ATAN
PISAH
HARTA
/
GABU
NG
NPPN
PENGH
ASILAN
KELOMP
OK 5
WPOP
PT
ZAKAT
PPh
Pasal
25
By:
Aghnia Putri Ramadhani
Linda Andriani
Maulynda Arifah
Rahmawati
Veniar Dwi Anggarsari
Yohana Bethauli Pasaribu
PENCATATAN
PENGUMPULAN DATA YANG DILAKUKAN SECARA TERATUR
TENTANG PEREDARAN ATAU PENERIMAAN BRUTO DAN/ATAU
PENGHASILAN BRUTO SEBAGAI DASAR UNTUK
MENGHITUNG JUMLAH PAJAK YANG TERUTANG, TERMASUK
PENGHASILAN YANG BUKAN MERUPAKAN OBJEK PAJAK
DAN/ATAU YANG DIKENAI PAJAK BERSIFAT FINAL.
SYARATSYARAT PENYELENGGARAAN
PENCATATAN
1. Diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan
keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya
2. Diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab,
satuan mata uang Rupiah dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam
bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan.
3. Diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual atau
stelsel kas.
4. Pencatatan harus menggambarkan antara lain :
5. Peredaran atau penerimaan bruto dan/atau jumlah penghasilan bruto yang
diterima dan/atau diperoleh;
6. Penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau penghasilan yang pengenaan
pajaknya bersifat final.
7. Bagi WP yang mempunyai lebih dari satu jenis usaha dan/atau tempat usaha,
pencatatan harus menggambarkan secara jelas untuk masing-masing jenis
usaha dan/atau tempat usaha yang bersangkutan.
8. Selain kewajiban untuk menyelenggarakan pencatatan, WP orang pribadi
harus menyelenggarakan pencatatan atas harta dan kewajiban.
Berdasarkan PER-4/PJ/2009
FORMAT PENCATATAN
1. Pencatatan Penghasilan Yang Diterima Dari Kegiatan Usaha dan/atau Pekerjaan
Bebas Yang Merupakan Objek Pajak Yang Tidak Dikenai Pajak Bersifat Final
Peredaran/Penerimaan Bruto
Jenis Usaha...
Tempat Usaha...
Tahun...
Tanggal
Uraian
Jumlah Bruto
Keterangan
(1)
(2)
(Rp)
(4)
(3)
1 Januari
...
31 Desember
Jumlah
2. Format Pencatatan Penghasilan Yang Diterima Dari Luar Kegiatan Usaha dan/atau Pekerjaan
Bebas Yang Merupakan Objek Pajak Yang Tidak Dikenai Pajak Bersifat Final (Penghasilan Lainnya).
Penghasilan Lainnya
Bulan ... Tahun ...
Tanggal
Uraian
(1)
(2)
Biaya(4)
Jumlah neto
Keterangan
Neto
(6)
(5)
1 Januari
...
31
Jumlah
Desember
3. Format Pencatatan Penghasilan Bruto Yang Diterima oleh Wajib Pajak Orang
Pribadi Yang Tidak Melakukan Kegiatan Usaha Dan/Atau Pekerjaan Bebas
Penghasilan Bruto
Tahun ...
Uraian Penghasilan Bruto Pengurang
Tanggal
(1)
(2)
(3)
Penghasilan
Keterangan
Penghasilan
Neto
(6)
Bruto (4)
(5)
1 Januari
...
31
Jumlah
Desember
Uraian
Jumlah Bruto
Keterangan
(1)
(2)
(Rp)
(4)
(3)
1 Januari
...
31 Desember
Jumlah
Uraian
Dasar Pengenaan
PPh Terutang
Keterangan
(1)
(2)
Pajak/Jumlah Bruto
(4)
(5)
(3)
1 Januari
...
31
Jumlah
Desembe
r
NORMA PENCATATAN
PENGHASILAN NETO
NORMA YANG DAPAT DIGUNAKAN OLEH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN
KEGIATAN USAHA ATAU PEKERJAAN BEBAS YANG TIDAK MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN
DALAM MENGHITUNG PENGHASILAN NETTO DALAM SATU TAHUN PAJAK SEBAGAI DASAR
PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG.
Klasifikasi Daerah
Cara Perhitungan
CONTOH SOAL 1
Rp450,000,000
15%
2010
(15%*450,000,000)
PTKP
Rp67,500,000
28,350,000
PKP
Rp39,150,000
Rp1,957,500
CONTOH SOAL 2
Rp150,000,00
Peredaran bruto sebagai dokter tahun 2010
400,000,000
67,500,000
44,000,000
Rp111,500,00
PTKP
Rp26,325,000
PKP
Rp85,175,000
2,500,000
15% x 35,175,000
5,276,250
Rp7,776,25
0
Pengertian Zakat
Menurut pasal 1 angka 2
UU No.38 tahun 1999
tentang pengelolaan
zakat, zakat adalah
harta yang wajib
disisihkan oleh seorang
muslim atau badan yang
dimiliki oleh orang muslim
sesuai dengan ketentuan
agama yang diberikan
kepada yang berhak
menerimanya.
