Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH TEKNIK PENDINGIN

PEMBAHASAN TENTANG KONDENSOR

Oleh:
Wahyu karyadi
Edi agus purnomo
Matholis
Yogi nurfitliansyah

101210330
101210138
101210745
101210708

JURUSAN TEKNIK MESIN


PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2013

KATA PENGANTAR
Dengan rahmat dan hidayah yang diberikan oleh Allah SWT, akhirnya
kelompok kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul KONDENSOR
guna memenuhi tugas Mata Kuliah Teknik Pendingin. Semua ini juga tidak lepas
dari peran orang orang yang telah membantu dan membimbing kami dalam
penyusunan makalah ini.
Maka dari itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Eko
sarwono, ST., MT, selaku dosen pengampu mata kuliah teknik pendingin.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami pada khususnya dan
semua pihak yang membaca pada umumnya.
Kami menyadari, bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari
itu Kami mohon saran dan kritik yang membangun dari semua yang membaca
makalah ini guna pengembangan di masa mendatang.

Pontianak, November 2013

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..... i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN...... 1
1. LATAR BELAKANG......... 1
BAB 2 PEMBAHASAN.... 2
1.DASAR TEORI..... 2
A. pengertian kondensor2
a. pengertian kondensasi......3
b. cara kerja kondensor....4
c. komponen utama dari kondensor..4
d. macam-macam kondensor.6
B. Cara pemilihan kondensor pada mesin pendingin17
a. Fungsi dari masing masing kondenser ...17
b. Keuntungan menggunakan 2 buah kondensor...17
c. Kondensor berpendingin air (water cooled condenser)..18
d. Kondensor berpendingin udara (air cooled condenser).18
C. Perhitungan kondensor..19
a. Kondensor horisontal19
a. kondensor vertikal.22
BAB 3 PENUTUP......................................26
KESIMPULAN......................................26
DAFTAR PUSTAKA....28

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada zaman modern ini kondensor sering dipakai pada sistem AC(Air
Conditioning) yang biasa digunakan pada ruangan atau mobil, pada umumnya
AC yang digunakan adalah cooler. Masing-masing komponen mempunyai
fungsi tersendiri dan saling berkesinambungan di dalam sistem.
Jika salah satu komponen diatas rusak atau tidak ada, maka system
AC tidak akan dapat bekerja. Pada kesempatan ini sedikit akan kita bahas
mengenai macam-macam kondensor yang pada umumnya digunakan untuk
pendingin ruangan dan kendaraan.
Kondensor berfungsi untuk melepaskan kalor kelingkungan untuk
merubah fase refrigerant dari uap bertekanan tinggi menjadi cairan bertekanan
tinggi atau dengan kata lain pada kondensor ini terjadi proses kondensasi.
Refrigerant yang telah berubah menjadi cair tersebut kemudian dialirkan ke
evaporator melalui pompa

BAB II
PEMBAHASAN
1.

DASAR TEORI

A.

Pengertian Kondensor
Kondensor merupakan alat penukar kalor pada sistem refrigerasi yang

berfungsi untuk melepaskan kalor kelingkungan. Kondensor banyak digunakan


dalam kehidupan kehidupan sehari-hari baik itu dalam industri rumah tangga,
industri otomotif, maupun dalam industri farmasi dan obat-obatan. Di
Indonesia sendiri, kondensor bukanlah hal yang asing. Kondensor banyak kita
jumpai dalam perangkat pendingin pada mobil, maupun Air Conditioner yang
terpasang pada gedung-gedung, instalasi perkantoran atau fasilitas umum
seperti mall dan supermarket.

Gambar 2. 1 Kondensor
Didalam sistem kompresi uap (vapor compression) kondensor adalah
suatu komponen yang berfungsi untuk merubah fase refrigerant dari uap
bertekanan tinggi menjadi cairan bertekanan tinggi atau dengan kata lain pada
kondensor ini terjadi proses kondensasi. Refrigerant yang telah berubah
menjadi cair tersebut kemudian dialirkan ke evaporator melalui pompa.

Gambar 2. 2 Kondensor pada sistem kompresi uap

a. Pengertian Kondensasi
Kondensasi berasal dari bahasa latin yaitu condensare yang berarti
membuat tertutup. Kondensasi merupakan perubahan wujud zat dari gas
atau uap menjadi zat cair.
Kondensasi terjadi pada pemampatan atau pendinginan jika tercapai
tekanan maksimum dan suhu di bawah suhu kritis. Kondensasi terjadi ketika
uap didinginkan menjadi cairan, tetapi dapat juga terjadi bila sebuah uap
dikompresi (yaitu tekanan ditingkatkan) menjadi cairan, atau mengalami
kombinasi dari pendinginan dan kompresi.
Contoh bentuk kondensasi dilingkungan sekitar adalah uap air
diudara

