Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Elektronika Industri Vol.

5, Desember 2012, ISSN 2085-0794

24

Aplikasi HMI (Human Machine Interface) pada Sistem Pendeteksi


Logam
Retno Tri Wahyuni1 , Made Rahmawaty2
Teknik Elektro, Politeknik Caltek Riau
Jl. Umban sari No.1 Rumbai, Pekanbaru

Abstrak
Sistem pendeteksi logam memegang peranan penting pada beberapa industri, seperti industri
makanan, farmasi, tekstil dan banyak industri lainnya. Sistem pendeteksi logam berperan dalam menjaga
sistem keamanan produk serta pencegahan kerusakan pada mesin. Salah satu bentuk teknologi yang
mendukung sistem pendeteksi logam adalah sistem monitoring menggunakan HMI (Human Machine
Interface). Jurnal ini berisi penjelasan mengenai aplikasi HMI pada sistem pendeteksi logam. Tipe HMI
yang digunakan adalah XBTGT2000 Series, sedangkan PLC yang digunakan adalah PLC Twido jenis
TWDLCAE40DRF, keduanya merupakan produk dari Schneider Electric. Sensor logam berupa sensor
induktif dengan diameter 25mm yang diletakkan tegak lurus sejauh 10mm di atas konveyor. Dari data
pengujian dapat disimpulkan bahwa sistem monitoring menggunakan HMI dapat berjalan dengan baik
dengan tingkat keberhasilan 100%.
Kata kunci: HMI, PLC

Abstract
Metal detector system plays an important role in some industries, such as food, pharmaceutical,
textile and many other industries. Metal detection systems play a role in maintaining security systems
products as well as prevention of damage to the machine. Monitoring of the systems important and can be
done using HMI (Human Machine Interface). HMI type used is XBTGT2000 Series, while the PLC is used
Twido PLC TWDLCAE40DRF type, both of that are products of Schneider Electric. The metal sensor
type is inductive sensor diameter of 25mm are laid perpendicular above the conveyor with distance
10mm. From the test data can be concluded that the monitoring system using the HMI can be run
properly with success rate 100%.
Keywords: HMI, PLC

Pendahuluan

Fungsi utama dari sistem pendeteksi logam di industri adalah sebagai safety atau sistem
keamanan pada produk. Pada industri makanan dan farmasi, pendeteksi logam akan mendeteksi
adanya bahan-bahan terbuat dari logam yang berbahaya. Industri tekstil membutuhkan
pendeteksi logam untuk mendeteksi kemungkinan adanya patahan jarum. Sedangkan industri
bahan bangunan, pengolahan kayu, plastik, karet, recycling material dan lain-lain memiliki
resiko adanya patahan paku di dalam materialnya. Selain untuk menjaga kualitas dari produk,
sistem pendeteksi logam juga akan menghindarkan mesin produksi dari kerusakan. Dengan
memasang pendeteksi logam pada bagian proses (sebelum bahan baku masuk ke mesin
pemroses), maka kandungan barang-barang logam berbahaya dapat terdeteksi sehingga tidak
akan merusak mesin.
Pada pengaplikasiannya, sistem pendeteksi logam tentunya memiliki bagian utama
berupa sensor logam. Penggunaan jenis sensor logam disesuaikan dengan seberapa sensitif
kebutuhan sistem dalam mendeteksi barang logam. Bagian penting lain dari sistem pendeteksi
logam adalah sistem alarm yang akan memberikan tanda peringatan bawa terdeteksi adanya
benda logam. Alarm ini biasanya berupa lampu indikator atau bunyi-bunyian.
Bentuk teknologi lain selain sistem alarm yang dapat digunakan untuk memonitoring
kerja sistem pendeteksi logam adalah Human Machine Interface (HMI). Perangkat ini

Jurnal Elektronika Industri Vol. 5, Desember 2012, ISSN 2085-0794

25

menyediakan tampilan (visualisasi) sebagai sarana antar muka manusia dengan aplikasi proses,
mesin, atau peralatan produksi. Melalui perangkat ini manusia dapat melakukan monitoring,
pengendalian serta diagnose tanpa harus bersentuhan langsung dengan mesin/peralatan namun
cukup melalui layar atau layar sentuh (touch screen). Kelebihan lain dibandingkan sistem alarm
biasa adalah HMI menyediakan fasilitas penyimpanan data. Kejadian-kejadian dalam proses
seperti waktu kapan logam terdeteksi, berapa banyak logam yang telah terdeteksi akan disimpan
dalam bentuk data.
Penerapan HMI pada sistem pendeteksi benda logam ini akan sangat membantu operator
dalam mengamati kerja sistem, mengingat fungsi utama sistem ini di industri sangatlah penting
karena terkait dengan safety. Selain itu fasilitas penyimpanan data akan sangat membantu dalam
melakukan analisa dan evaluasi terhadap kerja sistem.
2

