BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program Pembangunan Nasional menempatkan Kesehatan Reproduksi
Remaja sebagai salah satu program pemerintah di dalam sektor pembangunan
sosial budaya, yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan
perilaku remaja dalam hal kesehatan reproduksi, dimana remaja ini merupakan
kelompok yang paling potensial dalam pembangunan suatu negara karena
remaja adalah sebagai aset penerus dan penentu masa depan bangsa (BKKBN,
2010).
Remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa di
mana timbul ciri-ciri seksual sekunder, tercapainya fertilitas, dan terjadi
perubahan-perubahan psikologi dan kognitif (Soetjiningsih, 2007). Masa remaja
disebut juga masa adolescence (tumbuh menjadi dewasa). Masa remaja ditandai
oleh masa pubertas yaitu waktu seorang perempuan mampu mengalami konsepsi
yaitu menstruasi/haid pertama, dan adanya mimpi basah pada anak laki-laki.
Pada masa tersebut remaja mengalami perkembangan seksual diantaranya,
kematangan organ seksual mulai berfungsi, baik untuk reproduksi/menghasilkan
keturunan maupun rekreasi/mendapat kesenangan (Moersintowati, 2002).
Pada masa ini diharapkan remaja mulai memperhatikan kesehatan diri
(personal hygiene) terutama kesehatan reproduksi. Tinggal di daerah tropis
seperti di Indonesia membuat keadaan tubuh menjadi lebih lembab dan
berkeringat. Akibatnya bakteri mudah berkembang dan menyebabkan bau tidak
sedap terutama pada bagian lipatan tubuh yang tertutup seperti ketiak dan lipatan
organ genitalia pada wanita. Untuk menjaga agar tubuh tetap dalam keadaan
bersih harus memperhatikan kebersihan perseorangan atau personal hygiene.
Kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena
kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan perilaku seseorang. Kebersihan
perseorangan atau personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang, menjaga kesehjatraan fisik dan psikis
(Laily dan Sulistyo, 2012).
Kesehatan reproduksi wanita usia subur tidak lepas dari kesehatan di
bidang kebidanan dan kandungan. Hingga saat ini masih banyak ditemukan
penyakit-penyakit infeksi yang mengganggu alat reproduksi wanita yang dapat
menyebabkan komplikasi antara lain infertilitas (kemandulan) dan meningkatkan
kejadian kehamilan ektopik/hamil di luar kandungan (Manuaba, 2009).
Beberapa penyakit infeksi pada organ reproduksi wanita adalah dapat
berupa trikomoniasis, vaginosis bacterial, kandidiasis, vulvovaginitis, gonorea,
klamidia, dan sifilis. Salah satu gejala dan tanda-tanda penyakit infeksi organ
reproduksi wanita adalah terjadi keputihan. Keputihan (flour albus) adalah
cairan berlebih yang keluar dari vagina. Untuk itu, siswi sangat perlu
mendapatkan perhatian khusus dalam menjaga kesehatannya terutama kesehatan
reproduksi remaja.
Infeksi tersebut salah satunya bisa terjadi karena kurangnya perilaku
hygiene saat menstruasi. Hygiene saat menstruasi merupakan awal dari usaha
menjaga kesehatan. Pada saat menstruasi, pembuluh darah dalam rahim sangat
mudah terkena infeksi. Oleh karena itu kebersihan daerah genitalia harus lebih
dijaga karena kuman mudah sekali masuk dan dapat menimbulkan penyakit pada
saluran reproduksi. Salah satu keluhan yang dirasakan pada saat menstruasi
adalah rasa gatal yang disebabkan oleh jamur kandida yang akan subur
tumbuhnya pada saat haid (Sarwono, 2006).
Sebanyak 75% perempuan termasuk di dalamnya remaja putri di seluruh
dunia minimal pernah mengalami keputihan satu kali dalam hidupnya.
Sedangkan di Indonesia ada sekitar 70% remaja putri mengalami masalah
keputihan. Keputihan yang terjadi pada remaja putri tersebut kebanyakan
disebabkan oleh masih minimya kesadaran untuk menjaga kesehatan terutama
dalam kebersihan organ genetalia
Berdasarkan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia / SDKI tahun
2010, jumlah remaja di indonesia yang berumur 10 -19 tahun mencapai 30% dari
jumlah penduduk, yakni sekitar 1,2 juta jiwa. Hal ini dapat menunjukkan bahwa
anak remaja perlu mendapat perhatian, karena remaja sangat rentan oleh perilaku
personal hygiene yang kurang. Kesehatan reproduksi merupakan salah satu
masalah yang banyak dihadapi oleh para remaja. Berdasarkan hasil penelitian
Widyantoro (2008) pada perempuan pengunjung rumah sakit di Subang dan
Tanggerang menunjukkan bahwa sebagian besar (77,5% di Tanggerang dan
68,3% di Subang) mempunyai perilaku personal hygiene yang buruk.
