Anda di halaman 1dari 7

BAB II

DESKRIPSI PROSES

2.1

Spesifikasi Bahan Baku dan Produk

2.1.1

Spesifikasi Bahan Baku

Spesifikasi Natrium Klorida (NaCl)


Bentuk
: padat
Warna
: putih
Kadar NaCl
: min. 99,5%
Kadar H2O
: maks. 0,2%
Kadar Fe
: maks. 0,3%
(Olssons Pacific Salt)

Spesifikasi Amonium Sulfat ((NH4)2SO4)


Bentuk
: padat
Warna
: putih
Kadar (NH4)2SO4 : min. 98,9%
Kadar H2SO4
: maks. 0,1%
Kadar H2O
: maks. 1%
(PT. Petrokimia Gresik)
2.1.2 Spesifikasi Produk
Spesifikasi Amonium Klorida (NH4Cl)
Bentuk
: padat
Warna
: putih
Kadar NH4Cl
: min. 98%
Kadar H2O
: maks. 0,2%
Kadar (NH4)2SO4 : maks. 0,1%
Kadar NaCl
: maks. 1,5%
Kadar Na2SO4
: maks. 0,02%
Kadar H2SO4
: maks. 1%
2.1.3 Spesifikasi Produk Samping

2.2

Spesifikasi Natrium Sulfat Na2SO4


Bentuk
: padat
Warna
: putih
Kadar Na2SO4 : min. 89%
Kadar NH4Cl : maks. 1,4%
Kadar H2O
: maks. 1%
Kadar NaCl
: maks. 5,5%
Kadar (NH4)2SO4
: maks. 2,7%
Lost on Drying: maks. 0,5%

Konsep Proses

2.2.1. Dasar Reaksi


Reaksi pembentukan Amonium Klorida adalah reaksi yang terjadi antara amonium
sulfat dengan natrium klorida (Proses Ammonium Sulfat-Natrium Klorida) dengan reaksinya
sebagai berikut :
(NH4)2SO4(l) + 2NaCl(l)

2NH4Cl(l) + Na2SO4(s )

H = +0,758kcal/gmol

Reaksi pembuatan Amonium Klorida ini berlangsung pada kondisi operasi reaktor
sebagai berikut :
-

Temperatur
Tekanan
Fase
Sifat reaksi

=
=
=
=

100oC
1 atm
cair-cair
reaksi searah

2.2.2. Sifat Reaksi


Sifat reaksinya adalah ireversibel (searah). Ditinjau dari besarnya harga panas reaksi
yang terjadi pada suhu 25oC adalah sebagai berikut : H fo = 0,758 kcal/gmol. Jadi reaksi
tersebut berjalan searah dan membutuhkan panas.
Dari harga Hfo yang harganya positif dapat disimpulkan bahwa reaksi yang terjadi
adalah reaksi endotermis yang berarti ada penyerapan panas. Hal ini mengakibatkan suhu
reaktor akan mengalami penurunan terus-menerus. Oleh karena itu perlu adanya jaket
pemanas untuk mempertahankan suhu reaktor.
2.2.3. Tinjauan Termodinamika
Tinjauan termodinamika adalah untuk mengetahui reaksi itu memerlukan panas atau
melepaskan panas. Secara termodinamika reaksi pembentukan Amonium Klorida dapat
dilihat dari harga enthalpi dan konstanta kesetimbangannya.

Diketahui pada suhu kamar :


Hfo NH4Cl

= -71,20 kcal/gmol

Hfo Na2SO4

= -330,82 kcal/gmol

Hfo (NH4)2SO4

= -279,33 kcal/gmol

Hfo NaCl

= -97,324 kcal/gmol
(Reff : Perry Chemical Engineering Hand Book)

Hr

= Hproduk - Hreaktan
= (2 Hfo NH4Cl + Hfo Na2SO4 ) (2 Hfo NaCl + Hfo (NH4)2SO4)
= {(2 x -71,20) + (-330,82) (-279,33 + (2 x -97,324)}
= 0,758 kcal/gmol
Dari harga Hfo tersebut dapat dilihat bahwa reaksi pembentukan Amonium Klorida

adalah endotermis. Sedangkan reaksi ini bersifat irreversibel dengan harga

Gr < 0 yang

disebut eksergonik yang berarti bahwa reaksi bersifat spontan.


