Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini telah banyak orang beralih mata
pencaharian menjadi seorang entrepreneur atau seorang wirausahawan. Mereka
berpendapat bahwa dengan menjalakan sebuah bisnis merupakan suatu hal yang
unik dan dapat merangsang pemikiran-pemikiran kreatif dalam pengembangan
bisnis yang dijalankan oleh mereka.
Selain itu juga, ada juga yang berpendapat bahwa mereka ingin mencari
sumber penghasilan yang lain selain menjadi seorang pegawai di suatu instansi.
Semua jenis pekerjaan, termasuk tenaga kesehatan, juga melakukan hal tersebut
yaitu menjadi seorang wirausahawan. Misalnya saja membuka praktek mandiri di
rumah, home care untuk perawatan klien dengan kasus dekubitus mellitus dan
lain-lain.
Tidak ada yang salah mengenai hal tersebut. Setiap orang memiliki hak untuk
membuka suatu bisnis untuk meningkatkan taraf hidup bagi individu tersebut
maupun bagi orang-orang yang terlibat di dalamnya. Oleh karena itu, diperlukan
beberapa hal yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan agar usaha yang
dijalankan tersebut dapat berjalan dengan sukses dan membuahkan hasil yang
diharapkan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian dari entrepreneurship?
1.2.2 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi entrepreneurship?
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan entrepreneurship inovatif?
1.2.4 Apa saja manfaat dari entrepreneurship?
1.2.5 Bagaiman penggunaan/implementasi entrepreneurship dalam dunia
kerja, pengembangan karier, kesehatan dan keperawatan?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian dari entrepreneurship
1.3.2 Mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi entrepreneurship
1.3.3 Mengetahui tentang entrepreneurship inovatif
1.3.4 Mengetahui manfaat dari entrepreneurship
Page | 1

1.3.5 Mengetahui bagaiman penggunaan/implementasi entrepreneurship


dalam dunia kerja, pengembangan karier, kesehatan dan keperawatan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Enterpreunership
Entrepreneur sebuah kata yang berasal dari bahasa Perancis yang bermakna
seseorang

yang

melakukan

dan

mengoperasikan

kegiatan

enterprise

(perdagangan) atau venture (bisnis) yang dihubungkan dengan pengambilan


resiko kegiatan .
Berdasarkan pendapat Lambing & Charles (1999), entrepreneurship adalah
suatu usaha yang kreatif yang membangun suatu value dari yang belum ada

menjadi ada dan bisa dinikmati oleh banyak orang.


Menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi
peluang-peluang di dalam sistem ekonomi
Page | 2

Menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup


kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan
pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan

jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.


Menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Thomas W Zimmerer
Kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan keinovasian
untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan

peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari.


Andrew J Dubrin
Seseorang yang mendirikan dan menjalankan sebuah usaha yang
inovatif (Entrepreneurship is a person who founds and operates an
innovative business).

Jadi dapat disimpulkan bahwa wirausaha ( enterpreneur ) adalah orang yang


mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis serta mengumpulkan
sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan tindakan yang tepat
guna meraih kesuksesan.
2.2 Karakteristik enterpreunership
Ciri-ciri wirausaha yang berhasil (Kasmir, 27 28) yaitu :

Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke
mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang
harus dilakukan oleh pengusaha tersebut

Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana


pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu
memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.

Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi


yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang
diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu
Page | 3

segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik
dibanding sebelumnya.

Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki
seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang
maupun waktu.

Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada
peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk
mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya.
Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannya.
Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.

Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik


sekarang maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha tidak
hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.

Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh
dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan
kewajiban untuk segera ditepati dana direalisasikan.

Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai


pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan
maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dlijalankan, antara lain kepada :
para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.

2.3 Sikap Enterpreanurship


Dari daftar ciri seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap
seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai
berikut:

Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki
kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan
komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang
dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas
Page | 4

pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, dapat


dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan dengan
berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang
wirausahawan meraih keberhasilan. Kedisiplinan terhadap komitmen akan
kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan
komitmen tersebut. Wirausahawan harus taat azas. Hal tersebut akan dapat
tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem
kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatankesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas
pekerjaan dan sistem kerja.

Komitmen Tinggi
Adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang,
baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan
kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas,
terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen
terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan
target-target yang direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen
wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan
prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang
sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah
konsumen, dan sebagainya. Seorang wirausahawan yang teguh menjaga
komitmennya terhadap konsumen, akan memiliki nama baik di mata
konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan
kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat
sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba
yang diharapkan.

Jujur
Page | 5

Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh


seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks.
Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan,
kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan
purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait
dengan penjualan produk yang dilakukan olehwirausahawan.

