Anda di halaman 1dari 9

ROTI (Rokok Aloe Green Tea) Sebagai Rokok Imunostimulan dan

Antidepressant

Abstrak
Merokok merupakan hal yang umum dijumpai di Indonesia. Indonesia masuk ke
dalam daftar 10 negara dengan perokok terbanyak di dunia. Pada dekade 2020-2030
diperkirakan tembakau akan membunuh 10 juta orang per tahun, 70 % diantaranya
negara negara berkembang seperti Indonesia. Merokok dapat menimbulkan
dampak negatif bagi kesehatan tubuh, baik perokok pasif maupun aktif. Rokok
mengandung nikotin dan tar yang berbahaya. Nikotin merupakan racun yang
menimbulkan efek ketergantungan, sedangkan tar mengandung senyawa kimia
beracun dan karsinogenik. Penyakit penyakit yang dapat ditimbulkan diantaranya
kanker paru, efisema, bronkitis, dan arteriosklorosis. Penyakit tersebut muncul
karena zat yang terkandung didalam rokok mampu menurunkan sistem kekabalan
tubuh. Pemerintah diantaranya telah melakukan peringatan bahaya pada setiap
kemasan rokok, namun usaha ini tidak mendapatkan tanggapan yang baik oleh
pengkonsumsi rokok. Rokok herbal merupakan solusi yang dapat digunakan dalam
menghilangkan dampak negatif merokok tanpa harus meninggalkan aktivitas
merokok. Penggunaan rokok herbal saat ini kurang diminati masyarakat karena
tidak mampu memberikan efek yang sama seperti rokok tembakau yaitu efek
antidepressant. Oleh karena itu perlu adanya formulasi rokok herbal yang mampu
memberikan efek antidepressant serta mampu meningkatkan sistem kekebalan
tubuh yang dapat mempertahakan tubuh dari berbagai macam penyakit. Lidah
buaya (Aloevera) dan Green Tea merupakan formulasi rokok herbal yang dapat
memberikan efek antidepressant dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Lidah
buaya mengandung batu arang yang dapat menetralisis racun. Kandungan zat
flavonoid, antrakuinon, dan saponin pada lidah buaya merupakan senyawa
antibiotik kuat. Green Tea merupakan tanaman yang mengandung antioksidan tinggi

berupa polyphenol. Kandungan kafein yang rendah mampu memberikan efek


antidepressant. Senyawa Cathecin yang terdapat dalam Green Tea mempunyai sifat
antimikroba yang mampu menonaktifkan virus tipe influenza. Rokok herbal dengan
formulasi Lidah Buaya dan Green Tea merupakan kombinasi yang dapat
meningkatkan kesehatan bagi pengkonsumsi rokok yaitu sebagai imunostimulan
yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan sebagai antidepressant.
Keywords : Rokok hebral, Lidah Buaya (Aloevera), Green Tea, Imunostimulan,
Antidepressant.
A. Pendahuluan
Aktivitas merokok merupakan hal yang umum dijumpai di Indonesia. Alasan-alasan
bagi kebanyakan orang merokok adalah dapat menghilangkan stres dan
menghilangkan rasa jenuh. Aktivitas merokok dapat dilakukan oleh beberapa
kalangan masyarakat, baik dari kalangan bawah hingga atas, baik laki-laki atau
perempuan. Bahkan para pemuda saat ini mulai mencoba untuk merokok. Hal ini
sangat memprihatinkan karena ketergantungan akan rokok sudah mulai muncul
sejak usia muda. Menurut data WHO (2008), Indonesia masuk kedalam daftar 10
negara perokok terbanyak di dunia dan menempati urutan ke-3 setelah China dan
India.Survei membuktikan bahwa 1 dari 4 orang di Indonesia adalah perokok.Angka
ini jauh lebih besar daripada negara Amerika bahwa 1 dari 5 orang Amerika adalah
perokok.
Badan organisasi kesehatan dunia (WHO) memberi peringatan dalam dekade 20202030 tembakau akan membunuh 10 juta orang per tahun, 70% di antaranya terjadi
di negara-negara berkembang. Pada tahun 2002, diperkirakan sebanyak 4,83 juta
kematian bayi prematur disebabkan oleh merokok, dimana sebanyak 50% di negaranegara membangun. Di Indonesia diperkirakan 50-59% pria adalah perokok, dan
pada wanita mencapai 10% (Ezzati et al., 2003). Berdasarkan data Badan
Pengawasan Obat dan Makanan (2002), bahwa sekitar 500 ribu orang Indoensia saat
ini menderita berbagai penyakit akibat rokok.

