Wednesday
Wednesday
OTOT
Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja mekanik
dengan jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya. Sel otot memiliki
struktur filamen dalam sitoplasma, bentuk selnya memanjang agar dapat
melangsungkan perubahan sel menjadi pendek.
1. Otot Polos
Jenis otot ini disebut juga sebagai otot tidak lurik atau otot involunteer. Otot polos
terutama terdapat di bagian viseral, membentuk bagian kontraktil pada dinding
saluran cerna sejak pertengahan esofagus sampai ke anus, termasuk saluran keluar
kelenjar yang berhubungan dengan sistem ini. Otot ini terdapat pada system
pernapasan, system reproduksi, arteri, vena, pembuluh limfe yang besar, dermis,
iris, dan korpus siliaris pada mata. Pada tempat-tempat ini otot polos berfungsi
mengatur dan mempertahankan garis tengah lumen dari visera berongga.
Sel-sel otot polos dapat tersusun tersebar atau membentuk berkas memanjang atau
sebagai lembaran. Sel otot polos berbentuk gelendong, meruncing di kedua
ujungnya, dan mempunyai bagian tengah yang lebih lebar, tempat letak intinya.
Ukuran tergantung tempatnya, sekitar 15-20 m pada pembuluh darah kecil
sampai 0,2 mm dengan tebal 6m. Pada dinding rahim yang sedang mengandung
sel-sel otot membesar dan memanjang sampai 0,5 mm.
Sitoplasma untuk sel otot disebut sarkoplasma mengandung sepasang sentriol.
Dalam sitoplasma terdapat butir-butir glikogen yang penting sebagai sumber
energi. Seperti selsel lainnya, sel otot diselubungi oleh membran plasma yang
dinamakan sarkolema. Untuk nutrisi jaringan otot diperlukan pembuluh darah
yang bercabang-cabang masuk di antara berkas-berkas otot.
Persarafan
Agar dapat berkontraksi maka jaringan otot membutuhkan rangsangan dari ujungujung saraf. Oleh Bozler dibedakan 2 tipe:
2. Tipe viseral
Dalam seberkas otot tidak semuanya mendapatkan ujung saraf tetapi rangsangan
akan diteruskan ke otot-otot yang berdekatan melalui hubungan yang mirip gap
junction.
Kedua jenis miofilamen ini berjalan sejajar sumbu sel otot polos. Diantara berkasberkas miofilamen terlihat mitokondria. Apabila dilihat berkas-berkas gabungan
miofilamen halus dan miofilamen kasar maka mereka tidak membentuk pola yang
Otot seran lintang atau otot rangka terdiri atas serat-serat otot, berkas sel yang
sangat panjang sampai 30 cm, silindris, dan berinti banyak dengan garis tengah
10-100m. Inti lonjong umumnya terletak pada tepi sel di bawah membran sel.
Lokasi yang khas ini membantu dalam membedakan otot rangka dari otot jantung
dan otot polos yang keduanya memiliki inti di tengah. Otot ini ditemukan di lidah,
diafragma, dinding pangkal esophagus, dan sebagian otot wajah.
Sebagian besar dari sel otot rangka yang berbentuk serabut membentuk berkasberkas yang digabungkan oleh jaringan pengikat. Jaringan pengikat tipis yang
melapisi setiap serabut otot melanjutkan diri sebagai pembungkus berkas yang
terdiri atas beberapa serabut otot mengandung pembuluh darah kecil. Selubung
jaringan pengikat tersebut dinamakan endomisium. Berkas otot tersebut
digabungkan lagi menjadi berkas yang lebih besar oleh jaringan pengikat yang
lebih tebal dinamakan perimisium. Berkas-berkas tingkat kedua tersebut
digabungkan lagi menjadi berkas yang lebih besar oleh jaringan pengikat
dinamakan epimisium.
Apabila otot seran lintang diperiksa tanpa alat pembesar, kadang-kadang tampak
adanya perbedaan warna pada serabut-serabutnya. Dengan pembesaran tampak
bahwa serabut-serabut otot yang berwarna merah berkelompok diantara serabut
otot yang berwarna putih (pucat) yang berukuran lebih besar.
Serabut otot merah yang lebih kecil ternyata lebih banyak mengandung
mitokhondria, mioglobin, dan banyak pembuluh darah diantara serabutserabutnya.
Pada tingkat pengamatan dengan M.E., serabut otot merah ternyata memiliki
lempeng Z lebih tebal, lebih kompleksnya struktur sarcoplasmic reticulum pada
daerah lempeng Z, mitokondria berukuran lebih besar dan terletak berderet-deret
diantara miofibril kalau dibandingkan serabut otot putih. Serabut otot peralihan
memiliki sifat-sifat diantara serabut otot merah dan serabut otot putih.