Kreatif dan Inovatif


Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus
memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya
dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru
yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar.
Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang,
bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yang memberikan
terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh
gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.

Mandiri
Seseorang dikatakan mandiri apabila orang tersebut dapat melakukan
keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalam
mengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan
hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian
merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Pada
prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam
memenuhi kegiatan usahanya.

Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan
fakta/realita

sebagai

landasan

berpikir

yang

rasional

dalam

setiap

pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya. Banyak seorang


Page | 6

calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami


kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan
rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu dibutuhkan
kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang
saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang
sedang dirintis
2.4 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Enterpreunership

Adapun faktor faktor yang mempengaruhi enterpreunership yaitu :

Motivasi
Pengalaman atau pengetahuan
Pendidikan

2.5 Enterpreanurship Inovatif


Inovatif yaitu kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka
memecahkan persoalan persoalan dan memanfaatkan peluang. Seorang
wirausaha

dituntut

untuk

selalu

menciptakan

hal

baru

dengan

jalan

mengombinasikan sumber sumber yang ada di sekitarnya, mengembangkan


teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk
menghasilkan barang dan jasa yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa
yang sudah ada, serta menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada
konsumen.
Tiga jenis perilaku enterpreunership yaitu :
a) Memulai inisiatif
b) Mengorganisasi
c) Mereorganisasi mekanisme sosial/ekonomi untuk merubah sumber daya dan
situasi dengan cara praktis.
2.6 Manfaat enterpreunership
Adanya wirausaha yang ulet dan tangguh yang banyak terdapat di suatu negara
dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya yaitu :
a. Mengajarkan bagaimana bersikap dan bertutur kata yang benar pada setiap
orang yang berbeda.
Page | 7

b. Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri karena


dengan memiliki usaha sendiri akan memberikan kebebasan dan peluang bagi
pebisnis untuk mencapai tujuan hidupnya.
c. Memberi peluang melakukan perubahan.
d. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya.
e. Membantu orang lain dalam pembangunan sosial

sesuai

dengan

kemampuannya.
f. Memberi contoh anggota masyarakat sebagai pribadi yang unggul dan patut
diteladani.
g. Memberi contoh cara bekerja keras, tekun, tetapi tidak melupakan perintah
agama.
h. Menambah daya tampung tempat kerja sehingga dapat mengurangi
pengangguran.
i. Berperan sebagai generator pembangun lingkungan, pribadi, pemeliharaan
lingkungan, dan kesejahteraan.
j. Mendidik para karyawan agar menjadi orang yang mendiri, disiplin, tekun,
dan jujur dalam menghadapi pekerjaan.
k. Mendidik masyarakat agar hidup secara efisien.
l. Pertumbuhan Ekonomi.
Dengan kewirausahaan, dapat menciptakan lowongan pekerjaan baru bagi
masyarakat. Contohnya dalam bidang elektronika yang berdiri kurang dari 5
tahun akan lebih menciptakan pekerjaan daripada perusahaan yang sudah
berdiri lebih dari 20 tahun. Dengan meningkatnya penciptaan pekuang atau
lapangan pekerjaan baru akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu
negara.
m. Produktivitas.
Yaitu kemampuan untuk menghasilkan lebih banyak barang dan jasa dengan
tenaga kerja dan input lain yang lebih sedikit. Fungsi wirausaha adalah
menjalankan aset organisasi untuk mendesain, menguji dan menghasilkan
produk baru.
n. Teknologi, Produk dan Jasa baru.
Kewirausahaan memainkan peran penting dalam memajukan perubahan
teknologi, produk dan jasa inovatif. Contoh usaha inovatif yang dihasilkan
Page | 8

