1. Pendahuluan
Keberadaan komite audit menjadi kunci tata kelola perusahaan yang baik
sehingga diperlukan peran komite audit yang efektif. Komite audit membantu dewan
komisaris dalam melakukan pengawasan perusahaan. Komite audit bertindak sebagai
instrumen pengendalian dan alat untuk memperbaiki kualitas praktik pelaporan
keuangan (Sawyer et al., 2005). Mengingat pentingnya keberadaan komite audit dalam
meningkatkan kinerja perusahaan maka diperlukan studi mengenai komite audit
khususnya di Indonesia (Effendi, 2005).
Pengawasan komite audit menjadi lebih efektif atas dukungan departemen
internal audit (Nest, 2008). Posisi auditor internal yang kuat akan meningkatkan
efektivitas komite audit dalam menjalankan tanggung jawabnya (Turner, 1999; Bishop
et al., 2000). Dalam penelitian ini, komite audit menjadi pusat perhatian sebagai
pengawas yang dilihat dari sudut pandang auditor internal. Profesi internal audit
memandang komite audit harus cakap dalam menjalankan perannya atas laporan
keuangan serta hubungannya dengan auditor eksternal dan manajemen perusahaan
(Hamid et al., 1999). Auditor internal memandang kepemimpinan dan komunikasi
komite audit sangat diperlukan dalam menjalankan perannya terutama yang
berhubungan dengan internal audit (Zain & Subramaniam, 2007).
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini meneliti tentang
perspektif auditor internal atas efektivitas peran komite audit dan karakteristikkarakteristik komite audit yang dipandang auditor internal berkontribusi untuk
meningkatkan efektivitas komite audit dalam menjalankan perannya. Studi kasus
dilakukan pada PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Tujuan dari penelitian ini ialah
untuk menjawab rumusan masalah penelitian yaitu seperti apakah pandangan auditor
internal terhadap peran komite audit? Apakah komite audit sudah menjalankan
perannya dengan efektif? Karakteristik komite audit apa sajakah yang berkontribusi
untuk meningkatkan efektivitas peran komite audit tersebut pada PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk?.
2. Telaah Literatur
2.1. Komite Audit
Teori
keagenan
menunjukkan
bahwa
pemegang
saham
memerlukan
2.3.Persepsi Auditor Internal mengenai Peran dan Tanggung Jawab Komite Audit
Komite audit jika dilihat oleh auditor internal bertindak sebagai forum
independen dimana perusahaan membahas dan menyelesaikan urusan bisnisnya dan
sebagai tempat yang baik sehingga tata kelola perusahaan terjamin(Sarens & Beelde,
2006). Auditor internal merasa dihargai ketika memperoleh dukungan komite audit
(Spira, 1999).
Auditor internal menginginkan komite audit sebanyak mungkin menunjukkan
kontribusi mereka dalam memantau efisiensi dan efektivitas organisasi (Sarens &
Beelde, 2006). Dengan menjadi komunikator bagi komite audit, maka internal audit
diharapkan mengkomunikasikan setiap kekurangan dalam sistem pengendalian internal
dengan sikap terbuka. Kemampuan dan interaksi komite audit dengan auditor internal
khususnya dapat menjadi kekuatan dalam menjalankan peran dan tanggung jawabnya
(Zain & Subaramaniam, 2007).
3. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang berupaya mengevaluasi peran komite
audit dari sudut pandang auditor internal. Peneliti menggambarkan peran komite audit
serta karakteristik komite audit yang berkontribusi untuk meningkatkan peran komite
audit yang efektif dari kacamata auditor internal. Oleh karena itu penelitian ini lebih
bersifat deskriptif kualitatif (Magrane dan Malthus, 2010).Tujuan dari penelitian ini
adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, aktual, dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki (Moleong,
2009).
Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam menjawab rumusan masalah,
peneliti harus melakukan beberapa tahapan-tahapan.Pertama, peneliti melakukan survei
pendahuluan.Setelah proposal disetujui peneliti mendatangi bagian internal audit
khususnya bagian audit komersial dan sistem manajemen pabrik untuk memperoleh
data-data yang dibutuhkan.Adapun data-data yang dianalisis dalam penelitian ini
dikumpulkan dari data primer dan data sekunder.Data primer diperoleh dari wawancara
semistruktur dengan auditor internal.Penelitian ini menggunakan teknik pemilihan
informan dengan teknik snowball sampling dimana pemilihan informan berdasarkan
hasil
wawancara
dan
data-data
yang
dikumpulkan,
peneliti
mengidentifikasi peran komite audit dari sudut pandang auditor internal. Peneliti
mendeskripsikan pandangan internal auditor mengenai peran komite audit dan faktorfaktor yang dianggap berkontribusi untuk meningkatkan peran komite audit yang
efektif. Pada akhirnya, persepsi auditor internal tersebut dianalisis untuk mengevaluasi
komite audit PT Semen Indonesia (Persero) Tbk apakah sudah berjalan efektif
berdasarkan teori yang dipakai dalam penelitian ini (Turley & Zaman, 2004; Magrane &
Malthus, 2010; Akeel & Denis, 2011).
informan. Durasi wawancara sekitar 30 menit sampai satu jam. Selain wawancara,
peneliti juga memperoleh data berupa dokumen internal perusahaan yaitu rencana kerja
audit, piagam internal audit, informasi publik berupa laporan keuangan tahunan PT
Semen Indonesia (Persero) Tbk dan surat pengangkatan anggota komite audit yang baru
untuk periode 2013-2014 yang disebarluaskan secara publik.
4.2 Komite Audit PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk meyakini bahwa tata kelola perusahaan yang
baik merupakan struktur dan proses yang dapat meningkatkan keberhasilan usaha dan
akuntabilitas perusahaan dengan meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham. Hal
tersebut ditunjukkan dengan dibuatnya pedoman GCG PT Semen Indonesia (Persero)
Tbk yang ditetapkan pada tanggal 4 Desember 2008. Komite audit merupakan salah
satu pilar tata kelola perusahaan yang baik sehingga Perseroan memandang penting
keberadaan komite audit. Oleh karena itu, pedoman GCG yang disusun Perseroan
digunakan sebagai acuan dan memberikan arahan dalam pengelolaan perusahaan salah
satunya bagi komite penunjang dewan komisaris yaitu komite audit.
Karena Indonesia menganut sistem two tier, maka struktur organisasi PT Semen
Indonesia (Persero) Tbk terdiri atas dua badan di bawah RUPS yaitu dewan direksi dan
dewan komisaris dimana kedudukan dewan komisaris lebih tinggi dari dewan direksi
dan berfungsi sebagai pengawas dan penasehat dan tidak boleh turut serta mengambil
keputusan operasional perusahaan. Kedudukan komite audit ialah sebagai komite
penunjang dewan komisaris dan secara langsung bertanggung jawab kepada dewan
komisaris.
Sesuai dengan Surat Edaran Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No.:
SE-03/PM/2000 tanggal 05 Mei 2000 dan Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek
Jakarta No.:Kep-315/BEJ/062000 tanggal 30 Juni 2000 dan No.: Kep-339/BEJ/07-2001
tanggal 20 juli 2001, maka Dewan Komisaris PT Semen Indonesia (Persero) Tbk telah
membentuk Komite Audit.
Komite audit PT Semen Indonesia (Persero) Tbk telah dibentuk berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dalam mendukung penerapan
praktik GCG, terutama prinsip akuntabilitas. Salah satu komisaris independen ditunjuk
sebagai ketua komite audit dan anggota komite audit adalah anggota non-dewan
komisaris (profesional) yang independen dan berpengalaman sangat luas. Ketua komite
audit memilih anggotanya sekurang-kurangnya dua orang yang berasal dari luar
perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala bagian audit komersial dan
sistem manajemen pabrik perseroan dan laporan komite audit yang terdapat di dalam
laporan keuangan tahunan, diketahui bahwa persyaratan komite audit perseroan sudah
sesuai dengan peraturan BUMN yang diatur dalam PER-05/MBU/2006.