Aktivitas merokok merupakan aktivitas pembakaran yang menimbulkan asap. Asap


yang dihasilkan terbagi atas asap arus utama dan arus samping. Asap arus utama
merupakan asap yang dihisap oleh perokok sendiri, sedangkan asap arus samping
merupakan asap yang menyebar ke lingkungan yang biasanya dihirup oleh orang
sekitar (perokok pasif) (Syahdrajat, 2007). Perokok pasif disebut Enviromental
Tobacco Smoker akan menghisap asap rokok yang dihembuskan oleh perokok aktif.
Kelompok perokok pasif diantaranya adalah janin dalam kandungan ibu perokok,
anak dari orangtua perokok, dan orang dewasa bukan perokok yang berada didalam
lingkungan perokok.
Merokok dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan tubuh, baik perokok
aktif maupun pasif. Menurut Widodo et al., (2007), rokok mengandung nikotin dan
tar. Nikotin merupakan zat beracun yang dapat menyebabkan ketergantungan bagi
pengkonsumsinya karena dapat memberikan efek anti depressant. Tar tembakau
yang dikeluarkan mengandung senyawa kimia beracun dan karsinogenik karena
mengandung benzopyrene, nitrosamine dan naphthylamine, cadmium, dan
dibenzacridine. Senyawa-senyawa ini dapat menimbulkan penyakit baik bagi
perokok aktif maupun pasif. Penyakit yang ditimbulkan akibat kandungan
didalamnya adalah kanker paru, efisema, bronkitis kronik, dan aretriosklorosis.
Penyakit tersebut muncul karena zat yang terkandung mampu menurunkan sistem
kekebalan tubuh, sehingga penyakit dapat dengan mudah masuk kedalam tubuh.
Konsumsi rokok di Indonesia mencapai 199 miliar batang rokok/tahun. Hal ini
mengakibatkan kematian akibat rokok semakin meningkat yaitu sebanyak 5 juta
orang per tahun. Bila hal ini tidak dicegah, maka jumlah kematian diperkirakan
pada tahun 2020 akan meningkat dua kali lipat yaitu mendekati 10 juta orang per
tahun.
Berbagai usaha telah dilakukan oleh pihak-pihak yang peduli terhadap kesehatan.
Menurut Susana et al., (2003) pemerintah telah melakukan peringatan terhadap
bahaya merokok pada setiap kemasan rokok, namun usaha ini tidak mendapatkan
tanggapan oleh pengkonsumsi rokok. Usaha lain yang dilakukan adalah dengan

pemberian rokok herbal. Rokok herbal merupakan rokok yang terbuat dari bahanbahan alami (rempah rempah), rokok ini kurang diminati masyarakat karena tidak
mampu memberikan efek yang sama seperti kandungan rokok pada umumnya yaitu
anti depressant. Oleh karena itu, perlu adanya pencarian formulasi rokok herbal
yang mampu memberikan efek anti depressant dan membantu meningkatkan
kesehatan pengkonsumsinya.
Lidah buaya (Aloevera) merupakan salah satu tanaman yang mengandung
antidepressant yang kuat. Selain itu, lidah buaya juga memiliki kandungan sebagai
imunomodulator yang kuat. Zat imunomodulator ini dapat membantu dalam
meningkatkan kekebalan tubuh. Selain itu, tar atau jelaga yang dihasilkan
mengandung bahan aktif batu arang. Batu arang merupakan bahan yang dapat
menetralisir racun dan bersifat sebagai adsorben, sehingga dapat menarik racun atau
polutan di lingkungan. Tanaman Green Tea merupakan tanaman yang mengandung
antioksidan tinggi. Antioksidan dapat membantu menangkap radikal bebas.
Perpaduan antara Lidah buaya dan Green Tea sebagai rokok herbal merupakan
solusi cerdas dalam membuat formulasi rokok herbal yang tetap memiliki efek
antidepressant serta memiliki keunggulan dapat meningkatkan kesehatan tubuh
pengkonsumsinya. Saat ini pemanfaatan lidah buaya digunakan sebagai tanaman
hias dan bahan makanan, dan Green Tea dimanfaatkan sebagai bahan baku
pembuatan minuman. Oleh karena itu, tanaman ini dapat dimanfaatkan lebih
maksimal untuk mengurangi dampak rokok pada perokok pasif dan aktif.
B. Pembahasan
Asap rokok merupakan aerosol heterogen dari pembakaran tembakau dan
pembungkusnya. Setiap batang rokok mengandung lebih dari 4000 jenis bahan
kimia. Bahan bahan kimia beracun yang terdapat didalam rokok diantaranya
nikotin, dan tar. Menurut Susana et al., (2003), nikotin merupakan bahan utama
pada rokok yang merupakan zat beracun yang dapat menyebabkan ketergantungan
bagi pengkonsumsinya, sehingga perokok sulit untuk berhenti merokok karena

