Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Reading Dermatology 2011

Moluskum Kontagiosum
LATAR BELAKANG
Tahun 1817, jauh sebelum terjadi peningkatan kejadian moluskum kontagiosum,Bateman pertama kali
menjelaskan cairan seperti susu yang bisa didapatkan dari lesikarakteristik. Henderson dan
Paterson, 2 peneliti yang mempelajari moluskum kontagiosumselama 25 tahun,
menggambarkan cairan seperti susu berasal dari jaringan selular. Barukemudian kedua peneliti
ini menyadari bahwa mereka telah menemukan tanda badan inklusi intracytoplasmic, yang kemudian
dinamakan badan Henderson-Paterson (badan moluskum).Sampai dengan awal abad ke-20, komunitas
medis tetap tidak yakin penyebabmoluskum kontagiosum. Otoritas tertentu percaya bahwa papula
menyebabkan pembesaarankelenjar sebasea, sementara yang lain mendalilkan bahwa
infestasi parasit menyebabkan lesi.Sebuah terobosan dalam studi moluskum kontagiosum terjadi pada
tahun 1905 ketikaJuliusburg menemukan dan mendokumentasikan sifat virus moluskum kantagiosum.
PATOFISIOLOGI
Virus moluskum kontagiosum, yang berisi linier double-stranded DNA,
menyebabkan penyakit kulit moluskum kontagiosum. Restriksi endonuklease menjelaskan 4
subtipe virus:virus moluskum kontagiosum subtipe I, II, III, dan IV. Semua subtipe
diklasifikasikansebagai anggota dari genus Orthopoxvirus atau sebagai poxvirus yang tidak spesifik.
Ketikainfeksi pada manusia terjadi, keratinosit epidermis yang diserang. Replikasi virus
terjadidalam sitoplasma sel yang terinfeksi, menghasilkan karakteristik badan inklusi
sitoplasma.Histologi, badan-badan inklusi yang paling nyata terlihat dalam stratum
granulosum danlapisan stratum korneum pada epidermis. Hiperproliferasi epidermis juga
terjadi karenaterjadi peningkatan dua kali lipat dalam devisi seluler lapisan basal
epidermis.Virus moluskum kontagiosum menyebabkan 3 pola penyakit berbeda dalam 3 populasi
pasien yang berbeda yaitu anak-anak, orang dewasa yang imunokompeten, dan pasien dengan
imunokompremais (anak-anak atau orang dewasa). Anak-anak tertular virusmoluskum kontagiosum
dapat melalui kontak langsung kulit dengan kulit atau kontak tidak langsung kulit dengan
benda yang terkontaminasi seperti peralatan olahraga dan pemandianumum. Lesi biasanya
terjadi di dada, lengan, badan, kaki, dan wajah. Pada orang dewasa,moluskum kontagiosum
dianggap sebagai penyakit menular seksual (PMS). Pada hampir semua kasus yang mengenai orang
dewasa sehat, pasien menunjukan beberapa lesi, yang terbatas pada perineum, genital, perut bagian
bawah, atau pantat. Umumnya, pada populasiimunokompeten, moluskum kontagiosum adalah
penyakit yang dapat sembuh sendiri.Pasien yang terinfeksi dengan human immunodeficiency
virus (HIV) atau pasien yangkekebalannya menurun perjalanan penyakitnya lebih lama
dengan lesi lebih luas dan atipikal.Pada pasien terinfeksi HIV, lesi umumnya terdistribusi
secara lebih luas, sering terjadi padawajah, dan mungkin timbul dalam jumlah ratusan.
EPIDEMIOLOGI
Frekuensi di Amerika Serikat
Insiden moluskum kontagiosum naik pada tahun 1960-1980. Penyakit ini kurangumum dibandingkan
PMS lain, terjadi pada sekitar 1% dari populasi umum. Dalam sebuahmakalah yang diterbitkan
pada tahun 1984 di Klinik urologi Amerika Utara, Margolis dariPusat Pengendalian dan Pencegahan
Penyakit melaporkan1 kasus moluskum kontagiosumterjadi untuk setiap 42-60 kasus infeksi
gonore.
Tingkat prevalensi dalam populasi terinfeksi HIV dilaporkan 5-18%. Pada pasienyang
terinfeksi HIV dan yang memiliki jumlah CD4 kurang dari 100 sel / uL, prevalensimoluskum
kontagiosum dilaporkan setinggi 33%.

