Anda di halaman 1dari 29

TUGAS

ENDAPAN MINERAL
MINERAL NON LOGAM DAN KEGUNAANNYA DALAM
INDUSTRI

Disusun Oleh:
Fandy Fahreza
21100113120023

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
APRIL 2015

Tugas Endapan Mineral


1. Fluospar
Merupakan mineral yang tersusun atas kalsium florida CaF2, yang
termasuk dalam mineral halida. Memiliki kristal isometris.
Biasanya digunakan sebagai
- untuk pembuatan lensa-lensa guna menghindari adanya aberasi sferis dan
aberasi chromatis (spherical and chromatical aberation).
- untuk alat optic terutama untuk pembuatan prisma prisma bagi
spektograf karena memerlukan bahan yang dapat meneruskan sinar ultra
violet dan infra merah.

Gambar Fluospar
2. Grafit
Grafit umumnya berwarna hitam hingga abu-abu tembaga, kekerasan
1 2 (skala Mohs), berat jenis 2,1 2,3, tidak berbau dan tidak beracun,
serta tidak mudah larut, kecuali dalam asam hidroflorik atau aqua regia
mendidih. Proses dekomposisi berlangsung lambat pada suhu 6000C dan
dalam kondisi oksida atau pada suhu 3.5000C bila kondisi bukan oksida.
Grafit adalah mineral yang dapat berasal dari batuan beku, sedimen,
dan metamorf. Secara kimia, grafit sama dengan intan karena keduanya
berkomposisi karbon, yang membedakannya adalah sifat fisik. Intan
dikenal sangat keras, langka, dan transparan, sedangkan grafit agak lunak,
mudah ditemukan, dan opak.
Menurut Kuzvart (1984) grafit dapat terjadi secara proses magnetik
awal, kontak magmatik, hidrotermal, metamorfogenik, dan residual.
Belum ditemukan daerah yang berpotensi di Indonesia. Sampai saat
ini Indonesia masih megimpor grafit.

3. Gambar Grafit
4. Fireclay
Fire clay adalah mineral yang terdiri dari mineral kaolinit yang bentuk
kristalnya tidak sempurna, dengan mengandung sedikit mika atau ilit,
kuarsa, dan mineral lempung yang bersifat lunak dan tidak mempunyai
perlapisan. Lempung tersebut mempunyai nilai PCE >19, sehingga tahan
terhadap suhu tinggi (>15000 C) tanpa adanya pembentukan masa gelas.
Fireclay terbentuk karena soil yang tertimbun oleh sedimen lain di daratan
atau cekungan lakustrin ataupun delta yang umumnya mengandung
batubara.
Penggunaan fire clay terutama untuk refraktori, isolator, dll.
Potensi fireclay terdapat di Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan.

Gambar Fireclay
5. Kaolin

Kaolin merupakan masa batuan yang tersusun dari material lempung


dengan kandungan besi yang rendah, dan umumnya berwarna putih atau
agak keputihan. Kaolin mempunyai komposisi hidrous alumunium silikat
(2H2O.Al2O3.2SiO2), dengan disertai mineral penyerta.
Proses pembentukan kaolin (kaolinisasi) dapat terjadi melalui proses
pelapukan dan proses hidrotermal alterasi pada batuan beku felspartik.
Endapan kaolin ada dua macam, yaitu: endapan residual dan sedimentasi.
Mineral yang termasuk dalam kelompok kaolin adalah kaolinit, nakrit,
dikrit, dan halloysit (Al2(OH)4SiO5.2H2O), yang mempunyai kandungan
air lebih besar dan umumnya membentuk endapan tersendiri.
Sifat-sifat mineral kaolin antara lain, yaitu: kekerasan 2 2,5, berat
jenis 2,6 2,63, plastis, mempunyai daya hantar panas dan listrik yang
rendah, serta pH bervariasi. Potensi dan cadangan kaolin yang besar di
Indonesia terdapat di Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Pulau
Bangka dan Belitung, serta potensi lainnya tersebar di Pulau Sumatera,
Pulau Jawa, dan Sulawesi Utara.

Gambar Kaolin
6. Pasir Kuarsa
Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika
(SiO2) dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses
pengendapan. Pasir kuarsa juga dikenal dengan nama pasir putih
merupakan hasil pelapukan batuan yang mengandung mineral utama,
seperti kuarsa dan feldspar. Hasil pelapukan kemudian tercuci dan terbawa
oleh air atau angin yang terendapkan di tepi-tepi sungai, danau atau laut.
Pasir kuarsa mempunyai komposisi gabungan dari SiO2, Fe2O3,
Al2O3, TiO2, CaO, MgO, dan K2O, berwarna putih bening atau warna

lain bergantung pada senyawa pengotornya, kekerasan 7 (skala Mohs),


berat jenis 2,65, titik lebur 17150C, bentuk kristal hexagonal, panas
sfesifik 0,185, dan konduktivitas panas 12 1000C.
Dalam kegiatan industri, penggunaan pasir kuarsa sudah berkembang
meluas, baik langsung sebagai bahan baku utama maupun bahan ikutan.
Sebagai bahan baku utama, misalnya digunakan dalam industri gelas kaca,
semen, tegel, mosaik keramik, bahan baku fero silikon, silikon carbide
bahan abrasit (ampelas dan sand blasting). Sedangkan sebagai bahan
ikutan, misal dalam industri cor, industri perminyakan dan pertambangan,
bata tahan api (refraktori), dan lain sebagainya.
Cadangan pasir kuarsa terbesar terdapat di Sumatera Barat, potensi
lain terdapat di Kalimantan Barat, Jawa Barat, Sumatera Selatan,
Kalimantan Selatan, dan Pulau Bangka dan Belitung.

Gambar Pasir Kuarsa


7. Kristal Kuarsa
Kuarsa (silicon dioxide atau SiO2) adalah mineral tunggal utama di
bumi. Terdiri dari banyak warna dan bentuk, tetapi selalu mempunyai
sebuah kilap kaca dan mempunyai kekerasan 7. Kuarsa juga dapat
berwarna coklat, hitam ataupun ungu (amethyst), jarang terdapat berwarna
hijau dan warna warna lainnya tergantung dari campuran yang terkandung
di dalamnya. Apabila kita telah terbiasa dengan mineral kuarsa ini maka
akan mudah sekali untuk mengenalinya dalam bentuk yang bermacammacam.
Biasanya digunakan sebagai
- dalam bentuk komparator bagi perlengkapan mikroskop polarisasi.
- untuk perlengkapan di radio mengingat sifat piezoelektrisitetnya.
- untuk pembuatan lampu.

Gambar Kuarsa
8. Diatomit
Diatomit atau tanah diatomea adalah suatu batuan sedimen silika,
yang secara geologi terbentuk dari akumulasi dan pengendapan kulit atau
kerangka diatomea (fosil tumbuhan air atau binatang kersik atau ganggang
bersel tunggal) dan terendapkan di danau atau non marin. Diatomea
berasosiasi dengan elemen pengotor dan bervariasi, baik jenis maupun
jumlahnya. Elemen pengotor diatomea tersebut yaitu abu vulkanik, larutan
garam, lempung, senyawa karbonat, pasir silica, dan unsur organik
lainnya.
Diatomit mempunyai sifat porous, permeabel, ringan, mudah pecah,
dan abrasif, densitas ruah 0,5 1 ton/m3, berat jenis, 2 2,3, porositas <
90%, dan kandungan cangbangl 1,7 30 juta/cm3, dengan ukuran 0,001
0,4 mm. Sebagian diatomit berwarna putih atau abu-abu, akan tetapi ada
juga yang berwarna kuning, coklat, merah muda, hitam, dan hijau, yang
tergantung dari unsur pengotornya. Secara kimia, komposisi utama
diatomit adalah silika, tetapi ada unsure lainnya seperti alumina, besi
oksida, magnesium, sodium, potassium oksida, titanium oksida, fosfat, dan
kalsium oksida.
Potensi endapan diatomea di Indonesia tersebar di berbagai tempat,
antara lain di Sumatera Utara, Pulau Jawa, dan Maluku Utara.

Gambar Diatomit
9. Diaspor
Memiliki rumus kimia AIO(OH) dengan sisten kristal orthorombik,
pada alterasi sendiri merupakan produk dari corundum dan ditemukan
granular dalam batu gamping dan batuan kristalin lainnya. umumnya
digunakan sebagai sumber aluminium.

Gambar Diaspore
10. Korundum
Korundum yang terbaik dikenal untuk varietas permata nya, Ruby dan
Sapphire. Ruby dan Sapphire secara ilmiah mineral yang sama tetapi
hanya berbeda warna. Ruby adalah varietas merah, dan Sapphire adalah
varietas yang meliputi semua warna lain, meskipun warna yang paling
populer dan terhormat Sapphire biru. Sapphire juga hanya digunakan

untuk menggambarkan berbagai permata, jika tidak maka hanya disebut


Korundum.
Korundum adalah mineral yang sangat keras, tangguh, dan stabil.
Untuk semua tujuan praktis, itu adalah mineral yang paling sulit setelah
Diamond, sehingga mineral yang paling sulit kedua. Hal ini juga
dipengaruhi oleh asam dan lingkungan yang paling. Korundum coklat
tembus dan Emery adalah bentuk paling umum dari Korundum. Ini adalah
bentuk cukup umum, dan karena kekerasan besar mereka dan prevalensi
adalah abrasive paling menguntungkan. Istilah industri "ampelas"
menggambarkan abrasive Korundum berasal dari berbagai Emery yang
ditambang khusus untuk penggunaannya sebagai abrasif. Erosi dapat
menyebabkan Emery runtuh dan membentuk pasir, yang dapat disebut
"pasir hitam".
Korundum mudah disintesis, dan abrasive Korundum banyak yang
sintetis. Permata sintetis juga mudah dibuat dengan menambahkan jejak
warna tertentu memproduksi unsur-unsur untuk solusi Korundum, dan
membiarkan larutan memadat menjadi sebuah Boule, atau sintetis, belum
diproses "mineral" dengan bentuk tertentu. Proses ini disebut proses
Verneuil.
Ruby dan batu permata Sapphire mungkin memiliki warna artifisial
ditingkatkan atau diperdalam melalui perlakuan panas bila digunakan
sebagai permata. Beberapa batu biru gelap dari daerah tertentu juga dapat
dibuat warna biru cerah yang diinginkan.

Gambar Korundum

11. Silimanit
Silimanit bisa juga disebut Bucholzite merupakan suatu polimorf
dengan dua mineral yang lain yakni kianit dan andalusit yang berasal dari
golongan yang sama yakni golongan silikatan. Suatu polimorf adalah
dimana mineral-mineral tersebut memiliki ikatan kimia yang sama satu
sama lain, yang membedakan ketiganya yakni struktur hablur atau biasa
disebut sistem kristal yang dimiliki masing-masing mineral. Variasi yang
unik dari silimanit disebut " fibrolite ". Mineral Silimanit termasuk
kedalam pelitic rocks ( yakni batu yang mengandung unsur Si, Al,
Fe,Mg,K, Ca,Na ).
Mineral silimanit umumnya berbentuk prismatik pendek, kompak atau
bisa juga ditemukan dalam bentuk granular. Silimanit biasanya ditemukan
dengan bentuk massif yang berserat (benang benang, contoh : asbestos ).
Mineral silimanit merupakan mineral hasil ubahan atau biasa disebut
sebagai mineral alterasi yang dapat terbentuk oleh adanya proses
metamorfisme dari suatu batuan. Silimanit umum digunakan sebagai
mineral indeks pada batuan metamorf. Dan pada umumnya juga banyak
terdapat pada batuan metamorf yang jenisnya gneis dan sekis dan juga
terdapat pada batuan pegmatit.
Pada umumnya digunakan di dalam manufaktur sebagai bahan
porselin untuk refraktori. dari busi dll, sebagai suatu batu-permata dan
sebagai spesimen-spesimen mineral.

Gambar Silimanit
12. Kianit

Kianit merupakan salah satu mineral silikat yang termasuk dalam


kelas nesosillicates. Kianit adalah sebuah polymorph dari silimanit dan
andalusit.
Kianit ini memiliki keunikan pada kekerasannya yang bisa berbeda
antar spesimennya. Hal inilah yang dapat dijadikan sebagai salah satu
aspek dalam pengidentifikasiannya di lapangan. Kianit ini sering
ditemukan pada batuan metamorf, kianit ini terbentuk oleh pengaruh
dominan dari tekanan yang asngat besar, dan biasa ditemukan pada batuan
yang mengalami deformasi yang kuat. Kianit ini termasuk mineral yang
memiliki derajat meramorfosa yang tinggi.
Banyak digunakan untuk pembuatan porselin yang tahan suhu tinggi,
seperti untuk pembuatan busi, untuk kepentingan laboratorium dan lainlain.

Gambar Kyanit
13. Andalusit
Andalusit adalah suatu polimorf dengan dua mineral yang lain; kianit
dan silimanit. Suatu polimorf adalah suatu mineral bahwa ilmu kimia yang
sama hanya suatu struktur hablur yang berbeda dengan yang lain, atau
yang lain, mineral. Suatu variasi yang unik dari andalusit disebut
"chiastolite". Itu berisi tanah liat coklat atau hitam dan/atau material yang
inclusioned mengandung zatarang di dalam kristal. Pemasukan-pemasukan
ini diatur di dalam bentuk-bentuk simetris yang reguler. Biasanya mereka
adalah dalam wujud suatu salib atau X.
banyak digunakan untuk pembuatan porselin yang tahan suhu tinggi,
seperti untuk pembuatan busi, untuk kepentingan laboratorium dan lainlain.

Gambar Andalusite
14. Magnesit
Magnesium merupakan logam yang teringan, dengan berat jenisnya
1,74, cukup kuat dan dalam bentuk alloy, tahan terhadap korosi di udara
tetapi tidak tahan terhadap air laut, serta mudah terbakar. Jumlah mineral
yang mengandung magnesium tercatat sebanyak 244 buah. Magnesit dapat
ditemukan dalam mineral sekunder dan biasanya berasosiasi dengan
batuan sedimen atau batuan metamorfik, berasal dari endapan marin,
kecuali brukit. Magnesit ditemukan didalam batuan serpentin. Mineralmineral lain yang sering ditemukan bersama magnesium adalah talk,
limonit, opal, dan kalsit.
Magnesit umumnya jarang ditemukan dalam bentuk mineral, tetapi
secara utuh terdapat pada larutan padat siderit (FeCO3) bersama-sama Mn
dan Ca yang dapat menggantikan unsur Mg.
Magenesit sering digunakan untuk bahan refraktori, industri semen
sorel, bahan isolasi, pertanian, peternakan, industri karet, dll.
Mineral magnesit keterdapatannya berasosiasi dengan batuan ubahan,
sehingga cadangan magnesit akan mengikuti pola cadangan bahan ubahan
tersebut. Batuan atau mineral yang mengandung mangnesit adalah dolomit
(Ca Mg(CO3)2, magnesit zedin (Mg CO3), epsonil (Mg So4) 7 H2O, dan
brukit (Mg (OH) 2.
Batuan dan mineral tersebut dapat ditemukan di DI. Aceh, Sumatera
Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah , Jawa Timur, Sulawesi Tengah,
Maluku, Irian Jaya.

Gambar Magnesit
15. Dolomit
Dolomit termasuk rumpun mineral karbonat, mineral dolomit murni
secara teoritis mengandung 45,6% MgCO3 atau 21,9% MgO dan 54,3%
CaCO3 atau 30,4% CaO. Rumus kimia mineral dolomit dapat ditulis
meliputi CaCO3.MgCO3, CaMg(CO3)2 atau CaxMg1-xCO3, dengan nilai
x lebih kecil dari satu. Dolomit di alam jarang yang murni, karena
umumnya mineral ini selalu terdapat bersama-sama dengan batu gamping,
kwarsa, rijang, pirit dan lempung. Dalam mineral dolomit terdapat juga
pengotor, terutama ion besi.
Dolomit berwarna putih keabu-abuan atau kebiru-biruan dengan
kekerasan lebih lunak dari batugamping, yaitu berkisar antara 3,50 - 4,00,
bersifat pejal, berat jenis antara 2,80 - 2,90, berbutir halus hingga kasar
dan mempunyai sifat mudah menyerap air serta mudah dihancurkan.
Klasifikasi dolomit dalam perdagangan mineral industri didasarkan atas
kandungan unsur magnesium, Mg (kimia), mineral dolomit (mineralogi)
dan unsur kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Kandungan unsur
magnesium

ini

menentukan

nama

dolomit

tersebut.

Misalnya,

batugamping mengandung 10 % MgCO3 disebut batugamping


dolomitan, sedangkan bila mengandung 19 % MgCO3 disebut dolomit
Penggunaan dolomit dalam industri tidak seluas penggunaan
batugamping dan magnesit. Kadang-kadang penggunaan dolomit ini
sejalan atau sama dengan penggunaan batugamping atau magnesit untuk

suatu industri tertentu. Akan tetapi, biasanya dolomit lebih disukai karena
banyak terdapat di alam.
Madiapoera, T (1990) menyatakan bahwa penyebaran dolomit yang
cukup besar terdapat di Propinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur dan Madura dan Papua. Di beberapa daerah
sebenarnya terdapat juga potensi dolomit, namun jumlahnya relatif jauh
lebih kecil dan hanya berupa lensa-lensa pada endapan batugamping.

Gambar Dolomit
16. Spinel
Memiliki rumus kimia MgAl2O4 Merupakan mineral metamorf yang
ditemukan di batugamping dan dolomit marmer dan memiliki silika yang
rendah dan alkali batuan beku
Umumnya spinnel digunakan sebagai perhiasan. Spinel banyak
ditemukan di Negara Sri Lanka, Myanmar, Madagaskar, Pakistan, Brazil,
Australia, Swedia , Turki, Rusia, Tanzania, Afghanistan, Birma, Thailand
dan Amerika Serikat.

Gambar Batu Spinel

17. Zirkon
Zirkon adalah mineral milik kelompok nesosilicates . Nama kimianya
adalah zirkonium silikat dan rumus kimia yang sesuai adalah Zr Si O.
Sebuah rumus empiris umum menunjukkan beberapa dari berbagai
substitusi adalah zirkon (Zr 1-y, REE y) (SiO 4) 1-x (OH) 4x-y. Zirkon
dalam bentuk silikat mencair dengan unsur-unsur yang tidak kompatibel
terkonsentrasi dan menerima kekuatan tinggi bidang elemen ke dalam
strukturnya. Sebagai contoh, hafnium hampir selalu hadir dalam jumlah
berkisar antara 1 sampai 4%. Struktur kristal zirkon adalah tetragonal
sistem kristal . Warna alami dari zirkon bervariasi antara berwarna hijau,
kuning-keemasan, merah, coklat, biru, dan spesimen tak berwarna yang
menunjukkan kualitas permata adalah pengganti populer untuk berlian ;
spesimen ini juga dikenal sebagai "berlian Matura".
Zircon terbentuk sebagai mineral ikutan (accessory mineral) pada
baatuan yang terutama mengandung Na-feldpar, seperti bataun beku asam
(granit dan syenit) dan bataun metamorf (gneiss dan skiss). Secara
ekonomis, zircon ditemukan dalam bentuk butiran (ukuran pasir), baik
yang terdapat pada sedimen sungai maupun sedimen pantai. Pada
umumnya zircon terkosentrasi bersama-sama mineral titanium (rutil dan
ilmenit), monazite dan mineral berat lainnya.
Penggunaan zircon sangat bervariasi, baik sebagai mineral industri
(non-logam), maupun mineral logam (Gambar 3). Pasaran zircon dunia
sebagian besar digunakan sebagai mineral industri, yaitu untuk pasir cetak
(foundri), bata tahan api (refraktor), keramik dan gelas, kimia zirconium,
dan lain-lain

Gambar Zirkon
18. Bentonit
Bentonit

adalah

istilah

pada

lempung

yang

mengandung

monmorillonit dalam dunia perdagangan dan termasuk kelompok


dioktohedral. Penamaan jenis lempung tergantung dari penemu atau
peneliti, misal ahli geologi, mineralogi, mineral industri dan lain-lain.
Bentonit dapat dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan kandungan alumunium silikat hydrous, yaitu activated clay dan fuller's Earth. Activated
clay adalah lempung yang kurang memiliki daya pemucat, tetapi daya
pemucatnya dapat ditingkatkan melalui pengolahan tertentu. Sementara
itu, fuller's earth digunakan di dalam fulling atau pembersih bahan wool
dari lemak.
Sedangkan berdasarkan tipenya, bentonit dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Tipe Wyoming (Na-bentonit Swelling bentonite)
Na bentonit memiliki daya mengembang hingga delapan kali apabila
dicelupkan ke dalam air, dan tetap terdispersi beberapa waktu di dalam air.
Dalam keadaan kering berwarna putih atau cream, pada keadaan basah dan
terkena sinar matahari akan berwarna mengkilap. Perbandingan soda dan
kapur tinggi, suspensi koloidal mempunyai pH: 8,5-9,8, tidak dapat
diaktifkan, posisi pertukaran diduduki oleh ion-ion sodium (Na+).
b. Mg, (Ca-bentonit non swelling bentonite)
Tipe bentonit ini kurang mengembang apabila dicelupkan ke dalam
air, dan tetap terdispersi di dalam air, tetapi secara alami atau setelah
diaktifkan mempunyai sifat menghisap yang baik. Perbandingan

kandungan Na dan Ca rendah, suspensi koloidal memiliki pH: 4-7. Posisi


pertukaran ion lebih banyak diduduki oleh ion-ion kalsium dan
magnesium. Dalam keadaan kering bersifat rapid slaking, berwarna abuabu, biru, kuning, merah dan coklat. Penggunaan bentonit dalam proses
pemurnian minyak goreng perlu aktivasi terlebih dahulu.
Na-bentonit dimanfaatkan sebagai bahan perekat, pengisi (filler),
lumpur bor, sesuai sifatnya mampu membentuk suspensi kental setelah
bercampur dengan air. Sedangkan Ca-bentonit banyak dipakai sebagai
bahan penyerap.
Untuk lumpur pemboran, bentonit bersaing dengan jenis lempung lain,
yaitu atapulgit, sepiolit dan lempung lain yang telah diaktifkan.
Dengan penambahan zat kimia pada kondisi tertentu, Ca-bentonit
dapat dimanfaatkan sebagai bahan lumpur bor setelah melalui pertukaran
ion, sehingga terjadi perubahan menjadi Na-bentonit dan diharapkan
terjadi peningkatan sifat reologi dari suspensi mineral tersebut Agar
mencapai persyaratan sebagai bahan lumpur sesuai dengan spesifikasi
standar, perlu ada penambahan polimer. Hal itu dapat dilakukan melalui
aktivasi bentonit untuk bahan lumpur bor.

Gambar Bentonit
19. Batufosfat
Fosfat adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen
dengan kandungan fosfor ekonomis. Biasanya, kandungan fosfor
dinyatakan sebagai bone phosphate of lime (BPL) atau triphosphate of
lime (TPL), atau berdasarkan kandungan P2O5.
Fosfat apatit termasuk fosfat primer karena gugusan oksida fosfatnya
terdapat dalam mineral apatit (Ca10(PO4)6.F2) yang terbentuk selama
proses pembekuan magma. Kadang kadang, endapan fosfat berasosiasi

dengan batuan beku alkali kompleks, terutama karbonit kompleks dan


sienit.
Fosfat komersil dari mineral apatit adalah kalsium fluo-fosfat dan
kloro-fosfat dan sebagian kecil wavellite, (fosfat aluminium hidros).
Sumber lain dalam jumlah sedikit berasal dari jenis slag, guano, crandallite
[ CaAl 3 (PO4) 2 (OH) 5. H2O], dan millisite (Na,K) .CaAl6 (PO4) 4
(OH) 9.3 H2O. Sifat yang dimiliki adalah warna putih atau putih
kehijauan, hijau, berat jenis 2,81-3,23, dan kekerasan 5 H.
Fosfat adalah sumber utama unsur kalium dan nitrogen yang tidak
larut dalam air, tetapi dapat diolah untuk memperoleh produk fosfat
dengan menambahkan asam .
Fosfat dipasarkan dengan berbagai kandungan P2O5, antara 4-42 %.
Sementara itu, tingkat uji pupuk fosfat ditentukan oleh jumlah kandungan
N (nitrogen), P (fosfat atau P2O5), dan K (potas cair atau K2O).
Fosfat sebagai pupuk alam tidak cocok untuk tanaman pangan, karena
tidak larut dalam air sehingga sulit diserap oleh akar tanaman pangan.
Fosfat untuk pupuk tanaman pangan perlu diolah menjadi pupuk buatan.
Di Indonesia, jumlah cadangan yang telah diselidiki adalah 2,5 juta
ton endapan guano (kadar P2O5= 0,17-43 %). Keterdapatannya di
Propinsi Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara,
Sulawesi Tengah dan NTT, sedangkan tempat lainnya adalah Sumatera
Utara, Kalimantan, dan Irian Jaya.
Di Indonesia, eksplorasi fosfat dimulai sejak tahun 1919. Umumnya,
kondisi endapan fosfat guano yang ada ber-bentuk lensa-lensa, sehingga
untuk penentuan jumlah cadangan, dibuat sumur uji pada kedalaman 2 -5
meter. Selanjutnya, pengambilan conto untuk analisis kandungan fosfat.
Eksplorasi rinci juga dapat dilakukan dengan pemboran apabila kondisi
struktur geologi total diketahui.

Gambar Batufosfat
Bahan Industri
1. Chalk
batu kapur disebut sebagai batu gamping. Batu kapur dapat terjadi
dengan berbagai cara, yaitu dengan cara mekanik, cara biologi dan cara
kimia. Cara mekanik terjadi pada saat unsur mineral yang tertranspor air
melalui sungai dan terjadi sedimentasi atau pengendapan. Umumnya batu
kapur cara ini terdapat di sungai-sungai baik di hulu maupun di hilir. Cara
kimia batu kapur terbentuk dalam kondisi iklim dan suasana lingkungan
tertentu dalam air tawar atau asin dari mineral-mineral organik dan
anorganik kemudian terakumulasi dan terendapkan pada suatu cekungan
yang berfungsi sebagai cekungan geologi. kemudian terjadi Up-Lifting
atau pengangkatan formasi batuan sehingga batu kapur yang asalnya
terdapat di bawah endapan danau dan sungai yang besar terangkat
sehingga letaknya menjadi berada di sebuah gunung dan bukit.
Batu kapur merupakan salah satu mineral industri yang banyak
digunakan oleh sektor industri ataupun konstruksi dan pertanian, antara
lain untuk bahan bangunan, bahan penstabil jalan raya, pengapuran untuk
pertanian, bahan keramik, bahan pembuatan semen dan pembuatan karbid.

Gambar Chalk
2. Kaolin
Kaolin merupakan masa batuan yang tersusun dari material lempung
dengan kandungan besi yang rendah, dan umumnya berwarna putih atau
agak keputihan. Kaolin mempunyai komposisi hidrous alumunium silikat
(2H2O.Al2O3.2SiO2), dengan disertai mineral penyerta.
Proses pembentukan kaolin (kaolinisasi) dapat terjadi melalui proses
pelapukan dan proses hidrotermal alterasi pada batuan beku felspartik.
Endapan kaolin ada dua macam, yaitu: endapan residual dan sedimentasi.
Mineral yang termasuk dalam kelompok kaolin adalah kaolinit, nakrit,
dikrit, dan halloysit (Al2(OH)4SiO5.2H2O), yang mempunyai kandungan
air lebih besar dan umumnya membentuk endapan tersendiri.
Sifat-sifat mineral kaolin antara lain, yaitu: kekerasan 2 2,5, berat
jenis 2,6 2,63, plastis, mempunyai daya hantar panas dan listrik yang
rendah, serta pH bervariasi. Potensi dan cadangan kaolin yang besar di
Indonesia terdapat di Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Pulau
Bangka dan Belitung, serta potensi lainnya tersebar di Pulau Sumatera,
Pulau Jawa, dan Sulawesi Utara.

Gambar Kaolin
3. Feldspar
Merupakan mineral silikat pembentuk batuan, felspar mempunyai
kerangka struktur tektosilikat yang menunjukkan 4 (empat) atom oksigen
dalam struktur tetraheral SiO2 yang dipakai juga oleh struktur tetraheral
lainnya. Kondisi ini menghasilkan kisi-kisi kristal seimbang terutama bila
ada kation lain yang masuk ke dalam struktur tersebut seperti penggantian
silikon oleh aluminium.
Terlepas dari bentuk strukturnya, apakah triklin atau monoklin, felspar
secara kimiawi dibagi menjadi empat kelompok mineral yaitu kalium
felspar (KAlSi3O8), natrium felspar (NaAlSi3O8), kalsium felspar
(CaAl2Si2O8) dan barium felspar (Ba Al2Si2O8) sedangkan secara
mineralogi felspar dikelompokkan menjadi plagioklas dan K-felspar.
Plagioklas merupakan seri yang menerus suatu larutan padat tersusun dari
variasi komposisi natrium felspar dan kalsium felspar
Plagioklas felspar hampir selalu memperlihatkan kenampakan melidah
yang kembar (lamellar twinning) bila sayatan tipis mineral tersebut dilihat
secara mikroskopis. Sifat optis yang progresif sejalan dengan berubahnya
komposisi mineralogi memudahkan dalam identifikasi mineral-mineral
felspar yang termasuk ke dalam kelompok plagioklas tersebut. Naplagioklas banyak ditemukan dalam batuan kaya unsur alkali (granit,
sienit). Andesin dan oligoklas terdapat pada batuan intermediate seperti
diorit sedangkan labradorit, bitownit dan anortit biasanya sebagai
komponen batuan basa (gabro) dan anortosit.
Mineral yang termasuk kelompok K-felspar

diklasifikasikan

berdasarkan suhu ristalisasinya, mulai dari sanidin (suhu tinggi), ortoklas,


mikroklin sampai adu-laria (suhu rendah). Keempat mineral mempunyai
rumus kimia sama yaitu KAlSi3O8 dan (terutama) ditemukan pada batuan
beku asam seperti granit dan sienit, selain itu ditemukan pula pada batuan
metamorfosis dan hasil re-work pada batuan sedimen.
Keberadaan felspar dalam kerak bumi cukup melimpah. Walaupun
demikian untuk keperluan komersial dibutuhkan felspar yang memiliki
kandungan (K2O + Na2O) > 10%. Selain itu, material pengotor oksida

besi, kuarsa, oksida titanium dan pengotor lain yang berasosiasi dengan
felspar diusahakan sesedikit mungkin.
Felspar dari alam setelah diolah dapat dimanfaatkan untuk batu
gurinda dan felspar olahan untuk keperluan industri tertentu. Mineral
ikutannya dapat dimanfaatkan untuk keperluan industri lain sesuai
spesifikasi yang ditentukan. Industri keramik halus dan kaca/gelas
merupakan dua industri yang paling banyak mengkonsumsi felspar olahan,
terutama yang memiliki kandungan K2O tinggi dan CaO rendah.
Berbicara mengenai potensi endapan felspar di Indonesia, sebaran
material ini terdapat hampir di seluruh negeri dengan bentuk endapan
berbeda dari satu daerah dengan daerah yang lain tergantung jenis
endapan, primer atau sekunder.
Data dari Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral menunjukkan
cadangan terukur (proved), tereka (probable) dan terindikasi (possible)
masing-masing sebesar 271.693, 11.728 dan 56.561 ribu ton.

Gambar Feldspar
4. Soapstone
Soapstone (juga dikenal sebagai steatit atau soaprock) adalah bedak sekis , yang merupakan jenis batuan metamorf . Hal ini sebagian besar
terdiri dari mineral bedak dan dengan demikian kaya magnesium . Hal ini
dihasilkan oleh dynamothermal metamorfosis dan metasomatism , yang
terjadi di daerah di mana lempeng tektonik yang subduksi , mengubah batu
oleh panas dan tekanan, dengan masuknya cairan, tetapi tanpa mencair. Ia
telah menjadi media untuk ukiran selama ribuan tahun.

Petrologis, soapstone terdiri dominan dari bedak , dengan jumlah yang


bervariasi dari klorit dan amfibol (biasanya tremolite, anthophyllite, dan
magnesiocummingtonite ), dan melacak ke minor-FeCr oksida . Mungkin
schistose atau masif. Soapstone dibentuk oleh metamorfosis ultrabasa
protoliths (misalnya dunit atau serpentinit ) dan metasomatism dari
mengandung silika dolostones
Tukang las dan perakit menggunakan soapstone sebagai penanda
karena ketahanan terhadap panas, tetap terlihat ketika panas diterapkan. Ini
juga telah digunakan selama bertahun-tahun oleh penjahit, tukang kayu,
dan pengrajin lainnya sebagai alat menandai, karena tanda yang terlihat
dan tidak permanen.
Soapstone dapat digunakan untuk membuat cetakan untuk pengecoran
objek dari logam ringan, seperti timah atau perak . Batu lunak mudah
diukir dan tidak rusak oleh pemanasan. Permukaan licin soapstone
memungkinkan obyek jadi untuk dengan mudah dihilangkan.

Gambar Soapstone
5. Batuzeolit
Zeolit alam merupakan senyawa alumino silikat terhidrasi, dengan
unsur utama yang terdiri dari kation alkali dan alkali tanah. Senyawa ini
berstruktur tiga dimensi dan mempunyai pori yang dapat diisi oleh
molekul air.
Mineral zeolit yang paling umum dijumpai adalah klinoptirotit, yang
mempunyai rumus kimia (Na3K3)(Al6Si30O72).24H2O. Ion Na+ dan K+
merupakan kation yang dapat dipertukarkan, sedangkan atom Al dan Si
merupakan struktur kation dan oksigen yang akan membentuk struktur

tetrahedron pada zeolit. Molekul-molekul air yang terdapat dalam zeolit


merupakan molekul yang mudah lepas.
Zeolit alam terbentuk dari reaksi antara batuan tufa asam berbutir
halus dan bersifat riolitik dengan air pori atau air meteorik
Penggunaan zeolit adalah untuk bahan baku water treatment,
pembersih limbah cair dan rumah tangga, untuk industri pertanian,
peternakan, perikanan, industri kosmetik, industri farmasi, dan lain-lain.
Zeolit terdapat di beberapa daerah di Indonesia yang diperkirakan
mempunyai cadangan zeolit sangat besar dan berpotensi untuk
dikembangkan, yaitu Jawa Barat dan Lampung

Gambar Batuzeolit
6. Asbes
Berdasarkan komposisi mineralnya, asbes dapat digolongkan menjadi
dua bagian. Golongan serpentin; yaitu mineral krisotil yang merupakan
hidroksida magnesium silikat dengan komposisi Mg6(OH)6(Si4O11)
H2O, Golongan amfibol; yaitu mineral krosidolit, antofilit, amosit,
aktinolit dan tremolit. Semula dianggap bahwa silikatnya terdiri dari
molekul Si11O12. Akan tetapi berdasarkan hasil penyelidikan sinar-X,
sebenarnya silikat-silikat itu terdiri dari molekul-molekul Si4O11.
Yang banyak digunakan dalam industri adalah asbes jenis krisotil.
Perbedaan dalam serat asbes selain karena panjang seratnya berlainan,
juga karena sifatnya yang berbeda. Satu jenis serat asbes pada umumnya
dapat dimanfaatkan untuk beberapa penggunaan yaitu dari serat yang
berukuran panjang hingga yang halus.
Pembagian atas dasar dapat atau tidaknya serat asbes dipintal ialah :
1) Serat asbes yang dipintal, digunakan untuk :

- Kopling, tirai dan layar, gasket, sarung tangan, kantong-kantong


asbes, pelapis ketel uap, pelapis dinding, pakaian pemadam
kebakaran, pelapis rem, ban mobil, bahan tekstil asbes, dan lain-lain.
- Alat pemadam api, benang asbes, pita, tali, alat penyam-bung pipa
uap, alat listrik, alat kimia, gasket keperluan laboratorium, dan pelilit
kawat listrik.
2) Serabut yang tidak dapat dipintal terdiri atas:
- Semen asbes untuk pelapis tanur dan ketel serta pipanya, dinding,
lantai, alat-alat kimia dan listrik
- Asbes untuk atap;
- Kertas asbes untuk lantai dan atap, penutup pipa isolator-isolator
panas dan listrik;
- Dinding-dinding asbes untuk rumah dan pabrik, macam-macam
isolasi, gasket, ketel, dan tanur;
- Macam-macam bahan campuran lain yang menggunakan asbes sangat
halus dan kebanyakan asbes sebagai bubur.
Asbes amfibol yang biasa digunakan sebagai bahan serat tekstil adalah
dari jenis varitas krosidolit. Hal ini berhubungan dengan daya pintalnya
yang sesuai dengan kebutuhan industri tekstil. Krisotil dan antagonit
termasuk ke dalam golongan asbes serpentin. Krisotil juga merupakan
jenis asbes yang sangat penting dalam industri pertekstilan.

Gambar Asbes

7. Grafit
Grafit umumnya berwarna hitam hingga abu-abu tembaga, kekerasan
1 2 (skala Mohs), berat jenis 2,1 2,3, tidak berbau dan tidak beracun,
serta tidak mudah larut, kecuali dalam asam hidroflorik atau aqua regia
mendidih. Proses dekomposisi berlangsung lambat pada suhu 6000C dan
dalam kondisi oksida atau pada suhu 3.5000C bila kondisi bukan oksida.