Metode Penelitian

Pada penelitian ini, digunakan miniatur sistem pendeteksi logam, PLC (Programmable
Logic Controller) Twido jenis TWDLCAE40DRF serta HMI tipe XBTGT2000 Series. PLC dan
HMI tersebut merupakan produk dari Schneider Electric.
Miniatur sistem pendeteksi memiliki bagian utama berupa konveyor dan sensor pendeteksi
logam. Dalam sistem ini konveyor digunakan sebagai tempat berjalannya barang yang akan
dideteksi. Sedangkan sensor logam yang digunakan berupa sensor induktif dengan diameter 25
mm yang dipasang tegak lurus dengan jarak 10mm terhadap konveyor. Diameter konveyor
adalah 50mm. Dalam sistem pendeteksi logam, jumlah sensor, ukuran sensor dan peletakan
sensor akan berepengaruh terhadap sensitivitas sensor dalam mendeteksi barang logam.

Konveyor Sensor Logam


Gambar 1. Miniatur Sistem Pemilah Barang Logam/Non logam (Tampak Atas)

PLC yang digunakan merupakan PLC Twido jenis TWDLCAE40DRF. PLC ini memiliki
spesifikasi: 24 masukan, 16 keluaran (14 keluaran relay, 2 keluaran transistor), serta port TX
Ethernet. HMI yang digunakan merupakan HMI buatan Schneider Electric yaitu tipe
XBTGT2000 Series model XBTGT 2330. HMI ini berukuran 5.7 inch.

26

Retno Tri Wahyuni, Made Rahmawaty

Gambar 2. PLC Twido Jenis TWDLCAE40DRF

Gambar 3. HMI XBTGT2000 Series

Pada proses pengujian sistem, digunakan beberapa jenis benda yang terbuat dari logam
dengan ukuran dan bahan yang bervariasi antara lain berupa: jarum, peniti, mur, baut, uang
logam serta kawat. Penelitian ini merupakan penelitian terapan, data dan analisa diperoleh dari
hasil pengamatan terhadap kinerja sistem. Alur kerja dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 4.

Pengkabelan

Pemrograman PLC
dan HMI

Koneksi PLC, HMI


dan Plant

Uji Coba

Analisa

Gambar 4. Alur Kerja Penelitian

Jurnal Elektronika Industri Vol. 5, Desember 2012, ISSN 2085-0794

27

Beberapa tahapan yang dilakukan pada proses aplikasi HMI pada sistem pendeteksi logam dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Pengkabelan
Tahap pengkabelan merupakan tahap menghubungkan masukan dan keluaran PLC
dengan sistem (tombol start/stop, sensor, konveyor dan solenoid). Gambar 5 menunjukkan
diagram pengkabelan yang diterapkan dalam sistem.

START
STOP
OPT1
OPT2
IND

0V

PLANT24VDC
CONV
SOL

COM
I0.0
I0.1
I0.2
I0.3
I0.4
I0.5
V+
VQ0.0
Q0.1
COM
Q0.2
Q0.3
Q0.4

PLC

+
-

Gambar 5. Diagram Pengkabelan (Wiring Diagram)

b. Pembuatan Ladder Diagram (LD)


LD merupakan salah satu jenis bahasa pemrograman PLC. Jenis bahasa pemrograman
yang lain adalah Instruction List Linguist (IL) / Statment List (SL), Sequential Function
Chart (SFC) / Grefcet languages, High Level Languages (biasanya berupa Visual Basic),
Function block Diagram. Pada penelitian ini digunakan LD yang diprogram menggunakan
software Twido Suite.
c. Konfigurasi
Konfigurasi bertujuan menentukan parameter-parameter yang sesuai dengan
kemampuan PLC dan juga sesuai dengan kebutuhan, misalnya : Type PLC yang dipakai,
Penggunaan memory, Mode operasi, Port komunikasi yang dipakai, Modul-modul
tambahan yang terhubung dengan PLC : Real Time Clock (RTC), modul I/O tambahan, dan
lain-lain.
d. Transfer Program dari PC ke PLC
Program LD yang telah dibuat di PC menggunakan Twido suite kemudian ditransfer ke
PLC. Proses transfer program ini menggunakan komunikasi serial RS-485. Jika PC yang
digunakan memakai USB (Universal Single Bus) maka diperlukan USB converter. Gambar
6 menunjukkan proses transfer program.

