Anda di halaman 1dari 3

Ab

str
ak
Fa
kt
or
ke
be
rh
asi
lan
Ko
re
a
sel
at
an

Latar Belakang
Keputusan untuk melakukan integrasi dapat dilakukan dengan mengakuisisi
atau mengembangkan unit organisasi. Keunggulan akuisisi adalah lebih cepat untuk
memasuki bisnis. Sedangkan kelemahan akuisisi membawa sisi buruk dari
organisasi sebelumnya seperti mesin yang sudah tua, manajer yang lemah, praktek
kerja yang tidak produktif dan kebijakan yang tidak tepat).
Faktor keberhasilan Korea selatan yang mampu mengganti barang-barang
pertahanan yang sebelumnya impor membuat Indonesia melakukan langkah untuk
megakuisisi teknologi mereka. Faktor tersebut antara lain tumbuhnya kecanggihan
dan ekonomi warga sipil, meningkatnya sumber daya manusia dan produktivitas,
mandat transfer teknologi, serta dukungan pemerintah Korea ke industri dalam
mendorong kontrak militer dalam negeri dan dorongan R&D. Salah satu strategi
pertahanan Korea adalah lebih meningkatkan ekspor ke mitra negara-negara
berkembang yang ingin mengembangkan sendiri industri pertahanannnya. Korea
telah berbagi teknologi militer dengan Indonesia yang didanai bersama dalam
pengembangan jet tempur (KFX / IFX) dan kapal selam 1.400 ton (Weitz, 2014).
Program pengembangan jet tempur tertuang pada Peraturan Presiden RI No.
136 tahun 2014. Proyek ini dimulai dari kerja sama pengembangan pesawat tempur
KF-X pada tanggal 15 Juli 2010 di Seoul, yang dilanjutkan dengan kontrak tentang
Technology Development Phase Program Pengembangan Pesawat Tempur KF-X/IF-X
pada tanggal 20 April 2011 di Daejeon. Pemerintah Republik Indonesia dan
Pemerintah Republik Korea (ROK) telah melakukan kerja sama dengan
menandatangani Letter of Intent (LoI) on Co-Development of a Fighter Jet Project
between the Department of Defense of The Republic of Indonesia and The Defense
Acquisition Program Administration of The Republic of Korea pada tanggal 6 Maret
2009 di Jakarta.
Berdasarkan Kompasiana (2012) KF-X adalah proyek Korea Selatan yang
membuat fighter baru pengganti F-4, F-5, dan F-16. KF-X yang diharapkan
beroperasi tahun 2021 ini direncanakan memiliki keunggulan:
Spesifikasi lebih baik daripada F-16
Jet twin engine dengan thrust vectoring (arah jet bisa diatur sehingga gerak
pesawat lebih lincah)
Semi-stealth, dengan rudal di dalam body pesawat
Jika terwujud, maka KF-X akan diberi nama F-33, yaitu pesawat dengan
kemampuan diatas F-16, tetapi masih dibawah F-35. Mengikuti penamaan AS
sebagai sumber teknologi utama Korea Selatan. Korea Selatan merencanakan biaya
pengembangan adalah USD 5 miliar, dengan 40% ditanggung oleh 2 negara lain.
Disini rencananya Indonesia dan Turki ikut serta, masing-masing menanggung 20%,
yaitu USD 1,8 miliar.
Rencananya, Indonesia akan mendapat imbalan berupa 50 pesawat KF-X,
yang rencananya cukup canggih:
Disain KF-X sendiri masih di pertandingkan antara Boeing, Lockhead Martin,
dan Eurofighter.

Mesin jet: EJ200 dari Eurojet atau F414 dari General Electric
Radar AESA (Active Electronically Scanned Array).
Targeting system, infrared search and track sensor.
Formula material serap radar.
Conformal weapons bay: rudal disimpan di dalam tubuh pesawat. Teknologi
ini sudah dimiliki Korea Selatan dengan keterlibatan merakit komponen F-15
Silent Eagle.
Persenjataan yang akan dibuat sendiri antara lain:
Rudal udara ke udara jarak pendek akan dikembangkan dari LIG Nex1 ShinGung, rudal SAM panggul
Rudal udara ke udara jarak menengah
Rudal udara ke permukaan
Rudal kendali presisi
Rudal kendali GPS (KGGB) 226kg, dikembangkan dari Boeing JDAM

Process Acquisition
Exploitation Technology
Transfer Technology
Transfer Technology
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Kompasiana. (2012). Kesalahan Akuisisi Alutsista: KF-X, Elang Salah Asuhan.
Retrieved 20 Maret 2015, from
http://hankam.kompasiana.com/2012/07/09/kesalahan-akuisisi-alutsista-kf-xelang-salah-asuhan-476373.html
Weitz, R. (2014). South Koreas Defense Industry: Increasing Domestic Capabilities
and Global Opportunities. ON KOREA, 43.

Anda mungkin juga menyukai