Anda di halaman 1dari 35

Identitas

Nama : Tn. KP
Umur
: 77 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Suku : Jawa
Alamat : Cendono RT 1 RW 7 Sugihan,
Bendo
Sari, Sukoharjo
MRS : 24 Januari 2012 pukul 10.17
dari poli
bedah
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
No. RMK
: 170331

ANAMNESIS (Autoanamnesis, 25 januari 2012)

A.

Keluhan Utama

Tidak bisa kencing


B. Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh
sulit kencing, kencing hanya menetes sedikit sedikit. Penderita
juga mengeluh kencing tidak lampias, mengedan, dan apabila ingin
kencing tidak bisa ditahan. Sejak 7 hari sebelum masuk rumah
sakit penderita mengeluh tidak bisa kencing dan terasa sakit sekali.
Sebelumnya kurang lebih 2 tahun sebelum masuk rumah sakit,
penderita mulai mengeluh sering mengejan saat kencing, kencing
kurang deras, dan pancarannya kurang jauh sehingga penderita
lebih lama di kamar mandi. Bila siang hari bisa lebih dari 5 kali
kencing dan pada malam hari penderita sering terbangun untuk
kencing (bisa 3-4 kali semalam). Penderita juga sering mengeluh
nyeri saat kencing. Penderita sudah berobat ke dokter, oleh dokter
penderita diberi obat dan dipasang kateter, jika kateter dilepas
pasien mengeluh tidak bisa kencing lagi dan terasa sakit sekali.

C. Riwayat penyakit dahulu


Asma
: disangkal
Hipertensi
: disangkal
DM
: disangkal
Riwayat trauma regio perineum: disangkal
Kencing keluar batu
: disangkal
Kencing keluar darah
: disangkal

D. Riwayat Keluarga
Asma
: Disangkal
Hipertensi
: Disangkal
Jantung
: Disangkal
DM
: Disangkal
Riwayat keluhan serupa
: Disangkal

E. Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Vital Sign
: TD : 120/80 mmhg
S : 36,5 C
N : 80 X / mnt
RR: 20 X / mnt
Kulit
: Dbn

Kepala

:Conjunctiva anemis ( - ),
sclera tidak ikterik
Telinga
: Secret ( - )
Hidung
: Secret ( - )
Mulut
: Lidah Kotor tidak ada, gigi
karies tidak ada

Mata

: mesosephal

Thorax
Pulmo
Inspeksi : Retraksi ( - ), Ketinggalan gerak nafas ( - )
Palpasi
: Ketinggalan gerak nafas ( - )
Perkusi
: Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler, ronkhi ( - ), Wheezing (-/-)
Jantung:
Inspeksi
: Ictus Cordis tak tampak
Palpasi
: Ictus Cordis teraba di SIC IV
Perkusi
: Redup
Auskultasi : Regular, bising ( - )

Abdomen :
Inspeksi
: Perut sejajar dada.
Palpasi
: Hepar / lien tidak teraba, NT
(-)
Perkusi
: Pekak alih ( - )
Auskultasi : Peristaltik baik
Ekstremitas : Akral hangat, Nadi kuat.

F. Status Lokalis
Regio costo vertebre
Inspeksi: bulging (-)
Palpasi: balotemen (-)
Regio Suprapubik
Inspeksi: Bulging (+)
Palpasi : Nyeri tekan (+)
Perkusi: Redup
Regio genetalia eksterna
Inspeksi: benjolan daerah inguinal (-), benjolan di
scrotum (-), OUE tak tampak kelainan
Palpasi: nyeri takan (-), masa (-)

Rectal Toucher
Tunus spincter ani bak, mukosa licin
Teraba penonjolan prostat, konsistensi
lunak, simetris, NT (-)
Darah (-), fases (-)

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Pemeriksaan laboratorium Darah (07 Oktober 2011)
No

Parameter

Jumlah

Satuan

Nilai Rujukan

1.

Leukosit

5.700

mm3

5.000 -10.000/mm3

2.

Eritrosit

4.36

mm3

4.000.000 - 5.000.000/mm3

3.

Hemoglobin

12,7

gr %

12-14 gr %

4.

Hematokrit

36,6

% volume

37-43 % volume

6.

Limfosit

25,3

9-12 %

7.

Monosit

4,4

2-6 %

8.