yang terkondensasi secara alami pada permukaan yang dingin

dinamakan embun. Uap air hanya akan terkondensasi pada suatu permukaan
ketika permukaan tersebut lebih dingin dari titik embunnya atau uap air telah
mencapai kesetimbangan di udara, seperti kelembapan jenuh.
Titik embun udara adalah temperatur yang harus dicapai agar mulai
terjadi kondensasi diudara. Molekul air mengambil sebagian panas dari udara.
Akibatnya temperatur air akan sedikit turun. Di atmosfer, kondensasi uap airlah
yang menyebabkan terjadinya awan.
Molekul kecil air dalam jumlah banyak akan menjadi butiran air karena
pengaruh suhu, dan tapat turun ke bumi menjadi hujan. Inilah yang disebut
siklus air. Pengendapan atau sublimasi juga merupakan salah satu bentuk
kondensasi. Pengendapan adalah pembentukan langsung es dari uap air,
contohnya salju.
Cairan yang telah terkondensasi dari uap disebut kondensat. Sebuah
alat yang digunakan untuk mengkondensasi uap menjadi cairan disebut
kondensor. Kondensor umumnya adalah sebuah pendingin atau penukar panas
yang digunakan untuk berbagai tujuan, memiliki rancangan yang bervariasi,
dan banyak ukurannya dari yang dapat di genggam sampai yang sangat
besar. Kondensasi uap menjadi cairan adalah lawan dari penguapan (evaporasi)
dan merupakan proses eksothermik (melepas panas).

b. Cara Kerja Kondensor


Uap panas yang masuk ke kondensor dengan temperatur yang tinggi
dan bertekanan yang merupakan hasil proses dari turbin. Kemudian uap panas
masuk ke dalam Suction Pipe dan kemudian mengalir dalam tube. Dalam tube,
uap panas didinginkan dengan media pendingin air yang dialirkan melewati sisi
luar tube, kemudian keluar melalui Discharge Pipe dengan temperatur yang
sudah turun.
Prinsip kondensasi di kondensor adalah menjaga tekanan uap
Superheat
Refrigerant yang masuk ke kondensor pada tekanan tertentu kemudian suhu
Refrigerantnya diturunkan dengan membuang sebagian kalornya ke medium
pendingin yang digunakan di kondensor. Sebagai medium pendingin digunakan
udara dan air atau gabungan keduanya. Dalam perancangan ini akan digunakan
air sebagai media pendingin.
Pada proses pendinginan (cooling) cairan refrigerant yang menguap di
dalam pipa-pipa Cooling Coil (evaporator) telah menyerap panas sehingga
berubah wujudnya menjadi gas dingin dengan kondisi superheat pada saat
meninggalkan Cooling Coil. Panas yang telah diserap oleh refrigerant ini harus
dibuang atau dipindahkan ke suatu medium lain sebelum ia dapat kembali
diubah wujudnya menjadi cair untuk dapat mengulang siklusnya kembali.
c. Komponen Utama dari Kondensor
Kondensor pada umumnya memiliki beberapa komponen utama,
dimana masing-masing komponen memiliki fungsinya tersendiri. Adapun
komponen-komponen utama dari kondensor adalah sebagai berikut:
1.d. Suction Pipe dan Discharge Pipe (Pipa saluran masuk dan pipa
saluran keluar).
a. Suction Pipe
Suction Pipe adalah pipa saluran masuk untuk masuknya media
pendingin ke dalam kondensor,yang mana media pendingin itu
berupa fluida cair yang bertekanan yang merupakan hasil dari
pemampatan di kompresor.

b. Discharge Pipe
Discharge pipe adalah pipa saluran keluar Refrigerant dari
kompresor melalui tube ke tangki receiver.
2.d. Tube ( Pipa dalam Kondensor )
Tube adalah pipa aliran yang dilalui Refrigerant yang
bertekanan dan panas yang merupakan hasil dari turbin melalui suction
pipe dan akan disalurkan ke discharge pipe dan kemudian diterima oleh
tangki receiver. Umumnya terdapat empat susunan tube yaitu,
Triangular (30o), Rotate square (60o), Square (90o), Rotate square (45o).

Gambar 2. 3 Lay-Out pada Tube


Susunan triangular memberikan nilai perpindahan panas yang
lebih baik bila dibandingkan dengan susunan rotate square dan square
karena dengan susunan triangular dapat menghasilkan turbulensi yang
tinggi, namun begitu tube yang disusun secara triangular akan
menghasilkan pressure drop (penurunan tekanan) yang lebih tinggi dari
pada susunan rotate square dan square. Apabila fluida yang digunakan
memiliki tingkat fouling yang tinggi dan memerlukan pembersihan
secara mekanik (mechanical cleaning) susunan tube secara riangular
tidak digunakan, sebaiknya digunakan susunan square, apabila jenis
cleaning yang digunakan adalah chemical cleaning, maka susunan tube
secara triangular dapat diperimbangkan kembali, mengingat untuk
chemical cleaning tidak memerlukan akses jalur ruang (acess lanes)
yang lebih seperti pada mechanical cleaning.
5

3.d. Buffle
Buffle merupakan jarak bagi antar tube.

