Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS


HERNIA INGUINALIS

OLEH
NI PUTU WIDYA SANTIKA DEWI, S.Kep
14.901.0963

PROGRAM STUDI NERS (PROFESI)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI
DENPASAR
2015

LAPORAN PENDAHULAN
HERNIA INGUINALIS

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Pengertian
Hernia adalah kelemahan dinding otot abdominal yang melewati sebuah segmen dari perut
atau struktur abdominal yang lain yang menonjol. Hernia dapat juga menembus melewati
beberapa defect yang lain di dalam dinding abdominal, melewati diafragma, atau melewati
struktur lainnya di di rongga abdominal.(Donna Ignatavicius, 1999).
Hernia umumnya terdiri dari kulit dan subkutan meliputi jaringan, sebuah peritoneal
kantung, dan yang mendasarinya visera, seperti loop usus atau organ-organ internal lainnya.
Hernia kongenital disebabkan oleh penutupan struktural cacat atau yang berhubungan dengan
melemahnya otot-otot normal. Menimbulkan faktor termasuk pembedahan; mendadak
peningkatan tekanan intra-abdomen, yang mungkin terjadi selama angkat berat atau batuk batuk dan lebih bertahap dan berkepanjangan peningkatan tekanan intra-abdomen yang
berhubungan dengan kehamilan, obesitas, atau asites.(LeMone, 2000).

2. Insidensi Kasus
Insiden hernia menduduki peringkat ke lima besar yang terjadi di Amerika Serikat
pada tahun 2007 sekitar 700.000 operasi hernia yang dilakukan tiap tahunnya. Hernia
Inguinalis di sisi kanan adalah tipe hernia yang paling banyak dijumpai pria dan
wanita, sekitar 25% pria dan 2% wanita mengalami hernia inguinalis. Angka kejadian
Hernia inguinalis lateralis di Amerika dapat di mungkinkan dapat terjadi karena
anomali congenital atau karena sebab di dapat. Berbagai faktor penyebab berperan
pada pembentukan pintu masuk hernia pada annulus internus yang cukup lebar
sehingga dapat dilalui oleh kantong isi hernia (Bahtiar. 2007).
3. Penyebab
penyebab hernia inguinalis adalah :
1) Kelemahan otot dinding abdomen.
1. Kelemahan jaringan
2. Adanya daerah yang luas diligamen inguinal
3. Trauma
2) Peningkatan tekanan intra abdominal.
a. Obesitas
b. Mengangkat benda berat
c. Mengejan Konstipasi
d. Kehamilan
e. Batuk kronik
f. Hipertropi prostate
4. Patofisiologi

Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan


seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar
atau batuk yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah otot
abdominal, tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan
menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis
atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau
terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan abdominal dan
kegemukan. Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecil pada dinding
abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena organ-organ selalu saja melakukan
pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga
terjadilah penonjolan dan mengakibatkan kerusakan yang sangat parah.sehingga
akhirnya menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut menjadi atau mengalami
kelemahan jika suplai darah terganggu maka berbahaya dan dapat menyebabkan
ganggren.
Hernia inguinalis dapat terjadi karena kongenital atau karena sebab yang
didapat. Insiden hernia meningkat dengan bertambahnya umur karena meningkatnya
penyakit yang meninggikan tekanan intra abdomen dan jaringan penunjang berkurang
kekuatannya. Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi
anulus internus turut kendur. Pada keadaan ini tekanan intra abdomen tidak tinggi dan
kanalis inguinalis berjalan lebih vertikal. Bila otot dinding perut berkontraksi kanalis
inguinalis berjalan lebih transversal dan anulus inguinalis tertutup sehingga dapat
mencegah masuknya usus ke dalam kanalis inguinalis. Pada orang dewasa kanalis
tersebut sudah tertutup, tetapi karena kelemahan daerah tersebut maka akan sering
menimbulkan hernia yang disebabkan keadaan peningkatan tekanan intra abdomen
(Bruner & Sudarth, 2001).

