Kelompok 4
Lambang Ramadhan
Ari Hernawan
Earlan Brillianto
Teguh Adi Gunawan
Afa Yura Putra
115060807111049
115060800111003
115060801111091
115060801111027
115060800111025
CYBERCRIME
Karakteristik Cybercrime
Cybercrime sendiri sebagai kejahatan yang muncul
sebagai akibat adanya komunitas dunia maya di
internet, memiliki karakteristik tersendiri yang
berbeda dengan kejahatan didunia nyata (Kejahatan
kerah biru, Kejahatan kerah putih).
Karakteristik unik dari kejahatan di dunia maya
tersebut antara lain menyangkut lima hal berikut:
1.Ruang lingkup kejahatan
2.Sifat kejahatan
3.Pelaku Kejahatan
4.Modus Kejahatan
5.Jenis kerugian yang ditimbulkan
Sifat kejahatan
Bersifat non-violence, atau tidak menimbulkan
kekacauan yang mudah terlihat. Jika kejahatan
konvensional sering kali menimbulkan kekacauan
makan kejahatan di internet bersifat sebaliknya.
Pelaku Kejahatan
Bersifat lebih universal, meski memiliki cirri khusus
yaitu kejahatan dilakukan oleh orang-orang yang
menguasai penggunaan internet beserta aplikasinya.
Pelaku kejahatan tersebut tidak terbatas pada usia
dan stereotip tertentu, mereka yang sempat
tertangkap remaja, bahkan beberapa di antaranya
masih anak-anak.
Modus Kejahatan
Keunikan kejahatan ini adalah penggunaan teknologi
informasi dalam modus operandi, itulah sebabnya
mengapa modus operandi dalam dunia cyber
tersebut sulit dimengerti oleh orang-orang yang tidak
menguasai pengetahuan tentang komputer, teknik
pemrograman dan seluk
ILLEGAL CONTENT
Cont.
Cont.
Munculnya situs porno kemudian menjadi
perhatian tidak hanya para wartawan, tetapi juga
para pengunjung dan tamu dewan.Sementara Kabag
Pemberitaan DPR, Suratna, terlihat panik dan
berusaha
untuk
menutup
situs
penyusup
tersebut.Namun demikian, alamat situs porno itu
tetap tak bisa dimatikan.Justru, gambar yang tadinya
kecil lama-kelamaan makin besar dan nyaris
memenuhi layar monitor.Semua usaha yang
dilakukan tak berbuah, tiba-tiba sekitar 15 menit
kemudian gambar tersebut hilang dengan sendirinya.
Cont.
Ada juga dari mereka yang mengaku itu
memang koleksi pribadinya namun mereka bukanlah
orang yang mengunggah foto foto atau video
tersebut ke internet, mereka mengatakan ada tangan
tangan yang tidak bertanggung jawab melakukan
perbuatan tersebut.
Ada juga yang mengaku bahwa memang
ponsel atau laptop pribadi mereka yang didalamnya
ada foto foto atau video milik pribadi hilang, lalu tak
lama kemudian foto foto atau video tersebut
muncul di internet.
Cont.
Peristiwa: perbuatan penyebaran informasi elektronik atau
dokumen elektronik seperti dalam Pasal 27 sampai Pasal
29 harus memenuhi unsur:
Illegal
Cont.
Perbuatan pelaku berkaitan illegal content dapat
dikategorikan sebagai berikut:
Penyebaran
content
Membuat
Kelalaian
Cont.
Cont.
Cont.
Cont.
Cont.
Cont.
Cont.
2. Kitab Undang Undang Hukum Pidana
Pasal 362 KUHP yang dikenakan untuk kasus
carding.
Pasal 378 KUHP dapat dikenakan untuk penipuan.
Pasal 335 KUHP dapat dikenakan untuk kasus
pengancaman dan pemerasan yang dilakukan
melalui e-mail yang dikirimkan oleh pelaku untuk
memaksa korban melakukan sesuatu sesuai dengan
apa yang diinginkannya.
Pasal 311 KUHP dapat dikenakan untuk kasus
pencemaran nama baik dengan menggunakan media
Internet.
Cont.
Cont.