Gambar 2. 4 Jenis jenis buffle yang ada pada tube


4.d. Water Box
Ruang air pendingin(refrigerant) yang terbuat dari baja karbon.
E. Macam Macam Kondensor
1.e. Menurut Jenis Cooling Medium
Menurut jenis cooling mediumnya kondensor dibagi menjadi 3
jenis yaitu :
a. Air Cooled Condenser (menggunakan udara sebagai cooling
mediumnya).
Air Cooled Kondensor mengkondensasikan pembuangan
uap dari turbin uap dan kembali kondensat(cairan yang sudah
terkondensasi) ke boiler tanpa kehilangan air.

Gambar 2. 5 Air Cooled Condenser

b. Water Cooled Condenser (menggunakan air sebagai cooling


mediumnya).
Water Cooled Condenser yang paling banyak digunakan yaitu :
1) Shell and Tube Condenser
Shell and Tube Condenser atau Kondensor tipe Tabung dan
Pipa digunakan pada kondensor berukuran kecil sampai besar.
biasa digunakan untuk air pendingin berupa ammonia dan freon.
Seperti terlihat pada gambar didalam kondensor.
Tabung dan Pipa terdapat banyak pipa pendingin, dimana
air pendingin pengalir di dalam pipa-pipa tersebut, ujung dan
pangkal pipa pendingin terikat pada pelat pipa, sedangkan diantara
pelat pipa dan tutup tabung dipasang sekat-sekat untuk membagi
aliran air yang melewati pipapipa dan mengatur agar kecepatannya
cukup tinggi, yaitu 1,5 2 m/detik.

Gambar 2. 6 Shell and Tube Condenser


Air pendingin masuk melalui pipa bagian bawah kemudian
keluar melalui pipa bagian atas. Jumlah saluran maksimum
yang dapat digunakan sebanyak 12, semakin banyak jumlah
saluran yang digunakan maka semakin besar tahanan aliran air
pendingin. Pipa pendingin ammonia biasa terbuat dari baja
sedangkan untuk freon biasa terbuat dari pipa tembaga.
Jika menginginkan pipa yang tahan tehadap korosi bias
menggunakan pipa kuningan datau pipa cupro nikel. Ciri-ciri
kondensor Tabung dan Pipa adalah :

Dapat dibuat dengan pipa pendingin bersirip sehingga


ukurannya relatif lebih kecil dan ringan.

Pipa dapat dibuat dengan mudah.

Bantuk yang sederhana dan mudah pemasangannya.

Pipa pendingin mudah dibersihkan.

2) Shell and Coil Condenser


Kondensor tabung dan koil banyak digunakan pada unit
pendingin dengan Freon refrigerant berkapasitas lebih kecil,
misalnya untuk penyegar udara, pendingin air, dan sebagainya.
Seperti gambar dibawah ini, Kondensor tabung dan koil
dengan tabung pipa pendingin di dalam tabung yang dipasang pada

posisi vertical. Koil pipa pendingin tersebut biasanya dibuat dari


tembaga, berbentuk tanpa sirip maupun dengan sirip. Pipa tersebut
mudah dibuat dan murah harganya.
Pada Kondensor tabung dan koil, aliran air mengalir di
dalam koil pipa pendingin. Disini, endapan dan kerak yang
terbentuk di dalam pipa harus dibersihkan menggunakan zat kimia
(detergent).

Gambar 2. 7 Shell and Coil Condenser


Adapun cirri-ciri Kondensor tabung dan koil sebagai
berikut :

Harganya murah karena mudah dalam pembuatannya.

Kompak karena posisinya yang vertical dan mudah dalam


pemasangannya.

Tidak perlu mengganti pipa pendingin, tetapi hanya perlu


pembersihan dengan menggunakan detergen

3) Tube and Tubes Condenser


Kondensor jenis pipa ganda merupakan susunan dari dua
pipa coaksial dimana refrigerant mengalir melalui saluran yang
terbentuk antara pipa dalam dan pipa luar yang melintang dari atas
ke bawah. Sedangkan air pendingin mengalir di dalam pipa dalam
arah berlawanan, yaitu refrigerant mengalir dari atas ke bawah.
Pada mesin pendingin berkapasitas rendah dengan Freon
sebagai refrigerant, pipa dalam dan pipa luarnya terbuat dari
9

tembaga. Gambar dibawah ini menunjukkan Kondensor jenis pipa


ganda, dalam bentuk koil. Pipa dalam dapat dibuat bersirip atau
tanpa sirip.

Gambar 2. 8 Tube and Tubes Condenser

Kecepatan aliran di dalam pipa pendingin kira-kira antara


1-2 m/detik. Sedangkan perbedaan temperature air keluar dan
masuk pipa pendingin (kenaikan temperature air pendingin di
dalam kondensor) kira-kira mencapai suhu 10oC. Laju perpindahan
kalornya relative besar.
Adapun cirri-ciri Kondensor jenis pipa ganda adalah
sebagai berikut:

Konstruksi sederhana dengan harga yang memadai.

Dapat mencapai kondisi yang super dingin karena arah


aliran refrigerant dan air pendingin yang berlawanan.