5. Pathway
PPeningkatan intra abdomen
- -batuk
- -bersin-bersin
- -mengejan
- Mengangkat benda berat
s

Kelemah otot dinding abdomen


-Trauma
-obesitas
-kehamilan
-kelainan kongenital saat pada dinding
abdomen sejak perkembangan janin

Isi rongga abdomen melewati


dinding inguinal

Isi rongga abdomen melewati annulus


inguinal

Masuk kekanal inguinal

Masuk kekanal inguinal

Masuk keskrotum terjadi penonjolan keluar

kantung yang terdapat dalam perut


mengalami kelemahan
HERNIA INGUINALIS
Pembedahan
Insisi Bedah

Mual

Resiko

Nafsu makan

infeksi

menurun
Ketidakseimbanga

Terputusnya
jaringan saraf

Terputusnya

Kurang

jaringan

informasi

saraf
Kerusakan

tentang

spasme otot
ansietas

n nutrisi kurang
dari kebutuhan

pembedahan

Kerusakan
mobilitas

Nyeri Akut

fisik

6. Gejala Klinis
1) Penonjolan di daerah inguinal
2) Nyeri pada benjolan/bila terjadi strangulasi
3) Obstruksi usus yang ditandai dengan muntah, nyeri abdomen seperti kram dan
distensi abdomen

4)
5)
6)
7)
8)
9)

Terdengar bising usus pada benjolan


Kembung
Perubahan pola eliminasi BAB
Gelisah
Dehidrasi
Hernia biasanya terjadi/tampak di atas area yang terkena pada saat pasien berdiri

atau mendorong.
7. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi : tampak benjolan di pelipatan paha atau srotum yang membesar.
Diperhatikan keadaan asimetri pada kedua sisi lipat paha, scrotom, labia dalam
posisi berdiri atau berbaring, pasien diminta mengedan atau batuk
2) Palpasi : teraba massa pada pelipatan paha atau scrotum
3) Auskultasi : pada keadaan obstruksi yang sedang terjadi bising usus terdengar
keras, sering dan nada tinggi,setelah itu peristaltik terhenti, bising usus tidak
terdengar/hilang
8. Penanganan
1) konservatif
a. Istirahat di tempat tidur dan menaikkan bagian kaki, hernia ditekan secara
perlahan menuju abdomen (reposisi), selanjutnya gunakan alat penyokong.
b. Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan kompres hangat
dan setelah 5 menit di evaluasi kembali.
c. Celana penyangga.
d. Istirahat baring.
e. Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya Asetaminofen,
antibiotic untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak tinja untuk mencegah
sembelit.
f. Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan
dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit dan
mengedan selama BAB, hindari kopi kopi, teh, coklat, cola, minuman
beralkohol yang dapat memperburuk gejala-gejala.
2) Pembedahan (Operatif)
a. Herniaplasty : memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat
dinding belakang
b. Herniatomy : pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka
dan isi hernia dibebas kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong
hernia dijahit ikat setinggi lalu dipotong.
c. Herniorraphy : mengembalikan isi kantong hernia ke dalam abdomen dan
menutup celah yang terbuka dengan menjahit pertemuan transversus internus
dan muskulus ablikus internus abdominus ke ligamen inguinal.
9. Pemeriksaan Penunjang
1) Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/obstruksi usus

2) Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi


(peningkatan hemotokrit), peningkatan sel darah putih (Leukosit : >10.000
18.000/mm3) dan ketidak seimbangan elektrolit.
10. Komplikasi
1) Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong hernia, sehingga isi hernia
tidak dapat dimasukkan kembali
2) Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan pembuluh
darah dan kemudian timbul nekrosis
3) Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah dan
obstipasi
4) Pendarahan yang berlebihan/infeksi luka bedah

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Data yang diperoleh atau dikali tergantung pada tempat terjadinya, beratnya, apakah
akut atau kronik, pengaruh terhadap struktur di sekelilingnya dan banyaknya akar
syaraf yang terkompresi.
a. Aktivitas/istirahat
Tanda dan gejala: > atropi otot , gangguan dalam berjalan
riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat benda berat, duduk dalam waktu lama.
b. Eliminasi
Gejala: konstipasi, mengalami kesulitan dalam defekasi adanya inkontinensia atau
retensi urine.
c. Integritas ego
Tanda dan gejala: Cemas, depresi, menghindar ketakutan akan timbulnya
paralysis, ansietas masalah pekerjaan, finansial keluarga.
d. Neuro sensori
Tanda dan gejala: penurunan reflek tendon dalam kelemahan otot hipotonia, nyeri
tekan, kesemutan, ketakutan kelemahan dari tangan dan kaki.
e. Nyeri atau ketidaknyamanan
Gejala: sikap, perubahan cara berjalan, nyeri seperti tertusuk paku, semakin
memburuk dengan batuk, bersin membengkokkan badan.
f. Keamanan
Gejala: adanya riwayat masalah punggung yang baru saja terjadi.

(Doenges, 1999, hal 320 321).

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dan intervensi
Pre operasi
a. Nyeri berhubungan dengan iskemik jaringan, nyeri pada benjolan
b. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan pasien tentang proses
pembedahan
c. Perubahan mobilitas fisik berhubungan dengan perubahan metabolism seluler.
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan muntah,
mual, gangguan peristaltic usus.
Post operasi
a.

Nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan

saraf akibat proses pembedahan


b. Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan terputusnya jaringan saraf dan
kerusakan spasme otot.
c.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang

berhubungan dengan muntah, mual, gangguan peristaltic usus.


d.
resiko infeksi berhubungan dengan proses insisi/
bedah

Rencana Tindakan Keperawatan


Pre operasi

No

Diagnosa
Perawatan

1
Nyeri
berhubungan
dengan
iskemik

Tujuan dan
Kriteria Hasil
Setelah diberikan Asuhan

Intervensi
a. Kaji adanya keluhan nyeri,

Keperawatan di harapkan

catat lokasi lamanya serangan,

nyeri pasien berkurang

faktor pencetus atau yang

dengan kriteria hasil :


- Nyeri pasien

jaringan, nyeri
pada benjolan
-

memperberat
b. Pertahankan tirah baring

Rasional
a. Membantu menentukan pilihan intervensi
dan memberikan dasar untuk perbandingan
dan evaluasi terhadap therapy.
b. Tirah baring dalam posisi yang nyaman
memungkinkan pasien untuk menurunkan

berkurang dan

selama fase akut letakkan

spasme otot menurunkan penekanan pada

terkontrol
Skala pasien < 3
Diharapkan nyeri

pasien pada posisi semi fowler

bagian tubuh tertentu dan memfasilitasi

dengan tulang spinal, pinggang

terjadinya reduksi dari tonjolan discus.

pasien berkurang dalm


3 hari

dan lutut dalam keadaan fleksi,


posisi terlentang dengan atau
tanpa meninggikan kepala 1030 derajat pada posisi lateral
c. Batasi aktivitas selama fase
akut sesuai dengan kebutuhan
d. Instruksikan pada pasien untuk
melakukan teknik relaksasi
atau visualisasi
e. Kolaborasi dalam pemberian

c. Menurunkan gaya gravitasi dan gerak yang


dapat menghilangkan spasme otot dan
menurunkan edema dan tekanan pada
struktur sekitar discus intervertebralis.
d. memfokuskan perhatian klien membantu
menurunkan tegangan otot dan
meningkatkan proses penyembuhan.
e. Kolaborasi dalam pemberian therapy

therapy analgesik
2

Ansietas

Setelah dilakukan asuhan

a. Kaji tingkat ansietas klien,

berhubungan

keperawatan di harapkan

tentukan bagaimana pasien

keterampilan untuk mengatasi keadaannya

dengan

pasien

menangani masalahnya

sekarang.

kurangnya

ansietas

pengetahuan

hasil :
- Tampak rileks dan

pasien tentang

tidak

mengalami

dengan

kriteria

melaporkan ansietas

proses
pembedahan

berkurang.
Mengkaji situasi

b. berikan informasi yang

Kerusakan

mengungkapkan masalah

Setelah dilakukan asuhan

mobilitas

yang dihadapinya
d. Catat perilaku dari orang

c.

Kebanyakan
pasien mengalami permasalahan yang perlu
diungkapkan dan diberi respon.

terdekat atau keluarga yang d. Orang terdekat mungkin secara tidak sadar
pasien
a. Berikan tindakan

memungkinkan pasien untuk


mempertahankan ketergantungannya.
a. Tergantung pada bagian tubuh yang

diharapkan

pengamanan sesuai indikasi

terkena atau jenis prosedur yang kurang

sehubungan

mobilitas fisik pasien tidak

dengan situasi yang spesifik

hati-hati akan meningkatkan kerusakan

dengan

mengalami

terputusnya

dengan kriteria hasil :


- Pasien dapat

jaringan

fisik keperawatan

pasien untuk membuat keputusan yang


didasarkan pad pengetahuannya.

meningkatkan peran sakit


3

Memungkinkan

c. berikan kesempatan pada

akurat

pemecahan masalah.

b.

akurat

klien untuk

ketrampilan

Mengidentifikasi

sebelumnya dan sekarang

terbaru dengan
mendemonstrasikan

a.

saraf

kerusakan

spinal.
b. Catat respon emosi atau
perilaku pada saat

b. Immobilitas tang dipaksakan dapat

dan

kerusakan

spasme otot
-

melakukan aktivitas

immobilisasi, berikan

memperbesar kegelisahan, peka terhadap

secara mandiri
Pasien dapat

aktivitas yang disesuaikan

rangsang.

dengan pasien

memenuhi
kebutuhan ADL
secara mandiri

c. Bantu pasien dalam


melakukan aktivitas ambulasi
progresif.

c. Keterbatasan aktivitas tergantung pada


kondisi tang khusus tetapi biasanya
berkembang dengan lambat sesuai

d. Ikuti aktivitas atau prosedur


dengan periode istirahat
e. Berikan atau Bantu pasien
untuk melakukan latihan
rentang gerak aktif, pasif
4

Perubahan nutrisi

Setelah dilakukan asuhan a. Tentukan kebutuhan kalori

kurang dari

keperawatan

kebutuhan tubuh

nutrisi pasien terpenuhi

yang berhubungan

dengan kriteria hasil :


- pasien mau

dengan muntah,

menghabiskan 1

mual, gangguan
peristaltic usus

diharapkan

porsi makanan
pasien tidak

toleransi.
d. Meningkatkan penyembuhan dan
membentuk kekuatan otot.
e. Memperkuat otot abdomen dan fleksor
tulang belakang, memperbaiki mekanika
tubuh.
a. Mencukupi kalori sesuai kebutuhan,

harian yang adekuat,

memudahkan menentukan intervensi yang

kolaborasi dengan ahli gizi.

sesuai dan mempercepat proses


penyembuhan.

b. Jelaskan pentingnya nutrisi


yang adekuat, negosiasikan
dengan klien tujuan masukan

b. Klien dapat mengontrol masukan nutrisi


yang adekuat sesuai kebutuhan, yang
digunakan sebagai cadangan energi yang

mengalami mual

untuk setiap kali makan dan

muntah lagi

makan makanan kecil

untuk beraktivitas.

c. Dapat digunakan untuk memudahkan

c. Timbang berat badan dan

melakukan intervensi yang akurat dan

pantau hasil laboratorium

sesuai dengan kondisi klien.


d. Meningkatkan nafsu makan dan memberi

d. Anjukan klien untuk menjaga


kebersihan mulut secara teratur

kenyamanan dalam mengkonsumsi

pantau klien dalam melakukan

makanan sehingga kebutuhan kalori

personal hygiene.

terpenuhi.

e. Atur rencana perawatan untuk


e. Menentukan intervensi yang sesuai

mengurangi atau

meningkatkan masukan oral.