PPH PASAL 25
WP
ORANG
PRIBADI
BADAN
KEGIATAN
USAHA
PPH
PASAL 25
MENYETOR
DAN
MELAPOR
TELAT
?
SANKSI
YAAA . . .
PENGERTIAN
SANKSI
TUJUAN
DASAR
PERHITUNGAN
Kurang bayar =
pph pasal 29
Dibagi
Dibagi 12
12
Lebih bayar =
restitusi
PELAKU
Kredit Pajak:
15.000.000,00
b. Pajak Penghasilan yang dipungut oleh pihak lain (PPh Pasal 22) Rp
10.000.000,00
c. Pajak Penghasilan yang dipotong oleh pihak lain (PPh Pasal 23) Rp
2.500.000,00
35.000.000,00
7.500.000,00
JAWAB !!
Penyetoran
SPT masa pph
pasal 25
berjalan
diterbitkan
Surat Ketetapan
Pajak
lalu,
besarnya
maka
angsuran
dan
SKP
berlaku
bulan
ayat
Undang-
1. Penghitungan
angsuran PPh pasal 25
bagi Wajib Pajak Baru
WP
Bar
u
WP
Bank
WP
OP
Peng
usah
a
Terte
ntu
WP
SG
U
den
gan
Hak
Ops
i
BUM
N
dan
BUM
D
WP
Mas
uk
Burs
a
WP
Lainn
ya
Angsuran
PPh Pasal 25
Bagi WP
Tertentu
(PMK Nomor.
208/PMK.03/2008)
Laba Fiskal
Peredaran bruto
Laba Fiskal disetahunkan
PPh terutang
Rp
5.500.000.000,00
Rp 50.000.000.000,00
Rp 22.000.000.000,00
25 % x
Rp22.000.000.000,00
= Rp
5.500.000.000,00
(Rp
400.000.000,00)
Rp
5.100.000.000,00
Rp
= Rp
5.100.000.000,00
12
425.000.000,00
Jawaban :
Karena peredaran bruto setahun di atas Rp
50.000.000.000,00, maka terhadap PT JKT tidak
mendapat fasilitas pasal 31 E UU PPh dalam
menghitung PPh terutang.
Kredit Pajak:
PPh pasal 22 impor 2013
PPh pasal 23 dipungut pihak
lain 2013
PPh pasal 24 2013
Jumlah Kredit Pajak
PPh Badan Terutang yg harus
dibayar sendiri
Angsuran PPh pasal 25 tahun
2014
Rp 10.000.000.000,00
25% x Rp 10.000.000.000,00 = Rp
1.500.000.000,00
Rp
150.000.000,00
Rp
100.000.000,00
Rp
400.000.000,00
(Rp
650.000.000,00)
Rp
1.850.000.000,00
Rp 1.850.000.000,00
= Rp
154.166.667,00
12
Rp 10.000.000.000,00
Rp
150.000.000,00
Rp
100.000.000,00
Rp
WP BUMN & BUMD sebelum
Rencana Kerja dan
400.000.000,00
Anggaran Perusahaan (RKAP) disahkan:
Sama dengan angsuran PPh Pasal 25 bulan terakhir
pajak sebelumnya.
Rp 20.000.000.000,00
Rp
100.000.000,00
Rp
70.000.000,00
Rp
300.000.000,00
berjalan
2.
dikecualikan
dari kewajiban
PENGERTIAN WP OPPT
PER 32/PJ/2010
WP OPPT adalah wajib pajak orang pribadi yang
melakukan kegiatan usaha sebagai pedagang
pengecer yang mempunyai 1 (satu) atau lebih
tempat usaha
W
P
N
Pendaftaran
Tarif:
o
Sifat
o
yang
melakukan
usaha
perdagangan
Karena
peredaran
bruto
yang
disetahunkan
belum
melebihi
Rp
4.800.000.000,00
maka
terhadap
penghasilan bruto tahun 2014 dikenai PPh
Final dengan tarif 1% sesuai PP Nomor 46
tahun 2013.
PPh terutang bulan Juli 2014
1% x Rp 4.200.000.000,00
42.000.000,00
Jawaban :
12 x Rp 350.000.000,00 = Rp 4.200.000.000,00
Rp
Rp
500.000.000,00
Rp
Pasal 8 UU
PPh
Istri memiliki
penghasilan
dari usaha
Istri
mendapatkan
gaji lebih dari
1 pemberi
kerja
Anak yang
belum
dewasa
Penggabungan
penghasilan
dilakukan
Pasal 8 UU
PPh
Penghasilan suami-istri
dikenakan pajak
terpisah
Perhitungan
Pajak untuk
Pisah Harta
(PH) dan Hidup
Berpisah (HB)
Pisah Harta (PH) Hidup Berpisah
(HB)
Besarnya pajak
Perhitungan
dikenakan pada
masing-masing penghasilan kena
pajak dan pengenaan
suami istri sebesar
pajaknya sendiriperbandingan
sendiri.
penghasilan neto
mereka.
Thank You!