ini
43
ea Vo ( R2 R6 ) I a
eb 0 ( R5 R7 ) I b
selanjutnya kita gunakan suatu sifat op-amp yang lain
inverting dan non inverting ada dalam keadaan hubung singkat virtual oleh sebab ini:
VO I a R6 I b R7
dari ketiga persamaan ini kita peroleh ;
VO I a R6 I b R7VO
VO (1
R7
R6
eb (ea VO )
R5 R7
R2 R6
R6
R7
R6
eb
)(
ea )
R2 R5 R7
R2 R6
agar tegangan Vo sebanding dengan selisih tegangan isyarat masukan maka hasrus
dibuat agar :
R7
R6
R
R
atau 5 2
R5 R7 R2 R6
R7 R6
sebaiknya digunakan R5 =R2 dan R7 = R6 maka :
VO (1
R6
R6
)
eb ea )
R2 R2 R6
44
VO
R6
(ea eb )
R2
jadi
Av , dif
VO
R
6
ea eb
R2
eb ea eCM
seperti gambar 8.4
R6
R2
+
R5
R7
Vo
VO (1
R6
R7
R6
)(
)eCM (8.5)
R2 R5 R7 R2 R6
seperti telah digunakan diatas jika digunakan R7=R6 dan R5=R2 kita peroleh
penguat difrensial akan tetapi dalam prakteknya tidak mungkin membuat dua
hambatan tepat sama. Resistor yang dijual ditoko mempunyai toelransi minimum 1
%.
Misalkan
R7
R6
1
R5 R7 R2 R6
Maka VO (1
Av ,CM
R6
)eCM
R2
VO
R
(1 6 )
eCM
R2
CMRR
Av , dif
Av ,CM
CMRR (
R6
R2
1
(
)
R2 R2 R6
R6
1
)
R2 R6
45
jadi agar diperoleh CMRR yang tinggi diperlukan komponen dengan presisi yang
tinggi pula .
Marilah kita kembali kepada gambar 8.2 dan kita lukiskan bagian I
V PQ
VPQ VP VQ I ( R1 R3 R4 )
akan tetapi V A VB ea eb IR3
sehingga I
ea eb
R3
sehinggs V (1
R1 R4
)(ea eb ) Persamaan 8.8 menyatakan bahwa bila ea= eb=
R3
eCM maka VPQ=0 sehingga Av,CM=0, yang berarti bahwa pada rangkaian Gambar 8.2
penurunan CMRR disebabkan oleh bagian II saja. Ini berarti bahwa dipandang dari
segi CMRR hanya R2,R6, R5 dan R7 yang harus mempunyai nilai yang presisi.
Penguatan
dari
seluruh
rangkaian
gambar
8.2
dapat
diperoleh
dengan
Av , dif (1
R1 R4 R6
)( )
R3
R2
suatu contoh rangkaian instrumentasi ditunjukkan pada gambar 8.6 yang digunakan
adalah tipe CA 3140 yaitu CMOS-input op-amp dengan Zin(CM)=1012 ,
CMRR=90dB, unity gain bandwith 7,5 MHz dan PSRR = 90dB. IC CA 3240 adalah
dua CA 3140 yaitu dalam satu IC ada dua op-amp seperti Ca 3140.