Penggunaan air pendingin relative kecil.

Sulit dalam membersihkan pipa, harus menggunakan


detergen.

Pemeriksaan terhadap korosi dan kerusakan pipa tidak


mungkin dilaksanakan. Penggantian pipanya pun juga sulit
dilakukan.

c. Evaporatif Condenser (menggunakan kombinasi udara dan air sebagai


cooling mediumnya).

10

Kombinasi dari kondensor berpendingin air dan kondensor


berpendingin udara, menggunakan prinsip penolakan panas oleh
penguapan air menjadi aliran udara menjadi kumparan kondensasi.

Gambar 2. 9 Evaporatif Condenser

2. Menurut Jenis Desain


a.2. Berbelit-Belit
Jenis kondensor terdiri dari satu tabung panjang yang digulung
berakhir dan kembali pada dirinya sendiri dengan sirip pendingin
ditambahkan di antara tabung.

Gambar 2. 10 Kondensor Berbelit-Belit

11

b.2.Arus Pararel
Desain ini sangat mirip dengan radiator aliran silang. Alih-alih
bepergian refrigeran

melalui

satu

bagian

(seperti

tipe

serpentine) sekarang dapat melakukan perjalanan di berbagai


bagian. Ini akan memberi luas permukaan yang lebih besar untuk
udara ambien dingin untuk kontak.

Gambar 2. 11Kondensor Arus Pararel

c.2.Condenser Electric Fan


Kebanyakan kendaraan dengan AC membutuhkan kipas
listrik untuk membantu aliran udara, baik mendorong atau
menarik

udara

melalui kondensor, tergantung pada sisi mana

kondensor kipas ditempatkan.


Kebanyakan kendaraan modern sekarang memiliki kisi-kisi
depan yang lebih kecil atau bukaan bumper bar. Hal ini
menyebabkan kondisi aliran udara yang buruk terutama pada siaga
bila A/C kinerja dibatasi oleh jumlah aliran udara di atas
kondensor.

12

Gambar 2. 12 Condenser Electric Fan

3. Berdasarkan Klasifikasi Umum


a.3 Surface Condenser
Prinsip kerja surface Condenser Steam masuk ke dalam shell
kondensor melalui

steam

inlet

connection

pada

bagian

atas

kondensor. Steam kemudian bersinggungan dengan tube kondensor


yang

bertemperatur rendah sehingga temperatur steam turun dan

terkondensasi, menghasilkan kondensat yang terkumpul pada hotwell.


Temperatur

rendah

pada

tube

dijaga

dengan

cara

mensirkulasikan air yang menyerap kalor dari steam pada proses


kondensasi. Kalor yang dimaksud disini

disebut

kalor

laten

penguapan dan terkadang disebut juga kalor kondensasi (heat of


condensation) dalam lingkup bahasan kondensor. Kondensat yang
terkumpul di hotwell kemudian dipindahkan dari kondensor dengan
menggunakan pompa kondensat ke exhaust kondensat. Ketika
meninggalkan

kondensor,

hampir

keseluruhan

steam

telah

terkondensasi kecuali bagian yang jenuh dari udara yang ada di dalam
sistem.
Udara yang ada di dalam sistem secara umum timbul akibat
adanya kebocoran pada perpipaan, shaft seal, katup-katup, dan
sebagainya. Udara ini masuk ke dalam kondensor bersama dengan
steam. Udara dijenuhkan oleh uap air, kemudian melewati air cooling
section dimana campuran antara uap dan udara didinginkan untuk
selanjutnya dibuang dari kondensor

dengan

menggunakan

air

13

ejectors

yang

berfungsi

untuk mempertahankan vacuum di

kondensor.
Untuk menghilangkan udara yang terlarut dalm kondensat
akibat adanya udara di kondensor, dilakukan deaeration. De-aeration
dilakukan di kondensor dengan memanaskan kondensat dengan
steam agar udara yang terlalut pada kondensat akan menguap. Udara
kemudian ditarik ke air cooling section dengan memanfaatkan
tekanan rendah yang terjadi pada air cooling section. Air ejector
kemudian akan memindahkan udara dari sistem.
Surface Condenser dibedakan menjadi dua jenis lagi, yaitu :
a) Horizontal Condenser
Air pendingin masuk kondensor melalui bagian bawah,
kemudian masuk ke dalam pipa-pipa pendingin dan
keluar pada bagian atas sedangkan arus panas masuk
lewat bagian tengah kondensor dan keluar sebagai
kondensat pada bagian bawah kondensor.

Gambar 2. 13 Horizontal Condenser


Kelebihan Kondensor horizontal adalah :
1. Dapat dibuat dengan pipa pendingin bersirip sehingga
relaif berukuran kecil dan ringan
2. Pipa pendingin dapat dibuat dengan mudah
3. Bentuk sederhana dan mudah pemasangannya
4. Pipa pendingin mudah dibersihkan
b) Vertical Condenser
Air pendingin masuk konddensor melalui bagian
bawah, kemudian masuk ke dalam pipa-pipa pendingin dan
14

keluar pada bagian atas Sedangkan arus panas masuk lewat


bagian atas kondensor dan keluar sebagai kondensat pada
bagian bawah kondensor.