MORTALITAS / MORBIDITAS
Moluskum kontagiosum adalah penyakit yang dapat sembuh sendiri pada orang yangimunokompeten,
tanpa ada komplikasi jangka panjang atau sequelae. Sebaliknya, pada pasien yang terinfeksi
HIV, infeksi moluskum kontagiosum dapat mengakibatkan deformitaskosmetik yang mencolok
dan memiliki efek merugikan yang signifikan pada psikologis.Meskipun superinfeksi dan selulitis
telah dilaporkan terjadi pada penderita HIV yangterinfeksi moluskum kontagiosum, tetap
tidak ada kematian yang dapat dikaitkan langsungdengan virus moluskum kontagiosum.
RAS: Tidak ada predileksi rasial.
JENIS KELAMIN: Insiden pada pria dilaporkan lebih besar daripada pada wanita.
UMUR: Moluskum kontagiosum dapat terjadi pada semua kelompok umur tapi paling
umumterjadi pada anak-anak dan orang dewasa yang aktif secara seksual. Moluskum
kontagiosum bisa terjadi pada setiap usia pada pasien dengan imunokompremais.
RIWAYAT KLINIS
a) Anak : Orang tua menjelaskan adanya eksposur dengan anak-anak lain yang
terinfeksimoluskum kontagiosum di sekolah, asrama, atau fasilitas rekreasi publik (misalnya,tempat
olahraga, kolam renang).
b) Dewasa yang imunokompeten, orang dewasa yang terinfeksi tanpa
adanyaimunokompremais biasanya aktif secara seksual dan tidak mengetahui
bahwa pasangan mereka terinfeksi.
c) Memiliki banyak pasangan seksual meningkatkan risiko infeksi.
d) Frekuensi hubungan seks tanpa kondom juga meningkatkan risiko penularan.
e) Pasien yang terinfeksi HIV. Pasien umumnya memiliki jumlah CD4 rendah, dantingkat
keparahan infeksi berbanding terbalik dengan jumlah CD4 pasien. Pasien yangkurang
patuh atau tidak patuh dengan terapi antiretroviral (ART) untuk pengobatanHIV
meningkatan risiko terinfeksi moluskum kontagiosum, sama seperti orang yangmemiliki banyak
pasangan seksual.
f) Lain-lain
Sebuah laporan baru-baru ini merinci adanya erupsi moluskum kontagiosum pada pasien
yang telah menjalani transplantasi ginjal.
Laporan kasus lain, infeksi moluskum kontagiosum di daerah yang diobatidengan tacrolimus 0,1%
(Protopic).
PEMERIKSAAN FISIK
a) Lesi individu biasanya diskrit, seperti lilin, merah, berbentuk kubah, papulpapulumbilikasi dengan permukaan halus. Lesi bisa sedikit atau banyak, tergantung
padastatus imunologi dari host. Pada semua pasien, lesi umumnya tanpa gejala,
tapi pruritus dan / atau reaksi eksematosa perilesional bisa terjadi.
b) Pada anak-anak dan orang dewasa yang sehat lesi biasanya 1-2 mm diameter dan jumlah kurang dari
20.
c) Pada anak-anak, lesi umumnya didistribusikan pada badan, lengan, kaki, wajah.
d) Pada orang dewasa imunokompeten, lesi biasanya ditemukan pada genitalia, perut bagian bawah,
paha atas bagian dalam, dan / atau pantat.
e) Durasi rata-rata dari lesi yang tidak diobati adalah 6-9 bulan tetapi bisa juga
sampaiselama 5 tahun.
f) Individu yang HIV positif . Infeksi moluskum kontagiosum umumnya lebih parah pada pasien
denganHIV. Lesi dapat timbul dalam jumlah ratusan dan umumnya berdiameter lebih besar
(bisa> 2 cm), bentuk lebih tidak teratur dan konfluen.

