Anda di halaman 1dari 20

EFEKTIVITAS KOMITE AUDIT DALAM SUDUT PANDANG AUDITOR

INTERNAL PADA PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK

FEBI CITRA MAULINA


TJIPTOHADI SAWARJUWONO
Universitas Airlangga
Abstract
This research aims to evaluate the role of audit committee on internal
auditors perspective and characteristics of audit committees that contribute
to enhancing the role of an effective audit committee. A case study
conducted in PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
The data used in this study is primary data obtained from interviews
with the internal auditors and secondary data from annual reports, internal
audit charter, and internal audit plan.This is a descriptive qualitative study
that describes the roles and characteristics of audit committee that
contribute to improve the audit committees effective roles from the
perspective of internal auditors.
The result shows that internal auditors view the audit committee of PT
Semen Indonesia (Persero)Tbk has performed well and effective. Besides
that, the characteristics of audit committee which are independence,
competence, meetings, and communication are thought as having
contributions on the effectiveness of audit committee and the audit
committee of PT Semen Indonesia (Persero) Tbk has fulfilled those
characteristics. Internal auditors expect that the committee audit of PT
Semen Indonesia (Persero) Tbk can improve its contributions by giving
advices and adjustments for firms further development.
Keywords: Audit committee, perspective of the Audit committees roles,
Audit committees effectiveness

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

1. Pendahuluan
Keberadaan komite audit menjadi kunci tata kelola perusahaan yang baik
sehingga diperlukan peran komite audit yang efektif. Komite audit membantu dewan
komisaris dalam melakukan pengawasan perusahaan. Komite audit bertindak sebagai
instrumen pengendalian dan alat untuk memperbaiki kualitas praktik pelaporan
keuangan (Sawyer et al., 2005). Mengingat pentingnya keberadaan komite audit dalam
meningkatkan kinerja perusahaan maka diperlukan studi mengenai komite audit
khususnya di Indonesia (Effendi, 2005).
Pengawasan komite audit menjadi lebih efektif atas dukungan departemen
internal audit (Nest, 2008). Posisi auditor internal yang kuat akan meningkatkan
efektivitas komite audit dalam menjalankan tanggung jawabnya (Turner, 1999; Bishop
et al., 2000). Dalam penelitian ini, komite audit menjadi pusat perhatian sebagai
pengawas yang dilihat dari sudut pandang auditor internal. Profesi internal audit
memandang komite audit harus cakap dalam menjalankan perannya atas laporan
keuangan serta hubungannya dengan auditor eksternal dan manajemen perusahaan
(Hamid et al., 1999). Auditor internal memandang kepemimpinan dan komunikasi
komite audit sangat diperlukan dalam menjalankan perannya terutama yang
berhubungan dengan internal audit (Zain & Subramaniam, 2007).
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini meneliti tentang
perspektif auditor internal atas efektivitas peran komite audit dan karakteristikkarakteristik komite audit yang dipandang auditor internal berkontribusi untuk
meningkatkan efektivitas komite audit dalam menjalankan perannya. Studi kasus
dilakukan pada PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Tujuan dari penelitian ini ialah
untuk menjawab rumusan masalah penelitian yaitu seperti apakah pandangan auditor
internal terhadap peran komite audit? Apakah komite audit sudah menjalankan
perannya dengan efektif? Karakteristik komite audit apa sajakah yang berkontribusi
untuk meningkatkan efektivitas peran komite audit tersebut pada PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk?.

2. Telaah Literatur
2.1. Komite Audit
Teori

keagenan

menunjukkan

bahwa

pemegang

saham

memerlukan

perlindungan karena manajemen mungkin tidak selalu bertindak untuk kepentingan


pemilik (Jensen& Meckeling, 1983).Dikarenakan adanya pemisahan antara pemilik dan

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

manajemen maka dewan komisaris muncul untuk melindungi kepentingan pemegang


saham (Joshi dan Wakil, 2004).Dewan komisaris memiliki tanggung jawab yang
beragam dan beberapa hal tersebut didelegasikan kepada komite audit.Tujuan
dibentuknya komite audit ialah membantu dewan komisaris dalam menjalankan proses
pengawasan. Komite audit membantu dewan komisaris mengembangkan serta
memelihara kerangka akuntabilitas perusahaan (Braiotta, 2004). Komite audit
membantu menciptakan lingkungan dimana kegiatan-kegiatan manajemen perusahaan
tunduk pada pengawasan (Joshi & Wakil, 2004). Keberadaan komite audit dapat
memberi nilai tambah kepada pemegang saham dengan meningkatkan obyektifitas
laporan keuangan dan dengan dibentuknya komite audit maka perusahaan dapat
memperoleh serta dapat mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap mekanisme
akuntansi, auditing, serta sistem pengendalian (Manao, 1996).