Gambar 2. 14 Vertical Condenser


Keterangan :
1. Esterification reactor
2. Vertical frational column
3. Vertical Condenser
4. Horizontal Condenser
5. Storage device
Kelebihan Kondensor vertical adalah :
1. Harganya murah karena mudah pembuatannya.
2. Kompak karena posisinya yang vertikal dan mudah
pemasangan
3. Bisa dikatakan tidak mungkin mengganti pipa pendingin,
pembersihan harus dilakukan dengan menggunakan deterjen.
b.3 Direct-Contact Condenser
Direct-contact Condenser mengkondensasikan steam dengan
mencampurnya langsung dengan air pendingin. Direct-contact atau
open Condenser digunakan pada beberapa kasus khusus, seperti :
1. Geothermal power plant.

15

2. Pada power plant yang menggunakan perbedaan temperatur di


air laut (OTEC)
Direct-contact Condenser dibagi menjadi dua jenis lagi, yaitu :
a) Spray Condenser
Pada Spray Condenser, pencampuran steam dengan air
pendingin dilakukan dengan jalan menyemprotkan air ke steam.
Sehingga steam yang keluar dari exhaust turbin pada bagian
bawah bercampur dengan air pendingin pada bagian tengah
menghasilkan kondensat yang mendekati fase saturated.
Kemudian dipompakan kembali ke cooling tower.
Sebagian dari kondensat dikembalikan ke boiler sebagai
feedwater. Sisanya didinginkan, biasanya di dalam dry(closed) cooling tower. Air yang didinginkan pada Cooling
tower disemprotkan ke exhaust turbin dan proses berulang.
b) Barometric dan Jet Condenser
Ini merupakan jenis awal dari kondensor. Jenis ini
beroperasi dengan prinsip yang sama dengan spray condenser
kecuali tidak dibutuhkannya pompa pada jenis ini. Vacuum
dalam kondensor diperoleh dengan menggunakan prinsip head
statis seperti pada barometric Condenser, atau menggunakan
diffuser seperti pada jet Condenser.

Gambar 2. 15 Jet Condenser

16

B.

Cara Pemilihan Kondensor Pada Mesin Pendingin


Berdasarkan jenis media pendingin yang digunakan kondenser dibagi

menjadi 3 jenis, yaitu:


a.

Kondensor berpendingin air (water cooled condenser).


Kondensor berpendingin air dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu:
Kondensor yang air pendinginnya langsung dibuang
Kondensor yang air pendinginnya disirkulasikan kembali.

Sesuai dengan namanya, kondensor yang air pendinginnya langsung dibuang,


maka air yang berasal dari suplai air dilewatkan ke kondensor akan langsung
dibuang atau ditampung di suatu tempat dan tidak digunakan kembali.
Sedangkan kondensor yang air pendinginnya digunakan kembali, maka air
yang keluar dari kondensor dilewatkan melalui menara pendingin (cooling
tower) agar temperaturnya turun. Selanjutnya air dialirkan kembali ke dalam
kondensor, demikian seterusnya secara berulang - ulang.
b.

Kondensor berpendingin udara (air cooled condenser).

Ada dua metoda mengalirkan udara pada jenis ini, yaitu konveksi alamiah dan
konveksi paksa dengan bantuan kipas. Konveksi secara alamiah mempunyai
laju aliran udara yang melewati kondenser sangat rendah, karena hanya
mengandalkan kecepatan angin yang terjadi pada saat itu. Oleh karena itu
kondensor jenis ini hanya cocok untuk unit-unit yang kecil seperti kulkas,
freezer untuk keperluan rumah tangga, dll. Kondensor berpendingin udara yang
menggunakan bantuan kipas dalam mensirkulasikan media pendinginannya
dikenal sebagai kondensor berpendingin udara konveksi paksa. Secara garis
besar, jenis kondensor dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
Kondensor yang kipasnya dioperasikan dengan pengatur jarak jauh
(remote control).
Kondensor yang kipasnya dirakit bersama-sama dengan unit kompresor
atau condensing unit. Kapasitasnya kondensor jenis ini biasanya cocok

17

untuk beban mulai < 1kW s/d 500 kW, bahkan kadang dapat lebih dari
c.

500 kW.
Kondensor evaporatif (evaporative condenser)

Kondensor evaporatif pada dasarnya adalah kombinasi antara kondensor


dengan menara pendingin yang dirakit menjadi satu unit atau kondensor yang
menggunakan udara dan air sebagai media pendinginnya. Jenis kondensor
yang akan digunakan di KPPC Sinar Mulya Cihideung ini adalah jenis water
cooled condenser sebanyak 2 buah.
I.

Fungsi dari masing masing kondenser ialah sebagai berikut :


Kondensor yang pertama berfungsi untuk :
Media penukar kalor dan tempat terjadinya proses kondensasi
Sebagai heat recovery karena adanya kebutuhan air panas untuk

membersihkan tangki tangki susu.


