ASUHAN KEPERAWATAN
I.
a.
1.
2.
Pengkajian
Identitas
Pasien / Klien
Nama
Umur
jenis kelamin
TB,
BB,
Alamat
status perkawinan
Agama
Suku
Pendidikan
Pekerjaan
Penanggung jawab
Nama
Umur
Jenis kelamin
Alamat
Status perkawinan
Agama
Suku
Pendidikan
Pekerjaan
Hub. dengan klien
: Ny Siti
: 45 tahun
: perempuan
: 160 cm
: 54 kg
: Batur rt 2 rw 3 Banjarnegara
: kawin
: Islam
: Jawa
: SD
: Ibu Rumah Tangga
: Tn Mino
: 50
: Laki-laki
: Batur rt 2 rw 3 Banjarnegara
: kawin
: islam
: Jawa
: SMP
: Tani
:.Suami
b. Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama (saat masuk Rumah Sakit)
Pasien datang dengan keluhan Nyeri pada kedua matanya
2. Riwayat Kesehatan sekarang
Selama kurang lebih 3 hari sebelum masuk rumah sakit, klien merasa nyeri pada kedua
matanya, Kemudian suami klien member obat tetes tetapi tidak ada efeknya juga.
Sehingga suami klien memutuskan untuk membawa klien kerumah sakit pada tanggal 4
mei 2011 jam 11.00 WIB melalui IGD.
3. Riwayat penyakit dahulu
Pasien belum pernah menderita penyakit tersebut
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga tidak memiliki penyakit seperti yang di alami klien
c. Pengkajian Fungsional
1. Pola persepsi-pemeliharaan kesehatan
Ketika pasien merasa pusing,sesak nafas,jantung berdebar-debar pasien langsung pergi
berobat ke pukesmas
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
ROM
0 = mandiri
1 = alat bantu
2 = dibantu orang lain
3 = dibantu orang lain dan alat
4 = tergantung total
6. Persepsi sensorik / perceptual
Klien mengatakan penglihatannya berkurang karena nyeri pada mata, pendengaran baik
7. Pola konsep diri
Pasien mengatakan meras sedih karena tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasa,
8. Pola seksual-reproduksi
Pasien mengatakan mempunyai 3 orang anak dan selama berkeluarga tidak pernah
menggunakan alat kontrasepsi
9. Pola hubungan dan peran
hubungan dengan anak-anaknya, suami dan dengan pasien lain serta perawat lain baik
10. Pola koping dan stress
Pasien selalu terbuka atas segala masalah pasrah kepada petugas kesehatan dan juga
menyerahkan kesembuhannya pada tuhan YME
11. Pola nilai dan keyakinan
Klien sering mengikuti pengajian di musola di tempat tinggalnya dan juga setiap sholat
kadang-kadang membaca al quran, sekarang hanya bisa berdoa dengan tiduran di tempat
tidur
d. Pemeriksaan Fisik (Head to toe)
Bentuk kepala
Rambut
Mata
Hidung
Mulut
Caries
Leher
Dada
Abdomen
Ekstremitas
Anus
Tanda-tanda Vital
: mesosopal
: hitam, tidak berketombe, sedikit beruban
: konjungtiva, sclera putih, dan tidak anemis
: tidak ada polip, bersih
: mukosa kering dan pecah-pecah, tidak berbau, dan tidak
: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe
: sebelah kiri terjadi pembesaran, dan tidak ada kelainan
: terdapat asites, nyeri abdomen
: terpasang kateter, tidak ada udem
: bersih, tidak ada haemorhoid
:T
: 110/70 MMhG
N
: 75x/MENIT
RR : 20x/MENIT
S
: 37C
H. analisa Data
tgl dan jam
5 mei 2011
Jam 09.00
WIB
data
S : Klien mengatakan
matanya
sakit
O : klien terlihat
menahan sakit
dan menutupi
matanya
dg telapak tangan
S : klien mengatakan
pusing
pada bagian dalam
mata
O : klien terlihat
mengeluarkan
air mata saat nyeri
dating
S : klien mengatakan
pandangannya
kabur atau
tidak jelas pada
jarak tertentu
O : klien tidak
merespon gerakan
lawan bicara
S : klien mengatakan
pendidikannya
hanya smpai
sekoah dasar
O : klien terlihat
bingung atau
tidak paham atas
informasi
yang diberikan
etiologi
imflamasi pada kornea
atau peningkatan tekanan
intraokular.
problem
Nyeri akut
peningkatan kerentanan
sekunder terhadap
interupsi permukaan
tubuh.
Risiko tinggi
infeksi
gangguan penerimaan
sensori / status organ
indera. Lingkungan
secara terapetik
dibatasi.
Gangguan
Sensori
Perseptual
keterbatasan informasi.
Kurangnya
pengetahuan
Risiko tinggi
infeksi
berhubungan
dengan
peningkatan
kerentanan
sekunder
terhadap
interupsi
Tidak terjadi
infeksi.
Kriteria hasil : Klien
akan :
Menunjukka
n penyembuhan
tanpa gejala infeksi.