28

Retno Tri Wahyuni, Made Rahmawaty

USB Converter

Gambar 6. Proses Transfer Program ke PLC

e. Pembuatan Program HMI


Program HMI dibuat menggunakan software Vijeo designer. Tahapan dalam
pemrograman pada vijeo designer adalah: pengaturan awal yang berisi pemilihan jenis HMI
yang akan digunakan, serta pengaturan alamat IP (Internet protocol) jika akan
menggunakan Modbus TCP/IP. Langkah selanjutnya adalah membuat tampilan grafis, serta
membuat variabel untuk menghubungkan tampilan grafis dengan program PLC.
Banyak fasilitas yang terdapat pada HMI, dalam aplikasi ini hanya digunakan aplikasi
security untuk login, security untuk pembatasan akses, start/stop sistem, reset counter,
monitoring input/output, counter jumlah benda serta trending dan data logging.
Fasilitas Security untuk login merupakan fasilitas untuk memberikan pengamanan
berupa password pada sistem sehingga hanya orang tertentu yang terdaftar yang dapat
melakukan akses terhadap HMI. Gambar 7 menunjukkan tampilan panel untuk login. Pada
aplikasi ini dibuat 2 group user operator dan supervisor, dengan masing-masing anggota
user seperti terlihat pada Gambar 8.

Gambar 7. Panel Security untuk Login

Jurnal Elektronika Industri Vol. 5, Desember 2012, ISSN 2085-0794

29

Gambar 8. Tampilan Pada Penentuan User name

Dari Gambar 8 terlihat bahwa masing-masing group memiliki security level yang berbeda.
Tingkatan inilah yang akan membedakan kesempatan akses terhadap sistem. Pada sistem
login hanya user dengan user name dan password yang sesuai dengan data diatas yang
dapat melakukan login.
Setelah berhasil melakukan login, pengguna dapat memilih menu Go to project yang
merupakan menu utama yang berisi visualisasi sistem pendeteksi logam. Gambar 9
menunjukkan tampilan Panel menu Utama dari sistem monitoring.

Gambar 9. Panel Menu Utama

Pada menu utama tersebut terdapat fasilitas tombol start/stop sehingga pengguna dapat
melakukan start/stop sistem dari HMI. Selain itu HMI juga memonitoring kerja dari sensor,
konveyor, serta jumlah benda logam yang dideteksi oleh sensor. Fasilitas lain yang terdapat
pada HMI adalah sistem trending dan data manager. Fungsinya adalah untuk menyimpan
kejadian-kejadian dalam sistem, misalnya waktu saat dideteksi logam, berapa jumlah logam
yang terdeteksi dan sebagainya.
f.

Transfer Program dari PC ke HMI


Transfer program dari PC ke HMI dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu
menggunakan Ethernet, USB dan File system/Flash disk.

g. Komunikasi PLC dengan HMI


Komunikasi PLC dengan HMI dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu menggunakan
Modbus dan ASCII. Dalam aplikasi ini dilakukan komunikasi Modbus Ethernet dimana

30

Retno Tri Wahyuni, Made Rahmawaty

PLC dan HMI yang telah terisi program selanjutnya dikomunikasikan menggunakan
Modbus Ethernet.
Ethernet
Switching

Magelis HMI
Miniatur Sistem
Pendeteksi
Logam

PLC

Gambar 10. Komunikasi PLC dan HMI

Hasil dan Analisa

Pengujian pertama dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah input/output pada
sistem dapat termonitoring dengan baik pada HMI. Pada saat tombol start ditekan dari HMI
atau dari tombol start di plant, maka konveyor akan menyala (berwarna merah) dan indikator
konveyor pada layar HMI juga akan menyala. Seperti terlihat pada Gambar 11.
Dapat dilihat saat status sensor mendeteksi adanya logam maka HMI akan memberikan
status terdeteksi, yaitu indikator sensor induktif (IND) akan menyala seperti tampak pada
Gambar 10. Sedangkan jumlah dari logam yang telah terdeteksi juga akan muncul pada layar.
Sensor Optik (OPT1 dan OPT2) yang tampak pada layar HMI merupakan sensor yang
digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya benda yang lewat di atas konveyor. Sedangkan output
berupa solenoid (SOL) merupakan bagian sistem yang akan memberhentikan benda logam yang
berada diatas konveyor saat logam terdeteksi dan mengarahkannya pada wadah penampung.