Menurunkan temperatur discharge ke temperatur kondensasi sesuai

rancangan yaitu 40oC.


Kondenser yang kedua berfungsi untuk :
Media penukar kalor sisa dari kondenser pertama. Bila kondisi air
pada condenser pertama sudah panas, kalor dari kondensor tidak
dapat sepenuhnya diserap oleh air. Maka kondensor yang kedua

akan menyerap kalor dari kondensor yang masih tersisa.


Memastikan refrigeran yang masuk ke dalam evaporator berada

dalam keadaan cair.


Menurunkan temperatur kondensasi dari 75oC sampai 60oC. Untuk
membantu kinerja sistem, air untuk mendinginkan kondenser
kedua sehingga perpindahan kalor dapat maksimal yaitu berasal
dari air sumur sebagai make up water dengan menggunakan katup
apung sebagai alat kontrolnya.

II.

Keuntungan menggunakan 2 buah kondensor ialah :


Kerja kompresor lebih ringan.
Sangat sesuai dengan kondisi lingkungan yang banyak air dengan
temperatur air yang cukup rendah.

18

Refrigeran yang keluar dari kondenser benar benar dalam fasa cair,
karena apabila pelepasan kalor pada kondenser pertama tidak sempurna
maka kondenser kedua yang menyempurnakannya.
Mempertahankan agar tekanan kondensasi tidak terlalu tinggi.
Hemat energi, karena menggunakan air ledeng hanya sebagai pendingin
kondensor sehingga secara tidak langsung akan mengurangi kebutuhan
energi listrik. Adapun dimensi dari masing masing kondensor adalah
sebagai berikut : Dimensi bak kondensor I: Panjang = 3.4 m Lebar = 1
m Tinggi = 1.5 m Dimensi bak kondensor II: Panjang = 1.5 m Lebar =
1.5 m Tinggi = 1.5 m
C.

Perhitungan Kondensor

a.

KONDENSOR HORISONTAL

I.

Neraca Panas:
Panas yang dilepaskan oleh n- propanol
Panas yang diterima oleh air
0
F

= 60.000 lb/jam x 285 Btu/lb


= 17.100.000 Btu/jam
= 488.000 lb/jam x 1 (btu/ lb. 0F) x (120 -85)
= 17.000.000 Btu/jam

II.

Menentukan t
fluida panas
(uap n- propanol)
244
244
0

suhu tertinggi
suhu terendah
Selisih

fluida dingin
(air)

Selisih

120
85
35

124
159
35

Sehingga didapat harga t = LMTD sebesar 141 0F


Keadaan uap di dalam shell adalah isotermal.
III. Menentukan Tc dan tc
Suhu rerata tc = 102,5 0F.
Trial harga UD
a). diasumsikan harga UD = 100 dan Koefisien film embunan = 100, kisaran
harga UC adalah 150 sampai 300.
Luas permukaan perpindahan panas A
= Q/ ( UD x t )
= 17.000.000 / ( 100 x 141)

19

Jumlah tabung = 1213/(8 x 0,1963)

= 1213 ft2
= 773 buah

b) diasumsikan aliran air dalam pipa adalah 4 pass ; hal ini didasarkan pada
pemikiran bahwa: jumlah air yang diperlukan sangat banyak , sehingga
kondensor akan mempunyai jumlah pipa yang banyak, sehingga jika
digunakan 2 pass, maka tidak mencukupi. Dari jumlah pipa, (berdasarkan
tabel 9, Kern, D,Q; 1985) : 773 buah, 4 arah, dengan OD in dan 15/16 in
triangular pitch, maka jumlah pipa terdekat adalah: 766 pipa dengan ID shell
31 in
c). Koreksi terhadap UD
A = 766 x 8 x 0,1963 = 1205 ft2
UD = Q / (A x t ) = 17.000.000 / (1205 x 141 ) = 101
d) Menghitung hi, hio dan ho:
Harga hi, hio dan ho dapat dicari dengan menggunakan beberapa persamaan
maupun gambar. Perhitungan dilakukan baik untuk bagian shell ( tempat
dimana uap n-propanol berada) dan bagian pipa (tempat air pendingin
mengalir). Perhitungan selengkapnya adalah sebagai berikut:
Fluida panas ( uap n- propanol),
didalam shell
diasumsikan ukuran baffles 31 in,
sejumlah 2 buah

Fluida dingin (air) di dalam pipa

as = ID x C B / 144 x 0,937
= 31 x 0,1875 x 81 x 0,937
= 1,34 ft2

Luas aliran seluruh pipa (total) = at


= Nt x a1/ (144) n
= 766 x 0,802/144 x 4
= 0,402 ft2
Gt = w/at
= 488.000/ 0,402
= 1.210.000 lb/j. ft2
Kecepatan
V = Gt x 3.600
x 62,5
= 5,42 ft/ det.