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
Tugas dan tanggung jawab komite audit diatur dalam piagam (charter) komite
audit yang diterapkan berdasarkan keputusan dewan komisaris. Tugas komite audit
ialah memastikan tercapainya empat sasaran, yaitu: (i) laporan keuangan perusahaan
disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi keuangan (ii) struktur
pengendalian internal perusahaan dilaksanakan secara efektif (iii) pelaksanaan audit
internal dan eksternal dilakukan sesuai standar audit yang berlaku (iv) ketaatan
perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal dan
peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.
Secara rinci, tugas komite audit PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dijabarkan
sebagai berikut:
1. Membantu dewan komisaris untuk memastikan efektifitas sistem pengendalian
intern dan efektifitas pelaksanaan tugas eksternal auditor dan internal auditor;
2. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilaksanakan oleh satuan
pengawasan internal maupun auditor eksternal;
3. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian
manajemen serta pelaksanaannya;
4. Memastikan telah terdapat prosedur review yang memuaskan terhadap segala
informasi yang dikeluarkan Perseroan;
5. Melakukan identifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris
serta tugas-tugas Dewan Komisaris lainnya;
6. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan
perusahaan seperti laporan keuangan, proyeksi, dan informasi keuangan lainnya;
7. Menyediakan sarana untuk menerima pengaduan yang mencakup Perseroan dan
entitas anak yang dikonsolidasi dari pihak ketiga dan terutama yang berasal dari
karyawan mengenai proses akuntansi, pelaporan keuangan, pengendalian
internal dan auditing;
8. Menelaah dan menindaklanjuti pengaduan yang mencakup Perseroan dan entitas
anak yang dikonsolidasi.
9. Mengkaji kecukupan fungsi audit internal, termasuk jumlah auditor, rencana
kerja tahunan dan penugasan yang telah dilaksanakan;
10
Direktur Utama
Komite Audit
Kepala Internal
Kabiro Audit
Kabiro Audit
Kabiro Audit
Staf Internal
Teknik
Komersil &
Audit
Auditor
Auditor
Komersial &
Akuntansi &
Audit Teknik
Gambar 4.1
Kedudukan Unit Kerja Internal Audit
Sumber: Data Internal PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
Unit audit internal dipimpin oleh seorang kepala internal audit yang diangkat
dan diberhentikan oleh direktur utama atas persetujuan dewan komisaris termasuk
komite audit.Kepala internal audit bertanggung jawab kepada direktur utama sehingga
setiap aktivitas berada dalam koordinasi, dilaporkan serta dikonsultasikan kepada
direktur utama.Dalam rangka mendukung independensi, dan menjamin kelancaran
aktivitas serta wewenang dalam memantau tindak lanjut, maka internal audit dapat
berkomunikasi dan bermitra dengan komite audit.
Komite audit memastikan efektivitas pelaksanaan tugas auditor internal. Hal
tersebut dilakukan dengan mengadakan rapat bersama auditor internal baik secara
berkala maupun insidentil.Auditor internal mengirimkan laporan hasil pemeriksaan dan
laporan-laporan lainnya yang diminta oleh komite audit. Selama tahun berjalan internal
auditor memiliki kemungkinan untuk melakukan tugas tambahan yaitu dengan adanya
SNA 17 Mataram, Lombok
Universitas Mataram
24-27 Sept 2014
11
audit khusus yang merupakan permintaan dari komisaris atau direksi untuk segera
melakukan pengauditan. Internal audit menerbitkan laporan hasil audit yang
disampaikan kepada auditee, direktur utama dan juga komite audit setelah melakukan
investigasi dan klarifikasi selama melakukan audit.Sebagaimana diatur dalam piagam
internal audit, komite audit memberikan nasihat dan arahan umum bilamana perlu
kepada auditor internal berdasarkan informasi yang diterimanya, serta hasil diskusi
dengan auditor internal.
