DEMOKRASI
Disusun oleh :
Adrian Muhammad Kuncoro 230210120069
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami selaku penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun selain untuk memenuhi tugas mata kuliah PKN tetapi juga agar
pembaca dapat memperluas ilmu tentang Demokrasi di Indonesia, yang kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun dengan berbagai rintangan,
baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang Demokrasi Di Indonesia yang menjelaskan bagaimana
sistem politik ini lahir dan perkembangan demokrasi di indonesia saat ini.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pendidikan kewarga negaraan
(PKN) yang telah membimbing penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini
memiliki kelebihan dan kekurangan. Terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu
negara
sebagai
upaya
mewujudkan
kedaulatan
rakyat
(kekuasaan
negara
ini
bisa
saling
mengawasi
dan
saling
mengontrol
aspirasi
masyarakat
yang
diwakilinya
(konstituen)
dan
yang
memilih
presiden
atau
anggota-anggota
parlemen
secara
langsung, tetapi dalam arti yang lebih luas. Suatu pemilihan presiden atau
anggota-anggota parlemen secara langsung tidak menjamin negara tersebut
sebagai negara demokrasi sebab kedaulatan rakyat memilih sendiri secara
langsung presiden hanyalah sedikit dari sekian banyak kedaulatan rakyat.
Walapun perannya dalam sistem demokrasi tidak besar, suatu pemilihan
umum sering dijuluki pesta demokrasi. Ini adalah akibat cara berpikir lama
dari sebagian masyarakat yang masih terlalu tinggi meletakkan tokoh idola,
bukan sistem pemerintahan yang bagus, sebagai tokoh impian ratu adil.
Padahal sebaik apa pun seorang pemimpin negara, masa hidupnya akan jauh
lebih pendek daripada masa hidup suatu sistem yang sudah teruji mampu
membangun negara. Banyak negara demokrasi hanya memberikan hak pilih
kepada warga yang telah melewati umur tertentu, misalnya umur 18 tahun,
dan yang tak memliki catatan kriminal (misal, narapidana atau bekas
narapidana).
1.2 Tujuan
Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi tujuan sebagai berikut:
1. Memaparkan sejumlah sumber hukum yang menjadi landasan
demokrasi
2. Untuk mengetahui sistem demokrasi yang berlaku di Indonesia
3. Untuk mengetahui sejarah perkembangan demokrasi di Indonesia
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Demokrasi
Isitilah demokrasi berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di
Athena kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap
sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang berhubungan dengan
hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah
sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke18, bersamaan dengan perkembangan sistem demokrasi di banyak
negara.
Kata demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti
rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat
diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep
demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik.
Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai
indikator perkembangan politik suatu negara.
semacam
trias
politica
ini
menjadi
sangat
penting
untuk
pemerintahan
akhirnya
mempertanggungjawabkan
tindakan-
dikeluarkannya
maklumat
wakil
presiden
No.
demokrasi
dalam
masa
revolusi
dan
demokrasi
ditempatkan
sebagai
pemilik
kekuasaan
simbolik
dan
yang
terbesar
sepanjang
sejarah
kekuasaan
kekuasaan,
dengan
kekuatan
Indonesia
merdeka.
politik
di
luar
lingkungan
lingkungan kekuasaan.
Kegiatan partisipasi politik di masa ini berjalan dengan hingar
bingar, terutama melalui saluran partai politik yang mengakomodasikan
ideologi dan nilai primordialisme yang tumbuh di tengah masyarakat,
namun hanya melibatkan segelintir elit politik. Dalam masa ini yang
dikecewakan dari Soekarno adalah masalah presiden yang hanya sebagai
simbolik semata begitu juga peran militer.