Gs = W/as = 60.000/1,34
= 44.700 lb/ jam..ft
Loading;
G = W/L.Nt3/2
= 60.000/8 x 766 3/2
= 89,3 lb/jam. ft
diasumsikan
h = ho =200
sehingga hio =1075
tw = ta + ho/ (hio + ho) (Tv ta )
= 102,5 + 200/ 1275 (244 102,5)
= 125 0F
tf = (Tv + tw)/2
= (244 +125)/2 = 184,5 0F

Luas aliran = a1 = 0,302 in2


( dari tabel 10, Kern, D.Q; 1985)

Pada ta = 102,5 0F:


lb/ (ft).(jam)
dari tabel 10: D = 0,0517 ft
Ret = DGt /
= 0,0517 x1.210.000/1,74
= 36.200

20

kf = 0,094 Btu/(j)(ft2)(0F/ft) (tabel 4)


sf -= 0,80
f = 0,62 cp (Gambar 14)
dari pers (12.42),
(Kern, D,Q; 1985: 206) diperoleh:
h = ho = 172 Btu/ j.ft2. 0F

hi = 1300

hio = hi x ID/ OD
= 1300 x 0,62/0,75
= 1075 Btu/j. ft2 0F

e) Menghitung Pressure drop (p)


Seperti halny [erhitungan hi, hio dan ho diatas, perhitungan p juga
dilakukan baik untuk bagian shell bagian pipa.. Perhitungan selengkapnya
adalah sebagai berikut:
Fluida panas ( uap npropanol), didalam shell
1) Pada Tv = 244 0F
vapor = 0,010 x 2,42
= 0,0242 lb/ (ft) (j)
Ds = 0,55/12 = 0,0458 ft
Res = Ds. Gs/
= 0,0458.x 44.700 / 0,0242
= 84.600
dari gambar 29 Kern DQ, hal 839
diperoleh f = 0,0014 ft2/ in2

1)

2) Mr n propanol = 60,1
densitas : = 0,238 lb/ ft3
s = 0,238/62,5 = 0,00381
Ds = 31/12 = 2,58 ft

2)

3) Ps dicari dengan persamaan


(12.47)
diperolehPs = 1,2 psi.

3)

4)

Fluida dingin (air) di


dalam pipa
Untuk Ret = 36.200
f = 0,00019 ft2/in2

Pt dicari dengan
persamaan (7.45)
Pt = f Gt2 L n/ 5,22 x 1010
D s t
diperoleh Pt = 3,3 psi
Pr 3,2 psi (pers 7-46)
PT = Pt + Pr = 6,5 psi
(pers. 7-47)

IV. Menentukan Clean Coefficient (UC)


Uc = (hio. ho) / (hio + ho) = 148,5 Btu/ (j)(ft2) (oF)
V.

Menentukan dirt factor Rd


Rd = (UC UD) / UC. UD =0,0032 (j)(ft2) (0F)/ Btu

21

VI. Ringkasan:
Berdasarakan perhitungan di atas, kondensor horisontal yang digunakan
untuk
mengembunkan uap n- propanol sebanyak 60.000 lb/ jam
mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
UC = 148,5
UD = 101
Rd hasil perhitungan = 0,0032
Rd yang dipersyaratkan = 0,0030
P dalam shell hasil perhitungan = 1,2
P dalam shell yang diperbolehkan = 2,0
P dalam pipa hasil perhitungan = 6,5
P dalam pipa yang diperbolehkan = 10,0

b.

KONDENSOR VERTIKAL

Dengan ketentuan dan tugas yang sama seperti dalam perancangan


kondensor horisontal, akan dirancang kondensor vertikal yan
diasumsikan harga UD = 70 .
a)
Luas permukaan perpindahan panas A
Jumlah tabung = 1780/(12 x 0,1963)
b)

c)

= Q/ ( UD x t )
= 17.000.000 / ( 70 x 141) = 1780 ft2
= 766 buah

Ukuran pipa, jumlah pass dan lain- lainnya sama seperti pada kondensor
horisontal.
Koreksi terhadap UD
A
UD

= 766 x 12 x 0,1963 = 1805 ft2


= Q / (A x t )
= 17.000.000 / (1805 x 141 ) = 67,2

Menghitung hi, hio dan ho:


d)
Analog dengan perhitungan dalam kondensor hoeisontal, perhitungan dalam
kondensor vertikal adalah sebagai berikut:
Fluida panas ( uap
propanol), didalam shell

n-

Fluida dingin (air) di dalam


pipa

22

4)

Do = 0,75/12 = 0,0625 ft

5)

Gs = W/as = 60.000/1,34
= 44.700 lb/ jam..ft
Loading;
G = W/3,14 Nt Do
= 60.000/ 3,14 x 766 x 0,0625
= 399 lb/jam. ft
diasumsikan
h = ho =100

4)

Dari langkah 4) sampai dengna


8), sama dengan langkah
perancangan
kondensor
horisontal
Diperoleh harga hio = 1975

tw = ta + ho/ (hio + ho) (Tv ta )