Gambar 11. Hasil Running dari Sistem

Berdasarkan uraian tersebut dapat dilihat bahwa monitoring HMI berjalan dengan baik,
sesuai dengan kondisi input (berupa sensor) dan output (berupa konveyor dan solenoid)
yang ada pada sistem. Selanjutnya pengujian dilakukan menggunkan benda uji berupa

Jurnal Elektronika Industri Vol. 5, Desember 2012, ISSN 2085-0794

31

beberapa jenis benda logam dengan ukuran dan bahan yang bervariasi. Berikut
merupakan data hasil pengujian sistem:
Tabel 1. Data Hasil Pengujian
Benda

Bahan,Ukuran (d,t)

Status Sensor

Status HMI

Jarum

Al, (20mm, 1mm)

Terdeteksi

Termonitoring

Kawat

Cu, (20mm, 1mm)

Terdeteksi

Termonitoring

Mur

Al, (5mm, 5mm)

Terdeteksi

Termonitoring

Baut

Al, (12mm, 5mm)

Terdeteksi

Termonitoring

Uang Logam

CuZn, (23mm, 3mm)

Terdeteksi

Termonitoring

Ket: d:diameter, t:ketebalan

Dari Tabel 1 terlihat bahwa semua benda logam dapat terdeteksi dengan baik. Pengujian
selanjutnya adalah pengecekan terhadap sistem trending dan data logging. Berikut merupakan
data manager pada HMI untuk proses pendeteksian barang-barang logam yang terdapat pada
tabel pada Gambar 12. Data pada data manager system ditampilkan dalam bentuk grafik
(trending), seperti tampak pada Gambar 13.

Gambar 12. Tampilan Data Manager System

32

Retno Tri Wahyuni, Made Rahmawaty

Gambar 13. Grafik Proses Deteksi Logam

Grafik diatas menunjukkan jumlah logam yang dideteksi dalam selang waktu tertentu. Proses
penampilan data dilakukan setiap 2 detik. Terlihat bahwa sampai detik ke 8 belum ada logam
yang terdeteksi, dan dalam selang waktu detik ke 8 sampai dengan 12 terdeteksi 1 buah logam.
Pada detik ke 12 sampai 20 tidak terdeteksi adanya logam, dan seterusnya. Sampai detik ke 40
telah terdeteksi 3 buah logam. Jadi dari 7 buah benda terdeteksi 3 buah benda logam. Hasil
penyimpanan data oleh HMI telah menunjukkan kondisi yang sesuai dengan kondisi real.
4

Kesimpulan
Berdasarkan data pengujian dapat disimpulkan:

1. Sensor logam yang digunakan pada sistem adalah jenis induktif dengan diameter 25mm,
dengan peletakan sensor tegak lurus terhadap objek yang akan dideteksi. Sensor diletakkan
dengan jarak 10mm di atas konveyor tempat berjalannya benda yang akan di deteksi.
Tingkat keberhasilan sensor dalam mendeteksi benda logam adalah 100%.
2. Tingkat keberhasilan HMI dalam memonitoring kejadian dalam sistem adalah 100%.
Parameter keberhasilan dapat dilihat dari semua kejadian yang dapat termonitoring dan
terekam dengan baik pada data logging dan sistem trending.
5

Daftar Pustaka
[1]. Team Professional Training Program on Industrial Automation (2010), Modul Training
PLC Twido. Bandung: Penerbit Universitas Kristen Maranatha Bandung.
[2]. Team Professional Training Program on Industrial Automation (2010), Modul Training
HMI dan SCADA. Bandung: Universitas Kristen Maranatha Bandung.
[3]. Curtis D. Johnson (1997). Process Control Instrumentation Technology. New Jersey:
Prentice-Hall, Inc.
[4]. Fanda (2009). Industrial Metal Detector. Diakses Tanggal 28 Juni 2011 pada World
Wide Web: http://metaldetectorind.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai