KONSEP DASAR
A. Definisi
Skizofrenia (schizophrenia) adalah gangguan yang terjadi pada
fungsi otak. Melinda Herman (2008), mendefinisikan skizofrenia sebagai
penyakit neurologis yang mempengaruhi persepsi pasien, cara berfikir,
bahasa, emosi, dan perilaku sosialnya (Neurogical disease that affects a
persons perception, thinking, language, emotion, and social behavior)
(Yosep, 2009).
Lebih dari 90% pasien dengan skizofrenia mengalami halusinasi.
Meskipun bentuk halusinasinya bervariasi, tetapi sebagian besar pasien
dengan skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa mengalami halusinasi dengar.
Halusinasi adalah persepsi yang salah atau palsu tetapi tidak ada
rangsangan yang menimbulkannya (tidak ada objeknya). Halusinasi
muncul sebagai suatu proses panjang yang berkaitan dengan kepribadian
seseorang. Karena itu, halusinasi dipengaruhi oleh pengalaman psikologis
seseorang (Baihaqi, 2007).
Halusinasi merupakan persepsi yang salah pada semua rasa: pasien
merasakan suara atau bau meskipun sebenarnya tidak ada atau tidak terjadi
(Craig, 2009).
Halusinasi yaitu pencerapan tanpa adanya rangsang apapun pada
panca indra seorang pasien, yang terjadi dalam keadaan sadar/bangun,
sadarnya mungkin organik, fungsional, psikotik, ataupun histerik
(Maramis, 1980).
Halusinasi dapat didefinisikan sebagai terganggunya persepsi
sensori seseorang, dimana tidak terdapat stimulus. Tipe halusinasi yang
sering adalah halusinasi pendengaran (Auditory-hearing voices or sounds).
Pasien merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada, pasien merasa ada
suara padahal tidak ada stimulus suara (Varacolis, 2006).
auditif atau
halusinasi
pendengaran
merupakan
Adaptif
Maladaptif
Respon logis
Distorsi Fikiran
Gejala fikiran
Respon akurat
Perilaku sesuai
Perilaku aneh/
Perilaku disorganisasi
Hubungan sosial
tidak sesuai
Menarik diri
pengalaman
2. Ilusi
Persepsi atau respon yang salah terhadap stimulasi sensori.
3. Reaksi emosi berlebihan atau berkurang
Emosi yang diekspresikan dengan sikap yang tidak sesuai.
4. Perilaku aneh dan atau tidak sesuai
Perilaku aneh yang tidak enak dipandang, membingungkan, kesukaran
mengolah dan tidak kenal orang lain.
5. Menarik Diri
Perilaku menghindar dari orang lain (Stuart, 2009).
c. Respon maladaptif
1. Gangguan pikiran atau delusi
Keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun
tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita sosial
2. Halusinasi
Persepsi yang salah terhadap ranngsangan.
3. Sulit berespon emosi
Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk mengalami
kesenangan, kebahagiaan, keakraban dan kedekatan.
4. Perilaku disorganisasi
Ketidakselarasan antara perilaku dan gerakan yang dirimbulkan.
5. Isolasi sosial
Suatu keadaan kesepian yang dialami seseorang karena orang lain
menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Stuart, 2009).
C. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor Perkembangan
Tugas perkembangan pasien yang terganggu misalnya
rendahnya control dan kehangatan keluarga menyebabkan klien
tidak mampu mandiri sejak kecil, mudah frustasi, hilang percaya
diri dan lebih rentan terhadap stres (Yosep, 2009).
10
b. Faktor Sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak diterima lingkungannya sejak
bayi (unwanted child) akan merasa disingkirkan, kesepian, dan
tidak percaya pada lingkungannya (Yosep, 2009).
c. Faktor Biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa.
Adanya stres yang berlebihan dialami seseorang maka di dalam
tubuh akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik
neurokimia seperti Buffofenon dan Dimetytranferase (DMP).
Akibat
stress
neurotransmitter
berkepanjangan
otak.
Misalnya
menyebabkan
terjadi
teraktivasinya
ketidakseimbangan
2. Faktor Presipitasi
Perilaku
Respon pasien terhadap halusinasi dapat berupa respons
curiga, ketakutan, perasaan tidak aman, gelisah dan bingung,
perilaku merusak diri, kurang perhatian, tidak mampu mengambil
keputusan serta tidak dapat membedakan keadaan nyata dan tidak
nyata. Menurut Rawlins dan Heacock (1993) unsur-unsur bio-
11
12
D. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik dari halusinasi dengar (Auditory-hearing voices
or sounds) meliputi beberapa fase, yaitu :
1. Fase I: Sleep Disorder
Fase awal seseorang sebelum muncul halusinasi. Pasien merasa
banyak masalah, ingin menghindar dari lingkungan, takut diketahui
orang lain bahwa dirinya banyak masalah. Masalah makin terasa sulit
karena berbagai stressor terakumulasi, misalnya kekasih hamil, terlibat
narkoba, dihiananti kekasih, masalah dikampus, drop out dsb. Masalah
terasa menekan karena terakumulasi, sedangkan support system kurang
dan persepsi terhadap masalah sangat buruk.Sulit tidur berlangsung
terus menerus, sehingga biasa menghayal. Pasien menanggap
13
melawan
suara-suara
atau
sensory
abnormal
yang
14
15
E. Pohon Masalah
Masalah keperawatan untuk kasus halusinasi pendengaran dapat
digambarkan dalam pohon masalah sebagai berikut:
Core Problem
16
17
18
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan
:
Pasien
Kriteria Evaluasi
Halusinasi
TUM
Pendengaran
Rasional
Intervensi
TTD
dapat
dialaminya
TUK 1 : Pasien dapat
1.
Bina
hubungan
saling
merupakan
pecaya
menentukan
a.
rencana selanjutnya.
langkah
awal
keberhasilan
a.
2. Untuk
b.
verbal.
kontak
c.
d.
e.
perawat berkenalan.
f.
g.
b.
c.
Tanyakan
nama
lengkap
dengan perawat.
Bersedia mengungkapkan
mengurangi
pasien
dengan
menghilangkan halusinasi.
18
19
d.
e.
f.
Tunjukkan
sikap
empati
Beri
perhatian
kepada
TUK 2 :
Pasien
Pasien
dapat
halusinasinya.
mengenal
1. Mengetahui
2. Tanyakan
a.
mampu
Pasien
dapat
mengenali
menyebutkan
apa
3. Tanyakan
b.
halusinasinya datang.
yang
halusinasi.
5. Bantu
c.
halusinasinya
perasaannya
saat
muncul
a. Jika
kapan
pasien
apakah
mengenal
menemukan
pasien
2. Mengenalkan
pada
19
20
halusinasi.
sedang
halusinasi,
yang didengar.
pencetus halusinasinya.
apa
yang
dikatakan.
c. Katakan
bahwa
perawat
tidak
mendengarnya
nada
bersahabat,
menuduh
(dengan
tanpa
atau
menghakimi).
d. Katakan bahwa pasien lain
juga yang seperti pasien.
e. Katakan
bahwa
perawat
Situasi
yang
20
21
menimbulkan
halusinasi.
b.
3. Menentukan
tindakan
Waktu,
frekuensi
terjadinya
halusinasi
mengontrol halusinasinya.
beri
kesempatan
mengungkapkan perasaan.
TUK 3:
Pasien
halusinasinya.
mengontrol
1.
tindakan
yang
biasa
halusinasinya.
dilakukan
bila
terjadi
halusinasi.
2.
yang
pasien
digunakan
untuk,
jika
Diskusikan
cara
baik
21
22
mengontrol
timbulnya
halusinasi
a.
b.
Temui
orang
(perawat,
lain
teman
atau
atau
halusinasi
yang didengar.
c.
d.
perawat
menyapa
untuk
pasien
jika
atau
kegiatan
Bantu
pasien
untuk
22
23
Beri
kesempatan
melakukan
cara
untuk
yang
beri
pujian
jika
berhasil.
6.
Anjurkan
pasien
mengikuti
orientasi
TAK,
jenis
realita,
atau
stimulasi persepsi.
TUK 4:
1. Anjurkan
mengatasi halusinasi.
member
mengalami halusinasi.
halusinasi.
halusinasinya.
telah
2. Periode berlangsungnya
halusinasinya.
halusinasinya :
dipilih
untuk
memutus
a.
pasien
tahu
keluarga
untuk
jika
Cara
pasien
dialami pasien.
b.
1. Membantu
pasien.
b. Menambah pengetahuan
yang
dapat
pasien
untuk
melakukan
23
24
tindakan
halusinasi.
c.
keluarga
yang
mengalami
pencegahan
dengan
cara
kegiatan,
sendiri,
jangan
makan
biarkan
bersama,
bepergian bersama.
d.
Diskusikan
dengan
dosis,
frekuensi
dan
manfaat obat.
4.
24
25
TUK 5 :
1.
Keluarga
dapat
membina
perawat.
manfaat
dan
efek
mengendalikan
2.
samping
obat
yang
halusinasinya.
1.
dirasakan.
2.
3.
teratur.
5.
Pasien
Diskusikan
2. Keluarga
akibat
membantu
tanpa konsultasi.
meningkatkan
menggunakan
pasien
obat
informasi
Bantu
merupakan
pasien,
pengetahuan
obat.
4. Meningkatkan
6.
Pasien
dapat
memahami
pengetahuan
tentang
samping obat.
konsultasi.
5. Mengetahui
7.
Pasien
dapat
menyebutkan
efek
reaksi
obat
penyembuhan
membantu
dan
25
26
menghindari
kesalahan
minum obat.
2.
Menarik Diri
TUM :
Pasien
berinteraksi
1.
dapat
membina
perasaan
dan
keberadaannya
secara verbal.
a. Pasien mau manjawab salam.
b. Pasien mau berjabat tangan.
c. Pasien
mau
menjawab
pertanyaan.
mau
berdampingan
perawat.
Bina
hubungan
saling
Hubungan
percaya
dengan
merupakan
menggunakan
prinsip
menentukan
komunikasi terapeutik :
a. Sapa
pasien
dengan
baik
verbal
ramah,
saling
langkah
percaya
awal
keberhasilan
rencana selanjutnya.
1.
b. Perkenalkan
duduk
dengan
nama
tujuan
perawat
berkenalan.
c. Tanyakan nama lengkap
pasien
dan
nama
panggilan
yang disukai
pasien.
26
27
sikap
yang
perhatian
kepada
TUK 2 :
Pasien
dapat
penyebab
berasal dari :
menarik
menyebutkan
diri
yang
1.
a.
Diri sendiri
2.
b.
Orang lain
c.
Lingkungan.
27
28
kemampuan
pasien
mengungkapkan perasaannya.
TUK 3 :
Pasien
keuntungan
2.
dengan
berhubungan
orang
lain
dan
dapat
menyebutkan
1.
Reinforcement
dapat
Diskusikan
pasien
tentang
bersama
manfaat
tentang
kerugian
bila
tidak
Diskusikan
bersama
28
29
terhadap
kemampuan
mengungkapkan
tentang
perasaan
kerugian
tidak
Pasien
kerugian
hubungan
orang lain.
2.
lain.
dll.
untuk
bertahap.
sosial
secara
dapat
tidak
menyebutkan
1.
berhubungan
membina
hubungan
dengan
Mengetahui
sejauh
mana
dengan
29
30
keluarga/kelompok/
masyarakat.
3. Beri reinforcement terhadap
keberhasilan yang telah dicapai
di rumah nanti.
4. Bantu pasien mengevaluasi
manfaat berhubungan dnegan
orang lain.
5. Diskusikan jadwal
harian
pasien
dalam
kegiatan
TAK
reinforcement
atas
mengikuti
sosialisasi.
7. Beri
dapat
mengungkapkan
perasaannya
setelah
1.
mengungkapkan
a.
Pasien- perawat
b.
Pasien
perawat
Dorong
pasien
untuk
perasaannya
1.
Agar
percaya
pasien
lebih
diri
untuk
lain.
lain.
30
31
perawat lain
c.
Pasien
2.
perawat
2.
Mengetahui
sejauh
mana
d.
3.
e.
Pasien
keluarga/
kelompok/ masyarakat.
mengungkapkan
pengetahuan
pasien
lain.
perasaan
Pasien
dapat
sistem
perasaan
dapat
mengungkapkan
setelah
berhubungan
dan
b. Sampaikan tujuan.
a.
Diri sendiri
c. Membuat kontrak.
keluarga
b.
Orang lain
d. Explorasi
mengembangkan
Keluarga dapat :
b.
Cara
keluarga tentang:
c.
Berpartisipasi
dalam
pengetahuan
sejauh
2.
menarik diri.
Mengetahui
tidak
Menjelaskan perasaannya
lain.
akibat
mana
a.
pasien
perasaan 2.
tahu
keluarga.
merawat
1.
pasien
3.
b. Penyebab
perasaan
tidak
nyaman,
bimbang
karena
memulai
menarik diri
diri.
c. Cara
sedang
perilaku
keluarga
yang
menghadapi
Motivasi
dapat
31
32
3.
mendorong
pasien
diri.
cara 5.
lain.
Rendah
tentang
manfaat
lain.
Reinforcement
meningkatkan
seminggu.
diri pasien.
5.
Diri
terbuka
Harga
untuk
4.
3.
pasien
dapat
kepercayaan
Dengan
dukungan
keluarga.
diperhatikan.
TUM :
Pasien
dapat
hubungan
melakukan
sosial
secara
bertahap.
TUK 1 :
Pasien
membina
perasaan
dan
keberadaannya
1. Bina
hubungan
saling
Hubungan
akan
saling
percaya
menimbulkan
32
33
secara verbal.
a.
b.
Pasien
mau
berjabat
Pasien
mau
Ada
kontak
mata.
e.
duduk
dengan
baik
verbal
menjawab pertanyaan.
d.
pasien
ramah,
tangan.
c.
a. Sapa
kepercayaan
perawat
sehingga
memudahkan
pelaksanaan
nama
pasien
pada
akan
dalam
tindakan
selanjutnya.
tujuan
perawat
berkenalan.
c. Tanyakan nama lengkap
Pasien
mau
berdampingan
dengan perawat.
pasien
dan
nama
panggilan
yang disukai
pasien.
d. Buat kontrak yang jelas.
e. Tunjukkan
sikap
yang
perhatian
kepada
33
34
TUK 2 :
Pasien
dapat
a.
aspek positif.
mengidentifikasi
kemampuan
dan
Diskusikan kemampua
reinforcement
atas
kemampuan
mengungkapkan
perasaannya.
b.
member
penilaian
negatif.
Utamakan
member
a.
dapat
kemampuan
digunakan.
yang
menilai
dapat
b.
Kebutuhan
Diskusikan kemampuan
Peningkatan
terpenuhi
mendorong
mandiri.
aktivitas terarah.
pasien
a.
b.
Diskusikan
kemampuan
pasien
untuk
juga
34
35
TUK 4:
a.
Pasien
mampu
a.
bersaa
beraktivitas
kemampuan.
aktivitas kelompok.
kegiatan
mandiri,
kegiatan
dengan
bantuan
minimal,
kegiatan
dengan
b.
sesuai
Rencanakan
bantuan total.
b.
Tingkatkan
kegiatan
Beri
contoh
pelaksanaan
yang
boleh
cara
kegiatan
pasien
melakukan
kemampuan
a.
untuk
mengetahui kemampuannya.
kegiatan
mencoba
yang
35
36
dan kemampuannya.
direncanakan.
b.
Beri
pujian
atas
keberhasilan pasien.
c.
Diskusikan
kemungkinan
pelaksanaan dirumah.
TUK 6 :
Pasien
memamanfaatkan
pendukung yang ada.
a.
dapat
sistem
b.
a.
Beri
pendidikan
keluarga
dan
pengertian
keluarga
akan
kesehatan
Pasien
dapat
meningkatkan
diri rendah.
pasien.
mau
memberi
dukungan.
b.
pada
Perhatian
membantu
harga
diri
selama
pasien dirawat.
36
37
I.
Pasien
SP 1
a.
b.
c.
SP 2
a.
b.
c.
SP 3
a.
b.
c.
SP 4
a.
b.
c.
d.
e.
Mengenal halusinasi :
1) Isi
2) Frekuensi
3) Waktu terjadinya
4) Situasi pencetus
5) Perasaan
saat
terjadi
halusinasi
Lebih mengontrol halusinasi
dengan cara :
1) Menghardik
Memasukkan dalam jadwal
kegiatan pasien.
Evaluasi kegiatan yang lalu
(SP 1)
Melatih berbicara dengan
orang lain saat halusinasi
muncul
Masukkan jadwal
Keluarga
SP 1
a.
b.
c.
d.
e.
SP 2
a.
b.
c.
SP 3
a.
b.
c.
SP 4
a.
b.
c.
Mengidentifikasi
maslah
keluarga dalam merawat
pasien
Menjelaskan
proses
terjadinya halusinasi.
Menjelaskan cara merawat
pasien.
Bermain
peran
cara
merawat.
RTL
keluarga/jadwal
keluarga untuk merawat
pasien.
Evaluasi kemampuan kel
(SP 1)
Latih keluarga merawat
pasien.
RTL
keluarga/jadwal
keluarga dalam merawat
pasien.
Evaluasi
kemampuan
keluarga (SP 2).
Latih keluarga merawat
pasien.
RTL
keluarga/jadwal
keluarga untuk merawat
pasien.
Evaluasi
kemampuan
keluarga (SP 1, 2, 3)
Evaluasi
kemampuan
pasien.
RTL keluarga :
1) Follow up
2) Rujukan
38
Menarik Diri
SP 1
a.
b.
c.
d.
SP 2
a.
b.
c.
SP 3
a.
b.
c.
SP 4
a.
b.
c.
Harga Diri
Rendah
SP 1
a.
b.
c.
d.
e.
Identifikasi penyebab :
1) Siapa yang satu rumah
dengan pasien?
2) Siapa yang dekat dengan
pasien? Apa sebabnya?
3) Siapa yang tidak dekat
dengan
pasien?
Apa
sebabnya?
Keuntungan dan kerugian
berinteraksi dengan orang lain.
Latih berkenalan.
Masukkan jadwal kegiatan
pasien.
Evaluasi SP 1.
Latih
berhubungan
sosial
secara bertahap (pasien dan
keluarga).
Masukkan jadwal kegiatan
pasien.
Evaluasi kegiatan SP 1, 2
Latih ADL (kegiatan seharihari), cara bicara.
Masukkan jadwal kegiatan
pasien.
Evaluasi SP 1, 2, 3.
Latih ADL (kegiatan seharihari), cara bicara.
Masukkan jadwal kegiatan
pasien.
Mengidentifikasi kemampuan
positif yang dimiliki.
Menilai kemampuan yang
dapat dilakukan saat ini.
Memilih kemampuan yang
akan dilatih.
Melatih kemampuan pertama
yang telah dipilih.
Masukkan
dalam
jadwal
kegiatan pasien.
SP 1
a.
b.
c.
d.
e.
SP 2
a.
b.
c.
SP 3
a.
b.
c.
SP 4
a.
b.
c.
SP 1
a.
b.
c.
d.
e.
Evaluasi SP 1.
Latih (langsung ke pasien).
RTL
keluarga/jadwal
keluarga untuk merawat
pasien.
Evaluasi SP 1 dan 2.
Latih (langsung ke pasien).
RTL
keluarga/jadwal
keluarga untuk merawat
pasien.
Evaluasi
kemampuan
keluarga.
Evaluasi
kemampuan
pasien.
RTL keluarga :
1) Follow up
2) Rujukan
Mengidentifikasi masalah
yang
dirasakan
dalam
merawat pasien.
Menjelaskan
proses
terjadinya HDR.
Menjelaskan tentang cara
merawat pasien HDR.
Bermain
peran
dalam
merawat pasien HDR.
Menyusun
RTL
keluarga/jadwal
keluarga
untuk merawat pasien.
39
SP 2
a.
b.
c.
d.
SP 3
a.
b.
c.
SP 2
a.
b.
c.
SP 3
a.
b.
c.
Evaluasi kemampuan SP 1
Latih keluarga langsung ke
pasien.
Menyusun
RTL
keluarga/jadwal
keluarga
untuk merawat pasien.
Evaluasi
kemampuan
keluarga.
Evaluasi
kemampuan
pasien.
RTL keluarga :
1) Follow up
2) Rujukan