Selain pada lipat paha, lesi sering ditemukan pada wajah. Durasi lesi yangtidak diobati 5 tahun atau
lebih karena pada penderita ini tidak tejadi penyembuhan sendiri, akibat dari adanya
imunokompresi.
g) Pada kedua individu baik imunokompeten dan imunokompromise, moluskumkontagiosum
jarang ditemukan di mukosa oral dan konjungtiva.Moluscum kontagiosum pada penderita yang
imunokompeten, terdapat di axilla, lengan.lipatan paha dan genitalia externa

ETIOLOGI
Faktor risiko meliputi:
a) Anak-anak, adanya kontak langsung kulit ke kulit dengan anak yang terkena atau berbagi
menggunakan peralatan (misalnya, peralatan di tempat olahraga)
b) Dewasa imunokompeten - Terutama terjadi karena kontak seksual dengan pasanganyang
terkena
c) Pasien imunokompresi - kontak seksual dengan pasangan yang terkena, serta non-seksual kontak
kulit-ke-kulit dengan seorang individu yang terkena
d) Penggunaan imunosupresi penggunaan topikal obat imunosupresan (tacrolimus)dapat
menyebabkan erupsi yang lebih hebat pada daerah yang diberi obat.
PENATALAKSANAAN
Laboratorium
Pertimbangkan tes infeksi HIV pada pasien dengan lesi di wajah.
Prosedur
a) Biopsi kulit: biopsi dari lesi dapat dikerjakan untuk mengkonfirmasikan
diagnosismoluskum kontagiosum secara histologis.
b) Preparat Squash (pemeriksaan mikroskopis dari eksudat selular)Bahan selular yang
terkandung di tengah umbilikasi diekstraksi secara manual,diratakan diantara 2 slide
mikroskop, dan diwarnai
c) Pemeriksaan mikroskopis pada preparat ini menunjukkan inklusi badan
moluskumintrasitoplasma (badan Henderson-Paterson).
TEMUAN HISTOLOGIS
Prototipikal hematoxylin dan eosin (H&E) mewarnai potongan histologis
moluskumkontagiosum menunjukkan gambaran lekukan berbentuk cangkir pada epidermis
sampaikedalam dermis (seperti terlihat pada gambar di bawah)

potongan bagian bawah, terlihat sebuah lesi moluskum kontagiosum menunjukkan


gambaranklasik berbentuk cangkir, invaginasi dari epidermis ke dalam dermis. Badan HendersonPaterson diidentifikasi dan berwarna ungu-merah dalam gambar ini.
Dalam wilayah indentasi, epidermis tampak menebal (acanthosis) dibandingkandengan kulit
sekitarnya yang tidak terinfeksi, dan lapisan sel epitel tidak berinti (cornified) biasanya sudah
hancur. Fitur yang khas adalah inoklusi badan moluskum intrasitoplasma,eosinofilik, inklusi granular
ke dalam lapisan keratinosit basal, keras, dan lapisan granular epidermis (seperti terlihat pada
gambar di bawah).

Potongan media pada lesi moluskum kontagiosum. Pada pembesaran terlihat lebih jelas
badan moluskum intrasitoplasmik (pewarnaan ungu-merah muda) dalam keratinosit.
Inklusi ini, yang disebut badan moluskum atau badan Henderson-Paterson, berukurandiameter
35 um dan menggeser nukleus ke pinggiran sel. studi ultrastructural telahmenunjukkan bahwa badan
moluskum tebungkus kantung dengan membran yang banyak mengandung virion moluskum
kontagiosum. Dermis sekitarnya relatif tampak normal.Dalam kasus nonprototypical, terjadi
ruptur badan moluskum intradermal, terdapatinfiltrat inflamasi terdiri dari limfosit, histiosit,
dan kadang terdapat benda asing-jenis giantsel multinuklear dapat ditemukan. Osifikasi
metaplastic dapat terjadi tapi jarang. Yang paling besar, infitrat inflamasi dermal akan terlihat
seperti limfoma kulit (pseudolymphoma).
PENATALAKSANAAN
Moluskum kontagiosum biasanya dapat sembuh sendiri, dan lesi umumnya sembuhtanpa
timbul jaringan parut. Intervensi dapat dindikasikan jika lesi tidak dapat sembuhsendiri.
Modalitas terapi meliputi aplikasi topikal dari berbagai obat-obatan, terapi radiasi,dan / atau
pembedahan. Setiap teknik memungkinkan timbulnya jaringan parut atau perubahan warna
pigmen postinflamasi. Seringkali, sesi perawatan multiple diperlukankarena kekambuhan lesi
yang sudah diobati dan / atau munculnya lesi baru melaluiautoinokulasi. Manfaat terapi harus
lebih banyak daripada risiko.Badan Administrasi Makanan dan Obat (FDA) telah menyetujui

tidak ada agentopikal atau intralesi khusus untuk pengobatan moluskum kontagiosum.Terapi topikal:
keberhasilan klinis telah dilaporkan dengan penggunaan agen topikal berikut, yang dapat bertindak sebagai
bahan iritan, yang merangsang respon imunologi.
a) Krim Imiquimod merupakan pengubah respon kekebalan disetujui untuk mengobatilesi genitalia
eksternal dan perianal pada orang dewasa. Telah dilaporkan efektif dalam pengobatan
kontagiosum moluskum
Imiquimod krim dapat digunakan bersama dengan Cantharidin.
b) Beberapa studi melaporkan bahwa Cantharidin, chemovesicant, efektif dalammengobati
moluskum kontagiosum. Untuk menguji respon pasien terhadap terapiyaitu dengan
mengobati beberapa lesi pada kunjungan awal. Cantharidin dapatdigunakan dalam
kombinasi dengan Imiquimod.
c) Tretinoin dilaporkan telah berhasil dalam pengobatan lesi moluskum kontagiosumkecil.
Tretinoin, Cantharidin, dan Imiquimod diberikan kepada pasien denganinstruksi aplikasi
dan follow up selama pengobatan dilakukan
d) Asam bichloracetic, asam trikloroasetat, asam salisilat, asam laktat, asam glikolat,
dansilver nitrat juga telah digunakan, namun dokter harus mengaplikasikannya sendirikepada pasien.
e) Topikal podophyllotoxin krim 0,5% sendiri diberikan dua kali sehari selama 3
minggutelah dilaporkan efektif dalam satu penelitian plasebo-terkontrol, double-blind study.
f) Laporan menyatakan bahwa interferon alfa subkutan (IFN-alfa) diaplikasikan
intralesi berguna pada anak-anak dengan imunokompremais.
g) Sebuah laporan kasus baru-baru ini mencatat efektivitas sidofovir topikal
dalam pengobatan moluskum yang tersebar luas pada penderita dengan penurunan
kekebalantubuh. Sidofovir difosfat dilaporkan dapat menghambat aktivitas virus
moluskumkontagiosum DNA polimerase.
NON MEDIKAMENTOSA
a) Kuret: lesi individual dapat dihilangkan dengan hand-held kuret, dengan
sedikitketidaknyamanan. Kuret dikombinasikan dengan penerapan bahan iritan topikal.
b) Cryosurgery: aplikasikan nitrogen cair selama 10-15 detik per lesi. Terapi cairannitrogen
dapat menyebabkan rasa sakit dan dapat mengakibatkan kulit lecet,
melepuh.Depigmentasi sementara dan permanen terjadi pada individu yang berkulit
gelap.
c) Electrodesiccation dapat digunakan untuk lesi yang tidak membaik dengan kuretaseatau
cryosurgery. Teknik menyebabkan rasa tidak nyaman pada pasien; pertimbangkan
penggunaan anestesi lokal. Berhati-hati pada pasien dengan alat pacu jantung.
d) Pulse dye laser telah digunakan dan menunjukan keberhasilan pada beberapa kasus.
e) Intense Pulsed Light (IPL) juga digunakan bersama dengan pengaplikasian asam 5aminolevulinic dan berhasil pada 6 kasus.
f) Electron-beam therapy. Suatu penelitian oleh Michael J. Scolaro, Patricia
Gordon,menyimpulkan perbaikan yang signifikan pada pasien HIV yang terinfeksi
moluskumkontagiosum, setelah di follow up selama 24 bulan tidak ditemukan adanya
MEDIKAMENTOSA
Obat topikal biasanya adalah kategori pertama yang digunakan dalam mengobati penyakit
aktif. Gunakan asam dan terapi intralesi ketika terapi topikal gagal.
Pengubah respon imun, topikal
Ringkasan
Agen ini adalah salah satu perawatan topikal lini pertama untuk kontagiosummoluskum,
meskipun tidak disetujui FDA untuk indikasi tersebut.

Imiquimod (Aldara)
Menginduksi sekresi IFN-alfa dan sitokin lain. Mekanisme kerja tidak diketahui.Mungkin
lebih efektif pada wanita dibandingkan pada pria.
Chemovesicants
Juga merupakan obat topikal lini pertama, meskipun obat ini tidak disetujui FDAuntuk moluskum
kontagiosum. Efektivitas terhadap lesi merupakan hasil dari pengelupasan.
Cantharidin (Verr-Canth)
Kerja litik obat ini tidak mempengaruhi lapisan basal dan berpengaruh minimalterhadap
corium (dermis). Jaringan parut tidak terjadi.
Keratolytics
Obat ini digunakan untuk membantu dalam pengelupasan keratin pada gangguan kulithiperkeratosis,
termasuk ichthyoses, kutil biasa, kutil datar, dan veruka jinak lainnya.
Tretinoin Topikal (Avita, Retin-A)
Menghambat pembentukan microcomedo dan menghilangkan lesi. Membuatkeratinosit dalam
folikel sebasea kurang melekat dan lebih mudah untuk terkelupas. Tersediadalam sediaan krim 0,025%,
0,05%, dan 0,1. Tersedia juga sebagai gel 0,01% dan 0.025%.
Mulailah dengan formulasi tretinoin terendah dan ditingkatkan bila terjadi toleransi.
Asam Trikloroasetat (Tri-Chlor)
Membuat kasar kulit, keratin, dan jaringan lain. Meskipun menimbulkan rasa terbakar pada
kulit, efek iritasi lokal dan toksisitas sistemik lebih rendah dibandingkan obat lain dikelas
yang sama. Respon sering tidak lengkap, dan sering terjadi kekambuhan
PERAWATAN RAWAT JALAN LEBIH LANJUT
a) Pengulangan pemeriksaan disarankan 2-4 minggu setelah pengobatan.
b) Pengobatan ulang sering diperlukan.
c) Pertimbangkan terapi kombinasi pada pasien dengan lesi yang berespon buruk pada pengobatan.
PENCEGAHAN
a) Menghentikan semua penggunaan obat penekan imun topikal (misalnya, tacrolimus).
b) Tidak memakai peralatan secara bergantian.
c) Menghindari kontak langsung dengan penderita moluskum kontagiosum
d) Menghindari barganti-ganti pasangan sexual
KOMPLIKASI
Autoinokulasi dapat dihasilkan dari trauma, seperti alat cukur, serta manipulasi lesioleh
pasien. Selulitis adalah komplikasi yang tidak biasa pada pasien moluskum kontagiosumyang
terinfeksi HIV. Infeksi sekunder dengan Staphylococcus aureus menyebabkan terbentuknya
abses,sedangkan Pseudomonas aeruginosa dapat menyebabkan selulitis nekrosis.
PROGNOSIS
Penyembuhan spontan umumnya terjadi setelah 18 bulan pada orang yang sistemkekebalannya baik, namun
pernah dilaporkan adanya lesi yang bertahan selama 5 tahun.Durasi infeksi tidak pasti pada populasi
dengan infeksi HIV dan pada populasi denganimunokompresi (misalnya, pasien yang telah
mengalami transplantasi ginjal) karenamoluskum kontagiosum tidak dapat sembuh sendiri dalam
kasus ini.

EDUKASI PASIEN
Terangkan pada pasien tentang sifat infeksi dan penularan penyakit untuk mengurangitransmisi moluskum
kontagiosum kepada orang lain, serta untuk menghindari infeksi ulang dimasa depan dan
meminimalkan autoinokulasi.
Untuk pasien dengan tingkat pendidikan tinggi, dapat disarankan membaca artikel-artikel mengenai
moluskum kontagiosum.
DIFERENSIAL DIAGNOSIS
Kriptokokosis
Disebabkan oleh jamur cryptococcus neoformans. Bagian yang terutama terinfeksiyaitu, paru,
SSP, dan tersebar hampir keseluruh organ, berdasarkan catatan medis pasiendengan penyakit
kriptokokus yang simptomatik. Faktor-faktor yang sangat penting adalahadanya kondisi yang
terkait faktor imunosupresi (misalnya, penggunaan steroid, transplantasiorgan, keganasan)
atau infeksi HIV. Kriptokokosis merupakan infeksi yang semakin umumtimbul pada pasien
transplantasi organ. Selain infeksi paru-paru dan SSP, organ-organ yang paling sering terkena
adalah kulit, prostat, dan kavitas medulla tulang.Manifestasi di tulang terjadi pada 10% -15%
kasus dan biasanya berbentuk papula, pustula, nodul, ulkus. Papula Umbilicated pada pasien dengan
AIDS menyerupai moluskumkontagiosum.Selulitis dengan nekrosis vaskulitis dilaporkan pada
pasien yang menjalanitransplantasi organ. Pada pasien ini terdapat pneumonia, ada gejala berupa batuk
berlendir,terdapat nyeri dada, demam ringan, dyspnea, penurunan berat badan, malaise.

Basal Cell Carcinoma


Etiologi
Penyebab pasti tidak diketahui tapi faktor genetik dan lingkungan diyakini sebagai pencetus.
Riwayat klinis
Terdapat lesi yang membesar perlahan sulit sembuh dan berdarah ketika mengalamitrauma.
Paling sering terjadi pada wajah, pasien menerangkan lesi dari sebuah benjolan jerawat yang
kadang-kadang berdarah.Orang yang sering terpapar sinar matahari lebih sering terkena kanker kulit
dibandingmereka yang tidak. Pertimbangkan BCC pada setiap pasien dengan riwayat anomali
kulit dansakit yang tidak sembuh dalam 3-4 minggu dan terjadi pada kulit yang sering terpapar
sinar matahari. Tumor ini mungkin memakan waktu berbulan-bulan atau tahun untuk
mencapaidiameter 1 cm.Pasien sering memiliki riwayat paparan sinar matahari kronis,
termasuk paparan sinar matahari saat rekreasi (misalnya, berjemur, olahraga, memancing,
berlayar) dan paparan sinar matahari saat bekerja (misalnya, pertanian, konstruksi).
Pemeriksaan fisik
Fitur Karakteristik tumor BCC meliputi:
a) Seperti mutiara

b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)

Erosi atau ulserasi, sering pada bagian tengah


Papula lilin dengan depresi pada pusat
Pendarahan, terutama ketika trauma
Berkrusta
Tepi tinggi
Telangiektasis bagian permukaan
Pertumbuhan lambat (0,5 cm dalam 1-2 y)Karsinoma sel basal terjadi terutama di kepala, wajah
(kulit kepala termasuk), leher,dan tangan. Jarang pada telapak tangan dan telapak kaki.
Lesi datar, daerah pucat yang berukuran kecil, merah muda atau merah, bening,
mengkilat, dan seperti lilin, dan terdapatdaerah berdarah dengan cedera ringan. Lesi
tumbuh lambat, tidak menyakitkan, dan tidak gatal.

Anda mungkin juga menyukai