Trombosit

mm3

150.000 400.000/mm3

9.

MCV

83,9

femtoliter

80-90 fL

10
.

MCH

29,1

pikograms

27-31

11
.

MCHC

34,7

32-37 %

12
.

HbSAg

Negatif

13
.

GDS

mg /100 ml

70-120mg/100ml

198.000

315

B. Pemeriksaan Radiologis
HASIL PEMERIKSAAN FOTO THORAX PA (21/1/2012)

Jantung: tidak membesar


Paru-paru: corakan bronco vasikuler
meningkat, apex kedua pulmo tenang,
diafragma dan sinus baik
Kesan: pulmo dan jantung tenang
HASIL PEMERIKSAAN USG VESIKA URANARIA (21/1/2012)

tampak indensitas dari caudo dorsal ukuran


+/- 62,2x56,5x57,7 permukaan regular,
penampakan homogen, tak tampak kalsifikasi
Kesan: pembesaran kelenjar prostat

C. IPSS skor

H. Resume
Penderita laki-laki umur 77 tahun, datang
dengan keluhan tidak bisa kencing sekitar I
hari. Pada anamnesis lebih lanjut ditemukan
tanda-tanda
prostatismus
dan
pada
pemeriksaan fisik dengan rectal toucher
didapatkan
tanda-tanda
pembesaran
prostat dengan konsistensi lunak.

I. Kesimpulan Assesment
Tn

KP, 77 tahun, retensi urin


ec BPH

J. Tindakan
Direncanakan operasi radikel
prostatektomi

K. Follow Up
Laporan operasi:
Posisi telentang dalam general anastesi, dilakukan
tindakan aseptik dan antiseptik.
Insisi suprasimpisis diperdalam, perlengketan subkutis,
fasia, otot peritonium pada tempat bekas sistostomi.
Buli-buli dibuka :
- peritoneum terbuka
- buli-buli terbuka, tampak prostat kedalam rongga bulibuli, reflak +/+, dilakukan enuklease prostat, ditemukan
sebagian jaringan prostat agak bebas dan sebagian
melekat.
Rongga peritoneum dibuka lalu dicuci
Luka ditutup dengan meninggalkan 1 buah drain
retroperitoneal
Operasi selesai

Instruksi Post Operasi


langsung
Inpus

makan dan minum

D5
Injeksi cefazolin 3x1 gr, injeksi ketorolac 2x15 gr,
injeksi asam traneksamat 3x1 gr, injeksi vit. K 3x1
gr, injeksi Adsna 2x1 gr
Pasang DC
Fiksasi kaki
Deep irrigation 80L
raksi sampai urin jernih
Pemeriksaan PA untuk prostat (Dx : BPH, DD : Ca
Prostat)

Follow up post operasi (26 januari 2012)


Tekanan darah: 120/80 RR: 20 x/menit
Suhu: 37C Nadi: 90 x/menit
Subjektif: mual (-), muntah (-), batuk (-), menggilil (-), BAB terakhir 2 hari
yang lalu, nafsu makan , minum lancer, nyeri di tempat operasi, kembung,
flatus (+)
Objektif: paru: dbn
Jantung: dbn
Abdomen: inspeksi: luka operasi baik, rembes darah (+)
Palpasi: supel, nyeri tekan daerah operasi (+)
Perkusi: timpani
Auskultasi: paristaltik (+)
Ekstremitas: dbn
Status lokalis: nyeri daerah operasi (+), luka operasi baik, rembes darah
daerah penis (+), drain minimal kemerahan, spoling NaCl warna jernih habis
20 botol NaCl, pembengkakan (+)
Assessment: post operasi BPH hari I

Tinjauan Pustaka

A. Anatomi

4 zona prostat

B. DEFINISI

Benign Prostat hyperplasia (BPH) adalah


hiperplasia kelenjar periuretral
yang mendesak jaringan prostat yang asli
ke perifer dan menjadi simpai bedah.
Ada juga yang menyatakan defenisi BPH
adalah jika berat prostat 20 gram.(4,6)

Prostat patologis

C. ETIOLOGI

Teori dehidrotestoteron

Lanj.