46
+15V
10 M
3 -
2n
1%
5K1
OA1
2 +
100K
100K 1%
+15V
2n
1%
100K
OA3
OA1,0A2:CA324
3
3K9
V1
100K
1%
6 OA2
10M
6
2K
Vo
100 K
1%
2n
2
5K1
+
4
1%
2n
OA3:CA314
-15V
Eb(1
R2
)
R1
47
(1
R4
)
R3
Kita gunakan dua sifat op-amp yaitu bahwa masukan inverting dan non inverting ada
dalam keadaan hubung singkat virtual, dan bahwa hambatan difrensial antara kedua
masukan ini amat besar . sehingga arus yang masuk dapat diabaikan. Dari gamba
r8.7 kita peroleh :
I o I1 I 2
I o ( Eo Ea ) / R4
I1 ( Ea Eb )(1
R2
) / R3
R1
I 2 ( Ea Eb ) / R5
dari hubungan-hubungan di atas kita dapatkan:
Eo Ea (1
R4 R4
RR R R
) Eb ( 2 4 4 4 )
R3 R5
R1R3 R3 R5
Eo (1
R4 R4
)( Ea Eb )
R3 R5
I o I1 I 2
I2
( Eb Ea )
R5
I3
Ea
I2
R1
I3
Ea Eb Ea
(
)
R1
R5
Ec Ea R2 (
Ec Ea
R
R
R2
Ea 2 Ea 2 Eb
R5
R1
R1
E a (1
I1
Ea Eb Ea
)
R1
R5
R2 R2
R
) 2 Eb
R1 R5
R5
1
Eb Ec
R
R R
( Eb (1 2 ) Ea (1 2 2 ))
R1 R5
R3
R3
R5
I o I1 I 2
1
R
R R
E Ea
( Eb (1 2 ) Ea (1 2 2 ) b
R3
R5
R1 R5
R5
48
VO Eb R4 I O
R2 R2 R4
R2
R4
)
( Eb Ea )
Eb (1 ) Ea (1
R1 R5 R5
R5
R3
R
R
R
R R
R
Eb 4 Eb (1 2 ) Ea 4 (1 2 2 ) 1 ( Eb Ea )
R3
R5
R3
R1 R5
R5
Eb (1
(1
R R R R R R
R4 R4 R2 R4
) Ea (1 4 4 2 4 2 4 )
R3 R3 R1 R3 R5 R5
R3 R3 R5 R5
R4 R4 R2 R4 R4 R4 R2 R4 R2 R4 R4 R2
1
R3 R3 R5 R5 R3 R3 R1 R3 R5 R5 R3 R1
R4 R1
R2 R3
( Eb Ea )(1
R4 R4 R2 R4
)
R3 R3 R5 R5
( Eb Ea )(1
R4 R4
R
2 4 )
R3 R3
R5
( Eb Ea )(100 2
atau AV ,diff (1
dapat dituliskan
R4
)
R5
R4 R4
)
R3 R5
R4 R2
1
R1 R3
CMRR
Av , dif
Av,CM
(1
R4 R4
)/
R3 R5
dijumpai dalam instrumentasi dan juga di dalam rangkaian lain seperti IC analog
multiplier. Yaitu MC 1496 dan juga IC balanced modulator MC 1495. Pada gambar
diatas transistor Q1, Q2, Q3, dan Q4 sebaiknya terbuat dari IC yang berisi transistor
array seperti LM 314 atau CA 3049 .
49
R6 = R7 = 1211 k.1%
R8 = R9 = 100 k.1%
R1 = R2 = 470
R3 = R4 = 2 k. 1%
R10 = 10
R5 = 1 k (pot)
Va VO I 2 R6
akan tetapi Va=Vb sebab masukan op-amp ada dalam keadaan hubung singkat
virtual akibat kita peroleh :
Vo I1 ' R9 I 2 ' R6
bila digunakan R9 R8 maka Vo ( I1 ' I 2 ' ) R8
sekarang marilah kita pikirkan rangkaian transistor pada penguat di atas Dua
transistor Q1 dan Q2 membentuk penguat difrensial. Sedang transistor Q3 dan Q4
membentuk sumur arus tetap (constant current sink).yang menarik arus sama yaitu I
dari Q1 dan Q2. Kalau kita gunakan hokum kirchoff untuk arus arus pada titik c dan
d kiat akan peroleh:
I1 I o I
I 2 I IO
sehingga I 2 I1 2 I O
Kembali pada titik a dan b . Va Vcc R7 I o 2
Vb Vcc R6 I o1
Karena Va Vb dan kita buat R7 R6 maka I o1 I o 2 yang berarti I1 ' I1 I 2 ' I 2
Vc Vd ( Ea Eb )
dan
R11
R11
Vo 2
R8
R
( Ea Eb ) atau Av , dif 2 8
R11
R11
51
MODUL X
SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA
PENGOLAHAN ISYARAT DIGITAL TO ANALOG CONVERTER
Tujuan Instruksional Umum :
Agar mahasiswa dapat memahami tentang Digital Analog converter
Tujuan Instruksional Khusus :
Dapat menjelaskan tentang pengubahan data analog
Dapat menjelaskan bagian- bagian rangkaian DAC
Dapat menjelaskan penurunan jenis-jenis DAC
Buku Rujukan :
Rangan Sarma
W. Bolton
Mechatronic
William D. Cooper
52
I tot
Gambar 10.1
I Tot (
Vref
R
(1
Vref
2R
Vref
4R
Vref
8R
1 1 1 Vref
)
2 4 8 R
Vo K R2 I tot K
Vref
2
(1
1 1 1
)
2 4 8
1 1 1 1
Vo KVref ( )
2 4 8 16
Vo KVref (2 1 22 2 3 2 4
Tampak bahwa tegangan keluaran Vo adalah sebanding dengan Vref dikalikan dengan
nilai kode biner natural dari masukannya.