menghilangkan
ketidaknyamanan yang dapat
menyebabkan mual, muntah,
dan mengurangi nafsu makan .
POST OPERASI
No
1

Diagnosa
Perawatan

Tujuan dan
Kriteria Hasil

Nam
Intervensi

Nyeri

Setelah diberikan Asuhan f. Kaji adanya keluhan nyeri,

berhubungan

Keperawatan di harapkan

catat lokasi lamanya

Rasional
f. Membantu menentukan pilihan
intervensi dan memberikan dasar untuk

a
/TT

dengan

nyeri pasien berkurang

terputusnya

dengan kriteria hasil :


- Nyeri pasien

jaringan
akibat

saraf
proses

pembedahan

serangan, faktor pencetus


atau yang memperberat
g. Pertahankan tirah baring

perbandingan dan evaluasi terhadap


therapy.
g. Tirah baring dalam posisi yang nyaman

berkurang dan

selama fase akut letakkan

memungkinkan pasien untuk

terkontrol
Skala pasien < 3
Diharapkan nyeri

pasien pada posisi semi

menurunkan spasme otot menurunkan

fowler dengan tulang spinal,

penekanan pada bagian tubuh tertentu

pinggang dan lutut dalam

dan memfasilitasi terjadinya reduksi

keadaan fleksi, posisi

dari tonjolan discus.

pasien berkurang
dalm 3 hari

terlentang dengan atau tanpa


meninggikan kepala 10-30
derajat pada posisi lateral
h. Batasi aktivitas selama fase

h. Menurunkan gaya gravitasi dan gerak


yang dapat menghilangkan spasme otot

akut sesuai dengan

dan menurunkan edema dan tekanan

kebutuhan

pada struktur sekitar discus

i. Instruksikan pada pasien


untuk melakukan teknik
relaksasi atau visualisasi
j. Kolaborasi dalam
pemberian therapy

intervertebralis.
i. memfokuskan perhatian klien
membantu menurunkan tegangan otot
dan meningkatkan proses
penyembuhan.
j. Kolaborasi dalam pemberian therapy

analgesik
2

Kerusakan

Setelah dilakukan asuhan

d. Berikan tindakan

a. Tergantung pada bagian tubuh yang

mobilitas fisik keperawatan diharapkan

pengamanan sesuai

terkena atau jenis prosedur yang

sehubungan

mobilitas

indikasi dengan situasi

kurang hati-hati akan meningkatkan

dengan

tidak

yang spesifik

kerusakan spinal.

terputusnya

kerusakan

fisik

pasien

mengalami
dengan

jaringan saraf kriteria hasil :


- Pasien dapat
dan kerusakan
melakukan
spasme otot
aktivitas secara
-

mandiri
Pasien dapat

b. Immobilitas tang dipaksakan dapat


e. Catat respon emosi atau
perilaku pada saat

secara mandiri

aktivitas yang disesuaikan


dengan pasien
c. Keterbatasan aktivitas tergantung pada
f. Bantu pasien dalam
melakukan aktivitas
ambulasi progresif.
f. Ikuti aktivitas atau
prosedur dengan periode
istirahat
g. Berikan atau Bantu pasien
untuk melakukan latihan

Perubahan

Setelah

nutrisi kurang

asuhan

rentang gerak aktif, pasif


dilakukan f. Tentukan kebutuhan kalori
keperawatan

terhadap rangsang.

immobilisasi, berikan

memenuhi
kebutuhan ADL

memperbesar kegelisahan, peka

harian yang adekuat,

kondisi tang khusus tetapi biasanya


berkembang dengan lambat sesuai
toleransi.
d. Meningkatkan penyembuhan dan
membentuk kekuatan otot.
e. Memperkuat otot abdomen dan fleksor
tulang belakang, memperbaiki
mekanika tubuh.
f. Mencukupi kalori sesuai kebutuhan,
memudahkan menentukan intervensi

dari kebutuhan

diharapkan

tubuh yang

pasien terpenuhi dengan

berhubungan

kriteria hasil :
- pasien mau

dengan muntah,

menghabiskan 1

mual, gangguan
peristaltic usus

nutrisi

porsi makanan
pasien tidak
mengalami mual
muntah lagi

kolaborasi dengan ahli gizi.