Komite audit juga me-review rencana kerja audit yang dibuat oleh audit internal.
Kemudian, secara bersama-sama mendiskusikannya. Komite audit memastikan fungsi
audit internal perusahaan dengan ikut menyetujui piagam internal audit bersama-sama
dengan direktur utama. Selain itu, komite audit PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
peduli terhadap auditor internal untuk meningkatkan kemampuan dan kinerja auditor
internal dengan menyarankan peningkatan kemampuan individual anggota internal
audit. Saran tersebut diimplementasikan oleh fungsi audit internal dimana saat ini
hampir semua staf audit internal merupakan auditor internal yang telah bersertifikasi.
Komite audit dan auditor internal merupakan organ perusahaan yang sama-sama
memiliki fungsi pengawasan. Seperti yang diutarakan oleh KepalaBiro Audit Komersial
dan Sistem Manajemen Pabrik, Bu Hera Milarti, Komite audit dan internal audit samasama memiliki fungsi controller. Karena itulah, kedua organ tersebut memiliki fungsi
yang menguatkan satu dengan yang lain. Keberadaan komite audit dinilai memperkuat
fungsi audit internal. Audit internal merupakan sumber informasi bagi komite audit
sehingga kerja sama diantara mereka dibutuhkan (Zain & Subramaniam, 2007).
Komite Audit berkoordinasi dengan internal audit yang mana laporan
dari internal audit dilaporkan secara two-tier, ke dirut (direktur utama) dan ketua
komite audit. Kata Pak Waras, kepala seksi audit internal.
Hubungan kerja antara komite audit dan auditor internal PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk berjalan dengan baik melalui koordinasi. Komite audit bekerja sama
dengan auditor internal untuk dapat mengakses perusahaan. Auditor internal secara rutin
berkewajiban melaporkan hasil pemeriksaan dan temuan-temuan kepada komite audit.
12
eksternal (Boynton dkk., 2002). Komite audit juga memastikan bahwa pelaksanaan
kegiatan auditor eksternal terlah berjalan sesuai dengan standar audit yang berlaku
(Undang-undang Sarbanes Oxley, 2002). Komite audit menyarankan penunjukan
Kantor Akuntan Publik (KAP) kepada dewan komisaris. Pada tahun 2013, komite audit
mengusulkan kepada dewan komisaris dengan menunjuk KAP Delloitte untuk
melakukan audit umum atas laporan keuangan konsolidasian perseroan dan laporan
tahunan program kemitraan dan bina lingkungan untuk tahun buku 2013.Sebelumnya,
Perseroan menunjuk KAP Purwantono, Suherman dan Surja (KAP PSS) yang berafiliasi
dengan Ernst & Young International dan sudah melakukan audit atas laporan keuangan
konsolidasian perseroan selam enam tahun berturut-turut.
Mulai dari proses tender sampai pemilihan eksternal auditor dilakukan oleh
komite audit. Tata caranya ikut prosedur pengadaan barang dan jasa perseroan...
Penilaian dan fee audit mengikuti anggaran yang sudah ditetapkan..Karena kita
sudah listing, kita pakai KAP Big Four.Sekarang kita pakai Delloitte
sebelumnya pakai E&Y. Jelas Pak Harris, staf auditor internal.
13
14
et al., 1999). Komite audit dapat memberikan umpan balik yang berguna jika memiliki
kompetensi yang cukup dalam bidang auditing dan keuangan. Komite audit PT Semen
Indonesia (Persero) Tbk terdiri dari orang-orang yang memiliki kemampuan dan
keahlian serta pengalaman di bidang audit dan akuntansi. Kompetensi komite audit PT
Semen Indonesia (Persero) Tbk dapat ditunjukkan dari latar belakang pendidikan yang
dimiliki oleh anggota komite audit. Selain itu, salah satu anggota komite audit memiliki
pengalaman kerja yang cukup di bidang pengawasan atau pemeriksaan. Salah seorang
komite audit berkecimpung sebagai auditor Kantor Akuntan Publik dan yang lain
merupakan dosen akuntansi di salah satu universitas negeri terbaik di Indonesia.