Berdasarkan hasil penelitian Mardani, Aris dan Priyoto (2010)
menunjukkan bahwa 60% remaja putri berpengetahuan kurang tentang
kesehatan reproduksi dan hampir 95% remaja putri pempunyai perilaku
personal hygiene kurang pada saat menstruasi. Berdasarkan penelitian Lianawati
(2012) tentang personal hygiene saat menstruasi pada siswi kelas X SMA Islam
Terpadu AL-MAHSYUR PATI menunjukkan 23,33% termasuk dalam kategori
baik, 66,67% kategori cukup, dan 10% kategori kurang.
hasil
penelitian
Arfina
(2008)
diketahui
bahwa
praktek
B. Rumusan masalah
Dari data di atas terlihat masih rendahnya perilaku personal hygiene pada
remaja putri. Dengan demikian masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian
ini adalah Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan
Reproduksi Dengan Perilaku Personal hygiene Menstruasi Pada Remaja Puteri
di SMA Bina Bangsa Sejahtera Bogor.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya gambaran dan hubungan antara tingkat Pengetahuan
tentang
Kesehatan
Reproduksi
dengan
Perilaku
Personal
hygiene
Hubungan
antara
tingkat
Pengetahuan
tentang
Kesehatan
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Akademik
a. Memberikan informasi tentang hubungan antara tingkat pengetahuan
tentang kesehatan reproduksi dengan Perilaku personal hygiene
menstruasi pada remaja puteri bagi para pembacanya.
b. Akan menjadi suatu sumbangan pemikiran dan wacana baru bagi
mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Program Studi
Pendidikan Dokter.
2. Bagi masyarakat
Memberikan informasi tentang hubungan antara tingkat pengetahuan
tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku personal hygiene menstruasi
pada remaja puteri, sehingga masyarakat baik guru maupun orang tua lebih
memberikan perhatian tentang informasi kesehatan reproduksi dan perilaku
hygiene menstruasi yang benar.
3. Bagi pemerintah
Sebagai bahan masukan dalam penyelenggaraan upaya peningkatan
kesehatan reproduksi remaja dan tindakan preventif akibat tidak hygiene
selama menstruasi, dapat timbul penyakit - penyakit yang berkaitan dengan
infeksi alat alat reproduksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Kesehatan Reproduksi
a.
pendidikan
yang
rendah,
dan
ketidaktahuan
10
B. Pengertian Remaja
Remaja atau aldolescence, berasal dari bahasa latin yang
berarti tumbuh kearah kematangan. kematangan yang dimaksud adalah
bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan
psikologis (Widyastuti, 2009). Definisi remaja menurut buku-buku
11
pediatri adalah bila seorang anak perempuan berusia 10-18 tahun dan
anak laki-laki berusia 12-20 tahun. Sedangkan menurut WHO, Remaja
adalah bila anak (baik perempuan maupun laki-laki) telah mencapai
umur 10-18 tahun (Santrock, 2008).
Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun
menurut Depkes RI adalah anatara 10 sampai 19 tahun dan belum
kawin.menurut BKKBN adalah 10 sampai 19 tahun dan belum kawin.
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya
perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yakni antara usia 10-19
tahun adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia
dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja adalah periode peralihan
dari masa anak ke masa dewasa (Widyastuti, 2009).
Pada masa remaja tersebut terjadilah suatu perubahan organorgan fisik (organobiologik) secara cepat dan perubahan tersebut tidak
seimbang dengan perubahan kejiwaan (mental emosional). Terjadi
perubahan mental besar ini umumnya membingungkan remaja yang
mengalaminya. Dalam hal inilah bagi para ahli dalam bidang ini,
memandang perlu akan adanya pengertian, bimbingan dan dukungan
dari lingkungan di sekitarnya, agar dalam sistem perubahan tersebut
terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sehat sehingga kelak
remaja tersebut menjadi manusia dewasa yang sehat secara jasmani,
rohani, dan sosial (Widyastuti, 2009).
Terjadinya kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang
berkaitan dengan sistem reproduksi, merupakan suatu bagian penting
dalam kehidupan remaja sehingga diperlukan perhatian khusus, karena
12
remaja
agar
dapat
tertangani
secara
tuntas
memiliki
serangkaian
asumsi
tentang
(Widyastuti,2009).
Tiap
kebudayaan
13
pemenuhan
nafkah
seperti
halnya
pada
1.
mengenal
perkembangan
remaja
serta
ciri-cirinya.
14
2.
15
Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi adalah jarak antara masa haid, yaitu jarak
dari hari pertama haid terakhir ke hari pertama haid berikutnya.
Biasanya berkisar anatara 20-35 hari, para medis membuat patokan
siklus haid selama 28 hari. Menstruasi terjadi setiap bulan dengan
pola siklus yang berlainan pada setiap perempuan. Siklus menstruasi
penting diketahui untuk menentukan kapan masa subur. Pembuahan
sel telur oleh sperma terjadi pada masa subur, yaitu sekitar 11-17 hari
setelah hari pertama menstruasi (Jusuf, 2009).
4. Keputihan
Menurut Wiknjosastro (2007), Leukorea (white discharge,
fluor albus, keputihan) adalah nama gejala yang diberikan kepada
cairan yang dikeluarkan dari alat-alat genetalia yang tidak berupa
darah. Keputihan dapat dibagi menjadi dua macam yaitu normal
(fisiologis) dan tidak normal (patologis). Dalam keadaan normal,
16
buang
air kecil
atau warnanya
sudah
kehijauan
atau
menjaga
dengan
D.
