Anda di halaman 1dari 10

Naskah Drama : Arti Sahabat

Bintang yang setia pada malam, begitu pula kesetiaan embun menemani pagi. Matahari yang
tak pernah lelah terangi dunia ini. Seperti itulah persahabatan, selalu setia tanpa diminta. Saling
mengerti tanpa harus memohon. Tak ada satupun orang di dunia ini yang hidup tanpa persahabatan,
persahabatan adalah kisah terindah yang tak terlupakan bagi setiap insan yang pernah merasakannya.
Luna, Satrya, Olive, Bondan dan Meta sedang duduk bergerombol bersama. Mereka mengobrol,
bernyanyi sambil sesekali tertawa lantang, saling menjahili satu sama lain. Sungguh seperti sebuah
keluarga yang harmonis.
Karena merasa iri hati, Lexa dan Tita yang tak mempunyai banyak teman datang untuk mengacaukan
suasana.
Lexa : Idih!! suara pas-pasan aja sok mau nyanyi! Diem aja deh mendingan, (dengan wajah
menghina)
Bondan : Eh.. suka-suka dong! Kayak suara kamu aja yang paling enak, KD kalah cempreng tuu!
Semua anak di tempat itu tertawa keras, kecuali Lexa dan Tita yang rautnya berubah menjadi tak
karuan. Bondan dan kawan-kawannya pun melanjutkan obrolan mereka lagi tanpa menghiraukan Lexa
dan Tita.
Lexa dan Tita : (pergi meninggalkn tempat dengan wajah berlipat)
Bondan : Hmm.. sorry fren, aku balik duluan ya? Ada janji buat latihan, maklum mau ada konser amal
kecil-kecilan gitu..
Meta : Duh, sibuknya! Ya udah buruan berangkat, ati-ati! (sambil melambai-lambaikan tangan)
Olive : Waduh.. panggilan alam nih, aku ke toilet dulu yah..? (buru-buru meninggalkan anak-anak
yang lain)
Luna : Hmm, dateng lagi deh langganannya! Dasar gak berubah.. haha..(menggeleng-gelengkan
kepala)
Meta : Hahaha, biasa lah, Na. Kalo nggak gitu, bukan Olive namanya,
Luna : Eh, haus nih.. minum es enak kali ya??
Satrya : Iya juga ya. Oke kalo gitu aku beli es dulu ya, tunggu di sini aja sama Meta, (berlalu pergi
meninggalkan Luna dan Meta)
Meta : Na.. sebenernya beberapa bulan ini ada yang beda dari aku, aku udah nggak bisa nyembunyiin
ini semua. Dan menurutku cuma kamu yang bisa jaga rahasia ini.
Luna : Rahasia? Cerita aja, Ta.. kita kan temenan udah lama. Lagian aku udah siap kok buat jadi
pendengar yang baik, (berusaha meyakinkan Meta)
Tanpa mereka sadari, Satrya berdiri di kejauhan dengan beberapa bungkus es di tangannya.
Satrya melihat Luna dan Meta sedang asyik bercerita, dan mengurungkan niatnya untuk menghampiri
mereka. Ia melamun. Dan saat tersadar dari lamunannya, ia menuju Meta dan Luna, dan tersentak ia
terkejut mendengar ucapan Meta.

Meta : Aku.. suka Bondan!! (dengan terbata-bata)


Satrya : Hah..?! Meta suka Bondan?? (berkata lirih)
Kebetulan Olive juga sudah datang.
Olive : Hah?! (datang tiba-tiba dan mendengar ucapan Meta yang membuatnya kesal)
Di saat itu pula pertengkaran terjadi.
Luna : Eh, kalian udah pada balik! (sambil tersenyum dengan sapaan halus)
Olive : Ta.. serius kamu suka Bondan??
Meta : Hmm.. ngomong apa sih, kamu..? (pura-pura tidak tahu)
Olive : Halah..!! gak usah boong deh.. aku denger kok! (dengan nada agak tinggi)
Luna : Kamu salah denger, kali? (berusaha menengahi)
Olive : Ta, kayaknya kamu juga harus tahu! Aku suka ama Bondan udah lama banget, kamu nggak
boleh gitu dong!! Kayak nggak ada yang lain aja?! (marah-marah)
Satrya : Heh udah diem semua!! (berusaha menandingi nada tinggi Olive dan Meta)
Meta : Oh gitu ya?! Berarti kamu tuh yang ngerebut gebetan temen sendiri, kamu aja yang naksir ama
cowok laen, ngapain pake nyuruh aku?? (balik marah)
Keadaan semakin parah karena tidak ada yang mau mengalah.
Luna : Udah, udah jangan bertengkar cuma gara-gara masalah cowok! (berusaha melerai)
Satrya : Kita udah temenan lama, jangan sampai semua rusak cuma karena masalah sepele kayak
gini! (berkata paling bijak)
Olive : (meninggalkan teman-temannya dan pergi menyendiri)
-Script 1Sialnya, dua orang yang sangat membenci Bondan cs mengetahui perkara ini. Alexa
memanfaatkan keadaan ini untuk menghancurkan persahabatan mereka berlima. Dengan satu-satunya
teman setia yaitu Tita, mereka mempengaruhi Olive supaya memusuhi dan membenci semua
sahabatnya itu.
Olive : (duduk termenung, sendiri, dan terdiam)
Alexa : Ehm.. kok cemberut sih?? (berusaha menarik simpati Olive)
Tita : Ada masalah ya, Liv?
Olive : Katanya sahabat, masak harus naksir cowok yang sama?! Bete banget, kan?? (berkata dengan
nada ketus)
Lexa : Sabar aja deh. Mending sementara nggak usah temenan deh sama mereka. Nanti kan jadi
saingan yang nggak sehat! (merayu)

Tita : Iya, bener tuh, (meyakinkan Olive)


Olive : Gitu, ya..?
Lexa : Gini aja, mending mulai sekarang kamu gabung ama kita berdua. Nanti kita akan bantu kamu
ngalahin si Meta gingsul itu!
Tita : Iya, bener, Liv. Kita bela kamu kok
Olive : Emang boleh..??
Tita dan Lexa : Ya boleh, lah!!
Olive hanya tersenyum, entah benar atau tidak keputusannya ini, dia tidak begitu peduli saat itu.
-Script 2Di sisi lain, keadaan rumah tangga orang tua Luna sedang dilanda pertengkaran hebat. Papanya
yang selalu marah-marah bersikap keras dan memukul Mama Luna. Sementara itu Aldo, adik Luna
hanya bisa diam tanpa mengerti apa yang sebenarnya terjadi.
Papa Pratama : Kamu ini bisanya bikin susah suami aja!! (membentak-bentak Mama Mey)
Mama Mey : Aku salah apa, Pa..??
Papa Pratama : Kerjaan kamu seharian cuma shopping, arisan, ngumpul sama temen-temen. Nggak
pernah ada di rumah. Liat ni anak kamu jadi nggak keurus!
Mama Mey : Tapi Papa juga sibuk sendiri sama klien-klien di kantor. Nggak peduli sama istri dan
anak-anak!! (menangis dan memeluk Aldo)
Papa Pratama : (Plaak..!! tmparan keras singgah di wajah Mama Mey)
Aldo : Ma, Papa kok mukul-mukul Mama..? (dengan penuh kepolosan)
Mama Mey : (menangis)
Di saat itu pula Luna datang dan terkejut melihat semua yang terjadi.
Luna : Mama?! (datang memeluk Mama Mey)
-Script 3Keesokan harinya..
Satrya menceritakan semua yang terjadi kemarin antara Meta dan Olive. Sekejap terkejutlah
Bondan mendengar semua itu.
Satrya : Menurutku kamu hrus cepet bikin keputusan. Kasih kepastian buat mereka berdua. Aku nggak
mau mereka bertengkar terlalu lama.
Bondan : Oke, oke..! aku bakal berusaha jelasin semuanya biar mereka nggak bertengkar sia-sia,
Bondan pun berusaha menemui Meta dan Olive hari itu juga. Namun sayang, hanya Meta yang
mau menerima keputusan Bondan, sedangkan Olive lebih memilih menghindarinya.