Pada suhu kamar diperoleh data sebagai berikut :
Gfo NH4Cl

= -48,59 kcal/gmol

Gfo Na2SO4

= -301,28 kcal/gmol

Gfo (NH4)2SO4

= -214,02 kcal/gmol

Gfo NaCl

= -93,92 kcal/gmol
(Reff : Perry Chemical Engineering Hand Book)

Gr

= Gproduk - Greaktan
= (2 Gfo NH4Cl + Gfo Na2SO4 ) (2 Gfo NaCl + Gfo (NH4)2SO4)
= {(2 x -48,59) + (-301,28) (2 x -93,92 + (-214,02)}
= -3,4 kcal/gmol
Dari harga Hfo tersebut dapat dilihat bahwa reaksi pembentukan ammonium chloride

adalah endotermis. Sedangkan reaksi ini bersifat irreversible dengan harga G r <0 yang
disebut eksergonik yang berarti reaksi berlangsung secara spontan.
Harga K pada suhu kamar (25C/ 298K) dapat ditentukan dengan persamaan:

ln K 298 =
K 298

G
RT
exp (

G
)
RT

3400
)
1,987.298

K 298

K 298

= exp (5,74)

K 298

= 311,064

exp (

Harga K pada suhu 100C (373K) dapat ditentukan dengan persamaan:


d ln K
dT
ln

K2
K1

H
2
RT
H 1
1
( )
R
T2 T1

Di mana K1=K298, K2=K373, T1=298L, dan T2=373K


ln

K 373
0,758 1
1
(

)
=
1,987 373 298
311,064

ln

K 373
=2,5739.10
311,064

-4

K 373
=e2,5739. 10
311,064

K 373
=1,000257
311,064
K 373

= 311,144

Dari perhitungan diperoleh harga K pada suhu 298K sangat besar, demikian juga pada
suhu operasi 373K. Harga yang besar (K>>1) menunjukkan bahwa reaksi tersebut merupakan
reaksi searah/ireversibel.
2.2.4. Tinjauan Kinetika
(NH4)2SO4(l) + 2NaCl(l)

2NH4Cl(l) + Na2SO4(s)

H = +0,758kcal/gmol

Reaksi tersebut diasumsikan reaksi orde dua dimana kecepatan reaksi dinyatakan
dengan rA = rB = kc CA CB

Dengan harga k (konstanta kecepatan reaksi) adalah sebagai berikut :

kc =

P.. . T
h

e -G/RT

Dimana :
P = probabilitas/kemungkinan reaktan bereaksi menjadi produk (dalam reaksi ini
harganya diasumsi 1)

= konstanta Bolzman, harganya = 1,3805 x 10-16 erg/K.molekul


= konstanta Planck, harganya = 6,624 x 10-23 erg s /molekul

T = suhu (oK)
R = 1,987 cal/gmoloK
Sehingga untuk reaksi ini, diperoleh harga kc :

0,33087 x 10 -23 calories/ o K molecule T 0 K


kc
. e
1,58427x10 34 calories/m olecule

( 3400)
RT

kc = 2,09084.1010 . T exp-4,587
= 7,6636.1010 gmol / L.s
2.2.5. Perbandingan Mol Reaktan
Pada proses pembuatan Amonium Klorida reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
(NH4)2SO4(l) + 2NaCl(l)

2NH4Cl(l) + Na2SO4(s)

H = +0,758kcal/gmol

Diketahui perbandingan mol reaktan dari koefisien reaksi masing-masing reaktan secara
stoikiometri adalah 1 : 2 yaitu 1 mol ammonium sulfat bereaksi dengan 2 mol sodium
natrium klorida. Untuk menghasilkan 1 ton amonium klorida dibutuhkan amonium sulfat
2600lb dan natrium klorida 2500lb, sehingga perbandingan mol reaktan sesungguhnya adalah
1:2,17. Pada reaksi ini amonium sulfat merupakan pereaktan pembatas. Natrium klorida
dibuat berlebih dimaksudkan untuk menggeser kesetimbangan reaksi ke arah pembentukan
produk.
(Faith, Keyes, and Clarks)

2.3 Diagram Alir Proses


2.3.1. Diagram Alir Proses
Diagram alir proses pra rancangan pabrik Ammonium Chloride proses ammonium
sulfat sodium chloride ditunjukan pada gambar 2.1.
2.3.2.