17
18
timbulnya
organisme
yang
lain,
yang
mungkin
19
hemolitik,
streptococcus
anaerob
(peptostreptococus),
spesies
E. Personal hygiene
Hygiene adalah
20
itu kebersihan alat kelamin harus lebih dijaga karena kuman mudah
sekali masuk dan dapat menimbulkan Infeksi Saluran Reproduksi
(Manuaba, 1999).
Tujuan dari perawatan selama menstruasi adalah untuk
pemeliharaan kebersihan dan kesehatan individu yang dilakukan
selama masa menstruasi sehingga mendapakan kesejahteraan fisik dan
psikis serta dapat meningkatkan derajat kesehatan seseorang
(Patricia, 2005).
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene
Menurut Tarwoto (2004), sikap seseorang melakukan
personal hygiene dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain :
a. Citra tubuh
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang
penampilan fisiknya. Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi
terhadap peningkatan citra tubuh individu. Gambaran individu
terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya
karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
terhadap kebersihannya.
b.Lingkungan
Kebiasaan
keluarga,
jumlah
orang
di
rumah,
dan
21
g.Agama
Agama juga berpengaruh pada keyakinan individu
dalam melaksanakan kebersihan sehari-hari. Agama islam misalnya,
22
untuk
mengingat
pentingnya
kebersihan
diri
bagi
kelangsungan hidup.
h.Cacat jasmani/mental bawaan
Kondisi cacat dan gangguan mental menghambat
kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri.
23
kesehatan
seseorang,
termasuk
menghindari
adanya
24
Membasuh dari arah depan ke belakang setelah buang air kecil atau
buang air kecil atau buang air besar untuk mencegah vagina tercemar
organisme yang berasal dari anus.
25
b.
personal
hygiene
menstruasi
adalah
untuk
belum
adekuat,
terlebih
yang
berkaitan
dengan
26
b.
(1993),
melaporkan
hasil
penelitiannya
d.
Lingkungan
27
Budaya
Perilaku remaja putri saat menghadapi menstruasi berbeda
beda tergantung kepada kebudayaan yang mereka anut. Pada suku
bangsa tertentu, menstruasi merupakan hal yang tabu untuk
dibicarakan.
28
3.
29
lebih segar. Oleh karena itu perawatan kulit dan wajah selama
menstruasi sangatlah penting untuk dilakukan. Perawatan kulit dan
wajah selama mentruasi mempunyai fungsi penting yaitu : melindungi
jaringan tubuh yang ada dibawah kulit, mengatur suhu tubuh karena
pada saat mentruasi kelenjar keringat akan meningkat, menghilangkan
kotoran karena keringat (Patricia, 2005).
Wajah merupakan bagian yang paling sensitif bagi seorang
remaja terutama remaja putri. Masalah jerawat pada remaja terkait
dengan penampilan mereka. Pada saat menstruasi kerja dari kelenjar
sebaseus akan meningkat sehingga produksi keringat meningkat. Pada
saat menstruasi sangat bermanfaat untuk membersihkan muka dua
sampai tiga kali sehari guna membantu mencegah timbulnya jerawat
(Varney, 2007).
Cara perawatan kulit tergantung pada bagian tubuh, kulit wajah
perlu perawatan yang lebih karena merupakan kulit yang paling
sensitif diantara kulit tubuh lain. Perawatan wajah pada saat
menstruasi terdiri dari perawatan dalam dan perawatan luar.
Perawatan dalam ini meliputi makan-makanan dengan menu
seimbang diperlukan untuk kesehatan kulit karena semua zat gizi dan
vitamin sanga penting bagi kulit. Perawatan dari luar dapat dilakukan
dengan pembersih dan pelembab (Patricia, 2005).
b. Kebersihan Rambut
Menjaga kebersihan rambut sangatlah penting karena pada saat
menstruasi kulit kepala lebih berminyak dan berkeringat sehingga
akan memudahkan timbulnya ketombe dan mikroorganisme lain. Agar
30
31
akan
menyebabkan
bakteri
mudah
berkembang
biak,
32
belakang.
Ketika
membersihkan
penting
juga
dilakukan
33
34
35
cara dijemur di bawah pakaian lainnya atau di atas atap (tempat yang
jarang dilewati anggota keluarga laki-laki atau anak-anak). Setelah
penggunaan kain ini biasanya disembunyikan di tempat yang tidak
higienis untuk siklus yang berulang kali. Mengenai kesadaran mereka
mengenai pembalut siap pakai yang tersedia di pasar, 63 gadis tidak
mengetahui hal tersebut. 23 gadis menyatakan telah melihat iklannya
di televisi dan sisanya tahu dari teman-teman maupun saudara
perempuan mereka (Abdel H, 2010).