yang sesuai dan mempercepat proses


penyembuhan.

g. Jelaskan pentingnya nutrisi


yang adekuat, negosiasikan
dengan klien tujuan
masukan untuk setiap kali

g. Klien dapat mengontrol masukan


nutrisi yang adekuat sesuai kebutuhan,
yang digunakan sebagai cadangan
energi yang untuk beraktivitas.

makan dan makan makanan


kecil
h. Dapat digunakan untuk memudahkan
h. Timbang berat badan dan
pantau hasil laboratorium
i. Anjukan klien untuk
menjaga kebersihan mulut
secara teratur pantau klien

melakukan intervensi yang akurat dan


sesuai dengan kondisi klien.
i. Meningkatkan nafsu makan dan
memberi kenyamanan dalam
mengkonsumsi makanan sehingga
kebutuhan kalori terpenuhi.

dalam melakukan personal


hygiene.
j. Atur rencana perawatan
untuk mengurangi atau
menghilangkan
ketidaknyamanan yang
dapat menyebabkan mual,

j. Menentukan intervensi yang sesuai


meningkatkan masukan oral.

muntah, dan mengurangi


4

nafsu makan .
resiko infeksi Setelah dilakukan asuhan a. bersihkan lingkungan
berhubungan

keperawatan diharapkan

dengan proses luka


insisi/ bedah

pasien

tidak

mengalami infeksi pada


lukanya dengan kriteria
hasil :
- Klien tidak bebas

setelah dipakai pasien


b. Cuci tangan setiap sebelum
dan sesudah tindakan

infeksi
Pasien dapat
mencegah

timbulnya infeksi
Menunjukkan
prilaku hidup sehat

penyakit yang dapat menginfeksi luka


pasien.
b. meminimalisir terjadinya infeksi

keperawatan
c. Monitor WBC

c. Dapat digunakan untuk menunjang data


apabila dicurigai ada infeksi.

dari tanda-tanda
-

a. untuk mencegah timbulnya kuman

d. Ajarkan pasien dan keluarga d. sebagai bekal di rumah agar pasien dan
pasien cara menghindari

keluarga bisa mempertahankan agar

terjadinya infeksi.

luka pasien tidak terjadi infeksi.

e. Berikan perawatan kulit


pada daerah di sekitar luka
insisi

e. untuk menjaga kebersihan sekitar luka


dan area luka.

4. Implementasi
Sesuai dengan intervensi
5. Evaluasi
Pre operasi
Dx 1 : Nyeri hilang dan terkontrol, mengungkapkan metode yang memberi
Penghilangan
Dx 2 : Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang.
Dx 3 : Mengungkapkan pemahaman tentang situasi atau faktor resiko dan
aturan pengobatan individual.
Dx 4 : Masukan oral meningkat, Menjelaskan faktor penyebab apabila
diketahui
Post Operasi
Dx 1 : Nyeri hilang dan terkontrol, mengungkapkan metode yang memberi
Penghilangan
Dx 2 : Mengungkapkan pemahaman tentang situasi atau faktor resiko dan
aturan pengobatan individual.
Dx 3 : Masukan oral meningkat, Menjelaskan faktor penyebab apabila
diketahui
Dx 4 : Klien bebas dari tanda-tanda infeksi, pasien dapat mencegah timbulnya
infeksi, menunjukkan prilaku hidup sehat

DAFTAR PUSTAKA
Amin & Hardhi (2014) Aplikasi Auhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA. Jilid 1. Yogyakarta:Mediaction

Carpenito L. J. ( 2000 ) Diagnosa keperawatam Edisi 6. Jakarta : EGC


Capernito L. J. ( 2007 ) Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 10, Jakarta : EGC
Doenges M. E. ( 1999 ) Rencana asuhan keperawatan, Edisi 3. Jakarta : EGC
R. Sjamsuhidayat Wim de Jong ( 1996 ), Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai