Anda di halaman 1dari 8

Nama

: Sri Puspita Sari

NPM

: 1406650014

Kelas

: Eks 2014 A

Topik

: tumor paru

Kanker paru merupakan penyebab kematian 1,2 juta orang di dunia, di Amerika serikat
membunuh kurang lebih 173.000 orang setiap tahun (Blaxck & Hawk, 2014). Terdapat tiga jenis
kanker paru berdasarkan ukuran dan penampakan dari sel kanker yaitu kanker paru bukan sel
kecil, karsinoma sel kecil, dan kanker paru metastatik.
Kanker paru bukan sel kecil ( non-small cell lung cancer ) / NSCLC meliputi karsinoma
sel skuamosa bermula pada bronkus besar dan adenokarsinoma mulai dari alveolus. Baru-baru
ini, telah ditemukan onkogen yang spesifik dan inaktivasi dari gen supresor tumor. Abnormalitas
paling penting yang terdeteksi adalah mutasi yang melibatkan keluarga onkogen ras (Black &
Hawks, 2014).
Pengkajian yang dapat ditemukan pada pasien dengan gangguan kanker paru sebagai berikut
(Black & Hawks, 2014) :
1. Data Biografi
Catat nama identitas klien, jenis kelamin klien, catat umur biologis klien dan bandingkan
dengan penampilan klien. Apakah klien tampak sesuai dengan usia yang disebutkan.
Penyakit paru obstruksi kronis kanker paru sering membuat klien tampak lebih tua.
2. Kondisi kesehatan saat ini
Keluhan utama
Manifestasi klinis klien kadang dideskripsikan sebagai keluhan utama seperti sesak
untuk membantu menyusun prioritas untuk intervensi medis maupun keperawatan.
Pada situasi darurat atau akut, ajukan pertanyaan pendek dan sederhana mengenai

keluhan utama klien sampai kondisi klien lebih stabil.


Menifestasi klinis
Manifestasi klinis sering terkait dengan sistem pernapasan meliputi nyeri dada
nonkardiak, dispnea (kesulitan bernapas), batuk, hemoptisis (batuk darah), mengi

(wheezing), stridor, dan keluhan terkait hidung dan sinus. Merangkum manifestasi
klinis respirasi yang sering terjadi perhatikan onset, lokasi, durasi, karakteristik faktor
yang mempengaruhi dan memperberat, manifestasi penyerta, waktu, latar belakang
dan derajat masalah. Nyeri dada non kardiak dapat berhubungan dengan masalah
pulmoner, tentukan lokasi, durasi, dan intensitas nyeri dada untuk memberikan
petunjuk awal penyebab misilnya aktivitas batuk dan gerakan dinding dada serta kaji
apa yang menyebabkan nyeri berkurang, dan adanya keluhan pada organ lain dekat

paru seperti esofagus dan kardio (Price & Wilson, 2006).


Uji diagnostik
Dari manifestasi klinis dapat dilakukan pemerikasaan oksimetri nadi menentukan %
hemoglobin yang tersaturasi, analisa gas darah arteri digunakan untuk menentukan
status oksigenasi dengan menentukan kadar PaO2 , spirometri mendeteksi masalah
ventilasi terutama saat ekspirasi maupun inspirasi, rongtgen dada terutama digunakan
untuk mengidentifikasi tumor atau kangker pada rongga paru, kultur sputum
menentukan adanya bakteri patogen. CT scan dapat mendeteksi kelenjar getah bening
yang terlibat dan tumor paru kecil kurang dari 1 cm pada stadiujm awal yang masih

ditangani dengan baik (Mansjoer, A. Dkk., 2001).


3. Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan keluarga menunjukan ada tidaknya fsktor genetik terhadap
karsinogen atau riwayat dengan keluarga menderita karsinoma dan riwayat alergi

pada anggota keluarga.