3. Undang-indang No 19 Tahun 2002 tentang Hak
Cipta.
Menurut Pasal 1 angka (8) Undang Undang
No 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, program
komputer adalah sekumpulan intruksi yang
diwujudkan dalam bentuk bahasa, kode, skema
ataupun bentuk lain yang apabila digabungkan
dengan media yang dapat dibaca dengan komputer
akan mampu membuat komputer bekerja untuk
melakukan fungsi-fungsi khusus atau untuk
mencapai hasil yang khusus, termasuk persiapan
dalam merancang intruksi-intruksi tersebut.
Cont.
4. Undang-Undang No 36 Tahun 1999 tentang
Telekomunikasi
Menurut Pasal 1 angka (1) Undang Undang
No 36 Tahun 1999, Telekomunikasi adalah setiap
pemancaran, pengiriman, dan/atau penerimaan dan
setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat,
tulisan, gambar, suara, dan bunyi melalui sistem
kawat, optik, radio, atau sistem elektromagnetik
lainnya.
Cont.
5. Undang-Undang No 8 Tahun 1997 tentang
Dokumen Perusahaan
Undang-Undang No. 8 Tahun 1997 tanggal 24
Maret 1997 tentang Dokumen Perusahaan,
pemerintah berusaha untuk mengatur pengakuan
atas mikrofilm dan media lainnya (alat penyimpan
informasi yang bukan kertas dan mempunyai tingkat
pengamanan yang dapat menjamin keaslian
dokumen yang dialihkan atau ditransformasikan.
Misalnya Compact Disk Read Only Memory (CD
ROM), danWrite Once -Read Many (WORM),
yang diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang
tersebutsebagai alat bukti yang sah.
Cont.
6. Undang-Undang No 25 Tahun 2003 tentang
Perubahan atas Undang-Undang No. 15 Tahun 2002
tentang Tindak Pidana Pencucian Uang Jenis tindak
pidana yang termasuk dalam pencucian uang (Pasal
2 Ayat (1) Huruf q).
Penyidik dapat meminta kepada bank yang
menerima transfer untuk memberikan identitas dan
data perbankan yang dimiliki oleh tersangka tanpa
harus mengikuti peraturan sesuai dengan yang diatur
dalam Undang-Undang Perbankan.
Cont.
7. Undang-Undang No 15 Tahun 2003 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme
Undang-Undang ini mengatur mengenai alat bukti
elektronik sesuai dengan Pasal 27 huruf b yaitu alat bukti
lain berupa informasi yang diucapkan, dikirimkan,
diterima, atau disimpan secara elektronik dengan alat
optik atau yang serupa dengan itu. Digital evidence atau
alat bukti elektronik sangatlah berperan dalam
penyelidikan kasus terorisme. karena saat ini komunikasi
antara para pelaku di lapangan dengan pimpinan atau
aktor intelektualnya dilakukan dengan memanfaatkan
fasilitas di Internet untuk menerima perintah atau
menyampaikan kondisi di lapangan karena para pelaku
mengetahui pelacakan terhadap Internet lebih sulit
dibandingkan pelacakan melalui handphone. Fasilitas
yang sering digunakan adalah e-mail dan chat roomselain
mencari informasi dengan menggunakan search engine
serta melakukan propaganda melalui bulletin board atau
mailing list.
Cont.
Internet Firewall
Jaringan komputer yang terhubung ke internet
perlu dilengkapi dengan internet firewall. Firewall
merupakan alat untuk mengimplementasikan
kebijakan security. Informasi yang keluar atau
masuk harus melalui firewall ini. Tujuan utama dari
firewall adalah untuk menjaga agar akses (ke
dalam maupun ke luar) dari orang yang tidak
berwenang (unauthorized access) tidak dapat
dilakukan. Kebijakan security, dibuat berdasarkan
pertimbangan antara fasilitas yang disediakan
dengan implikasi security-nya. Semakin ketat
kebijakan security, semakin kompleks konfigurasi
layanan informasi atau semakin sedikit fasilitas
yang tersedia di jaringan.
Cont.
Sebaliknya, dengan semakin banyak fasilitas
yang tersedia atau sedemikian sederhananya
konfigurasi yang diterapkan, maka semakin mudah
orang-orang usil dari luar masuk kedalam sistem
(akibat langsung dari lemahnya kebijakan security)
sehingga mereka dapat dengan mudahnya
mengunggah konten-konten illegal kedalam suatu
situs. Firewall pada dasarnya dapat dikategorikan
menjadi dua berdasarkan fungsi kerjanya. Namun,
keduanya dapat dilakukan secara bersama-sama
pada sebuah perangkat komputer (device) atau
dapat pula dilakukan secara terpisah), yaitu :
Fungsi filtering
Fungsi proxy
Cont.
Fungsi filtering
Firewall bekerja pada level jaringan (network-level
firewall) yang biasa disebut packet filter. Firewall
tipe ini biasanya berupa router yang melakukan
fungsi packet filtering berdasarkan parameterparameter tertentu antara lain: alamat sumber,
protokol, nomor port dan isi. Dari membandingkan
informasi yang diperoleh pada paket-paket trafik
dengan kebijaksanaan yang ada pada tabel akses,
maka tindakan yang diberlakukan adalah :
Melewatkan paket data ke tujuannya (client atau
server)
Memblok paket data
Cont.
Fungsi proxy
Firewall pada level aplikasi (application level
gateway) ini berfungsi sebagai penghubung antara
komputer client dengan jaringan luar. Pada
koneksinya, paket-paket IP tidak
pernah
diteruskan secara langsung, namun ditranslasi dan
diwakilkan oleh gateway aplikasi tersebut yang
berfungsi sebagai saluran dan penterjemah dan
menggantikan fungsi client. Proxy akan merelai
semua request dari client kepada server yang
sesungguhnya, kemudian merelai balik semua
hasil response real server kepada client kembali.
Ditengah proses di atas, maka proxy server
berkesempatan untuk melakukan pembatasan
relai berdasarkan tabel akses yang sudah dibuat.
Cont.
Kriptografi
Kriptografi adalah seni menyandikan data. Data
yang akan dikirim disandikan terlebih dahulu
sebelum dikirim melalui internet. Di komputer
tujuan, data tersebut dikembalikan ke bentuk
aslinya sehingga dapat dibaca dan dimengerti oleh
penerima. Data yang disandikan dimaksudkan
agar apabila ada pihak-pihak yang menyadap
pengiriman data, pihak tersebut tidak dapat
mengerti isi data yang dikirim karena masih
berupa kata sandi. Dengan demikian keamanan
data dapat dijaga. Ada dua proses yang terjadi
dalam kriptografi, yaitu proses enkripsi dan
dekripsi. Proses enkripsi adalah proses mengubah
data asli menjadi data sandi, sedangkan proses
dekripsi adalah proses megembalikan data sandi
menjadi data aslinya.
Cont.
Proses enkripsi terjadi di komputer pengirim
sebelum data tersebut dikirimkan, sedangkan proses
dekripsi terjadi di komputer penerima sesaat setelah
data diterima sehingga si penerima dapat mengerti
data yang dikirim.
Secure Socket Layer
Jalur pengiriman data melalui internet melalui banyak
transisi dan dikuasai oleh banyak orang. Hal ini
menyebabkan pengiriman data melalui Internet
rawan oleh penyadapan. Maka dari itu, browser di
lengkapi dengan Secure Socket Layer yang berfungsi
untuk menyandikan data. Dengan cara ini, komputerkomputer yang berada di antara komputer pengirim
dan penerima tidak dapat lagi membaca isi data.
Cont.
Pencegahan dari Pemerintah
Meningkatkan
Cont.
Cont.
Pencegahan dari Dunia Global
Meningkatkan kerjasama antarnegara, baik
bilateral, regional maupun multilateral, dalam upaya
penanganan cybercrime. Kejahatan dalam dunia
internet termasuk kejahatan yang bersifat lintas batas
wilayah territorial suatu negara, karena jaringan ICT
yang digunakan termasuk sebagai jaringan yang
tanpa batas (borderless). Untuk hal ini diperlukan
cyberlaw, jika tidak keadaan demikian akan menjadi
kejahatan tersembunyi (hidden crime of cyber) pada
masa depan apabila tidak ditanggulangi secara
hukum.