Langkah Proses

Pada pembuatan Ammonium Chloride dengan bahan baku Ammonium Sulfat dan
Sodium Chloride secara garis besar dapat dibagi lima tahap :
1. Tahap penyiapan bahan baku
2. Tahap pembentukan produk
3. Tahap pemurnian produk
4. Tahap penyimpanan produk
2.3.2.A. Tahap Penyiapan Bahan Baku
Tahap ini dimaksudkan untuk mengangkut bahan baku ammonium sulfat dari gudang
penyimpanan (NH4)2SO4 (G 01) pada kondisi tekanan 1 atm dengan temperatur 30C,
selanjutnya dilewatkan dalam belt conveyor (BC 01). Kemudian diangkut oleh bucket
elevator (BE 01) untuk dimasukan ke hopper dan ditambah air untuk dimasukan bersamasama menjadi larutan jenuh amonium sulfat dalam mixer pada kondisi tekanan 1 atm dengan
temperatur 30C (M 01). Bahan baku NaCl dari gudang (G 02) pada kondisi tekanan 1
atm dengan temperatur 30C dilewatkan dalam screw conveyor (SC 01) kemudian diangkut
dengan bucket elevator (BE 02) untuk dimasukan ke hopper, selanjutnya ditambah air dan
larutan recycle untuk dimasukan kedalam mixer (M 02) pada kondisi tekanan 1 atm dengan
temperatur 30C sehingga dicapai larutan jenuh NaCl.
2.3.2.B. Tahap Pembentukan Produk
Dalam Reaktor CSTR (R-01) yang dilengkapi dengan jaket pemanas untuk
menaikkan temperatur serta dijaga kondisi operasi pada temperatur 100 oC dengan tekanan 1
atm, untuk mereaksikan (NH4)2SO4 dan NaCl dengan menggunakan proses kontinyu,
sehingga membentuk produk amonium klorida dan produk samping natrium sulfat. Reaksi
yang terjadi dalam Reaktor (R-01) adalah sebagai berikut :
(NH4)2SO4(l ) + 2NaCl(l)

2NH4Cl(l) + Na2SO4(s) H = +0,759kcal/gmol

2.3.2.C. Tahap Pemurnian Produk


Bertujuan untuk memisahkan kristal natrium sulfat dari larutan amonium klorida
melalui rotary filter (RF-01) (P = 1 atm dan T = 100 C). Kemudian untuk memisahkan kristal
basah natrium sulfat menjadi kristal kering dengan menghilangkan sebagian air digunakan
rotary dryer (RD 01) (P = 1 atm dan T = 90 OC). Untuk memekatkan amonium sulfat
digunakan evaporator (E 01) (P = 1 atm dan T = 105OC). Larutan jenuh dari evaporator
dialirkan ke kristalizer (CR-01) untuk membentuk kristal ammonium klorida pada kondisi
operasi P = 1 atm dan T = 40 OC, untuk mempertahankan suhu pada kristalizer dialirkan air
pendingin yang dimasukan lewat jaket kristalizer. Kemudian kristal dan mother liquor dari
kristalizer dialirkan ke sentrifuge (CF 01) ( P = 1 atm dan T = 40 OC) melalui screw pump
(SP 01), didalam sentrifuge kristal dan mother liquor akan dipisahkan dan mother liquor
akan dikembalikan atau direcycle ke tangki mixer (M 02). Sedangkan kristal amonium
klorida melalui screw conveyor dikeringkan kedalam rotary dryer (RD 02) ( P = 1 atm dan
T = 45OC), untuk mengurangi kadar airnya sehingga sesuai dengan spek produk yang
diharapkan.
2.3.2.D Tahap Penyimpanan Produk

Penyimpanan produk pada silo (S 01)

Penyimpanan produk pada silo (S 02)

Kristal natrium sulfat dari rotary dryer (RD 01) dilewatkan kedalam belt conveyor (BC
03) yang kemudian dimasukkan kedalam silo (S 01), untuk dimasukkan kedalam gudang
penyimpanan. Kristal ammonium chloride dari rotary dryer (RD 02) dilewatkan kedalam
belt conveyor (BC 04) untuk dimasukkan kedalam silo (S 02) untuk selanjutnya
dimasukkan kedalam gudang penyimpanan.

Anda mungkin juga menyukai