1. Serat merah, serat ini berdiameter relatif kecil, dengan banyak sarkosom besar
yang penuh krista. Sarkosom-sarkosom itu terkumpul di bawah sarkolema dan
berderet-deret memanjang diantara miofibril.
2. Serat putih, merupakan bagian terbesar dari otot putih dan seratnya lebih
besar. Sarkosom-sarkosom yang lebih kecil terdapat berpasangan sekitar garis Z,
dan garis Z disini hanya setengah lebarnya garis Z pada serat merah.
3. Serat menengah, serupa serat merah, terdapat pada otot merah, tetapi
sarkosomnya lebih kecil dan garis Z-nya lebih tipis. Myoneural junction (taut
mioneural) bersifat lebih kompleks pada serat putih, dan penyebaran berbagai
jenis serat didalam suatu otot agaknya dipengaruhi oleh sistem saraf. Serat merah
berkontraksi lebih lambat jika dibandingkan dengan serat putih dan lebih tahan
berkontraksi lama, walaupun sebenarnya ada 2 jenis serat merah, dan salah
satunya berkontraksi lumayan cepat. Serat menengah yang secara morfologi mirip
serat merah, lebih mirip serat putih dalam hal kecepatan kontraksinya.
Struktur mikroskopis
Sel otot seran lintang merupakan sel panjang yang berinti banyak dengan
ketebalan yang sama di seluruh panjangnya yang berukuran sekitar 10-100 m.
Sangat khas adalah gambaran pada potongan membujur terhadap sumbu panjang
serabutnya oleh karena segera tampak gambaran garis-garis melintang yang
dipisahkan oleh garis-garis pucat di sepanjang serabut. Gambaran ini disebabkan
oleh adanya miofibril-miofibril dalam sarkoplasma yang bersifat membias kembar
silih berganti dengan yang biasa, seluruhnya sejajar memenuhi serabut.
Ketebalan miofibril bervariasi namun tidak akan melebihi ukuran 2-3 m.
Penyebaran miofibril dalam sarkoplasma akan jelas pada potongan melintangnya.
Biasanya membentuk kelompok-kelompok yang pada potongan melintang tampak
sebagai kelompok titik-titik yang dinamakan sebagai Area Cohneim.
Di bawah sarkolema sepanjang serabut otot tampak inti yang berbentuk sebagai
kumparan, sehingga apabila serabut tersebut terpotong membujur sebagian besar
inti tampak tersebar di tepi dibawah sarkolema.
Miofibril merupakan seberkas komponen berbentuk filamen yang lebih halus dan
panjang dari filamen itu sendiri tidak sepanjang miofibrilnya.
Filamen tersebut seperti halnya dalam otot polos terdiri atas 2 jenis yang berbeda
dalam ketebalan dan ukuran panjangnya yaitu:
1. Miofilamen tebal : Ketebalan 100 dan panjang 1,5m
2. Mikrofilamen halus : Ketebalan 50 dan panjang 2m
Garis melintang tidak lain berbentuk cakram atau lempeng, oleh karena garis-garis
melintang yang terlihat pada potongan memanjang serabut otot menempati
seluruh ketebalan serabut. Oleh karena itu istilah garis sering diganti dengan
lempeng atau cakram.
1. Lempeng A
Lempeng A dapat membias kembar sinar polarisasi. Sediaan otot dengan
pewarnaan H.E memperlihatkan warna merah. Ditengah-tengah lempeng A
terdapat sebuah lempeng yang lebih sempit yang jernih, yaitu lempeng H dan
lempeng ini terbagi lagi oleh lempeng yang gelap, yaitu lempeng M.
2. Lempeng I
Lempeng I sendiri hanya terbagi oleh sebuah lempeng yang lebih tipis dan
berwarna gelap ditengah sebagai lempeng Z. Kadang-kadang pada lempeng I
didekat perbatasan dengan lempeng A terlihat sebuah lempeng N dilihat sepanjang
serabut otot yang dihubungkan dengan kemampuan kontraksinya, maka selama
kontraksi lempeng Z relatif tidak mengalami perubahan. Oleh karena itu miofibril
dibagi-bagi menjadi satuan kontraksi yang disebut sarkomer yang dibatasi oleh
lempeng Z.
Mekanisme kontraksi
Oleh Huxley dijelaskan bahwa pada waktu proses kontraksi miofilamen halus di
kedua pihak dalam sebuah sarkomer menyusup mendekati ujung-ujung
miofilamen halus di pihak lain diantara miofilamen tebal disekelilingnya. Oleh
karena miofilamen halus bertumpu pada lempeng Z, maka berakibat pada
lempeng Z saling mendekat sehingga pada waktu berkontraksi, sarkomer
diseluruh serabut memendek. Jika seluruh sarkomer memendek, maka seluruh
serabut memendek pula. Dari hipotesis ini jelaslah bahwa kontraksi disebabkan
kemampuan saling tarik antara dua macam miofilamen yang diwujudkan sebagai
saling menggesernya miofilamen sedemikian rupa sehingga terdapat perlekatan
yang maksimal dari masing-masing permukaan.
