I MMUNISASI
I MMUNISASI
-tuberculosis (B.C.G)
-D.P.T
-Poliomyelitis
-Campak
-Hepatitis B
Immunisasi anjuran
- M.M.R
- Hib
- Demam tifoid
- Hepatitis A
Tujuan Immunisasi
Supaya
Immunisasi
Aktif
Misalnya:
Kolera
Tifus abdominalis
Paratifus (kotipa)
Pertusis
Polio salk
Toksoid
Yang dipakai ialah toksin yang telah diolah
dengan formal dan kemudian diabsorpsi
dengan alumunium agar dapat merupakan
depot dijaringan tubuh ,
dan pengeluaran dari depot berlangsung sedikit
demi sedikit dalam jangka waktu lama.
Immunisasi
Pasif
Uji Mata
Diteteskan 1 tetes cairan serum pada mata, tunggu 15
menit, Dinyatakan positif bila mata menjadi bengkak
dan merah.
Penyakit
2.
Tetanus
3.
Pemberian
Demikian
- dalam pengobatan
sitostatika
- defisiensi immun
- dalam pengobatan
corticosteroid
- Vaksin pertusis tidak boleh diberikan pada pasien
kejang
-Vaksin rubella tidak boleh diberikan pada kehamilan.
Sedangkan keadaan batuk pilek, demam subfebril,
diare ringan bukan merupakan kontra indikasi
pemberian immunisasi
kemerahan
pembengkakan
rasa nyeri ditempat suntikan
nyeri kepala dan demam ringan yang berlangsung 1
2 hari
diare pada pemberian vaksin polio
demam tinggi pada pemberian vaksin pertusis.
nyeri sendi pada immunisasi rubella pada remaja.
Effek
Jenis
jenis Immunisasi
1. Polio :yang dipakai ialah
-vaksin Salk (killed, suntikan)
-vaksin Sabin (attenuated, oral)
2.
Tuberculosis
3.Immunisasi
kombinasi
4. CAMPAK
Diberikan pada usia 9 12 bulan
cukup 1 dosis 0,5 ml secara subcutan
.
5. TETANUS
Untuk immunisasi dipakai alum
precipitated formal toxoid disuntik
subcutan.