adanya zat anti depressant yang terkandung didalamnya. Kandungan nikotin dalam
asap rokok berbeda-beda tergantung merk rokok. Semakin tinggi kandungan nikotin
dalam rokok akan semakin banyak nikotin yang dihisap dan tersebar ke udara
melalui asap rokok.
Zat beracun yang terkandung didalam rokok dapat menyebabkan timbulnya
penyakit kronis. Paparan asap rokok yang dialami terus-menerus pada orang dewasa
yang sehat dapat menambah resiko terkena penyakit paru-paru. Lingkungan asap
rokok dapat memperburuk kondisi seseorang yang mengidap penyakit asma,
menyebabkan bronkhitis, dan pneumonia. Asap rokok juga menyebabkan iritasi
mata dan saluran hidung bagi orang yang berada disekitarnya. Bayi yang lahir dari
wanita yang merokok selama hamil dan bayi yang hidup di lingkungan asap rokok
mempunyai resiko kematian yang sama. Paparan asap rokok yang mengandung tar
dan nikotin, serta radikal bebas terbukti dapat meningkatkan aktivitas radikal bebas
pada beberapa sel tubuh (Christyaningsih et al., 2003). Nikotin dalam asap rokok
yang terhisap, lama kelamaan akan terakumulasi pada dinding pembuluh darah
perokok sehingga akan menyempitkan pembuluh darah. Nikotin dalam asap rokok
yang masuk ke paru paru dengan cepat diabsorbsi dari paru paru ke dalam darah
dan efisiensinya hampir sama apabila diberikan secara intravena.
Usaha yang tepat dalam menangani dampak dari aktivitas merokok adalah dengan
membuat rokok herbal, karena kebiasaan merokok sulit untuk dihilangkan. Dengan
menggunakan rokok herbal, perokok akan tetap melakukan kebiasaan merokoknya
namun tidak akan menimbulkan dampak negatif, bahkan akan memberikan efek
dalam meningkatkan kesehatan tubuh. Penggunaan rokok herbal menggunakan
rempah-rempah namun komposisi yang digunakan dianggap kurang efektif karena
tidak mampu memberikan efek anti depresant seperti rokok tembakau pada
umumnya.
Tanaman lidah buaya (Aloevera) merupakan tanaman yang memiliki zat bioaktif
yang biasa digunakan sebagai pengganti antibiotik. Salah satu zat bioaktif tanaman

Aloevera adalah flavonoid antrakinon dan zat saponin yang dipercaya ampuh untuk
membunuh kuman. Sedangkan senyawa antrakuinon dapat menghilangkan rasa
sakit, berfungsi sebagai antibiotik dan terbentuknya sel baru pada kulit
( Furnawanthi, 2007).
Tar yang dihasilkan rokok tembakau memiliki dampak negatif yaitu dapat
menurunkan sistem kekebalan tubuh, sehingga perokok rentan terkena penyakit.
Sedangkan untuk tanaman Aloe vera memilki senyawa saponin dan mempunyai
kemampuan

membunuh

kuman

sedangkan

senyawa

antrakuinon

dapat

menghilangkan rasa sakit dan antibiotik.Selain itu para peneliti dari luar
menemukan manfaat gel lidah buaya dapat berfungsi sebagai sistem pertahanan
tubuh. Diperkirakan zat ini bisa menghambat kerja virus HIV atau menstimulasi
sistem kerja kekebalan tubuh penderita AIDS (Furnawanthi, 2007).
Rokok herbal berbahan dasar green tea ini sangat baik bagi kesehatan. Teh hijau
mengandung kafein (sekitar 3 % dari berat kering atau sekitar 40 mg per cangkir).
Kafein atau tehine dalam teh hijau mampu menstimulasi sistem syaraf pusat, dan
mempunyai efek menyehatkan tubuh dan memberi efek tenang dan anti depressant.
Senyawa Cathecin yang terdapat dalam teh hijau mempunyai sifat antimikrobia,
yang mampu menonaktifkan virus penyebab influenza. Senyawa Polyphenol dalam
teh hijau merupakan senyawa antioksidan yang mampu menetralisir hasil samping
metabolisme penyebab proses penuaan. Mineral Flour (F) dan Polyphenol yang
cukup banyak dalam teh hijau mencegah karier pada gigi dan menghambat aktifitas
bakteri mulut sebagai akibat dari asap rokok (Johan, 2000).
Menurut Yang (2000) daun teh mempunyai tiga komponen penting yang
mempengaruhi mutu minuman, yaitu kafein yang memberikan efek stimulan, tanin
yang memberikan

kekuatan rasa (ketir) dan senyawa aktif yang dipercaya

bertanggung jawab dalam memberikan kontribusi positif bagi kesehatan manusia,


yaitu polifenol. Polifenol adalah antioksidan yang kekuatannya 100 kali lebih efektif
dibandingkan vitamin C dan 25 kali lebih tinggi dibandingkan vitamin E.

