Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN OBSERVASI

LABORATORIUM FISIKA PENDIDIKAN

IDENTIFIKASI ALAT LABORATORIUM IPA


SMP KARTIKA III-2 SEMARANG
Oleh:
Nama
Nim
Dosen

: Jotti Karunawan
: 4201412037
: Dra. Langlang Handayani, M.App.Sc.

Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang
2015/2016

A. TUJUAN
1. Mengidentifikasi alat-alat laboratorium IPA SMP Kartika III- 2 Semarang

B. WAKTU DAN TEMPAT


Hari

: Rabu

Tanggal

: 25 Maret 2015

Tempat

: Laboratorium IPA SMP Kartika III-2 Semarang

C. PEMBAHASAN
Observasi identifikasi alat di laboratorium IPA SMP Kartika III-2 Semarang dilakukan
pada tanggal 25 Maret 2015. Observasi ini juga sekaligus wawancara kepada salah satu guru
mata pelajaran IPA yang juga merangkap sebagai kepala laboratorium IPA SMP Kartika III-2
Semarang Bapak Arghop Kofya Haqiqi,S.Pd.
Pada dasarnya penataan dan penyimpanan alat-alat laboratorium sangat perlu
memperhatikan karakteristik dan spesifikasinya, baik untuk alasan keamanan alat, kemudahan
pencarian dan pemeriksaan, perawatan dan pemeliharaan, ataupun sekedar kerapihan
penyimpanan. Oleh karena itu alat-alat laboratorium perlu dikelompokkan atau diklasifikasikan
berdasarkan kritria yang sesuai dengan tujuan pengelonpokkannya. Kriteria klasifikasi alat-alat
laboratrorium antara lain adalah bahan utama pembuatan, massa, bentuk dan volume, pabrik
pembuat, usia pakai, konsep fisika, fungsi atau kegunaan.
Secara teori seperti yang disampaikan pada laporan alat dan bahan yang lalu, alat-alat
laboratorium dikelompokkan berdasarkan konsep atau materi fisika yang berkaitan dengannya,
misalnya alat-alat mekanika, alat-alat listrik-magnet, alat-alat optik dan sebagainya. Jika alat-alat
laboratorium diklasifikasikan berdasarkan kriteria ini, maka pengelompokkan alat-alat
dipengaruhi leh kurikulum yang sedang digunakan pada saat itu.
Berikut dijelaskan hasil observasi identifikasi alat-alat laboratorium IPA SMP Kartika III-2
Semarang.
A. Alat-Alat Demonstrasi yang Diperlukan Sesuai Kurikulum yang Berlaku
Menurut kepada laboratorium yang sekaligus guru pengampu mata pelajaran IPA di
SMP Kartika III-2 Semarang, tidak semua kegiatan pembelajaran yang memerlukan

praktikum dilaksanakan karena beberapa alasan. Yang pertama, karena memang materi
pembelajaran yang sedang diajarkan tidak bisa digunakan untuk praktikum, misalnya adalah
tentang pergerakan benda-benda langit. Materi tersebut tidak mungkin melakukan praktikum,
maka guru pendamping memilih memutarkan video pembelajaran siswa agar mereka tetap
memperoleh pengalaman langsung.Alasan lain mengapa tidak melakukan kegiatan praktikum
adalah karena tidak tersedianya alat praktikum di laboratorium, atau tersedia tetapi dalam
kondisi rusak dan tidak bisa digunakan.jika terjadi demikian, maka ada dua alternatif yang
dapat dilakukan guru pembimbing. Yang pertama adalah meniadakan kegiatan praktikum, hal
ini berarti peserta didik sama sekali tidak memperoleh pengalaman langsung atau gambaran
secara visual dalam pembelajaran. Yang kedua adalah tetap membawa alat praktikum tersebut
ke kelas tetapi tidak untuk digunakan melainkan hanya ditunjukkan kepada peserta didik agar
mereka tetap mendapat pengalaman langsung meskipun tidak melakukan kegiatan praktikum.
Karena beberapa alasan tersebut, maka guru hanya melakukan kegiatan demonstrasi di
kelas. Untuk melakukan kegiatan demonstrasi tersebut, guru tetap membutuhkan alat-alat
laboratorium. Berdasarkan observasi di laboratorium IPA SMP Kartika III-2 Semarang, jika
demonstrasi hanya menggunakan video saja alat yang dibutuhkan hanya proyektor dan layar.
Keduanya dimiliki oleh SMP Kartika III-2 Semarang. Namun jika demonstrasi membutuhkan
alat-alat laboratorium, tidak semua alat yang dibutuhkan tersedia. Contoh alat-alat yang sering
digunakan guru IPA SMP Kartika III-2 Semarang dan tersedia di laboratorium adalah alat-alat
pengukuran massa, panjang, waktu, suhu, dan pengukuran listrik. Contoh alat untuk
demonstrasi yang kondisinya rusak adalah alat peraga tata surya an alat untuk mengukur
tekanan darah (tensimeter).
Menurut narasumber, kebutuhan alat-alat laboratorium tidak bergantung pada
kurikulum yang sedang berlaku, tetapi cenderung dipengaruhi oleh ketersediaan alat-alat
laboratorium yang digunakan untuk praktikum. Karena jika jumlah alat tidak mencukupi,
maka kegiatan praktikum tidak dapat dilaksanakan dan hanya memungkinkan untuk
melakukan kegiatan demonstrasi saja.