Pada saat menstruasi, pembuluh darah dalam rahim sangat
mudah terinfeksi, oleh karena itu kebersihan alat kelamin harus lebih
dijaga karena kuman mudah sekali masuk dan dapat menimbulkan
penyakit pada saluran reproduksi. Pilihlah pembalut yang daya
serapnya
tinggi,
sehingga
tetap
merasa
nyaman
selama
36
37
4.
Dampak Fisik :
Perawatan daerah kewanitaan yang buruk dapat mengakibatkan
terjadinya inflamasi/peradangan pada daerah kewanitaan. Inflamasi
(peradangan) pada vagina (vaginistis) dibagi atas dua jenis yaitu
vaginistis infeksi dan vaginistis non-infeksi. Vaginistis infeksi
38
b.
Dampak Psiko-sosial :
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene
adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman (Tarwoto dan Wartonah,
2004).
G. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah
orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia, yakniin dera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Dalam Wikipedia
dijelaskan pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang
diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi
tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan
prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau
berguna.
Berdasarkan
pendekatan
kontruktivistis,
pengetahuan
39
40
1. Tahu (know)
Tahu dapat diperhatikan sebagai mengingat suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali suatu spesifik dan seluruh bahan yang
dipelajari meliputi pengetahuan terhadap fakta, konsep, definisi,
nama, peristiwa, tahun, daftar, rumus, teori dan kesimpulan. Oleh
karena itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa
yang
dipelajari
antara
lain
menyebutkan,
menguraikan,
Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat mengintepretasikan
materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek
atau
materi
harus
dapat
menjelaskan,
menyebutkan
contoh,
Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya
(real). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai penggunaan hukumhukum, rumus, prinsip dan sebagainya dalam konteks lain.
(Notoatmodjo, 2003)
41
4.
Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam
suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama
lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata
kerja seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan mengelompokkan dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2007)
5.
Sintesis (synthesis)
Sintesis
menunjukkan
pada
suatu
kemampuan
untuk
Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi atau objek, penilaian didasarkan pada
kriteria tertentu. (Notoatmodjo, 2003)
H. Perilaku
Menurut Notoatmodjo perilaku terbuka (overt behavior)
adalah respon seseorang terhadap stimulus baik dalam bentuk
tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah
42
1. Determinan Perilaku
Diatas telah dituliskan bahwa perilaku merupakan bentuk
respon dari stimulus. Hal ini berarti meskipun bentuk stimulusnya
sama namun bentuk respon akan berbeda dari setiap orang. Faktor
yang membedakan respon terhadap stimulus disebut determinan
prilaku. Determinan prilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
43
44
45
B. Kerangka Teori
endidikan
ebudayaan
osial ekonomi
ingkungan
gama
ilihan pribadi
acat jasmani
C. Kerangka Konsep
Variabel Independent
Variabel Dependent
Pendidikan
Kebudayaan
Sosial ekonomi
Lingkungan
Agama
Pilihan pribadi
Cacat jasmani
Variabel Perancu
Keterangan :
Variabel yang diteliti
Varibel yang tidak diteliti
46
D. Hipotesis
Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi dengan perilaku personal hygiene menstruasi
pada remaja puteri di SMA Bina Bangsa Sejahtera Bogor.
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian observasional dengan
pendekatan cross sectional yang bersifat kuantitatif. Tujuannya untuk mencari
hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan
hygiene menstruasi Pada Remaja puteri di SMA Bina Bangsa Sejahtera.
47
48
2. Definisi Operasional
Penelitian dilakukan dengan melakukan pengumpulan data mengenai
beberapa variabel. Untuk menghindari kesalahan persepsi, diperlukan
batasan yang ditetapkan dari variabel-variabel tersebut sehingga diperlukan
definisi operasional yang meliputi definisi variable dalam penelitian
maupun alat, cara, hasil serta skala ukur. Definisi operasional dari masingmasing variable tercantum pada table 2.1 di bawah
Table 2.1
Definisi operasional
No.
Variabel
Definisi
Pengetahuan
tentang
kesehatan
reproduksi
yang berkaitan
dengan
menstruasi
Perilaku
hygiene
menstruasi
Tingkat
pemahaman siswi
SMA tentang
kesehatan system
organ, fungsi, dan
proses reproduksi
yang berkaitan
dengan
menstruasi
Perilaku siswi
SMA dalam
memelihara
kebersihan alat
reproduksinya
selama
mengalami
menstruasi.
Perilaku
pemeliharaan saat
menstruasi,
meliputi
membersihkan
alat kelamin dan
mengganti
pembalut
Cara
Ukur
Kuesioner
Kuesioner
Hasil Ukur
Skala
Skor
Interval
pengetahuan
Skor
perilaku
Ordinal
49
Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi sampel yang akan diteliti adalah siswi kelas X dan XI
SMA Bina Bangsa Sejahtera Bogor yang sudah mengalami menstruasi
dan bersedia menjadi responden.
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah keadaan yang menyebabkan subyek memenuhi
kriteria inklusi namun tidak dapat diikutsertakan dalam penelitian.
Dalam hal ini kriteria eksklusi nya adalah :
1) Siswi yang tidak hadir saat penelitian
2) Siswi yang sedang sakit di sekolah.
3. Penentuan Besar Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas X dan XI di
SMA Bina Bangsa Sejahtera Bogor.
50
2.
3.
Tingkat perilaku hygiene menstruasi pada remaja baik apabila skor > 80
2.
3.
Tingkat perilaku hygiene menstruasi pada remaja kurang apabila skor < 60
F. Pengumpulan Data
1. Data Primer
Dilakukan
melalui
wawancara
terhadap
responden
dengan
51
52
G. Analisa Data
1. Pengolahan data
Langkah langkah pengolahan data sebagai berikut :
a. Editing data
Hasil wawancara, angket atau pengamatan dari lapangan harus
dilakukan penyuntingan atau editing terlebih dahulu.
b. Coding data
Mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau
bilangan.
c. Entry data
Setelah mengubah data dalam bentuk kode, kemudian memasukan data
kedalam komputer.
d. Cleaning data
Data yang sudah dimasukan, perlu di cek kembali untuk melihat
kemungkinan-kemungkinan adanya keslahan kode, ketidak lengkapan
dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
2. Analisi Data
a. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk melihat gambaran distribusi
frekuensi pada variable independen dan variable dependen yang diteliti.
Variabel independen adalah tingkat pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi, sedangkan variable dependen yaitu perilaku personal
hygiene menstruasi.
53
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis hubungan
variabel independen (umur, kelas, dan pendidikan orangtua) dan
variabel dependen (perilaku personal hygiene menstruasi). Analisis ini
menggunakan uji Chi Square, diperoleh nilai p (pvalue) dengan tingkat
kemaknaan 0,05. Sehingga jika nilai p 0,05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima, yang berarti terdapat hubungan yang bermakna antara kedua
variabel yang diuji. Sedangkan jika nilai p>0,05 maka Ho diterima dan
Ha di tolak, dengan kata lain tidak terdapat hubungan antara dua
variabel yang diuji.
Rumus uji Chi Square adalah sebagai berikut :
=
(OE)
E
Keterangan :
= nilai Chi-Square
O = frekuensi observasi / observed frequencies
E = frekuensi harapan / expected frequencies
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk melihat adanya hubungan antara
variable independen (pengetahuan kesehatan reproduksi) dengan
variabel dependen (perilaku personal hygiene mesntruasi) dan untuk
melihat kemaknaan antara variabel. Uji statistik yang digunakan adalah
korelasi regresi sederhana.
54
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN
B. Analisis Univariat
Untuk menggambarkan variabel-variabel dalam penelitian ini penulis
menggunakan analisis univariat. Pada analisis univariat ini ditampilkan distribusi
56
UMUR
14
19% 13%
15
16
28%
17
41%
USIA
X
54%
46%
XI
57
Pendidikan Orangtua
SD - SMA
24%
D3
44%
S1 - S2
32%
58
8
113
14
135
5,9
83,7
10,4
100
59
C. Analisis Bivariat
1. Hubungan Umur dengan Perilaku Personal Hygiene Menstruasi
Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Umur Siswi dan Hubungannya
dengan Perilaku Personal Hygiene Menstruasi SMA Bina Bangsa
Sejahtera Bogor Tahun 2014
Perilaku personal hygiene menstruasi
Umur
Baik
Sedang
Total
Kurang
14 15
1,8%
45
81,8%
16,4%
55
100%
16 17
8,8%
68
85%
6,3%
80
100%
Total
8
5,9% 113 83,7% 14 10,4% 135 100%
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan diperoleh hasil =
5.89 dengan p = 0.052 (lihat lampiran Tabel 4.6.1). oleh karena nilai p=
0.052 > 0.05 maka Ho diterima sehingga Ha ditolak. Artinya tidak ada
hubungan antara umur dengan perilaku personal hygiene menstruasi pada
taraf signifikan 5%.
2. Hubungan Kelas dengan Perilaku Personal Hygiene Menstruasi
Tabel 4.5
Distribusi Responden Berdasarkan Kelas Siswi dan Hubungannya
dengan Perilaku Personal Hygiene Menstruasi SMA Bina Bangsa
Sejahtera Bogor Tahun 2014
Perilaku personal hygiene menstruasi
Kelas
X
Baik
Sedang
Total
Kurang
1,6%
54
87,1%
11,3%
62
100%
60
XI
9,6%
59
80,8%
9,6%
73
100%
Total
5,9%
113
83,7%
14
10,4%
135
100%
Total
Tingkat
pendidikan
orangtua
SD SMA
6,3%
26
81,3%
12,5%
32
100%
D3
2,3%
36
83,7%
14%
43
100%
S1 S2
8,3%
51
85%
6,7%
60
100%
Total
5,9%
113
83,7%
14
10,4%
135
100%
Baik
Sedang
Kurang
61
Pengetahuan
kesehatan
reproduksi
Baik
0,0%
12
66,7%
33,3%
14
100%
Sedang
7,8%
87
84,5%
7,8%
103
100%
Kurang
0,0%
14
100%
0,0%
18
100%
Total
5,9%
113
83,7%
14
10,4%
135
100%
Baik
Sedang
Total
Kurang
D. Uji Hipotesis
Untuk analisis bivariat digunakan nilai korelasi berdasarkan analisis
regresi. Besarnya korelasi antara variabel pengetahuan kesehatan reproduksi
dengan
determinasi (R2) = 0,062 (lihat lampiran Tabel 4.3). Artinya besarnya pengaruh
pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap perilaku personal hygiene
menstruasi sebesar 6,2 %, sehingga ada sekitar 83,8 % faktor-faktor lain yang
62
Diagram 4.4
Diagram Sketter Pengetahuan - Perilaku
63
BAB V
PEMBAHASAN
64
65
66
e. Gambaran
perilaku
responden
terhadap
personal
hygiene
menstruasi
Berdasarkan tabel 4.2 yaitu perilaku responden secara
keseluruhan menunjukkan hasil bahwa sebagian besar responden
sebanyak 113 responden (83,7%) memiliki perilaku personal hygiene
menstruasi yang sedang, 14 responden (10,4%) memiliki perilaku yang
kurang dan hanya 8 responden (5,9%) memiliki perilaku yang baik.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Kusyogo (2008)
Sebagian besar praktik kesehatan reproduksi responden buruk (47,3%),
sedang 35,4%, dan hanya 17,3% yang praktiknya baik.