Antioksidan yang secara alamiah ini sangat ampuh sebagai reseveratrol, yaitu
senyawa polyphenol yang mampu membatasi efek negatif dari rokok dan lemak
makanan.
Rokok herbal berbahan dasar teh hijau dengan kombinasi ekstrak lidah buaya
menjadi inovasi kreatif yang menyehatkan dan sangat baik untuk dikonsumsi.
Bertemunya senyawa saponin dan polifenol menjadi kesatuan yang tidak hanya
memberikan

kekebalan

bagi

tubuh

namun

sekaligus

memberikan

efek

antidepressant. Saponin pada Aloevera sebagai immunostimulan dan senyawa


antrakuinon memberi efek antidepressant (Purbaya, 2003).
Rokok herbal ini dibungkus menggunakan kertas CTP (cigarette tipping paper /
kertas pembungkus filter rokok) adalah kertas tipis yang digunakan untuk
membungkus filter rokok, dengan kerapatan dan kekuatan yang tinggi serta poripori yang rapat. Pada prinsipnya kertas CTP bisa digunakan untuk produk jenis SKT
(sigaret kretek tangan) dan SKM (sigaret kretek mesin). Pengurangan kadar tar dan
nikotin pada setiap bungkus rokok pada selembar kertas CTP dilengkapi kertas
berperforasi (berlubang). Lubang berukuran mikro inilah yang menyedot udara luar
sehingga kadar tar dan nikotin turun pada rokok tembakau, sehingga asap tembakau
terencerkan partikel-partikel rokok mudah tersaring. Kadar nikotin turun dari 31,6
mg menjadi 19,5 mg serta kadar nikotin turun dari 1,73 mg menjadi 1,39 mg per
batang (Andi, 2010).
C. Kesimpulan
ROTI (Rokok aloe dan green tea) merupakan solusi rokok sehat yang mengandung
flavonoid, antrakuinon dan saponin yang befungsi sebagai imunostimulan.
Kandungan kafein pada polyphenol mampu memberikan efek antidepressant.

D. Daftar Pustaka
Andi, S. 2010. Kertas Berpengaman (security paper). Diakses tanggal 10 November 2012
http://andisipahutar.blogspot.com/2010_10_01_archive.html.
Christyaningsih J, Suwandito, Purnomo SU. 2003. Pengaruh suplementasi vitamin E dan C
terhadap aktivitas enzim superoksida dismutase (SOD) dalam eritrosit tikus yang
terpapar asap rokok kretek. JBP 5: 87-91.
Ezzati M., Lopez A. D., Rodgers A., Vander Hoorn S., Murray C. J. L. 2003. The
Comparative Risk Assessment Collaborating Group. Selected Major Risk Factors
and Global and Regional Burden of Disease. Lancet. 360 : 134760.
Furnawanthi I. Khasiat dan manfaat lidah buaya si tanaman ajaib. Edisi 8. Jakarta selatan:
PT. AgroMedia Pustaka, 2007: 1-29.
Johan A, Susilaningsih N, Gunardi, editors. Penelitian in vitro efek polifenol teh hijau
terhadap mekanisme pertahanan tubuh pada mencit yang diinokulasi L.
monocytogenes. Laporan Akhir Penelitian DCRG; 2000.
Purbaya J.R. 2003. Mengenal & Memanfaatkan Khasiat Aloe Vera. CV. Pionerjaya.
Bandung. Hlm. 21-165.
Susana, D., Budi H., Hendra F. 2003. Penentuan kadar nikotin dalam asap rokok. Makara,
Kesehatan 7 (2) : 38 41.
Syahdrajat, T. 2007. Merokok dan Masalahnya. Jurnal Kedokteran dan Farmasi 20 (4) : 184
187.
WHO. 2008. WHO Report on the Global Tobacco Epidemic. World Health Organization,
Geneva.
Widodo, E., B. P. Priosoeryanto, S. Estuningsih, D. R. Agungpriyono, dan R. Utji. 2007.
Effect of clove cigarette exposure on white rat : special emphasis on the
histopathology of respiratory tract. Med. J. Indones. 16 (4) : 212 - 218 .
Yang CS, Landau JM. Effects of tea consumption on nutrition and health. Journal of
Nutrition 2000; 130(10): 2409-12.

Anda mungkin juga menyukai