dari kewirausahaan misalnya: penemuan radio FM, penisilin, mesin fotocopy,


bolpen dan lain-lain. Kewirausahaan juga menciptakan revolusi industri pada
abad kedelapan belas, yaitu industri penenunan kain dari kapas di Inggris
yang awalnya diimpor dari India. Karena kapasitas mesin terbatas, maka
kuantitas kain yang dihasilkan tidak maksimal. Proses yang panjang dari
penenunan kain tersebut pada akhirnya menciptakan suatu mesin pintal yang
meningkatkan kapasitas produksi.
o. Perubahan Pasar.
Dengan globalisasi akan menciptakan pasar baru yang sebelumnya tidak
mendapat perhatian dari pengusaha lain. Contohnya pasar komputer yang
awalnya dikuasai oleh IBM mendapat pesaing dari microsoft serta Apple
computer.
2.7 Penggunaan / Implementasi Enterpreunership
2.7.1 Dunia kerja
2.7.2 Pengembangan Karir
Dunia IT merupakan sebuah dunia yang sangat menjanjikan bagi
para entrepreneur muda karena sifatnya yang sangat terbuka bagi siapa
saja yang berminat memasukinya, bahkan untuk menggambarkan
betapa terbukanya bidang ini dinyatakan oleh pernyataan seorang
aktor dalam sebuah film fiksi tentang perusahaan IT yang berjudul
Anti Trust mengatakan bahwa Every student who works on their
garage is potentianly become a competitor in this business
Setiap mahasiswa yang bekerja dari sebuah garasi di rumahnya untuk
membuat perangkat lunak IT berpotensi untuk menjadi pesaing bagi
perusahaan yang telah beroperasi terlebih dahulu. Seperti juga sebuah
bisnis pada umumnya, jika gampang memasukinya maka gampang pula
untuk terlempar keluar dari persaingan, oleh sebab itu pemahaman dan
pemilihan dalam membangun sebuah bisnis, khususnya dalam bidang IT
sangat menentukan sukses tidaknya usaha tersebut dijalankan.
Walaupun banyak sekali bidang bisnis IT, tetapi pada umumnya
bidang usaha yang sering dimasuki oleh seorang pebisnis baru adalah:
Page | 9

Perusahaan pengembangan perangkat lunak aplikasi (software house).

Konsultan Implementasi Teknologi Informasi baik itu implementasi


hardware maupun implementasi software.

Distributor dari produk-produk IT, baik hardware ataupun software.

Training dan pendidikan bidang IT.


Dari keempat bidang ini, muncul berbagai varians dari bisnis IT yang

biasanya merupakan bentuk spesialisasi dari keempat bidang usaha


tersebut. Untuk sukses dalam bisnis dalam bidang ini faktor yang paling
berpengaruh adalah ketepatan memasuki pasar (time-to-market) dan juga
kualitas sebuah produk atau solusi yang dimiliki. Terlambat memasuki
pasar berarti akan kehilangan kesempatan menjadi market leader,
sedangkan terlalu awal masuk pasar akan dibebani biaya besar untuk
melakukan pendidikan pasar. Faktor yang kedua yaitu kualitas dari produk
atau solusi yang akan menjamin kesinambungan perusahaan dalam bisnis
ini. Kualitas yang jelek akan menyebabkan hilangnya kepercayaan dari
pelanggan, walaupun time-to-market nya sudah tepat.
Walaupun pilihan bisnis sudah dilakukan dan juga time-to-market
sudah dipilih dengan baik, masih terdapat beberapa syarat yang perlu
diperhatikan untuk dapat menjamin suksesnya usaha yang dibangun.
Syarat-syarat tersebut meliputi:

Melakukan pilihan terhadap jenis usaha yang paling dikuasai oleh si


entrepreneur baik dalam bidang teknologi ataupun dalam bidang pasar
dan pelanggan yang membutuhkan market tersebut.

Melakukan pillihan pada jenis usaha yang mempunyai prospek pasar


yang akan berkembang di masa mendatang. Memasuki usaha yang
sudah ada hanya akan menambah ketat persaingan yang pada akhirnya
akan mengurangi margin keuntungan usaha.
Untuk menjadi seorang entrepreneur, apalagi entrepreneur muda dalam

bidang IT, semangat saja belumlah cukup. Diperlukan berbagai


keterampilan dan kemampuan dari sang entrepreneur untuk dapat sukses
Page | 10

memasuki bidang tersebut. Beberapa kemampuan utama yang harus


dimiliki oleh seorang Enterpreneur dalam bidang IT adalah:

Kemampuan

dalam

bidang

Penjualan

(Salesmanship).

Kemampuan ini merupakan kemampuan utama yang harus dimiliki


oleh seorang entrepreneur untuk membujuk calon pelanggan dalam
menggunakan produk dan solusi yang dimiliki. Kegagalan dalam
melakukan kegiatan penjualan maka perusahaan akan mati dan gagal
untuk bertumbuh.

Kemampuan dalam bidang teknis yg cukup baik mengenai produk


atau solusi yang ditawarkan. Kemampuan ini akan memberikan
jaminan bahwa si entrepreneur mengetahui dengan pasti produk atau
solusi yang diberikan dan mampu menjaga kualitas dari produknya
untuk kepuasan pelanggan.

Pemahaman dalam bidang keuangan perusahaan (Accounting,


Financial

Report,

Cash-flow

management,

dan

lain-lain).

Kemampuan dalam bidang ini sangat diperlukan untuk dapat


melakukan perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan.
Kegagalan dalam bidang ini akan menjadikan perusahaan mengalami
kesulitan keuangan yang berakibat dari gagalnya operasi perusahaan
walaupun pada saat yang sama perusahaan memiliki pesanan yang
cukup besar.

Kemampuan

dalam

bidang

Human-Relationship

adalah

kemampuan yang tidak kalah pentingnya untuk dikuasai oleh seorang


entrepreneur. Bidang bisnis IT sangat didominasi oleh manusia baik
pembangun

solusi

ataupun

pengguna,

bahkan

dalam

dunia

implementasi aplikasi perangkat lunak terdapat sebuah pendapat tak


tertulis yang menyatakan bahwa faktor sukses tidaknya sebuah
implementasi aplikasi perangkat lunak 20% ditentukan oleh produknya
sedangkan 80% lebih ditentukan oleh manusianya yang meliputi
programmer, konsultan, manajer proyek, dan juga pengguna akhir. Hal
Page | 11

ini menjadi indikator sangat kuat bahwa faktor Human-Relationship


sangat berpengaruh dalam kesuksesan entrepreneur dalam bidang IT.
2.7.3

Kesehatan
Pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia yang telah
dijalankan selama ini masih memperlihatkan adanya ketidaksesuaian
antara pendekatan pembangunan kesehatan masyarakat dengan tanggapan
masyarakat, manfaat yang diperoleh masyarakat, dan partisipasi
masyarakat yang diharapkan.
Dalam Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan telah
ditegaskan bahwa tujuan pembangunan kesehatan masyarakat salah
satunya adalah meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatannya. Oleh karena itu pemerintah maupun pihak-pihak
yang memiliki perhatian cukup besar terhadap pembangunan kesehatan
masyarakat termasuk perawat spesialis komunitas perlu mencoba
mencari terobosan yang kreatif agar program-program tersebut dapat
dilaksanakan secara optimal dan berkesinambungan.
Salah satu intervensi keperawatan komunitas di Indonesia yang belum
banyak digali adalah kemampuan perawat spesialis komunitas dalam
membangun jejaring kemitraan di masyarakat. Padahal, membina
hubungan dan bekerja sama dengan elemen lain dalam masyarakat
merupakan salah satu pendekatan yang memiliki pengaruh signifikan
pada keberhasilan program pengembangan kesehatan masyarakat (Kahan
& Goodstadt, 2001).
Terdapat lima model kemitraan yang cenderung dapat dipahami
sebagai sebuah ideologi kemitraan, sebab model tersebut merupakan azas
dan nafas kita dalam membangun kemitraan dengan anggota masyarakat
lainnya. Model kemitraan tersebut antara lain: kepemimpinan
(manageralism) (Rees, 2005), pluralisme baru (new-pluralism),
radikalisme berorientasi pada negara (state-oriented radicalism),
kewirausahaan (entrepreneurialism) dan membangun gerakan
(movement-building) (Batsler dan Randall, 1992).
Page | 12

Model kemitraan yang sesuai untuk mengorganisasi elemen


masyarakat dalam upaya pengembangan derajat kesehatan masyarakat
dalam jangka panjang adalah model kewirausahaan (entrepreneurialism).
Model kewirausahaan memiliki dua prinsip utama, yaitu prinsip otonomi
(autonomy) kemudian diterjemahkan sebagai upaya advokasi
masyarakatdan prinsip penentuan nasib sendiri (self-determination)
yang selanjutnya diterjemahkan sebagai prinsip kewirausahaan.
Praktik keperawatan mandiri atau kelompok hubungannya dengan
anggota masyarakat dapat dipandang sebagai sebuah institusi yang
memiliki dua misi sekaligus, yaitu sebagai institusi ekonomi dan institusi
yang dapat memberikan pembelaan pada kepentingan masyarakat
terutama berkaitan dengan azas keadilan sosial dan azas pemerataan
bidang kesehatan. Oleh karenanya praktik keperawatan sebagai institusi
sangat terpengaruh dengan dinamika perkembangan masyarakat (William,
2004; Korsching & Allen, 2004).
2.7.4

Keperawatan
Di dalam dunia perawat kita juga bisa menjadi enterpreunership.
Perawat dapat menjadi pengelola klinik atau sarana kesehatan. Misalnya
manager spa, manager fisioterapi, manager Nursing Center, manager Balai
Kesehatan Swasta, pemilik massage dan refleksi. Meskipun dalam
pelaksanaan teknisnya banyak melibatkan profesi lain sebagai pelaksana,
dalam hal ini perawat dapat bertindak sebagai pemilik modal, penggagas
ide, pemilik saham, atau owner yang akan menggaji karyawannya.
Disamping peran-peran di atas perawat dapat juga bergerak dalam
bidang pendidikan atau menyediakan pelatihan-pelatihan atau sebagai
konsultan.
Contoh :
a)
Pelatihan baby siter
b)
Pelatihan perawat lansia
c)
Perawat anak di rumah
d)
Perawat yang akan mendampingi klien saat ibadah haji.

Page | 13

Page | 14

Anda mungkin juga menyukai