Teori berkurangnya kematian sel

Tanda dan Gejala


Gejala

F. Diagnosis
Anamnesis gejala prostatismus
Pemeriksaan fisik:
kelainan pada traktus urinarius bagian atas
ginjal dapat teraba
Pielonefritis sakit pinggang dan nyeri ketok pada
pinggang
retensi total Vesika urinaria dapat teraba
Genitalia eksterna kemungkinan lain yang dapat
menyebabkan gangguan miksi
Colok dubur prostat teraba membesar, mukosa
licin, lobus kanan dan kiri asimetris, konsisntensi
lunak
Pemeriksaan radiologis BNO, IVP, sistogram
retrograde, USG, CT Scan dan MRI

IPSS skor

G. penatalaksanan

Penatalaksanaan Secara klinis BPH dibagi menjadi 4


grade yaitu:
1. Grade I belum memerlukan tindakan operatif,
pengobatan secara konservatif.
2. Grade II sudah ada indikasi operasi TURP
3. Grade III dapat dilakukan open prostatektomi
4. Bila sudah terjadi retensi total maka
dipasang kateter terlebih dahulu atau dilakukan
schistostomi setelah itu baru dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut untuk melengkapi
diagnosa kemudian dilakukan terapi definitif, dapat
berupa TURP ataupun open prostatektomi.(2)

Pembedahan

Route transvesikal, yaitu dengan membuka vesika dan


prostat dinukleasi dari dalam vesika. Keuntungannya
dapat sekaligus untuk mengangkat batu vesika atau
diverkulektomi apabila ada divertikel yang cukup
besar. Kerugiannya harus membuka vesika
sehingga perlu memakai kateter lebih lama
sampai luka pada dinding vesika sembuh.
Route retropubik menurut Terence Millin, yaitu
dengan membuka kapsel prostat tanpa membuka
vesika kemudian prostat dienukleasi dari retropubik.
Keunggulannya tanpa membuka vesika sehingga
pemasangan kateter tidak usah selama bila
membuka vesika. Kerugiannya tidak dapat dipakai
kalau diperlukan tindakan lain yang harus dikerjakan
dari dalam vesika.

Lanjt.
TURP (Transurethral Resection of the Prostate) masih
merupakan standar
emas. Indikasi TURP adalah gejala-gejala sedang sampai
berat, volume prostat
kurang dari 90 gram dan pasien cukup sehat untuk
dioperasi.
observasi (watchfull waiting) biasanya dilakukan pada
penderita dengan keluhan ringan (skor Madsen Iversen
<9). Nasehat yang diberikan adalah mengurangi minum
setelah makan malam untuk mengurangi nokturia,
menghindari obat-obat dekongestan (parasimpatolitik),
mengurangi minum kopi dan dilarang minum alkohol.
Setiap 3 bulan dilakukan kontrol keluhan (sistem skor),
sisa kencing dan pemeriksaan colok dubur.

Terapi medikamentosa
a. penghambat alfa adrenergik: prazosin,
doxazosin, terazosin, afluzosin, tamsulosin
b. penghambat enzim 5 alfa reduktase :
finasteride
c. fitoterapi: Pengobatan fitoterapi yang
ada di Indonesia antara lain eviprostat.
Substansinya misalnya Pygeum africanum,
Saw palmetto, Serenoa repeus. Efeknya
diharapkan terjadi setelah pemberian
selama 1 - 2 bulan.

Daftar Pustaka

Umbas, R. 1995. Patofisiologi dan Patogenesis Pembesaran


Prostat Jinak. Yayasan penerbit IDI, Jakarta ; 1-5
Rahardjo, J. 1996. Prostat Hipertropi. Dalam : Kumpulan Ilmu
Bedah. Bina rupa aksara, Jakarta ; 161-70
Mansjoer A, Suprahaita, Wardhani. 2000. Pembesaran Prostat
Jinak. Dalam: Kapita selekta Kedokteran. Media Aesculapius,
Jakarta ; 329-34
Mulyono, A. 1995. Pengobatan BPH Pada Masa Kini. Dalam :
Pembesaran Prostat Jinak. Yayasan penerbit IDI, Jakarta ; 4048.
Sjafei, M. 1995. Diagnosis Pembesaran Prostat Jinak. Dalam :
Pembesaran Prostat Jinak. Yayasan Penerbit IDI, Jakarta ; 6-17
Sjamsuhidajat R, De Jong W. 1997. Tumor Prostat. Dalam:
Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta, 1997; 1058-64.


MATURSUWUN

Anda mungkin juga menyukai