Proses yang berlangsung sebelum terjadinya kontraksi:
Diawali pembentukan mioblas yang pada mulanya berinti satu yang terletak
ditengah sel tanpa miofibril. Mioblas ini akan mengadakan fusi satu sama lain
sehingga terbentuk sinsitium yang diikuti pembentukan miofibril. Dengan
penambahan miofibril, inti akan terdesak ke tepi sehingga terletak dibawah
sarkolema.
3. Otot Jantung
Otot jantung bersifat lurik dan involunteer, berkontraksi secara ritmis dan
automatis. Mereka hanya terdapat pada miokard (lapisan otot pada jantung) dan
pada dinding pembuluh darah besar yang langsung berhubungan dengan jantung.
Suatu serat otot jantung terlihat dibawah mikroskop cahaya sebagai suatu satuan
linier terdiri atas sejumlah sel otot jantung yang terikat end to end (ujung-ujung)
pada daerah-daerah ikatan khusus yang disebut diskus interkalaris.
Serat otot jantung dibungkus suatu sarkolema tipis mirip yang terdapat pada otot
rangka, dan sarkoplasma yang mirip mithokondria. Miofibril-miofibril terpisahpisah oleh deretan mithokondria, yang mengakibatkan gambaran gurat-gurat
memanjang yang nyata.
Otot jantung terdiri atas serabut-serabut otot yang bergaris-garis melintang seperti
halnya otot kerangka.
Namun demikian kedua jenis serabut otot tersebut terdapat perbedaan:
3. Inti sel otot jantung tidak terletak dibawah sarkolema,melainkan ditengah sel.
Dalam beberapa hal struktur halus otot jantung sama dengan otot kerangka,
khususnya mengenai hubungan antara miofilamen halus dengan miofilamen tebal,
sehingga lempeng-lempeng yang tampak pada miofibril tidak berbeda pula.
Perbedaan yang tampak pada pengamatan dengan M.E yaitu: susunan
sarcoplasmic reticulum dan mithokondria yang tidak teratur sehingga berkasberkas miofilamen membentuk miofibril tidak disusun secara teratur sehingga
batas-batas miofibril tidak tegas. Selain itu mitokondria lebih panjang dan lebih
banyak jumlahnya serta sekat-sekat dalam mithokondria juga lebih banyak.
Kadang-kadang mithokondria menempati satu sarkomer (2,5 m). Butir-butir
glikogen banyak terdapat didaerah lempeng I.
Invaginasi tubuler dari sarkoma yang membentuk tubul T pada otot jantung
berukuran lebih besar daripada otot kerangka dan terdapat pada daerah setiap
lempeng Z.
Discus intercalaris yang biasanya terdapat pada daerah lempeng Z yang semula
belum diketahui secara pasti identitasnya, ternyata merupakan batas sel yang
berbentuk berigi-rigi antara sel-sel otot jantung yang berdekatan. Apabila diamati
dengan M.E, discus intercalaris dibedakan menjadi 2 bagian utama yaitu:
Pars transvelaris, yang menempati bagian yang berjalan melintang terhadap
serabut otot.
Pars lateralis yang menempati bagian yang sejajar dengan serabut otot.
Pars transvelaris yang tampak sebagai garis berkelok-kelok dibedakan dalam 2
daerah yang berlainan strukturnya. Perbedaan struktur tersebut khususnya dalam
aspek hubungan antara 2 sel yang berdekatan.
Struktur pertama mirip struktur desmosom yaitu adanya gambaran pemadatan
sarkoplasma didaerah itu. Struktur ini meliputi daerah yang cukup luas, maka
dinamakan fascia adhaerens. Fungsi struktur ini diduga keras sebagai usaha
mengikat sel otot jantung satu dengan yang lain.
Diantara struktur pertama tersebut, disana-sini terdapat struktur jenis kedua yang
mirip struktur gap junction dengan celah yang memisahkan 2 sarkolema sebesar
20. Pada daerah ini tidak ada pemadatan sitoplasma.mengingat struktur yang
demikian diduga keras hubungan ini berfungsi untuk merambatkan impuls dari
satu sel otot jantung ke sel otot jantung di dekatnya. Struktur pars lateralis dari
discus intercalaris ternyata mirip dengan gap junction kecuali meliputi daerah
yang luas.
Otot jantung lebih tahan terhadap trauma bila dibandingkan dengan otot jenis
lainnya, tetapi hampir tidak ada tanda-tanda regenerasi setelah terjadinya suatu
cedera. Otot jantung yang rusak diperbaiki dengan meninggalkan suatu jaringan
parut.