Grafit adalah mineral yang dapat berasal dari batuan beku, sedimen,
dan metamorf. Secara kimia, grafit sama dengan intan karena keduanya
berkomposisi karbon, yang membedakannya adalah sifat fisik. Intan
dikenal sangat keras, langka, dan transparan, sedangkan grafit agak lunak,
mudah ditemukan, dan opak.
Menurut Kuzvart (1984) grafit dapat terjadi secara proses magnetik
awal, kontak magmatik, hidrotermal, metamorfogenik, dan residual.
Belum ditemukan daerah yang berpotensi di Indonesia. Sampai saat
ini Indonesia masih megimpor grafit.

Gambar Grafit
8. Mika
Mika adalah nama golongan dari mineral-mineral hydrous potassium
alumunium silicate yang bersifat kompleks dan berbeda-beda dalam
komposisi kimia dan sifat fisiknya. Mika dapat terbelah-belah dalam
lembaran-lembaran tipis,liat,fleksibel,elastic,dan sukar terbakar.
Dialam mika umumnya berbentuk Kristal-kristal kecil,tetapi kadangkadang ada juga Kristal mika yang lebar nya 10-20cm ataupun diatas
50cm.Warna

mika

umumnya:

putih,kuning,merah,jingga,hijau,abu-

abu,hitam,dan ambar.
Beberapa contoh mineral mika antara lain: muscovite, paragonne
,lepidolite

,zinnwaldite,

biotite,

vermiculite(H2KAl3(SiO4)3),

dan

phlogopite (H2KMg 3Al(SiO4)4)


Penyelidikan terhadap deposit mika dapat dilakukan dengan
penyelidikan keadaan geologi didaerah yang diduga terdapatnya mika
tersebut.Kemudian

dilakukan

pemboran

sumur-sumur,parit-parit,dan

lobang-lobang eksplorasi. Lalu hasil dari contoh-contoh pemboran itu


diteliti dilaboratorium melalui analisa kimia dan analisa mikroskopis bijih.
Sedangkan, Penambangan mika dapat dilakukan dengan cara open pit
mining(penambangan terbuka) dan pengambilannya dapat dilakukan
dengan bucket.Tetapi, penambangan dengan cara underground juga sering
dilakukan di Kanada dengan kedalaman lebih dari 500 feet.Dalam
penambangan ini harus dijaga supaya mika jangan sampai terbuka,
misalnya hati-hati melakukan pemboran dan peledakan deposit mika.
Mika biasanya digunakan untuk isolasi alat-alat listrik,misalnya untuk
tabung-tabung radio ,alat komunikasi ,magneto condenser ,alat-alat
radar ,busi kapal terbang,setrika listrik,dll.
Mika yang digiling biasanya digunakan untuk pembuatan dinding
kertas,cat,benda dari karet,salju pohon natal,jaringan pipa e-mail,dan
benda plastis.Pemakaian lainnya untuk membuat papan mika dan untuk
menutupi retakan lobang pada pengeboran minyak bumi.

Gambar Mika
9. Batugamping
Batu kapur (Gamping) dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu
secara organik, secara mekanik, atau secara kimia. Sebagian besar batu
kapur yang terdapat di alam terjadi secara organik, jenis ini berasal dari
pengendapan cangkang/rumah kerang dan siput, foraminifera atau
ganggang, atau berasal dari kerangka binatang koral/kerang. Batu kapur
dapat berwarna putih susu, abu muda, abu tua, coklat bahkan hitam,
tergantung keberadaan mineral pengotornya.
Mineral karbonat yang umum ditemukan berasosiasi dengan batu
kapur adalah aragonit (CaCO3), yang merupakan mineral metastable

karena pada kurun waktu tertentu dapat berubah menjadi kalsit (CaCO3).
Mineral lainnya yang umum ditemukan berasosiasi dengan batu kapur atau
dolomit, tetapi dalam jumlah kecil adalah Siderit (FeCO3), ankarerit
(Ca2MgFe(CO3)4), dan magnesit (MgCO3).
Penggunaan batu kapur sudah beragam diantaranya untuk bahan
kaptan, bahan campuran bangunan, industri karet dan ban, kertas, dan lainlain.
Potensi batu kapur di Indonesia sangat besar dan tersebar hampir
merata di seluruh kepulauan Indonesia. Sebagian besar cadangan batu
kapur Indonesia terdapat di Sumatera Barat.

Gambar Batugamping

DAFTAR PUSTAKA
http://blog.pasca.gunadarma.ac.id/2012/06/01/batu-kapur-dan-potensicadangannya- indonesia/ (diakses pada 22 April 2015, 21.00)
http://doctorgeologyindonesia.blogspot.com/2010/07/manfaat-mineral.html
(diakses pada 22 April 2015, 21.00)
http://icthoslabs.blogspot.com/2013/02/bahan-mentah-batu-sabun-soapstonejuga.html (diakses pada 22 April 2015, 21.00)

http://kampungminers.blogspot.com/2012/09/zircon.html (diakses pada 22 April


2015, 21.00)
http://lamhotbelajargeologi.blogspot.com/2012/04/mineral-silimanit.html (diakses
pada 22 April 2015, 21.00)
http://pustakatambang.blogspot.com/2011/10/mika.html (diakses pada 22 April
2015, 21.00)
http://pustakatambang.blogspot.com/2012/01/corundum.html (diakses pada 22
April 2015, 21.00)
http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Potensi.asp (diakses pada 22 April 2015,
21.00)

023

003

Anda mungkin juga menyukai