Komite audit yang memiliki kompetensi dan keahlian baik dalam bidang
akuntansi maupun keuangan diharapkan dapat membantu pelaksanaan tugas komite
audit. Salah satu tugas komite audit ialah memastikan kredibilitas laporan keuangan.
Oleh karena itu, komite audit yang memiliki pemahaman dalam bidang keuangan
diperlukan. Auditor internal PT Semen Indonesia (Persero) Tbk menilai bahwa komite
audit saat ini sudah berkompeten dan telah dipilih berdasarkan ketentuan Bapepam.
15
jawab komite audit. Auditor internal berpendapat bahwa pertemuan dengan komite
audit melalui rapat merupakan faktor yang penting dalam hal koordinasi dengan fungsi
internal audit.
16
pemeriksaan dari internal audit dan mengevaluasi laporan tersebut. Dalam fungsi
eksternal auditor, komite audit mencalonkan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang
nantinya mengaudit laporan keuangan dan proses pemilihannya melalui tender. Dan
yang terakhir, auditor internal memandang faktor-faktor yang berkontribusi dalam
meningkatkan peran komite audit yang efektif yaitu independensi, kompetensi,
pertemuan, dan komunikasi komite audit PT Semen Indonesia (Persero) Tbk sudah
terpenuhi.
5.2 Saran
Peneliti menemukan beberapa keterbatasan dalam melakukan penelitian
ini.Pertama, karena penelitian ini merupakan penelitian yang mengevaluasi komite audit
dari kacamata auditor internal maka data yang diperoleh khususnya dari hasil
wawancara hanya sebatas pemahaman dan pengalaman yang dirasakan oleh auditor
internal saat berkoordinasi dengan komite audit.Kedua, kurangnya akses dalam
melakukan wawancara dengan semua auditor internal Perseroan.Oleh karena itu, hasil
penelitian tidak sekomprehensif penelitian yang melakukan wawancara ke semua
auditor internal. Keterbatasan lain dalam penelitian ini ialah hanya didasarkan pada
auditor internal satu Perusahaan saja yaitu PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Berdasarkan keterbatasan penelitian tersebut, maka penelitian lebih lanjut dapat
meneliti dari sudut pandang manajemen perseroan.Selain itu peneliti menyarankan
penelitian selanjutnya untuk melakukan wawancara dengan sebanyak mungkin auditor
internal yang melibatkan beberapa perusahaan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Alijoyo, F. Antonius. 2003. Keberadaan & Peran Komite Audit Dalam Rangka
Implementasi
GCG. Jakarta: Forum for Corporate Governance in Indonesia.
Badan
2000.
Surat
Edaran
Bapepam
No.
Badan Pengawas Pasar Modal. 2004. Peraturan Bapepam IX.I.5 (Lampiran Keputusan
Ketua Bapepam Nomor Kep 29/PM/2004 tanggal 24 Maret 2004). Pembentukan
dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit.
Blue Ribbon Committee (BRC). 1999. Audit Committee Characteristic and
Restatement: A Study of the Efficacy of Certain Blue Ribbon Committee
Recommendations. New York: New York Stock Exchange and National
Association of Securities Dealer.
Boynton, Johnson ., et al. 2003.Modern Auditing.Seventh Edition.John Wiley & Sons,
Inc.
Braiotta, Louis. 2004. The Audit Committee Handbook. Fourth Edition. New Jersey:
John Wiley & Sons.
Bromilow, Catherine L. & Barbara Berlin. 2005. Audit Committee Effectiveness. The
Corporate Board. Vanguard Publications, Inc.
DeZoort, F. Todd. 1997. An Investigation of Audit Committees Oversight
Responsibilities. Abacus, 33 (2): 208-227.
DeZoort, et al. 2002. Audit Committee Effectiveness: A syntesis of Emperical Audit
Committee Literatur. Journal of Accounting Literature, 21: 38-76.
Effendi, Arief Muhammad.2002. Pedoman Pembentukan Komite Audit Yang Efektif.
Jakarta: Komite Nasional Kebijakan Governance.
Forum for Corporate Governance in Indonesia. 2000. Peranan Dewan Komisaris dan
Komite Audit Dalam Pelaksanaan Corporate Governance (Tata Kelola
Perusahaan). Jilid II. Jakarta: Forum for Corporate Governance in Indonesia.
Gendron Y, et al. 2004. Getting Inside the Black Box: A Field Study of Practices in
Effective Audit Committees.Auditing: A Journal of Accounting Literature, 21:
153-171.
Goodwin J, Yeo TY. 2001. Two Factors Affecting Independence and Objectivity:
Evidence from Australia and New Zealand. International Journal of Auditing, 7:
263-278.
Hamid, et al. 1999.The Effectiveness of Audit Committee. Akauntan Nasional: 5-10.
18
Ikatan
Komite
Audit
Indonesia.2004.
Komite
Audit,
(http://komiteaudit.org/tentang, diakses tanggal 09 Oktober 2013).
(Online),
Joshi, P.L. & Amal Wakil. 2004. A Study of the Audit Committees functioning in
Bahrain. Managerial Auditing Journal, 19 (7): 832-858.
Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal.2004. Standar Profesi Audit Internal.
Jakarta: Yayasan Pendidikan Internal Audit.
Krishnan, J. 2005. Audit Committee Quality and Internal Control: An Empirical
Analysis. The Accounting Review, 80: 649-675.
Kamel, Hany & Sobhy Elkhatib. 2013. The Perceptions of Audit Committees role in
emerging market: the case of egypt. Journal of Economic and Administrative
Sciences, 29 (2): 85-98.
Magrane, Johnathan & Sue Malthus. 2010. Audit committee effectiveness: a public
sector case study. Managerial Auditing Journal, 25 (5): 427-443.
Manao, Hekinus. 1996. Peranan Komite Audit dalam Pengelolaan Perusahaan: Ulasan
Historis, Teori, Praktik dan Perspektif, Profesi Akuntan Indonesia Menuju
Milenium Baru.(Online), (http://www.docstoc.com/docs/80417706/PERANANKOMITE-AUDIT-DALAM-PENGELOLAAN-PERUSAHAAN--ULASANHITORIS-TEORI-PRAKTIK-DAN-PERSPEKTIF, diakses tanggal 28 Februari
2014).
Moeller, Robert R. 2009. Brinks Modern Internal Auditing. Seventh Edition. New
Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Mohiuddin, Md dan Yusuf Karbhari. 2010. Audit Committe Effectiveness:A Critical
Literature Review. AIUB Journal of Business and Economics, 9 (1): 97-125.
Moleong, LJ. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nest, DP Van Der. 2008. The perceived effectiveness of Audit Committees in the south
african public service. Meditary Accountacy Research, 16 (2): 175-188.
PT Semen Gresik (Persero) Tbk. 2009.Pedoman Good Corporate Governance.
Sarens, Gerrit & Ignace De Beelde. 2006. Interaction between Internal Auditors and the
Audit Committee: An analysis of expectations and perceptions, Working paper,
Universiteit Gent, Fculteit Economie en Bedrijfskunde.
Spira, Laura F. 1999. Ceremonies of Governance: Perspective on the Role of the Audit
Committee. Journal of Management and Governance, 3: 231-260.
Sawyer et al,. 2006. Sawyers Internal Auditing. Jakarta: Salemba Empat
Sariah, Juaenatis. 2010. Analisis Pengaruh Peran Komite Audit dan Pengendalian
Internal terhadap Kinerja Keuangan. Skripsi tidak diterbitkan.UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
19
20