DAC dengan tegangan acuan Vref di luar rangkaian, artinya tidak ada di dalam IC
disebut multiplying (MDAC)
Soal :
Diket Vref = 5V R= 5k
D0, D1, D2,D3, masing-masing urutan bit rendah ke bit tinggi
53
Tabe 10.1
No.
D3
D2
D1 D0
Arus
keluaran
Perbandingan
Maksimum
0
10
11
12
13
14
15
------
1/15
Saklar arus
Gambar 10.2
54
Transistor di atas bisa dihidupkan (saturasi) apabila titik D0, D1, D2,D3, diberi tegangan
yang menghasilkan arus basis yang cukup membuat transistor saturasi sebaliknya jika
D0, D1, D2,D3, bertegangan nol maka transistor cut-off..
Pada masa kini orang telah membuat DAC dalam bentuk rangkaian terintegrasi (IC).
Beberapa tipe yang banyak digunakan adalah MC 1408 buatan Motorollah, DAC-08
membuat Precision Monolisthics dan AD 7522 buatan analog divices.
Ketiga DAC yang tersebut di atas adalah MDAC (multiplying DAC) dimana jaringan
tangga R-2R serta saklar arus sudah ada dalam IC, sedang Vref dan Op-amp ada
diluar.
Sebagai contoh diagram fungsional DAC 8 bit MC 1408 ditunjukkan pada GB. 10.3
adalah dari multiplying DAC, dan perlu menggunakan tegangan acuan di luar IC.
MSB
A1
A3
A2
Range
1
control
A5
A4
A6
A7
10
11
A8
LSB
12
Io
Saklar-saklar arus
Tangga R-2R
Arus Bias
2
Gnd
Vref (+)
14
Vref (-)
15
13
Vcc
Penguat
Arus
Acuan
16
compen
V EE
(a)
Pasangan sumber
arus npn
55
Io
Vref
R
2 mA
18V. masukan logika dapat deprogram agar dapat bekerja untuk berbagai keluarga
logika (TTL,CMOS ECL dsb).
56
VLC
6,2K
10V
3,6K
(C)
0.1F
CMOS -10V
Gambar 10.4
(a) Rancangan DAC-08 dalam rangkaian untuk menghasilkan tegangan keluaran
negatif. (b) Penyambungan VLC untuk CMOS 5 V (c) penyambungan VLC CMOS 10 V.
Pada gambar diatas impedansi masukan keluaran DAC adalah 5 k bila dinginkan
impedansi masukan keluaran yang rendah kita dapat memasang suatu buffer. Agar
masukan digital bekerja untuk tingkat tegangan TTL, kaki VLC harus dihubungkan
langsung dengan pertanahan. Untuk hubungan dengan tingkat logika CMOS VLC
dihubungkan dengan tanah melalui rangkaian seperti ditunjukkan pada gambar 10.4 b
dan c. hubungan antara logika digital pada masukan tegangan keluaran analog pada
gambar 10.5 ditunjukkan pada table 10.2.
57
Tabel 10.2
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8
Io(mA)
I o (mA)
Eo(V)
E o(V )
FS
1 1
1,992
0,000
-9,960
-0,000
FS-LB
1 1
1,984
0,008
-9,920
-0,040
1 0
1,008
0,984
-5,040
-4,960
1 0
1,000
0,992
-5,000
-5,000
FS- 0 1
0,992
1,000
-4,960
-5,040
FS+LB
FS
LB
0+LSB
0 0
0,008
1,984
-0,040
-9,920
0 0
0,000
1,992
-0,000
-9,960
(a)
Gambar 10.5
Tabel 10.3
B1B8
EO(mV)
EO (mV)
+FS
1 1
1 1
1 1 1 1 -9,940
+10,000
+FS-LSB
1 1
1 1
1 1 1 0 -9,840
+9,920
1 0
0 0 0 0 0
0 0,000
+0,080
-FS+LSB
0 0
0 0 0 0 0
1 +9,920
-9,840
-FS
0 0
0 0 0 0 0
0 +10,000 -9,940
58
RL
LSB
MSB
Vref
+2,5 V
5,0K
12
15
Io
14
1,25K
Op-02
+
IO
15
16
13
Eo
RL
5,0K
+15V
-15V
(b)
DAC-08
1,25K
B1B2
Io (mA)
I o (mA)
Eo(V)
+FS
1 1 1 1 1 1 1 1
1.992
0,000
+9,960
+FS-LSB
1 1 1 1 1 1 1 0
1,984
0,008
+9,880
+0
1 0 0 0 0 0
0 0
1,000
0,992
+0,040
-0
0 1 1 1 1 1 1 1
0,992
1,000
-0,040
-FS+LSB
0 0 0 0 0 0
0 1
0,008
1,984
-9,880
-FS
0 0 0 0 0 0
0 0
0,000
1.992
-9,960
59
Eo
47
Rfeed back
60
Vref
RV 1
R FB
I OUT 2
500
I OUT1
Vref
I OUT 2
I OUT 2
A2
I 'OUT 2
RFB
I OUT 1
( I OUT 1 I 'OUT 2 )
I 'OUT 2
61
Tampak bahwa AD-7520 ddan AD-7521 hanya berisi jaringan tangga R-2R serta
saklar-saklar arus. Di dalam chip AD-7520 disediakan hambatan 10 K untuk
digunakan mengubah arus menjadi tegangan melalui op-amp.
Dioda pada
negatif.
Untuk mendapat tegangan bipolar dapat digunakan rangakan 10.7 (b) op-amp A2
digunakan sebagai cermin arus (current mirror) yang menyebabkan arus Iout2=Iout2
diambil dari Iout1, sehingga arus yang mengalir melalui RFB adalah sebesar
62
Buku Rujukan :
Rangan Sarma
W. Bolton
: Mechatronic
William D.Cooper
Pada bagian ini kita akan membahas bagaimana isyarat analog menjadi digital yang
dapat diproses oleh computer. Jadi peristiwa yang akan kita bahas ini kebalikan dari
peristiwa sebelumnya. Yaitu pengubah digital ke analog (pengubah D/A). pada
pengubah D/A data dari memori dikeluarkan dan diubah menjadi analog. Pada
pengubah analog ke digital, data analog seperti misalnya tegangan DC yang
menyatakan suhu, tekanan, arah angina diubah menjadi isyarat digital yang dapat
disimpan dalam memori untuk diproses.
63
Ada beberapa macam cara yang digunakan orang untuk mengubah isyarat analog ke
isyarat digital. Pengubah analog menjadi digital (Analog to digital converter ADC)
biasanya diartikan sebagai piranti yang mengubah tegangan masukan analog menjadi
isyarat digital parallel. Disamping ini ada piranti yang mengubah masukan analog
menjadi pulsa-pulsa digital seri periodic. Piranti ini disebut pengubah tegangan ke
frekuensi (Voltage to Frequency Converter VFC).
Ada beberapa macam A/D yang digunakan orang pada masa ini. Yaitu pengubah A/D
Ramp, pengubah
A/D dual
slope, pengubah
A/D Successive
Approximation
64
Gambar 12.1
Begitu ada perintah mulai konversi maka pencacah dibuat reset, sehingga keluaran
pengubah D/A menjadi nol. Selanjutnya keluaran D/A dibandingkan masukan analog.
Selama Vin > VDAC keluaran komparator tetap tinggi sehingga pencacah terus bekerja.
Setelah pengeluaran D/A lebih tinggi dari masukan analog, maka keluaran komparator
menjadi rendah, dan pencacah dibuat berhenti mencacah. Keluaran pencacah
menyatakan kode digital amat panjang, yaitu 2n perioda clock. Untuk konversi 10 bit
diperlukan 28 = 1024 perioda clock. Keuntungan adalah rangkaian sederhana.
Suatu modifikasi dari pengubah A/D pencacah adalah yang disebut pengubah A/D
pelacakan (Tracking ADC), yang juga dikenal sebagai pengubah A/D servo. Pada
pengubah A/D ini digunakan pencacah naik turun (Up-Down Counter). Dengan
tambahan sedikit rangkaian logika ADC ini dapat mengikuti atau melacak masukan
analog yang berubah.
