Trypanosoma gambiense
Oleh :
Fauni Ambarsari / 12
X IPA 9
Flagellata
Flagellata (dalam bahasa Latin diambil dari
kata flagell yang berarti cambuk) atau
Mastighopora (dari bahasa Yunani, mastig
yang berarti cambuk, dan phora yang berarti
gerakan, dalam taksonomi kuno Flagellata
merupakan salah satu kelas dalam filum
protozoa atau protista yang mirip hewan,
namun dalam taksonomi modern menjadi
superkelas yang dibagi menjadi dua kelas,
yaitu fitoflagelata dan zooflagelata.
Klasifikasi Flagellata
Fitoflagellata
Euglenoida
Nocticula miliaris
Volvocida
Zooflagellata
Trypanosoma
Leishmania
Trypanosoma gambiense
Lalat Glosina
Hewan penyebab penyakit tidur pada
manusia ini mulanya terdapat di Afrika,
kemudian menyebar ke Asia. Hospes
perantaranya adalah lalat tse-tse, yaitu
Glosina palpalis.
Kingdom : Protista
Subkingdom : Protozoa
Phylum : Sarcomastigophora
Subphylum : Mastigophora
Class : Zoomastigophora
Order : Kinetplastida
Family : Trypanosomatidae
Section : Salivaria
genus : Trypanosoma
Species : Brucei
Subspecies : gambiense
5. Morfologi
Bentuk Tripomastigot (Trypanosome form)
Bentuk memanjang dan melengkung langsing,
Inti di tengah besar berbentuk lonjong, terletak di tengah
dan berfungsi untuk menyediakan makanan. Disebut juga
Troponukleus
Kinetoplas dekat ujung posterior
Kinetoplas, berbentuk bulat atau batang. Ukuran lebih
kecil dari inti dan terletak di depan atau di belakang inti.
Kinetoplas terdiri dari 2 bagian yaitu benda parabasal dan
blefaroplas
6. Siklus Hidup
Pada waktu darah mamalia dihisap, oleh lalattse
tseyang infektif (genusGlossina) maka akan
memasukkanmetacyclic trypomastigotes kedalam
jaringan kulit. Parasitparasit akan masuk ke dalam
sistem lymphatic dan ke dalam aliran darah
(1).di dalam tubuh tuan rumah, mereka berubah
menjaditrypomastigotesdi dalam aliran darah.
(2), dan ini akan dibawa ke sisi lain melalui tubuh,
cairan darah kaya yang lain (e.g., lymph, spinal
fluid), dan berlanjut bertambah banyak dengan
binary fission
7. Diagnosis
Diagnosis dapat dilakukan dengan cara :
1. Mengetahui riwayat tempat tinggal dan riwayat bepergian ke daerah endemik.
2. Menemukan tanda dan gejala klinis :
Demam yang bersifat periodik
Dijumpai reaksi inflamasi lokal (primary chancre) pada tempat inokulasi, rash
pada kulit, lympadenopati pada bagian cervical posterior (Winterbottons sign)
Gangguan neurologis, terutama pola tidur (diurnal somnolence, nocturnal
insomnia), gangguan status mental, gangguan keseimbangan otak kecil,
gangguan ekstrapiramidal.
3. Menemukan parasit pada pemeriksaan :
Darah tepi dengan pewarnaan.
Biopsi aspirasi pada primary chancre
Cairan cerebrospinal
4. Pemeriksaan Serologi
ELISA
Immunofluorescent indirek
8. Pencegahan
Pencegahan penyakit ini meliputi :
1. Mengurangi sumber infeksi
Pengurangan sumber infeksi dapat dilakukan dengan
cara melakukan pengobatan secara tuntas pada penderita,
bahkan memusnahkan hewan vertebrata yang terinfeksi
2. Melindungi manusia terhadap infeksi
Kontak terhadap vektor dapat dihindari dengan menjauhi
habitat vektor, memakai pelindung kepala dan tubuh,
menggunakan kelambu serta memakai reppellent.
3. Mengendalikan vektor
Pengendalian vektor dapat dilakukan dengan mengurangi
tempat hidup dan perindukan vektor. Pengendalian juga
dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida untuk
mengurangi jumlah lalat dewasa.
9. Pengobatan
Pengobatan dapat bervariasi dan biasanya berhasil bila dimulai pada
permulaan penyakit. Bila susunan saraf pusat telah terlibat, biasanya
pengobatan kurang baik hasilnya. Obat-obat yang sering digunakan antara
lain :
1. Eflornithine dengan dosis 400 mg/kg/hari IM atau IV dalam 4 dosis bagi,
selama 14hari dan dilanjutkan dengan pemberian oral 300 mg/kg/hari
sampai 30 hari.
2. Suramin dengan dosis 1 gr IV pada hari ke 1,3,7,14,21 dimulai dengan 200
mg untuk test secara IV. Dosis diharapkan memcapai 10 gram. Obat ini tidak
menembus blood-brain barrier dan bersifat toksis pada ginjal.
3. Pentamadine, dengan dosis 4 mg/kg/hari/hari IM selama 10 hari.
4. Melarsoprol, dengan dosis 20 mg/kg IV dengan pemberian pada hari ke
1,2,3,10,11,12,19,20,21 dan dosis perharinya tidak lebih dari 180 mg.
Enchephalopati dapat muncul sebagai efek pemberian obat ini . Hai ini
terjadi oleh karena efeklangsung dari arsenical (kandungan dari
melarsoprol) dan juga oleh karena reaksi penghancuran dari
Trypanosma (reactive enchepalopathy). Bila efek tersebut
Thank You