Nilai
Labotratorium :
Intervensi
Lakukan tindakan
1.
penghilangan nyeri yang
non invasif dan non
farmakologi, seperti
berikut
Posisi : Tinggikan bagian
kepala tempat tidur,
berubah-ubah antara
berbaring pada punggung
dan pada sisi yang tidak
sakit.
2.
2.
Distraksi
3.
Latihan relaksasi
Bantu klien dalam
mengidentifikasi tindakan
penghilangan nyeri yang
efektif.
Berikan dukungan3.
tindakan penghilangan
nyeri dengan analgesik
yang diresepkan.
Rasional
Tindakan
penghilangan
nyeri yang non
invasif dan
nonfarmakologi
memungkinkan
klien untuk
memperoleh rasa
kontrol terhadap
nyeri.
Klien kebanyakan
mempunyai
pengetahuan yang
mendalam tentang
nyerinya dan
tindakan
penghilangan
nyeri yang efektif.
Untuk beberapa
klien terapi
farmakologi
diperlukan untuk
memberikan
penghilangan
nyeri yang efektif.
4. Tanda ini
menunjukkan
peningkatan
tekanan
intraokular atau
komplikasi lain.
Tingkatkan penyembuhan
Nutrisi dan
luka:
hidrasi yang
1.
Berikan dorongan optimal
untuk mengikuti diet yang meningkatkan
seimbang dan asupan
kesehatan secara
cairan yang adekuat.
keseluruhan, yang
2.
Instruksikan klien meningkatkan
untuk tetap menutup mata penyembuhan luka
pembedahan.
sampai diberitahukan
permukaan
tubuh.
untuk dilepas.
Gunakan tehnik
aseptik untuk meneteskan
tetes mata :
Gangguan
Sensori
Perseptual :
Penglihatanb/
d gangguan
penerimaan
sensori /
status organ
indera.
Lingkungan
secara
terapetik
dibatasi.
Hasil yang
diharapkan / kriteria
evaluasi pasien
akan :
Tentukan ketajaman
Meningkatkan
ketajaman
penglihatan dalam
batas situasi individu.
Mengenal gangguan
sensori dan
berkompensasi
terhadap perubahan.
Mengidentifikasi /
memperbaiki
potensial bahaya
Memakai
pelindung mata
meningkatkan
penyembuhan
dengan
Cuci tangan sebelum
menurunkan
memulai.
kekuatan iritasi.
1.
Pegang alat
Tehnik
penetes agak jauh dari
aseptik
mata.
meminimalkan
2.
Ketika
masuknya
meneteskan, hindari
mikroorganisme
kontak antara mata,
dan mengurangi
tetesan dan alat penetes.
risiko infeksi.
Beritahu dokter
Drainase
tentang semua drainase
abnormal
yang terlihat
memerlukan
mencurigakan.
evaluasi medis dan
Kolaborasi dengan kemungkinan
dokter dengan pemberian memulai
antibiotika dan steroid..
penanganan
farmakologi.
Mengurang
i reaksi radang,
dengan steroid
dan menghalangi
hidupnya bakteri,
dengan
antibiotika.
Dengan
mengetahui
ketajaman dan
penyebab
penglihatan dapat
menetukan
langkah intervensi
Pendekatan
pasien dapat dapat
mendorong
kesembuhan
Tetes mata yang
tidak dengan resep
dokter dapat
membuat kabur
dan iritasi mata
Kurangnya
pengetahuan
(perawatan)
berhubungan
dengan
keterbatasan
informasi.
dalam lingkungan.
Mengurangi
stress, mencegah
kabur dan iritasi
mata
Mengurangi rasa
nyeri, mengurangi
resiko penekanan
pada mata
IV. IMPLEMENTASI
No
DX
1
Tanggal
implementasi
Respon Pasien
dan Jam
5/05/11 1. Mengkaji tindakan
1. Klien dapat mengontrol
08.00
penghilangan nyeri yang non
rasa nyeri
2.
5/05/11
08.30
5/05/11
09.00
1.
2.
1.
Mengkaji ketajaman
penglihatan klien
1.
Paraf
Perawat
5/05/11
10.00
6/05/11
08.00
2.
Lingkungnnya berdebu
1.
2.
Mengidentifikasi tindakan
1.
penghilangan nyeri yang efektif
Melatih relaksasi
2.
Menggunakan terapi
farmakologi rasa nyeri
klien berkurang
Klien mengikuti dengan
menahan nyeri
2.
1.
2.
08.40
1.
09.00
1.
09.30
1.
7/05/11
08.00
1.
Memberikan dukungan
tindakan penghilangan nyeri
dengan analgesic yang
diresepkan
08.30
1.
09.00
1.
09.30
1.
Mengobservasi kemampuan 1.
klien dalam melakukan tidakan
V. Evaluasi
Tanggal
dan jam
7/05/11
13.30
1.
1.
Diagnose
SOAP Perkembangan
S : klien mengatakan
penglihatan rabun karena nyeri
mata
O : tingkatan nyeri 5
A : Nyeri akut berhubungan
dengan imflamasi pada kornea
atau peningkatan tekanan
intraocular belum teratasi
P : berikan terapi farmakologi
Paraf
7/05/11
13.30
7/05/11
13.30
7/05/11
13.30