Riwayat kesehatan klien seperti pernah tidak mengalami pembedahan atau trauma
pada daerah paru, ada tidaknya keluhan paru jauh sebelumnya, riwayat alergi sewaktu

kecil sudah diketahui penyebab alergi atau tidak diketahui.


4. Pemeriksaan fisik persistem
Pemeriksaan fisik diawali dengan menilai tingkat kesadaran, amati warna bibir, kapiler
kuku dan adanya jari tabuh akibat hipoksia kronis. Periksa sinus paranasal dan hidung
dengan menggunakan teknik inspeksi, palpasi dan perkusi. Kaji sensasi penghidu untuk
menilai nervus olfaktorius dan trigeminus. Periksa secara akurat pada toraks dan paru
dengan tekknik inspeksi irama, frekuensi dan kedalaman pernapasan normalnya 14-20x /
menit, amati penggunaan otot pernapasan tambahan seperti cuping hidung, retraksi dan
penonjolan otot interkostalis atau sternokleidomastoideus, inspeksi dinding dada anterior
dan posterior bandingkan. Palpasi trakea dan dinding dada untuk melihat kesimetrisan,

palpasi sudut kosta sangkar paru seharusnya kurang dari 90 0 pada keaadaan lebih dari itu
atau diameter 1:1 mengindikasikan adanya hipoksia kronik, minta pasien mengatakan
9999 kaji kesimetrisan getaran. Perkusi jaringan paru yang sehat suara resonan(suara
bernada rendah, berongga). Nada dan kualitas perkusi diantaranya timpani (nada tinggi
bergaung, seperti drum), datar (nada tinggi lembut), pekak (nada sedang seperti suara
gedebuk atau tubuh jatung) ini mengindikasikan adanya masa atau tumor apabila
terdengan pada rongga paru. Auskultasi pola membandingkan sisi kanan dan sisi kiri
toraks, pada setiap lokasi auskultasi dengar penuh inspirasi dan ekspirasi untuk
mengetahui letak jaringan paru yang abnormal (Brunner & Suddarth, 2002).
Selain itu manifestasi klinis pada pemeriksaan fisik sistem pernapasan dengan menilai
kesimetrisan rongga paru dengan cara bergantian atau membandingkan antar sisinya,
pada pemeriksaan fisik sistem lainpun tetap dilakukan teknik inspeksi, palpasi, perkusi
dan auskultasi. Klien juga dapat mengeluhkan hal-hal anoreksia, penurunan berat badan,
suara yang parau dan pada sistem lainnya.
5. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul (Doenges, 2000) :
a.
Gangguan pertukaran gas b/d pengangkatan jaringan paru, gangguan suplai
Oksigen, dan penurunan kapasitas paru yg ditandai dengan dispnea, gelisah,
b.

hipoksemia dan cianosis.


Bersihan jalan nafas yang tidak efektif b/d peningkatan jumlah/vikositas sekret,
keterbatasan gerak dada/nyeri dan kelemahan yangg ditandai dengan perubahan

c.

frekwensi pernafasan, bunyi nafas tak normal, dan batuk yang tidak efektif.
Nyeri akut b/d insisi bedah trauma jaringan dan gangguan saraf internal, adanya
selang dada, invasi kanker pleura dinding dada yang ditandai dengan perilaku

d.

distraksi gelisah, penyempitan fokus (menarik diri), perubahan tekanan darah.


Ansietas b/d krisis situasi, ancaman/perubahan status kesehatan, adanya ancaman

e.

kematian ditandai dengan menolak, ketakutan, marah,peningkatan nyeri.


Kurangnya pengetahuan ttg kondisi, tindakan prognosis b/d terpajan, tidak
mengenal informasi, salah interprestasi informasi, kurang daya ingat yang ditandai
dengan pernyataan masalah, permintaan informasi, tidak adekuat dlm mengikuti

instruksi, perilaku tak tepat/berlebihan.


6. Intervensi / Perencanaan pada klen dengan penyakit paru (Doenges, 2002):
Dx 1
Kriteria Hasil : Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenisasi jaringan adekuat
dengan GDA dalam rentang normal.
Intervensi :

Mandiri

Observasi penggunaan alat bantu pernafasan sternokloidemastoideus, peruban kulit

membran mukosa.
Auskultasi paru untuk gerakan udara dan bunyi nafas tidak normal
Pertahankan kepatenan jalan napas pasien dengan memberikan posisi, penghisapan,
dan penggunaan alat.
Kolaborasi

Berikan oksigen tambahan, melalui nasal kanul, masker parsial, atau masker dengan

humidifikasi tinggi sebuah indikasi.

Bantu

dengan/dorong

penggunaan

spirometri

intensif

atau

tiupan

botol.

Awasi/buat gambaran GDA, nadi oksimetri.

Pernafasan meningkat sebagai akibat nyeri peningkatan kerja nafas .


Konsilidasi dan kurangi gerakan udara pada sisi yang dioperasi normal pada pasien

pneumonektomi.
Obstruksi jalan napas mempengaruhi ventilasi, mengganggu pertukaran gas.
Memaksimalkan sediaan oksigen, khususnya bila ventilasi menurun depresi anestesi
atau nyeri, juga selama periode kompensasi fisiologi sirkulasi terhadap unit

fungsional alveolar.
Mencegah atau menurunkan atelektasis dan meningkatkan ekspansi jalan napas kecil.
Penurunan PaO2 atau peningkatan PaCO2 dapat mewujudkan kebutuhan untuk
dukungan ventilasi.

Dx 2
Kriteria

hasil

Menunjukkan

patensi

jalan

napas,dengan

cairan

mudah

dikeluarkan, bunyi napas jelas, dengan pernapasan tak bising.


Intervensi :
Mandiri

Auskultasi

dada

utk

karakter

bunyi

nafas

dan

adanya

sekret

Observasi jumlah sputum, aspirasi sekret selidiki perubahan sesuai indikasi.

Kolaborasi

Gunakan oksigen humidifikasi /nebuliser ultrasonik. Berikan cairan tambahan melalui


IV sesuai indikasi.
Berikan bronkodilator, ekspektoran, dan/atau analgesik sesuai indikasi.

Pernafasan kaji adanya bising, ronki dan mengi menunjukan ketahan sekret

/obstruksi jalan nafas.


Peningkatan jumlah sekret tidak berwarna sesuai dgn penyembuhan.
Memberikan hidrasi maksimal membantu penghilangan/pengenceran secret.
Menghilangkan spame bronkus untuk memperbaiki aliran udara. Ekspektoran
meningkatkan produksi mukosa untuk mengencerkan dan menurunkan viskositas
sekret, memudahkan pembuangan.

Dx 3
Kriteria hasil

- Melaporkan nyeri hilang/terkontrol.


-

Tampak

rileks

Berpartisipasi

dalam

dan
aktivitas

tidur/istirahat
yang

dengan

diinginkan

atau

baik.
dibutukan.

Intervensi :
Mandiri
Tanyakan pasien tentang nyeri.

Bantu aktivitas perawatan diri, pernapasan/latihan tangan, dan ambulasi.


Catat

kemungkinan

penyebab

nyeri

patofisiologi

dan

psikologi.

Kolaborasi

Berikan analgesik rutin sesuai indikasi,khususnya 45-60 menit sebelumtindakan

napas dalam/latihan batuk.

Membantu dalam evaluasi gejala nyeri karena kanker, yang dapat melibarkan visera,
saraf

atau

Mencegah
Insisi

kelemahan

posterolateral

lebih

jaringan
yang
tidak

tak

perlu

nyaman

untuk

tulang.

dan

regangan

pasien

daripada

insisi.
insisi

anterolateral.adanya selang dada dapat meningkatkan lebih besar ketidaknyamanan.

Mempertahankan kadar obat lebih konstan menghindari puncak periode nyeri, alat
dalam

penyembuhan

otot,

dan

memperbaiki

fungsi

pernapasan

dan

kenyamanan/koping emosi.
Dx 4
Kriteria hasil

Mengakui dan mendiskusikan takut/masalah.


Menunjukkan rentang perasaan yang tepat dan penampilan wajah tampak

rileks/istirahat.
Menyatakan pengetahuan yang akurat tentang situasi.

Intervensi :
Mandiri

Evaluasi tingkat pemahaman pasien/orang terdekat tentang diagnose.


Berikan kesempatan untuk bertanya dan jawab denagan jujur.
Catat komentar/perilaku yang menunjukkan menerima dan/atau menggunakan

strategi menerima situasi.


Libatkan
pasien/orang

terdekat

dalam

perencanaan

perawatan.

Pasien dan orang terdekat mendengar dan mengasimilasi informasi baru yang

meliputi perubahan gambaran diri dan pola hidup.


Membuat kepercayaan dan menurunkan kesalahan persepsi/salah interprestasi

terhadap informasi.
Takut/ansietas menurun, pasien mulai menerima/secara positif denagn kenyataan.
Dapat membantu memperbaiki beberapa perasaan kontrol/kemandirian kepada
pasien merasa tak berdaya dalam meneria diagnosa dan pengobatan.
Dx 5
Kriteria hasil :
- Menyatakan pemahaman seluk-beluk diagnosa program pengobatan.
- Melakukan
dengan
benar
prosedur
yang
perlu
menjelaskan alasan tindakan tersebut.
- Berpartisipasi dalam proses belajar.
- Melakukan perubahan pola hidup.
Intervensi :

dan

Mandiri

Diskusikan dignosa rencana/ terapi saat ini dan hasil yg diharapkan.

Evaluasi keadekuatan sistim pendukung dan perlu bantuan perawatan dini


Anjurkan menghentikan aktivitas yang menyebabkan kelemahan atau

meningkatkan napas pendek.


Memberikan informasi khusus individu, membuat pengetahuan untuk belajar

lanjut tentang manajemen di rumah.


Kelemahan umum dan keterbatasan aktivitas dapat menurunkan kemampuan

individu untuk memenuhi kebutuhan sendiri.


Terlalu lelah meningkatkan kegagalan pernapasan.

Daftar pustaka

Mansjoer, A., dkk. (2001). Kapita selekta kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.
Price, S.A. & Wilkinson, L.M. (2006). Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit
edisi 6. Jakarta : EGC.
Doengoes, M. E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan : pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien. Marlyn E. Doengoes, Mary F. Moorhouse, Alice
C. Geissler ; alih bahasa, I made karisan, Ni made sumarwati ; editor bahasa Indonesia
Monicca Ester, Yasmin asih Ed.3. Jakarta : EGC.
Black, J.M. & Hawks, J.H. (2014). Keperawatan medical bedah manajemen klinis untuk
hasil yang diharapkan ed.8. (Joko Mulyono et al : penerjemah) Jakarta : Salemba
medika.
Brunner & Suddarth. (2002). Buku ajar keperawatan medical bedah. Jakarta : EGC.

Oleh : Sri
Puspita Sari

Pejanan karsinogen
( Bahan kimia, virus, rokok, riwayat keluarga)
Ca. paru
Obstruksi paru
Dispnea, batuk, hemoptisis
Penurunan asupan oksigen
Reaksi anaerob dan penumpukan asam laktat
Uji
laboratorium
Perubahan kadar PH
darah

Gangguan pertukaran
gas

Nyeri
dada
Peningkatan
agen inflamasi
Penumpukan
secret
Bersihan jalan napas tidak
ansieta
Penggunaan
Peningkatan
Aktivasi
Ancaman
saraf
otot
usaha
Keterbatasan
bantu
Kuranginformasi
efekltif

Anda mungkin juga menyukai