Penelitian yang dilakukan Aprilica (2010) menunjukkan bahwa
perilaku hygiene organ reproduksi siswa perempuan kelas X di SMAN
1 Sambungmacan Sragen sebanyak 58 responden berperilaku baik
(52%). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Donatila (2011),
didapatkan sebagian besar siswi (95,3%) memiliki perilaku baik.
67
perilaku
yang
kurang
terhadap
personal
hygiene
68
makin
banyak
pula
pengetahuan
yang
dimilikinya.
siswi baik
69
(14,0%), dan
sebelumnya
oleh
Suryati
(2012)
tentang
perilaku
70
71
menstruasi
72
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian
ini
mempunyai
keterbatasan-keterbatasan
yang
dapat
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
73
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai hubungan
pengetahuan kesehatan reproduksi dengan perilaku personal hygiene menstruasi
di SMA Bina Bangsa Sejahtera Bogor Tahun 2014 di peroleh kesimpulansebagai
berikut :
1. Sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang sedang sebanyak 88
responden (65%). Responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak
31 responden (23%) dan berpengetahuan baik 16 responden (12%).
2. Sebagian besar responden sebanyak 113 responden (83,7%) memiliki
perilaku personal hygiene menstruasi yang sedang. Sebanyak 14 responden
(10,4%) memiliki perilaku yang kurang dan hanya 8 responden (5,9%)
memiliki perilaku yang baik.
3. Tidak ada hubungan antara umur, kelas, dan tingkat pendidikan orangtua
dengan perilaku personal hygiene menstruasi siswi.
4.
B. Saran
1. Untuk orangtua :
68
74
DAFTAR PUSTAKA
75
76
77
78
79
LAMPIRAN 1
PENGANTAR PENELITIAN
Sehubungan dengan penyusunan Skripsi yang akan saya teliti dengan judul
Hubungan Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan perilaku hygiene
menstruasi pada remaja puteri di SMA Bina Bangsa Sejahtera yang merupakan
tugas akhir dan syarat kelulusan Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Maka dari itu, saya mengharapkan kesediaan teman-teman untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan kuisoner yang diberikan. Penelitian ini tidak
akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi anda sebagai responden. Kerahasiaan
semua informasi yang diberi akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan
penelitian.
Atas perhatian dan kesediaan nya untuk berpartisipasi mengikuti penelitian
ini, saya ucapkan banyak terima kasih.
Nudiya Azimah
80
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, setelah membaca dan memahami isi
penjelasan pada lembar pertama, saya bersedia turut berpartisipasi sebagai responden
penelitian yang akan dilakukan oleh Nudiya Azimah mahasiswi fakultas kedokteran
dan kesehatan universitas Muhammadiyah jakarta program studi pendidikan dokter
dengan judul hubungan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku
hygiene menstruasi pada remaja puteri di SMA Bina Bangsa Sejahtera
Saya memahami penelitian ini tidak akan berdampak negatif terhadap saya.
Oleh karena itu saya menyatakan bersedia menjadi responden pada penelitian ini.
Demikian surat persetujuan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa paksaan
dari pihak manapun.
()
81
Nama :
Kelas :
Umur :
SOAL KUESIONER
A. PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI
Berilah tanda silang (x) pada jawaban pertanyaan sesuai dengan pengetahuan
anda tanpa melihat catatan atau bertanya pada responden lain.
1.
2.
3.
b.
Perkembangan intelektual.
c.
Menstruasi
d.
Tidak tahu
b.
c.
d.
Tidak tahu
82
4.
5.
6.
7.
b.
c.
d.
Tidak tahu
Pada alat kelamin wanita yang paling sering terkena kanker adalah?
a.
Tuba falopi
b.
Uterus
c.
Servix
d.
Tidak tahu
8.
c.
d.
Tidak tahu
b.
c.
d.
Tidak tahu
83
9.
d.
