Trauma (-)
Infeksi (-)
Kejang (-)
NAPZA (+), merokok 1 bungkus per hari
normal
lainnya.
3. Riwayat masa kanak pertengahan (4-11 tahun)
Pasien masuk ke Sekolah Dasar (SD) dan menyelesaikan sampai selesai.
Prestasi di sekolah biasa-biasa saja.
4. Riwayat masa remaja (12-18 tahun)
Pasien tidak melanjutkan pendidikannya karena pasien lebih memilih untuk
5.
a.
b.
c.
bekerja.
Riwayat masa dewasa
Riwayat Pekerjaan
Pasien sehari-harinya bekerja sebagai petani.
Riwayat Pernikahan
Pasien belum menikah
Riwayat kehidupan sosial
Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan orang-orang
dilingkungan sekitarnya.
E. Riwayat Kehidupan Keluarga
Pasien merupakan anak ke 3 dari 5 bersaudara (,,,,,).
Hubungan pasien dengan seluruh anggota keluarga baik.
Riwayat anggota keluarga dengan kelainan jiwa yang sama tidak
ada.
F. Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien tinggal bersama orangtua dan saudaranya.
G. Persepsi pasien tentang dirinya dan kehidupannya
Pasien tidak mengakui bahwa dirinya sakit dan harus berobat.
III.
PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGI
A. Status Internus :
Keadaan Umum : Baik
Tanda Vital
:
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 92x/menit
Pernapasan
: 20x/menit
Suhu
: 36,50c
B. Status Neurologis :
Composmentis
GCS
: 15 (E4M6V5)
Rangsang Menings
: Kaku kuduk (-), Kernig sign (-/-)
Nn. Cranialis
: Pupil bulat (isokor) ukuran 2,5 mm/2,5 mm
ODS, reflex cahaya langsung (+/+), reflex
Motorik dan sensorik
Refleks Patologis
IV.
: (-)
C.
D.
bisa
membaca
pikiran
orang-orang
yang
ada
disekitarnya.
Perubahan perilaku dialami sejak 2 tahun yang lalu, awalnya
pasien tiba-tiba menjadi pendiam, sulit tidur, dan sering mengurung
diri dikamar, kemudian 1 bulan kemudian pasien menjadi sering
berbicara sendiri dan marah-marah bila mendengarkan musik.
Keluarga pasien mengaku tidak mengetahui penyebab dari perubahan
prilaku pasien. Sebelum sakit pasien dikenal sebagai pribadi yang
mudah bergaul dan banyak teman. Riwayat di rawat di RSKD pertama
Pada
pasien
diperoleh
adanya
halusinasi
auditorik
yang
3. Sosioterapi
:
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang terdekat
pasien tentang gangguan yang dialami oleh pasien, sehingga tercipta
dukungan moril dan lingkungan yang kondusif sehingga membantu
proses penyembuhan pasien.
IX.
PROGNOSIS
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prognosis pasien
A. Faktor pendukung
:
Dukungan dari keluarga baik
Tidak ada riwayat penyakit yang sama dalam keluarga
Gejala Positif
B. Faktor penghambat
:
Pasien tidak minum obat teratur
Pasien merasa dirinya tidak sakit
Stressor tidak jelas
Onset sakit sudah 2 tahun (pertama kali sakit saat umur 29
tahun).
Prognosis
X.
: Dubia et malam
FOLLOW UP
Memantau keadaan dan perkembangan pasien dan menilai efektivitas dari
pengobatan serta kemungkinan terjadinya efek samping dari farmakoterapi
yang diberikan.
XI.
DISKUSI
Skizofrenia adalah suatu sindrom klinis yang beragam dan
berubah-ubah dan sangat
mengganggu,
sebuah kumpulan
gejala
Gangguan
skizofrenia
umumnya
ditandai
oleh
adanya
penyimpangan dari pikiran dan persepsi yang mendasar dan khas , dan
adanya efek yang tidak wajar dan tumpul. Kesadaran yang jernih dan
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas
a. Thought (echo, insertion/withdrawal, atau broadcasting)
b. Delusion (of control, of influence, of passivity, atau perception)
c. Halusinasi Auditorik: Suara halusinasi yang berkomentar secara
terus menerus terhadap prilaku pasien.
d. Waham menetap jenis lainnya yang dianggap mustahil dan tidak
wajar
Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada
secara jelas:
a. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja
b. Arus pikiran yang terputus
c. Perilaku katatonik
d. Gejala-gejala negative seperti apatis, bicara yang jarang dan respon
skizofrenia
paranoid,
hebefrenik,
katatonik,
residual
dan
sebagainya.
Pada pasien skizofrenia paranoid, selain temuan skizofrenia pada
umumnya, sebagai tambahan didapatkan:
-
adalah obat antipsikotik. Obat ini umunya diberikan pada pasien dengan
sindrom psikosis (hendaya berat dalam menilai realitas, fungsi-fungsi
mental, dan perilaku sehari-hari). Obat anti psikosis dibagi dalam dua
golongan besar yaitu antipsikosis tipikal dan atipikal. Keduanya memiliki
mekanisme kerja menghabat reseptor dopamin (reseptor D2) hanya saja
pada obat atipikal juga berafinitas terhadap reseptor serotonin. Obat tipikal
lebih sering digunakan (first choice) dalam mengobati gejala psikotik
karena harga yang lebih murah.
Obat psikotik tipikal terbagi dalam 3 golongan yaitu :
Golongan
1 Phenothiazine
Rantai Alipfatik
Rantai Piperazine
Perphenazine (Trilafon)
Trifluoperazine (Stelazine)
Rantai Piperidine
2 Butyrophenone
3 Diphenyl butylpiperidine
Thioridazine (Melleril)
Haloperidol (Haldol, Serenace, dll)
Pimozide (Orap)
10
: Assalamualaikum pak.
: Walaikumsalam.
DM
DM
: Siapa namata?
:S
DM
: 31 tahun,
DM
: Dimanaki tinggal?
: Cinnong, Bone
DM
DM
: Berkebun
DM
: Dikira Mengamukka padahal tidak , Saya kasih pecahji kaca mobil yang
lewat depan rumahku
DM
DM
: Iye dok, karna saya keturunan raja bone dan harus di hargai.
DM
: Iye ada dok, biasa ada orang suruhka mengamuk, tapi ndak mauka di
perintah-perintah. Banyak sekali juga komentarnya sama saya.
DM
: Perempuan dan laki-laki, tidak saya tau dok dia suruh jika mengamuk
DM
: Kalo liat orang ndak pernah ki merasa kalo ada yang ceritaiki?
DM
DM
DM
DM
: Pak, kalau ada dompet tercecer di jalan trus kita dapat, terus di dalam
dompet ada uang sama kartu atm, ada juga KTP kita apa ii itu dompet
DM
topi
P
: Iye dok
DM
: Pencuri dok,
DM
DM
DM
: 93 dok
DM
: 93-7 pak?
: 86
DM
: kalau 86-7?
: 79 dok
DM
13