Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pembimbing 1: Prof.dr.P.M.Chatar,Sp.Pk.(k)
Pembimbing 2: dr.Kms.Yakub Rahadiyanto.Sp.Pk.Mkes
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PALEMBANG
LATAR BELAKANG
1. WHO : Setiap tahun, hingga tiga milyar orang penduduk
dunia memiliki risiko terinfeksi virus dengue
2. Indonesia : Tahun 2007, kasus terbanyak dilaporkan dari
Jakarta dan Jawa Barat (masing-masing melaporkan lebih
dari 25.000 kasus
3. Sumatera Selatan dilaporkan antara 1.000-5.000 setiap kasus
4. RS Muhammadiyah : Tahun 2011 terdapat 157 Kasus
diantaranya adalah anak-anak
RUMUSAN MASALAH
Apakah peningakatan hematokrit
berhubungan dengan derajat klinis
Demam Berdarah Dengue ?
Tujuan Penelitian
Tujuan umum:
Menilai hubungan hematokrit dengan
derajat klinis DBD
Tujuan khusus:
Mengetahui data laboratorium, kadar
hemoklobin trombosit hematokrit.
Mengetahui hubungan antara hematokrit
sejak demam dengan derajat klinis DBD
Manfaat Penelitian
Ilmiah
Sebagai informasi tambahan bagi pemahaman
yang lebih utuh terhadap kejadian penyakit DBD.
Aplikatif
Memperoleh data laboratorik untuk menilai
derajat klinis DBD, serta memprediksi derajat
klinis DBD.
Pelayanan masyarakat
Meningkatkan kualitas deteksi dini penanganan
penderita DBD.
TINJAUAN PUSTAKA
Hematokrit
Definisi
hematokrit (packed red cell volume)
adalah konsentrasi (dinyatakan dalam
persen) eritrosit dalam 100 ml (1 dL)
darah lengkap .
Kerangka konsep
Perembesa
n Plasma
Hipovolemia
Variable
bebas: kadar
HT ( derajat
hemokonsentr
asi
Variable
perancu
Kadar
trombosit
Status nutrisi
hipotensi
Daya
tahan
tubuh
Variable
tergantung:
Derajat klinis DBD
Kegagalan sirkulasi
Perdarahan
Kerangka teori
Infeksi virus dengue pada anak
Terbentuk virus antibodi
kompleks
Trombositopenia ringan
dengan tornique + derajat
1
Peningkatan permeabilitas
vaskuler
Kebocoran
plasma/perembesan plasma
hemokonsentrasi
Hematokrit meningkat
Hipotesis
Tidak ada hubungan antara peningkatan
hematokrit dengan derajat klinis demam
berdarah dengue di RS muhammadiyah
palembang
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
studi analitik observasional,dengan
menggunakan desain crossectional
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari
bulan September 2011 Februari 2012
Tempat Penelitian
Instalasi Rawat Inap Bagian Anak Rumah
Sakit Muhammadiyah Palembang
Dengan : s
S= 56,59 57
Kriteria inklusi
Pasien anak yang didiagnosis
menderita, DBD yang dirawat di rs
muhammadiyah.
Terdapat hasil laboratorium hematokrit
Kriteria eksklusi:
penyakit/kondisi inflamasi penyerta, yang
mengakibatkan
peningkatan
kadar
hematokrit,
meliputi
dehidrasi/hipovolemia, diare berat
Definisi
Definisi
AlatOperasional
Cara
Skala
ukur
ukur
ukur
Derajat
Klinis
DBd
Derajat klinis
DBD yang
dimaksud
dalam
penelitian ini
adalah derajat
klinis
berdasarkan
kriteria yang
ditetapkan oleh
World
HealthOrganisat
ion
berupa
catatan
rekam
medik
RSMP
periode 1
januari-31
desember
2011
Variable
diukur
dengan
cara
melihat
status DBD
yang
tercatat
dalam
rekam
medis
ordinal
Kadar
Hematok
rit
Kadar
hematokrit
(packed red cell
volume) adalah
konsentrasi(din
yatakan dalam
persen) eritrosit
dalam 100 ml
(1 dL) darah
lengkap
catatan
rekam
medik
RSMP
periode 01
Januari-31
Desember
2011.
melihat
Nomina
jumlah
l
hematokrit
berdasarka
n hasil
rekam
medik pada
penderita
DBD yang
dirawat
Hasil
ukur
Hasil ukur
variabel
berupa
catatan
rekam
medik
Hasil ukur
variabel
berupa
catatan
rekam
medik RSMP
periode 01
Januari31Desembe
r 2011
Alur penelitian
Pasien
anak DBD
Kadar
hematok
rit
Criteria inklusi
(sesuai besar
sample
laporan
Derajat
klinis
dbd
Rencana/Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan
bab III.docx
HASIL
PENELITIAN
Frekuensi n;57
persent
laki-laki
27
47,4
perempuan
30
52,6
Derajat klinis
frekuensi
persentas3
16
28,1
22
38,6
33,3
na
Pembahasan
27pasien laki-laki, dan 30 pasien
perempuan.Rentang usia penderita
antara 2-13 tahun. Pasien datang
rata-rata pada hari ketiga demam
6-10 tahun
Hematokrit
meningkat
4-5 tahun
Jenis kelamin
Laki-laki 2,7%
Perempuan 3,0%
P= 1
Kesimpulan
1. Tidak terdapat hubungan antara hematokrit dengan derajat klinis DBD.
2. Hematokrit tidak dapat dijadikan sebagai faktor predictor derajat klinis
DBD.
5.2. Saran
1. Dilakukan Studi terhadap hubungan antara hematokrit dan derajat
klinis DBD dengan desain penelitian prospektif serial dapat dilakukan
oleh penelitian lain.
2. Penelitian terhadap nilai awal variabel lain yang terlibat dalam
patofisiologi DBD.
3. Diperlukan penelitian dengan rentang kasus dalam berbagai usia
diberbagai pusat pelayanan kesehatan.
4. Bagi institusi rumah sakit untuk melakukan monitoring trombosit dan
hematokrit pada penderita DBD yang dirawat inap sesuai dengan teori
tiap 6 jam pada penderita dengan peningkatan hematokrit dan tiap 12
jam pada penderita tanpa peningkatan hematokrit sehingga memenuhi
kriteria pemulangan pasien DBD yaitu tidak hanya dari perbaikan klinis
tetapi juga perbaikan laboratoris.