Tidak tahu
d. Tidak tahu
12. Usia berapa haid pertama kali yang normal terjadi pada remaja putri ?
c.
10 16 tahun
d.
16- 20 tahun
e.
21 23 tahun
f.
Tidak tahu
84
85
17. Setahu saudari cara mencebok yang baik setelah buang air kecil (BAK) adalah:
a. Dari belakang ke depan
b. Dari depan ke belakang
c. Disemprot hingga air masuk ke dalam vagina
d. Tidak tahu
18. Mengapa penggantian celana dalam harus dilakukan setiap hari?
a. Supaya nyaman
b. Untuk menghindari infeksi bakteri-bakteri jamur berkembang dengan
cepat
c. Supaya terhindar kanker leher rahim
d. Tidak Tahu
19. Infeksi apa yang dapat timbul apabila tidak menjaga kebersihan saat menstruasi?
a. HIV/AIDS
b. Infeksi saluran kemih
c. Gingivitis
d. Tidak tahu
20. Bahan yang cocok untuk celana dalam adalah?
a. Kaos
b. Bahan yang terbuat dari katun
c. Nilon
d. Tidak Tahu
86
No
Jawaban
S
KD
TP
KD
TP
KD
TP
3.
4.
5.
cukur khusus
Sebelum mencukur rambut kemaluan, saya terlebih dahulu
menggunakan busa sabun
Kebersihan Tubuh dan organ genitalia
6.
7.
belakang
Membersihkan kemaluan dengan sabun setelah buang air
8.
9.
10.
mandi
11. Tidak mengeringkan daerah kemaluan setelah buang air
kecil dan buang air besar
Kebersihan Pakaian Sehari-hari
87
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
menyerap banyak
Pembalut dibersihkan, dimasukan ke kantong plastik lalu
20.
dibuang
Mencuci tangan sebelum dan sesudah memakai pembalut
21.
22.
23.
KD
TP
LAMPIRAN 2
DATA PENELITIAN
PENGETAHUAN
Subjek
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
2
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
3
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
5
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
6
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
7
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
Skor Item
10 11 12
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
13
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
14
88
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
89
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
90
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
91
DATA PENELITIAN
PERILAKU
Skor Item
Subjek
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
1
2
2
2
2
1
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
1
2
2
2
2
1
2
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
0
0
2
2
1
2
0
1
0
1
2
1
1
2
1
1
2
2
2
2
1
1
1
2
2
1
1
1
2
2
1
2
2
1
2
1
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
2
1
0
2
0
0
2
0
0
1
2
2
0
2
1
1
0
0
0
0
0
0
2
0
2
1
0
0
0
0
0
0
5
0
0
0
2
0
2
0
0
0
0
2
0
0
2
0
1
1
0
0
1
0
2
0
2
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
2
0
0
0
1
6
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
1
2
2
1
2
2
2
2
2
1
2
2
2
1
2
2
2
2
2
1
1
2
2
7
2
2
2
2
1
1
1
2
2
2
2
1
2
2
0
2
1
2
2
2
2
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
0
2
2
1
1
0
1
8
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
9
2
1
2
1
1
0
0
1
1
1
1
2
1
0
2
1
2
0
2
1
2
0
1
2
2
2
0
0
1
0
2
0
0
1
2
2
0
2
0
1
1
1
10
2
2
2
0
2
2
1
1
2
1
2
1
2
2
1
1
2
1
2
1
2
2
1
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
0
2
2
1
2
2
2
11
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
12
2
2
1
1
1
2
1
2
2
1
1
2
2
2
2
1
1
2
1
0
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
1
2
1
0
2
2
0
1
2
13
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
14
1
0
1
1
1
1
0
1
2
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
2
2
0
0
1
0
1
1
1
1
1
2
1
0
0
1
1
1
15
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
92
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
2
2
2
2
2
1
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
2
2
2
1
2
1
2
1
2
2
2
2
1
2
2
1
2
2
2
1
2
1
2
2
1
2
2
2
1
2
2
1
1
2
2
2
1
2
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
2
1
0
1
1
1
1
1
2
2
1
2
0
1
1
1
1
1
1
2
1
2
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
2
2
0
0
0
0
0
0
2
2
0
2
2
2
2
0
0
0
0
0
2
2
0
1
0
2
1
0
0
2
2
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
2
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
2
1
2
1
0
0
1
0
0
2
2
1
0
0
2
1
0
0
2
2
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
1
0
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
0
1
2
1
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
1
1
2
2
0
2
2
2
2
2
2
1
2
2
1
2
2
2
2
1
1
1
2
2
2
2
2
0
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
0
1
0
0
2
2
2
1
0
0
0
2
1
2
0
1
1
1
0
0
1
2
0
1
0
2
1
1
1
2
1
1
2
1
1
2
2
2
1
1
0
1
1
2
1
0
2
2
2
1
2
1
2
2
2
0
2
2
2
2
0
2
2
1
2
0
1
2
2
1
2
2
2
2
1
0
1
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
2
2
2
1
2
1
2
2
1
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
2
1
2
2
2
1
2
1
1
1
1
1
2
1
2
2
1
1
1
2
0
2
2
0
1
2
2
2
2
2
1
0
0
0
2
2
0
1
2
1
2
1
1
2
1
0
0
2
1
1
1
2