Bondan : Ta, Satrya udah nyeritain semua ke aku tentang yang kemarin. Bener kamu suka aku..?
(berusaha memastikan)
Meta : Satrya nggak bohong kok soal yang kemarin itu!
Bondan : Gini, Ta. Sebelumnya aku minta maaf. Soalnya gara-gara aku kamu jadi tengkar ama Olive.
Bukannya apa-apa, tapi buat waktu dekat ini aku lagi nggak pengen mikirin cewek.
Aku masih mau serius di dunia musikku, (menerangkan dengan bijaksana)
Meta : Oke. Aku ngerti kok. Cuma kayaknya sekarang Olive udah terlanjur terpengaruh sama Alexa.
Kayaknya bakal sulit buat ngembaliin dia kayak dulu lagi, (sambil mendesah putus
asa)
Olive, Lexa, dan Tita : (berjalan melewati Bondan dan Meta, namun bersikap tak acuh dan sama sekali
tak peduli)
Bondan : Olive?
Olive : (berjalan terus tanpa henti)
-Script 4Mendekati Aldo adalah salah satu cara yang dipakai Satrya untuk menarik perhatian Luna. Hari
ini pun Satrya akan mengunjungi rumah Luna. Dan di perjalanannya menuju rumah Luna, ia melihat
Aldo tergeletak tak sadarkan diri di pinggir jalan. Sepertinya ia menjadi korban tabrak lari. Cepat-cepat
Satrya membawa Aldo ke Rumah Sakit.
Sesampainya di Rumah Sakit
Satrya : Halo, Luna? Adek kamu di RS. Dia habis ketabrak kendaraan, cepetan kamu ke Rumah Sakit
mm, Cempaka Husada, (langsung berbicara begitu suara di seberang telepon
menjawab)
Luna : Hah, sekarang keadaannya gimana?! (panik)
Satrya : Udah tenang aja, yang penting kamu sekarang cepetan ke sini! Jangan lupa bilangin Mama
dan Papamu!
Dan tak lama kemudian Luna datang terengah-engah, sambil berlari tergesa-gesa.
Luna : Ya ampun. Aldo!! (begitu melihat Aldo)
Satrya : Dokter udah periksa dia, katanya luka di kepalanya itu nggak terlalu parah, kok, (berusaha
menenangkn Luna)
Luna : Syukur deh kalo gitu.. (mendesah lega)
Satrya : Hmm.. aku ke toilet dulu ya. Kamu di sini aja jagain Aldo sambil nunggu ortumu dateng,
Luna : Iya, tapi jangan lama-lama. Aku takut sendirian di sini,
Satrya : Oke,

Saat Satrya berada di toilet, dia ingat akan teman-temannya yang pasti juga harus diberitahu
tentang ini. Tanpa menunggu lagi, Satrya segera menelepon Meta dan Bondan.
Setelah selesai memberitahu mereka, Satrya keluar dari toilet dan hendak berjalan kembali ke
ruang rawat. Saat ia berjalan, tiba-tiba bahunya tertabrak dengan bahu seseorang. Betapa kagetnya
Satrya saat melihat ternyata bahu yang ia tabrak adalah bahu Olive.
Olive : Aduuh! (sambil memegangi bahunya)
Satrya : Oh, maaf, maaf.. Nggak sengaja, lagi buru-buru,
Olive : Iya, iya. Nggak apa-apa kok,
Satrya : .. lho? Olive?? Ngapain kamu di sini..?
Olive : Eh, Satrya.. Iya, aku habis nganterin Mama check up, tapi aku ada perlu, jadi Mamaku pulang
duluan. Terus.. kamu sendiri nagapain di sini?
Satrya : Ini, Aldo adiknya Luna ketabrak, sekarang lagi dirawat di kamar 555. Ini aku lagi nungguin
Bondan ama Meta dateng,
Olive : Oh
Satrya : Kamu masih marah sama Meta? Sama kita juga?
Olive : Ngg nggak sih. Agak sebel aja. Emang kenapa?
Satrya : Liv, aku cuma mau beritau, Alexa itu bukan orang yang baik. Dia manfaatin keadaan kita
yang lagi retak ini dengan menghasut kamu. Inget Liv, kita udah lama sahabatan.
Kita semua tau siapa aja yang layak diajak temenan. Dan Alexa nggak termasuk
dalam kategori itu. Dia itu cuma mau ngehancurin kita aja..
Olive : Tapi si Meta itu lho.. (memasang wajah kecut)
Satrya : Bondan udah jelasin ke Meta dan Meta ngerti, kok. Masa kamu nggak bisa ngerti??
Olive : Mmmh.. gimana ya?? Iya sih, aku liat Alexa itu nggak baik. Mm..
Satrya : (menunggu Olive sambil menatap matanya tajam)
Olive :.. mungkin aku pikir aku minta maaf aja ya ama Meta?
Satrya : Naah, gitu dong! Ya udah, kamu ikut aku aja ke kamarnya Aldo. Nanti kita tunggu Meta ama
Bondan dateng,
Olive : Ya udah deh, yuk. Eh.. tapi aku ke toilet dulu ya. Kamu jalan aja duluan, ntar aku nyusul kok,
Satrya : Oke, cepetan ya! (langsung pergi)
Sementara itu
Mama Mey : Aldo!! Anakku sayang,
Papa Pratama : Liat ini! Ngurus anak aja nggak becus!! (menyalahkan Mama Mey atas apa yang
terjadi)

Mama Mey : Ini juga salah Papa! Selalu sibuk sampai nggak punya waktu buat nemenin Aldo main!
(balik menyalahkan)
Luna : Udah berhenti..!! Mama sama Papa kelakuannya sama aja! Aldo lagi sakit masih aja
bertengkar, Luna capek, Ma, Pa, dengerinnya!! Masalah itu gak bakal selesai kalau
nggak diselesaiin baik-baik.. Yang ada kejadian malah tambah berantakan, coba deh
Papa sama Mama ngertiin aku sama Aldo. Kita nggk pengen Papa-Mama tengkar
terus! Luna mohon dong Pa, Ma!! (sedikit menangis)
Aldo : Mama.. Papa.. Kak Luna.. (tersadar dari pingsannya)
Papa Pratama : Mama.. Aldo.. Luna.. Papa minta maaf ya? Papa janji bakal nyediain waktu buat
ngumpul bareng-bareng kalian semua. Papa sadar selama ini Papa terlalu sibuk di
kantor, (berbicara setelah termenung sejenak)
Aldo : Iya.. kita semua maafin Papa! Tapi Papa janji ya gak boleh mukul Mama lagi..?
Papa Pratama : Iya, (memeluk istri dan anak-anaknya)
-Script 5Kemudian, Satrya telah kembali dari toilet, bersamaan dengan Meta dan Bondan yang baru
datang. Tak lama kemudian, Olive mengetuk pintu..
Olive : Ehm.. aku boleh masuk, kan? (sedikit ragu)
Aldo : Eh, Kak Olive. Nggak papa masuk aja, Kak!
Olive : Sebenernya.. selain mau jenguk Aldo, aku dateng juga untuk minta maaf atas semua
kesalahanku sama kalian selama ini. Satrya udah jelasin semua ke aku. Kalian mau,
kan, maafin aku..?
Meta : Aku juga minta maaf, soalnya udah ngomong kasar ke kamu. Maafin aku juga, ya?
Bondan : Nah, kalau gini kan lebih enak, ya kan, Fren??
Satrya : Aku juga seneng kalo kita semua akur lagi kayak dulu, (sambil tersenyum)
Luna : Makanya, laen kali kalo mau naksir cowok nggak usah pake acara kompakan..!
Semua : (tertawa bersama-sama)
Tita : Eh, sorry kalo ganggu. Sebelumnya aku mau minta maaf sama kalian. Selama ini aku salah pilih
temen. Aku sadar Lexa cuma manfaatin aku aja. Kalian mau, kan, nerima aku jadi
teman kalian?? (tiba-tiba muncul!)
Semua : Ya boleh, lah!!
Sesaat kemudian, handphone Tita berdering nyaring, mengejutkan semua orang Terkejutlah
semua orang dalam ruangan itu saat mendengar berita bahwa Alexa mengalami kecelakaan!
Meta : Lho kok..?!
Bondan : Terus keadaannya gimana sekarang..?

Olive : Di Rumah Sakit mana?


Luna : Parah apa nggak?
Aldo : Alexa itu siapa?
Tita : (hanya diam mendengarkan semua pertanyaan itu)
Satrya : Gini aja. Sekarang biar Tita ceritain semua yang dia tahu tentang keadaan Alexa sekarang,
Aldo : Iya, ayo cerita. Aldo juga pengen tahu!
Tita hanya diam. Dia masih shock dengan banjir pertanyaan barusan.
Olive : Titaaa ??
Tita : Hmm.. jadi gini, sekitar satu jam yang lalu Lexa ceritanya mau ke sini. Dan tadi berita dari
rumah sakit bilang kalo Lexa ditemuin jatuh di perempatan deket sini. Katanya
keadaannya cukup kritis sih,
Meta : Rumah Sakit mana?
Tita : Emm, Cempaka apaa gitu, lupa aku
Bondan : Cempaka Husada, Ta?
Tita : Nah itu! Bener!
Bondan : Ya ampun Taaa, itu kan Rumah Sakit ini! Ayo ayo kita tanya ruangan mana! (semua orang
menepuk jidat)
Olive : Ya udah, sekarang kita bareng-bareng buruan cari. Om, tante, kita semua permisi dulu yah!!
Dan tak lama kemudian mereka semua tiba di ruangan tempat Alexa dirawat.
Tita : Lexa kamu nggak apa-apa kan? (paling antusias)
Alexa : Aku udah agak mendingan kok.. makasih ya kalian semua udah mau jenguk aku..
Meta : Ya.. walaupun kita masih agak kesel ama kamu, (sedikit ketus)
Bondan : Udahlah.. yang kemaren nggak usah diungkit-ungkit lagi!
Alexa : Hhm, aku minta maaf yah, selama ini aku banyak banget salah ama kalian. Mau kan, maafin
aku??
Meta : Iya, kita mau kok maafin kamu! Tapi ada syaratnya, lho!
Alexa : Apa syaratnya?
Meta : Kalo kamu udah sembuh nanti, traktir kita semua makan!! (sambil tersenyum-senyum)
Luna : Eitz.. satu lagi, adek aku juga diajak yah? (merayu)
Semua : (tertawa bersama-sama)

Tak ada satupun manusia di dunia ini yang sempurna. Mereka semua tak pernah luput dari
kesalahan. Oleh karna itu meminta maaflah jika merasa bersalah. Dan maafkanlah bila ada yang
bersalah. Semua akan indah jika kita saling memaafkan satu sama lain.
-Script 6Selesai

Ulang Tahun Si Siti


Sore itu, Pak Somad mengayuh becak tuanya yang tak berpenumpang menuju rumah. Sejenak ia
berhenti untuk menyeka peluh di keningnya yang meluncur dengan deras. Meski matahari telah
condong ke ufuk barat, rasanya panasnya masih agak terik, walaupun tidak sepanas siang tadi. Rumah
Pak Somad memang agak jauh di pinggir kota, kira-kira sekitar 3 km ke arah timur. Sesekali Pak
Somad melihat-lihat di beberapa persimpangan jalan yang dilewati, kalau-kalau ada penumpang yang
ingin menggunakan jasanya searah dengan jalan pulang ke rumah. Sementara itu, becak yang
dikayuhnya melaju agak sedikit kencang dan kadang terdengar berderit-derit ketika harus belok,
mungkin karena pelk becak yang sudah tua. Sambil terus mengayuh, Ia teringat kembali kata-kata
anaknya yang semata wayang, pagi tadi sebelum ia berangkat.
Siti besok minta dibelikan kue ulang tahun ya pak.nanti Siti akan undang teman-teman ke
rumah..
Ia tertegun sejenak, dan kemudian segera menepikan becaknya dibawah pohon yang agak rindang di
pinggir jalan. Semilir angin pepohonan sedikit menyejukkan tubuh Pak Somad yang terasa agak panas.
Ia menyeka peluhnya dengan kaos yang dia kenakan. Ia agak kaget, karena sebelumnya Siti tidak
pernah meminta ulang tahunnya dirayakan. Di keluarganya sekalipun tak pernah ada tradisi merayakan
hari ulang tahun....Jangankan untuk merayakan dan membeli kue ulangtahun, untuk makan sehari-hari
saja susah. Tapi keinginan Siti sepertinya tak dapat ditolak, ia selalu merengek-rengek dan minta sekali
ini saja ulangtahunnya dirayakan dengan memotong kue dan meniup lilin. Pak Somad teringat ketika
Siti sakit panas beberapa waktu yang lalu, Siti selalu mengigau kue ulangtahun ya bu, nanti Siti
mau undang teman-teman, terus kata-kata itu di ulang-ulangnya. Seketika, ia dan istrinya berjanji
pada Siti bahwa ulangtahunnya nanti akan dirayakan dengan meniup lilin dan memotong kue.
Pak Somad tersadar ketika bunyi klakson truk yang lewat menyentaknya. Sesaat kemudian ia merogoh
kantong celananya, dan mengambil uang yang terkumpul hari itu. Uang kertas yang terkumpul terlihat
lusuh dan kumal, terdiri dari beberapa pecahan limaribuan dan seribuan, ditambah beberapa keping
uang logam. Seluruhnya terkumpul Rp 38.000,00. Ia menatap ke atas awan, seolah-olah ia bersyukur.
Pendapatan hari ini agak lebih dari biasanya, karena biasanya, rata-rata sehari Ia hanya mendapat uang
sekitar Rp 25.000. Kelebihan pendapatan ini bisa menambah uang untuk membeli kue ulang tahun
anaknya, yang sudah lama ia janjikan, demikian pikirnya. Pak Somad sadar, bahwa hari ulang tahun
anaknya itu jatuh esok hari.ulang tahun yang ke 5. Berarti nanti malam ia dan istrinya harus ke toko

kue untuk membeli kue ulang tahun.


Ia segera mengayuh lagi becaknya menuju rumah. Ia harus segera menyetorkan hasil pendapatan
becaknya hari ini ke istrinya, dan berharap mudah-mudahan uang untuk membeli kue sudah cukup.
Ketika tiba di rumah, Siti ternyata telah menunggunya di beranda sejak beberapa saat yang lalu.
Seakan-akan Siti ingin orangtuanya segera membeli kue ulang tahunnya untuk besok.
Pak, tadi siang Siti sudah undang teman-teman Siti loh pak, Ira, Ani, Udin, Tono, dan banyak lagi
pakkira-kira 10 orang... begitu cerocos Siti ketika bapaknya tiba di halaman rumah. Nanti kita jadi
beli kue ulangtahun khan Pak...? Pak Somad hanya tersenyum kecil sambil mengandeng Siti ke dalam
rumah. ayo ambilkan minum ayah dulu ...
Pak Somad dan istrinya sebenarnya heran, kenapa tiba-tiba anaknya meminta dirayakan ulangtahunnya.
Padahal sebelumnya tak pernah Siti sampai merengek-rengek seperti itu. Menurut cerita istrinya,
sebulan lalu memang Siti diundang Imah, anak tetangganya berulang tahun. Seminggu kemudian
setelah acara ulangtahun itu, Siti bercerita kepadanya bahwa Imah sekarang sudah memiliki sepeda
baru. Sepeda itu menurut Siti adalah hasil dari doa Imah ketika Imah berulang tahun. Waktu ulang
tahun, Siti masih ingat, Imah mengucapkan doa. Ya Allah, Imah ingin punya sepeda yang baru,
Amin yang kemudian diringi acara meniup lilin di atas kue ulang tahunnya. Dan ternyata, kini Imah
telah memiliki sepeda barunya. Dan sejak itu, Siti berpikir, kalo ia melakukan cara seperti si Imah,
pasti keinginannya akan segera terwujud. Itu sebabnya Siti selalu merengek-rengek dan minta dibelikan
kue dan lilin saat ulang tahunnya kelak tiba, biar ia bisa berdoa sambil meniup lilin di atas kue
ulangtahunnya. Ia terkesan karena doa si Imah langsung dikabulkan. Menurut Siti, seandainya apa yang
selalu ia inginkan dapat segera terwujud dengan cara itu, alangkah bahagianya dia. Demikian
penjelasan istri Pak SomadPak Somad segera tersadar, bahwa apa yang dipikirkan oleh Siti
sebenarnya pemikiran yang polos dari seorang anak kecilbahwa menurut Siti, suatu keinginan itu
dapat diraih hanya dengan doa, tak perlu kerja keras dan bekerja. Ini adalah suatu hal yang harus
diluruskan, agar Siti tidak terjebak pada pemikiran itu terus menerus. Pak Somad ingin agar Siti tahu
bahwa, setiap apapun yang diinginkan dan dicita-citakan harus diraih dengan usaha dengan disertai
doa. Tidak semata-mata hanya doa saja..Tapi Pak Somad dan istrinya sudah terlanjur berjanji bahwa
besok, di hari ulangtahunnya, mereka akan membelikan kue ulangtahun.
Tiup lilinnyatiup lilinnyatiup lilinnya sekarang jugasekarang ju..gaasekarangjuga
demikian nyanyian bocah-bocah kecil yang mengelilingi Siti, sambil bertepuk tangan riang gembira.
Ucapkan keinginan Siti dulu sebelum meniup lilinnya ya sahut seorang ibu yang mengantarkan
salah satu anaknya.Ini lah waktu yang ditunggu-tunggu Siti, mengucapkan keinginannya.
Ya AllahSiti ingin bapak tidak bekerja lagi menjadi tukang becakSiti ingin bapak punya toko
supaya bapak bisa terus bersama dengan Siti dan ibu sambil menjaga tokoamin.
Siti lalu meniup lilin yang menyala diatas kue tart coklat yang dihiasi namanya dan angka yang

menunjukkan umur Siti. Wusssswusswusss, tiga kali Siti menghembuskan udara di mulutnya
sehingga nyala lilin padam.
Sejenak Pak Somad dan istrinya tertegun mendengar ucapan Siti.....tanpa bisa berkata sepatah
katapun

Anda mungkin juga menyukai