B. Alat-Alat Pratikum yang Diperlukan Sesuai Kurikulum yang Berlaku

Berdasarkan observasi dan wawancara kepada kepala laboratorium SMP Kartika III-2
Semarang, ketersediaan alat-alat praktikum untuk setiap materi pembelajaran hampir lengkap.
Walaupun demikian, ada beberapa alat yang kondisinya sudah tidak baik.
Untuk praktikum kelas VII, alat-alat yang tersedia di laboratorium antara lain alat
ukur, diantranya tiga buah neraca untuk mengukur massa, tiga neraca pegas, termometer
raksa, dan dua termometer ruang, untuk pengukuran waktu biasanya guru pendamping
meminjam stopwatch yang biasanya digunakan guru mata pelajaran olah raga, terdapat tiga
buah stopwatch. Selain itu laboratorium SMP Kartika III-2 Semarang juga memiliki ticker
timer, yaitu alat yang diguakan dalam praktikum gerak lurus. Untuk praktikum biologi
tersedia enam buah mikroskop.
Selain alat-alat yang dibutuhkan untuk praktikum kelas VII, laboratorium SMP Kartika
III-2 Semarang juga menyediakan alat-alat lain seperti pegas, slinky, dua buah statif,
tensimeter beserta stetoskop, alat peraga rangka tubuh manusia dan sistem organ, prisma, plan
paralel, lup, kalorimeter, garpu tala, dua multimeter (analog dan digital), magnet batang dan
magnet U, galvanometer analog, alat peraga tata surya, dan globe.
Menurut narasumber yang juga merupakan guru mata pelajaran IPA, alat-alat yang
tersedia di laboratorium sudah mencukupi untuk melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kurikulum yang berlaku, yaitu KTSP. Sebelumnya, di Indonesia sempat berlaku kurikulum
2013, dimana kurikulum tersebut sangat banyak menuntut guru untuk melakukan kegiatan
praktikum agar dapat meningkatkan pemahaman siswa. Menurut narasumber, perubahan
kurikulum tidak begitu mempengaruhi kebutuhan alat-alat praktikum laboratorium. Karena
walaupun kurikulum yang berlaku berbeda, materi yang diajarkan tetap sama. Meskipun
urutan materi berbeda, tetapi kegiatan praktikum yang harus dilaksanakan di setiap materi
hampir sama.

D. KESIMPULAN
Setelah melakukan wawancara dan observasi Laboratorium IPA di SMP Kartika III- 2
Semarang terkait identifikasi alat laboratorium, dapat disimpulkan bahwa :

Alat-alat yang ada di Laboratorium IPA di SMP Kartika III- 2 Semarang tidak semua
dalam kondisi baik dan siap pakai, namun jumlahnya sudah mencukupi untuk melaksanakan
kegatan pembelajaran sesuai dengan kurikulum KTSP. Adanya perubahan kurikulum tidak
begitu mempengaruhi kebutuhan alat laboratorium baik itu alat demonstrasi maupun alat
praktikum.

Anda mungkin juga menyukai