0
1
2
2
2
2
2
2
2
0
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
0
2
1
1
1
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
1
2
2
2
1
0
0
1
1
2
1
0
0
1
2
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
2
2
2
0
0
2
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
2
0
2
1
0
2
2
2
2
2
2
1
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
0
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
1
2
2
1
2
2
2
0
2
2
2
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
1
1
2
1
1
1
2
2
1
1
1
2
1
2
1
2
1
1
2
2
1
2
2
2
1
2
2
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
2
2
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
2
0
1
0
0
2
1
0
1
0
2
0
0
2
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
2
0
0
2
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
2
0
1
0
0
2
0
0
1
0
2
0
0
2
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
2
0
0
2
0
0
0
0
1
1
0
2
1
2
1
2
2
2
2
2
1
2
2
2
1
1
2
2
1
2
2
1
2
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
1
2
2
2
1
2
2
1
2
2
2
1
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
2
1
2
1
0
2
0
2
1
1
0
2
1
1
0
0
1
0
1
0
2
0
2
2
0
1
0
2
1
2
1
1
0
1
2
1
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
2
2
2
1
2
2
2
1
2
2
1
2
2
1
1
1
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
LAMPIRAN 3
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Nudiya Azimah
2
1
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
1
1
1
2
1
1
1
1
2
1
1
1
2
1
2
1
2
1
1
2
2
1
1
2
1
1
2
2
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
2
0
0
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
2
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
2
1
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
94
Agama
: Islam
Kewarganegaraan
: Indonesia
Alamat
: Nudiyaazimah@gmail.com
Riwayat Pendidikan
1996-1998
1998-2004
2004-2005
2005-2007
2007-2010
2010- Sekarang
LAMPIRAN 4
Hasil analisis data (Uji Univariat dan Uji Bivariat)
Descriptive Statistics
Mean
Std. Deviation
95
Perilaku
pengetahuan
27.9778
14.9407
3.15866
2.05798
135
135
Correlations
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Perilaku
1.000
.249
.
.002
135
135
Perilaku
Pengetahuan
Perilaku
Pengetahuan
Perilaku
Pengetahuan
Pengetahuan
.249
1.000
.002
.
135
135
Variables Entered/Removeda
Model
Variables Entered
1
pengetahuanb
a. Dependent Variable: perilaku
b. All requested variables entered.
Variables Removed
Method
. Enter
Model Summary
Mo
del
1
R
Std. Error
Squar Adjusted R
of the
e
Square
Estimate
R
.
249
.062
.055
Change Statistics
F
R Square Chan df
Sig. F
Change
ge
1 df2 Change
3.07072
.062 8.785
13
3
.004
ANOVAa
Model
1
Regression
Residual
Sum of
Squares
82.837
1254.097
Df
Mean Square
1
82.837
133
9.429
F
8.785
Sig.
.004b
96
Total
1336.933
a. Dependent Variable: perilaku
b. Predictors: (Constant), pengetahuan
134
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
22.270
1.944
Pengetahuan
.382
.129
.249
a. Dependent Variable: perilaku
t
11.456
2.964
Sig.
.000
.004
97
LAMPIRAN TABEL
Tabel 4.3
Model Summary (Nilai R dan R2)
Model
,249
R Square
Adjusted R Square
,062
,055
Tabel 4.4
Statistik Uji F (Anova)b
Model
Sum of
Squares
df
Mean Square
1
Regression
82,837
1
82,837
Residual
1254,097
133
9,429
Total
1336,933
134
a. Predictors: (Constant), Pengetahuan
b. Dependent Variable: Perilaku
Tabel 4.5
Coefficients Regresia
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
22,270
1,944
Pengetahuan
,382
,129
,249
a. Dependent Variable: Prilaku
Estimate
3,07072
F
8,785
Sig.
,004a
T
11,456
2,964
Sig.
,000
,004
Descriptives
Descriptive Statistics
N
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
98
Perilaku
Pengetahuan
Valid N (listwise)
135
135
19.00
9.00
35.00
19.00
27.9778
14.9407
3.15866
2.05798
135
Tabel 4.6.1
Chi-Square Tests umur perilaku
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Value
5.897a
6.279
2
2
.016
df
5.839
135
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.26.
Table 4.7.1
Chi-Square Tests kelas perilaku
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
Value
3.851a
4.386
1.936
2
2
.164
df
N of Valid Cases
135
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
3.67.
Table 4.8.1
Chi-Square Tests pendidikan orangtua perilaku
Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
a
Pearson Chi-Square
3.034
4
.552
Likelihood Ratio
3.308
4
.508
Linear-by-Linear Association
1.289
1
.256
N of Valid Cases
135
a. 5 cells (55.6%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
1.90.
Table 4.9.1
Chi-Square Tests pengetahuan kesehatan reproduksi perilaku
99
Value
df
a
Pearson Chi-Square
14.838
4
Likelihood Ratio
14.811
4
Linear-by-Linear Association
6.556
1
N of Valid Cases
135
a. 4 cells (44.4%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is .83.