Akhirnya massa ini mengalami kehancuran setelah mengalami
perpecahan antar elit dan antar partai politik di satu sisi, serta di sisi lain
akibat adanya sikap Soekarno dan militer mengenai demokrasi yang
dijalankan. Perpecahan antar elit politik ini diperparah dengan konflik
tersembunyi antar kekuatan parpol dengan Soekarno dan militer, serta
adanya
ketidakmampuan
programnya
dan
setiap
mengatasi
kabinet
potensi
dalam
perpecahan
merealisasikan
regional
ini
terbentuknya Zaken Kabinet pimpinan Ir. Juanda pada 9 April 1957, dan
menjadi tegas setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Kekuasaan menjadi
politik dikendalikan
demokrasi
mengalami
pasang
surut
sejalan
dengan
klaim
bahwasanya
model
demokrasi
inilah
yang
kekuasaan
negara
dengan
masyarakat.
Negara
Orde
Baru
mewujudkan dirinya sebagai kekuatan yang kuat dan relatif otonom, dan
sementara masyarakat semakin teralienasi dari lingkungan kekuasaan
danproses formulasi kebijakan. Kedaan ini adalah dampak dari (1)
kemenangan mutlak dari kemenangan Golkar dalam pemilu yang
memberi legitimasi politik yangkuat kepada negara; (2) dijalankannya
regulasi-regulasi
politik
semacam
birokratisasai,
depolitisasai,
dan
G-30-S/PKI
merupaka
titik
kulminasi
dari
antara
lain
presiden
sangat
mendominasi
pemerintahan,
Sekarang).
Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan
lengsernya Presiden Soeharto, maka NKRI memasuki suasana kehidupan
kenegaraan yang baru, sebagai hasil dari kebijakan reformasi yang
dijalankan terhadap hampir semua aspek kehidupan masyarakat dan
negara yang berlaku sebelumnya. Kebijakan reformasi ini berpuncak
dengan di amandemennya UUD 1945 (bagian Batangtubuhnya) karena
UUD
1945,
terutama
yang
berkaitan
dengan
3. Alinea ketiga
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan didorong oleh keinginan luhur
supaya berkehidupan dan kebangsaaan yang bebas.
4. Alinea keempat
Melindungi segenap bangsa.
2.3.2 Batang Tubuh UUD 1945
1. Pasal 1 ayat 2
Kedaulatan adalah ditangan rakyat.
2. Pasal 2
Majelis Permusyawaratan Rakyat.
3. Pasal 6
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
4. Pasal 24 dan Pasal 25
Peradilan yang merdeka.
5. Pasal 27 ayat 1
Persamaan kedudukan di dalam hukum.
6. Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul.
2.3.3 Lain-lain
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pengalaman masa lalu bangsa kita, kelihatan bahwa demokrasi
belum membudaya. Kita memang telah menganut demokrsai dan bahkan
telah di praktekan baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam
kehidupan
bebangsa
dan
bernegara.
Akan
tetapi,
kita
belum
membudanyakannya.
Membudaya berarti telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging.
Mengatakan Demokrasi telah menjadi budaya berarti penghayatan nilainilai demokrasi telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging di antara
warga negara. Dengan kata lain, demokrasi telah menjadi bagian yang tidak
dapat dipisah-pisahkan dari kehidupanya. Seluruh kehidupanya diwarnai oleh
nilai-nilai demokrasi.
Namun, itu belum terjadi. Di media massa kita sering mendengar
betapa sering warga negara, bahkan pemerintah itu sendiri, melanggar nilainilai demokrasi. Orang-orang kurang menghargai kebabasan orang lain,
kurang
menghargai
perbedaan,
supremasi
hukum
kurang
ditegakan,
maksimal,
musyawarah
kurang
dipakai
sebagai
cara
untuk
DAFTAR PUSTAKA
Abdulkarim, Aim, Drs, M.Pd. 2004 Kewarganegaraan untuk SMP Kelas II Jilid 2. Bandung:
Grafindo Media Pratama.
Wijianti, S.Pd. dan Aminah Y., Siti, S.Pd. 2005 Kewarganegaraan (Citizenship). Jakarta:
Piranti Darma Kalokatama.
Dahlan, Saronji, Drs. Dan H. Asyari, S.Pd, M.Pd. 2004 Kewarganegaraan Untuk SMP Kelas
VIII Jilid 2. Jakarta: Erlangga.