65
VINT
t2a
t1
t 2b
66
Dalam waktu t2 tegangan masukan Vin dilepas dan S1 dihubungkan dengan Vref
(positif) akibatnya tegangan keluaran VINT akan turun dengan kemiringan tertentu
(ditentukan oleh
Vref
Rc
Vin Vref
t2
t1
Bila Vref dan t1 tetap, maka Vin t2, selang waktu t2 dicacah dengan suatu
pencacah yang akan menghasilkan keluaran biner ataupun BCD. Keluaran ini adalah
keluaran digital untuk isyarat analog Vin.
Oleh karena ada dua kemiringan pada diagram pewaktuan, pengubah A/D
integrasi juga dikenal sebagai pengubah A/D kemiringan rangkap (dual slope).
Kekurangan pencacah A/D integrasi terletak pada waktu konversi yang sama,
yaitu pada orde 10 ms atau lebih. Pengubah A/D integrasi banyak digunakan pada
multimeter digital, dimana waktu konversi tidaklah terlalu mengganggu.
67
Vi
Masukan
analog
Register
pendekatan
struktural
Komparator
Keluaran
Digital
Pengubah
D/A
VD / A
VD / A
Vi 1
V2
Vi 2
VlSB
V3
VlSB
VMSB 2
V2
V1
VMSB1
V1 VMSB
VMSB
68
Seperti misalnya AM 2502 buatan Advance Micro Device. Cara kerja register ini adalah
sebagai berikut :
Setelah menerima pulsa mulai konversi, SAR akan mengeluarkan bit-bit untuk
diubah menjadi tegangan analog oleh suatu pengubah D/A. perhatikan gambar 12.b kiri
yang menunjukan diagram timing keluaran pengubah D/A. mula SAR akan mengaktifkan
MSB, yang akan menghasilkan suatu tegangan analog pada keluaran pengubah D/A.
tegangan ini dibandingkan dengan Vin. Bila V1 < Vin maka MSB dibiarkan tinggi(1), bila
V1 > Vin maka MSB dibuat 0. Pada contoh kita V1 < Vin sehingga MSB dibuat 1.
Selanjutnya bit no 2 diaktifkan dibuat 1 dan keluaran pengubah D/A yang baru
dibandingkan lagi dengan Vin . pada contoh V2 < Vin sehingga bit no 2 dibuat juga 1.
kemudian bit no 3 dibuat 1. terakhir bit no 4 (LSB) dibuat 1. Akan tetapi V4 > Vin, maka
bit no 4 dibuat 0. keadaan akhir pada keluaran SAR adalah (1110)2 menyatakan
keluaran digital untuk Vin.
Bagaimana pengubah kerja pengubah A/D pada gambar 12.3b. pengubah A/D
pendekatan berurutan n-bit melakukan konversi dalam waktu (n+1) siklus Clock.
pengubah A/D termasuk pengubah A/D yang cepat, dapat melakukan dibawah 1s.
pengubah A/D pendekatan berurutan dapat dibuat sangat akurat, bergantung pada
tegangan acuan dan pengubah D/A yang digunakan pengubah A/D macam ini kini dapat
diperoleh dengan resolusi 12 bit dan waktu konversi 10 20 s.
kita juga dapat menggunakan mikrokomputer untuk bertindak sebagai register
pendekatan berurutan dengan menggunakan program. Disamping itu kita dapat
diperoleh pengubah A/D pendekatan berurutan monoklitik (IC) atau pun hybrid, yang
lengkap mengandung semua komponennya.
69
kita akan membahas D/A pendekatan yang berurutan perangkat lunak, serta
antara muka ADC ini bagian tersendiri. marilah kita singgung sedikit tentang pengubah
A/D atau A/D flash sekedar untuk pengetahuan umum.
Vref
3 LSB
2
70
Untuk menghasilkan keluaran digital 8 Bit diperlukan 255 komparator, seperti pada
pengubah A/D monolitik TDC 1007 J buatan TRW-LSI product. pengubah A/D ini
mempunyai waktu konversi yang pendek yaitu 5 milisecond sehingga dapat digunakan
untuk melakukan konversi dengan frekuensi 45 MHz. ini berarti bahwa pengubah A/D
parallel dapat digunakan untuk mengubah isyarat analog yang berubah dengan
frekuensi 20 MHz. pengubah A/D dapat digunakan untuk memproses isyarat video pada
televisi. Karena semua kode analog di konversi dalam waktu satu siklus clock maka
pengubah A/D ini sering dikenal sebagai pengubah A/D kilat.