= 102,3 + 200/ 1175 (244
102,5)
= 114,5 0F
tf = (Tv + tw)/2
= (244 +114,5)/2 = 179 0F
kf = 0,0945 Btu/(j)(ft2)(0F/ft)
(tabel 4)
sf -= 0,76
f = 0,65 cp (gambar 14)
dari pers (12.41), Kern;1985:206
:
h = ho = 102 Btu/ j.ft2. 0F

e) Menghitung Pressure drop (p)


Penentuan harga p dilakkan sebagai berikut:
Fluida panas ( uap n- propanol),
didalam shell

Fluida dingin (air) di dalam pipa

23

1)

Jarak spacing = B = 144/5 = 20 in


as
= ID x CB/144 Pr
= 81 x 0,1875 x 29/144 x
0,937
= 1,25 ft2
Gs
= W/as
= 60.000/ 1,25 = 48.000 lb/ j
2
ft
Pada Tv
vapor
Ds
Res

= 244 0F
= 0,010 x 2,42
= 0,0242 lb/ (ft) (j)
= 0,55/12 = 0,0458 ft
= Ds. Gs/
= 0,0458.x 48.000 /

0,0242

2)

3)

= 91.000
dari gambar 29 Kern DQ, hal 839
diperoleh f
= 0,0014 ft2/ in2
Jumlah lintasan
= N+1 = 5
densitas :
= 0,238 lb/ ft3
s
= 0,238/62,5 = 0,00381
Ds
= 31/12
= 2,58 ft
Ps dicari dengan persamaan (12.47)
diperolehPs = 2,3 psi
Harga P adalah tinggi

Pt dicari dengan persamaan (7.45)


2) Pt = f Gt2 L n/ 5,22 x 1010 D x s x
t
diperoleh Pt = 5,0 psi
3)

Pr 3,2 psi (pers 7-46)

4) PT = Pt + Pr = 8,2 psi (pers. 7-47)

4. Menentukan Clean Coefficient (UC)


Uc = (hio. ho) / (hio + ho) = (1075 x 102)/ 1075 + 102) = 93,2 Btu/ (j)(ft2) (oF)
5. Menentukan dirt factor Rd

24

Rd = (UC UD) / UC. UD =0,00415 (j)(ft2) (0F)/ Btu


6. Ringkasan:
Berdasarakan perhitungan di atas, kondensor horisontal yang digunakan untuk
mengembunkan uap n- propanol sebanyak 60.000 lb/ jam mempunyai
spesifikasi sebagai berikut:
UC = 93,2
UD = 67,2
Rd hasil perhitungan = 0,00415
Rd yang dipersyaratkan = 0,0030
P dalam shell hasil perhitungan = 2,3
P dalam shell yang diperbolehkan = 2,0
P dalam pipa hasil perhitungan = 8,2
P dalam pipa yang diperbolehkan = 10,0

BAB III
PENUTUP

25

KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Kondensor merupakan alat penukar kalor pada sistem refrigerasi yang
berfungsi untuk melepaskan kalor kelingkungan. Didalam sistem
kompresi uap (vapor compression) kondensor adalah suatu komponen
yang berfungsi untuk merubah fase refrigerant dari uap bertekanan
tinggi menjadi cairan bertekanan tinggi atau dengan kata lain pada
kondensor ini terjadi proses kondensasi.
2. Cara kerja kondensor adalah uap panas yang masuk ke kondensor
dengan temperatur yang tinggi dan bertekanan yang merupakan hasil
proses dari turbin. Kemudian uap panas masuk ke dalam Suction Pipe
dan kemudian mengalir dalam tube. Dalam tube, uap panas didinginkan
dengan media pendingin air yang dialirkan melewati sisi luar tube,
kemudian keluar melalui Discharge Pipe dengan temperatur yang sudah
turun.
3. Macam- macam kondensor ada beberapa klasifikasi kondensor, antara
lain :
1.

Menurut Jenis Cooling Medium


a. Kondensor Berpendingin Udara (Air Cooled Condenser);
b. Kondensor Berpendingin Air (Water Cooled Condenser);dan
c. Kondensor

Berpendingin

Campuran

Udara

dan

Air

(Evaporating Condenser).
2.

Berdasarkan jenis desain


a. Berbelit belit;
b. Arus parallel; dan
c. Condenser electric fan.

3.

Berdasarkan klasifikasi umum


Surface condenser
a.

Horizontal condenser;dan

b.

Vertical condenser.

Direct-contact condenser
a.

Spray Condenser;dan

26

b.

Barometric dan Jet Condenser.

4. Aplikasi kondensor antara lain:


a. Pada AC mobil atau AC ruangan;
b. Pada kulkas;
c. Pada PLTU;dan
d. Dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

27

Kern, D.Q, (1985), Process Heat Transfer, Tokyo: Mc Graw Hill International
Book Co.
Himmeblau D.M., (1984(, Basic principles and Calculations in Chemical
Engineering, Third Edition, Canada: Prentice-Hall, Inc.
Perry, R.H., (1989), Perrys Chemical Engineers Handbook, New York:
McGraw- Hill Book Company

28

Anda mungkin juga menyukai