Spesifikasi Data
Ada beberapa parameter yang perlu di ketahui dalam pengubah A/D dan pengubah D/A
yang menyangkut penyimpangan-penyimpangan keluaran terhadap sifat-sifat idealnya.
Resolusi
Resolusi atau daya pisah adalah perubahan analog terkecil yang dapat dibedakan oleh
A/D atau dihasilkan oleh suatu pengubah D/A. resolusi adalah nilai analog daripada LSB
yaitu FS/2n untuk computer binar n bit.
Linieritas
Linieritas diartikan sebagai penyimpangan dari lurus yang ditarik antara kedua ujung
fungsi transfer suatu computer. Linieritas dapat dinyatakan sebagai presentase skala
penuh (FS) atau sebagian pecahan LSB. Linieritas suatu converter yang baik adalah
1/2 LSB . pengertian Linieritas beserta kesalahan penguatan (gain error) dan
kesalahan offset ditunjukkan pada gambar 2.5 dibawah ini.
71
(a)
(b)
Gambar 12.5 fungsi respon converter data, (a) Ideal, (b) kesalahan-kesalahan
Liniertias Diferensial
Kesalahan Linieritas Diferensial adalah penyimpangan maksimum dari ukuran bit yang
sebenarnya dari nilai teorinya dalam daerah jangkau (range) converter.
suatu linieritas diferensial sebesar 1/2 LSB berarti bahwa ukurannya adalah 1 LSB 1/2
LSB. Kesalahan linieritas diferensial ditunjukan pada gambar 12.6
72
Monotonisitas
Monotonisitas berarti dihasilkan keluaran yang selalu bertambah bila diberi masukan
yang selalu bertambah. gambar 12.6 b menunjukkan keluaran yang tak monoton.
Akurasi Relatif
Akurasi relative menyatakan berapa % FS kesalahan pada keluaran bila tak ada
kesalahan offset dan penguatan. Akurasi relative berhubungan dengan linieritas.
Kesalahan Offset
Kesalahan yang terjadi bila fungsi transfer tak melalui titik asal (origin).
Kesalahan Penguatan
Beda kemiringan antara fungsi transfer ideal dan fungsi transfer yang sebenarnya .
73
Laju belok dinyatakan dalam V/s untuk mengubah D/A dengan keluaran tegangan atau
mA/s untuk mengubah D/A dengan keluaran arus.
Laju belok memberikan gambaran kasar kecepatan pengubah D/A, kecepatan
pengubah D/A harus memperhitungkan waktu yang diperlukan agar isyarat keluaran
menjadi tetap dalam daerah ketepatan yang diinginkan. pengertian laju belok dan waktu
mapan (setting time) ditunjukkan pada gambar 12.
V
t
74
MODUL XIV
SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA
JENIS-JENIS PENGUBAH ISYARAT ANALOG KE DIGITAL
menjadi isyarat
digital.
Dapat menjelaskan bagian-bagian dan cara kerja pengubah analog ke digital
Buku Rujukan :
Rangan Sarma
W. Bolton
Mechatronic
William D. Cooper
Aproximation SAR). Dan pengubah D/A dalam satu chip, dan yang menggunakan
perangkat lunak sebagai ganti SAR. Yang terakhir ini mempunyai waktu konversi yang
panjang, akan tetapi dapat dilaksanakan tanpa SAR perangkat keras.
Pengubah AD-SA dengan mengubah D./A dan SAR
75
Do
Q
Co
Io
SAR AM 2502 membentuk pengubah A/D 8 bit biner dengan waktu konversi 4 s.
76
CC
DO
IO
IO
IO
tegangan melalui op-amp oleh karena op-amp akan menambah waktu mapan. Pada
rangkaian DAC-08 yang digunakan mempunyai waktu mapan 85ns . Op-amp akan
menambahi waktu mapan sebesar 1000 ns.
Tengangan pada masukan komparator CMP-01 adalah (iin I o ) RL (
Kecepatan
respons komparator
Vin
I o ) RL .
Rin
mempunyai nilai
1
1FS
( Rin // RL ) x LSB ( Rin // RL )
(850)(39A) 3, 2 mV.
2
2 x 28
Dari karakteristik CMP-01 pacu lebih sebesar ini akan memberikan waktu respon 100
ns (Gambar 13.35)
77
1
LBS kita harus menunggu 6.2 x RC = 130 ns. Disamping
2
waktu mapam untuk komparator (100 ns) dan waktu mapan pengubah D/A (130 ns)
harus ditambahkan waktu penundaan SAR (20 ns). Jadi seluruhnya diperlukan waktu
255 ns. Ini berarti frekuensi clock maksimum adalah 3,9 MHZ. Waktu konversi
minimum adalah (n+1) 255 ns = 9 x 255 ns = 2,4 s . Dalam hal kita tak memerlukan
waktu konversi minimum, frekuensi clock dapat ditentukan dari :
Tclock
1
waktukonversi
clock
n 1
f
Pada gambar 13.33 resistor R2 = 2.4 M akan memberikan arus offset sebesar 3,9
A (
1
LBS dari IFS = 2 mA). Dengan menggunakan R2 maka masukkan pengubahan
2
1
LBS dari nol untuk kalibrasi. Pengaturan gain (atau FS) dapat
2
78
Operasi bipolar dapat diperoleh dengan memasang Roffset pada Vref seperti ditunjukan
pada gambar 14.3 Roffset hendaknya memberi arus sebesar
1
IFS pada titik jumlahan.
2
Resistor ini juga harus bersifat melacak terhadap Rin dan Rref.
Pengubahan AD SA Integral
Kita telah membahas sistem pengubah A/D SA yang menggunakan pengubahan D/A,
SAR dan komparator. Berbagai perusahaan telah membuat pengubahan A/D SA yang
lengkap dalam satu kemasan, siap untuk beroperasi. Pengubahan A/D seperti ini
disebut pengubah A/D integral. Hampir semua piranti ini dapat dihubungkan dengan
masukan analog yang baku (standard), dan mempunyai keluaran seri dan paralel.
Ada berbagai resolusi maksimum, yaitu dari 8 hingga 12 bit, dan hampir semua dapat
dibuat agar bekerja dibawah resolusi maksimumnya. Sebagian contoh pengubahan
A/D 8 bit (maksimum) dapat dibuat agar bekerja dengan resolusi di bawah 8 bit, misal
6 bit. Hampir semua mempunyai clock dalam, walaupun ada pula yang juga dapat
beroperasi engan clock luar. Diantara beberapa perusahaan yang membuka
pengubahan A/D SA adalah Analog Devicer, Detel, Burr-Brown, Intersil, Motorola.
Marilah kita pelajari satu contoh pengubahan A/D SA integral, yaitu ADC 82, yaitu
pengubahan A/D 8 bit buat rata-rata Burr-Brown (Gambar 14.4)
10
MSB
79
0 20V
10V
0 10V
5V
2,5V
0 5V
80
Pada gambar 14.5 ADC 82 melakukan konversi hanya bila mendapat perintah melalui
kaki 23 dengan suatu pulsa. Konversi dilakukan dengan menggunakan clock dalam.
Kita dapat menbuat agar konversi dilakukan secara kontinu menggunakan clock dalam
dengan rangkaian seperti pada gambar 14.6 Pada rangkaian ini keluaran status atau
akhir konversi digunakan untuk menggerbang suatu multivibrator astabil.
650
Gambar 14.6 Menggunakan ADC 82 dengan clock dalam untuk konversi kontinu
ADC 82 juga dapat menggunakan clock luar untuk operasi kantinu. Kaki clock keluar
dan kaki perintah konversi dibiarkan terbuka, sedangkan clock luar dihubungkan
dengan kaki clock masuk.
Untuk operasi konversi atas perintah dengan clock luar diperlukan untai seperti pada
gambar 14.7
Gambar 14.7 Untai untuk membuat ADC 82 melakukan konversi atas perintah dengan
clock luar
Dengan untaian di atas konversi akan terjadi bila keluaran STATUS ada pada
keadaan tinggi dan perintah konversi rendah. Selama perintah konversi ada pada
keadaan tinggi clock luar tak dapat masuk ADC 82.
81