2.2. Peran dan Tanggung Jawab Komite Audit


Umumnya, peran pengawasan komite audit meliputi tiga fungsi, yaitu
pelaporan keuangan, pengendalian internal, dan aktivitas audit eksternal (BRC, 1999;
FCGI, 2002; Sarbanes Oxley Act, 2002; Braiotta, 2004).
Untuk memastikan reliabilitas dan kualitas laporan keuangan sutau perusahaan,
komite audit memperbaiki mutu laporan keuangan dengan mengawasi laporan
keuangan. Komite audit memastikan bahwa laporan keuangan sudah sesuai dengan
standar kebijakan keuangan yang berlaku dalam perusahaan (KNGCG, 2002). Komite
audit menelaah laporan keuangan dengan memastikan bahwa laporan keuangan sudah
dibuat berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang tepat (Sawyers et al., 2005). Oleh
karena itu, komite audit diharapkan meninjau semua laporan keuangan yang dibuat
manajemen baik interim maupun tahunan sebelum disetujui dewan komisaris dan
sebelum disebarluaskan ke publik untuk meyakinkan obyektivitas laporan keuangan
(Mohiuddin & Kharbhari, 2010).
Komite audit dianggap sebagai bagian penting dalam sistem kontrol untuk
pengawasan internal oleh dewan komisaris. Komite audit mengawasi struktur
pengendalian dengan memastikan bahwa struktur pengendalian tersebut sudah efektif
dan efisien (Venkataraman, 2005). Oleh karena itu, komite audit secara berkala
berdiskusi dengan auditor internal tentang sistem pengendalian internal. Komite audit
dapat mengakses perusahaan melalui internal audit dan mengandalkan kinerja auditor
internal (Krishnan, 2005). Tanggung jawab komite audit dalam pengendalian internal

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

adalah mempertimbangkan efektivitas sistem pengendalian internal perusahaan,


memahami lingkup penelaahan auditor internal dan eksternal dalam hal kontrol internal
atas pelaporan keuangan, dan memperoleh laporan mengenai temuan-temuan dan
rekomendasi yang signifikan berikut respon manajemen (Sawyers et al., 2005).
Komite audit berperan dalam pelaksanaan fungsi audit eksternal dan audit
internal. Komite audit berpartisipasi dalam pemilihan auditor eksternal dengan
mengusulkan kantor akuntan publik yang nantinya akan mengaudit laporan keuangan
organisasi disertai dengan alasan pencalonan tersebut dan besarnya honorarium yang
diusulkan untuk auditor eksternal (Boynton dkk., 2002; Undang-undang sarbanes oxley,
2002). Sehubungan dengan peran komite audit dalam mengawasi auditor eksternal,
komite audit melakukan pertemuan dengan auditor eksternal sebelum awal audit, lalu
meninjau management letter (Joshi & Wakil, 2004). Komite audit juga bertindak
sebagai penengah jika terjadi perselisihan antara manajemen dengan auditor independen
(Sawyers et al., 2005). Selain dengan auditor eksternal, komite audit diharapkan
memberikan dukungan dan menilai fungsi internal audit. komite audit membantu fungsi
internal audit dengan memastikan bahwa piagam, peranan, dan aktivitas dari auditor
internal dapat dipahami dan menjawab kebutuhan komite audit dan dewan. Komite
audit diharapkan mengevaluasi independensi dan kompetensi internal audit (Mohiuddin
& Karbhari, 2010).

2.3.Persepsi Auditor Internal mengenai Peran dan Tanggung Jawab Komite Audit
Komite audit jika dilihat oleh auditor internal bertindak sebagai forum
independen dimana perusahaan membahas dan menyelesaikan urusan bisnisnya dan
sebagai tempat yang baik sehingga tata kelola perusahaan terjamin(Sarens & Beelde,
2006). Auditor internal merasa dihargai ketika memperoleh dukungan komite audit
(Spira, 1999).
Auditor internal menginginkan komite audit sebanyak mungkin menunjukkan
kontribusi mereka dalam memantau efisiensi dan efektivitas organisasi (Sarens &
Beelde, 2006). Dengan menjadi komunikator bagi komite audit, maka internal audit
diharapkan mengkomunikasikan setiap kekurangan dalam sistem pengendalian internal
dengan sikap terbuka. Kemampuan dan interaksi komite audit dengan auditor internal
khususnya dapat menjadi kekuatan dalam menjalankan peran dan tanggung jawabnya
(Zain & Subaramaniam, 2007).

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

2.4 Komite Audit yang Efektif


Komite audit yang efektif merupakan salah satu pilar dari good corporate
governance (Venkataraman, 2005). Efektivitas komite audit berarti kemampuan komite
audit dalam memenuhi tugas dan tanggung jawab pengawasannya (DeZoort et al.,
2002). Kemampuan komite audit identik dengan karakteristik yang harus dimiliki oleh
komite audit. Oleh karena itu, perusahaan memperhatikan karakteristik yang dimiliki
oleh setiap anggota komite auditnya (FCGI, 2002). Independensi dan kompetensi
merupakan atribut penting bagi komite audit. Independensi menekankan pada komite
audit yang harus bersikap netral dalam menjalankan perannya dan terutama fokus dalam
menemukan solusi dari setiap perbedaan pendapat antara auditor eksternal dan
manajemen. Komite audit yang memiliki kemampuan, keahlian serta pengalaman di
bidang keuangan dapat membantu dan mendukung auditor eksternal ketika berdiskusi
dan berselisih pendapat mengenai kebijakan akuntansi dan manajemen (Lawrence &
Parker, 2002). Faktor yang dirasakan berkaitan dengan efektivitas komite audit
khususnya komunikasi dengan internal audit termasuk dengan mengadakan pertemuan
rutin (Bromilow & Berlin, 2005; Sarens & Beelde, 2006)

3. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang berupaya mengevaluasi peran komite
audit dari sudut pandang auditor internal. Peneliti menggambarkan peran komite audit
serta karakteristik komite audit yang berkontribusi untuk meningkatkan peran komite
audit yang efektif dari kacamata auditor internal. Oleh karena itu penelitian ini lebih
bersifat deskriptif kualitatif (Magrane dan Malthus, 2010).Tujuan dari penelitian ini
adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, aktual, dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki (Moleong,
2009).
Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam menjawab rumusan masalah,
peneliti harus melakukan beberapa tahapan-tahapan.Pertama, peneliti melakukan survei
pendahuluan.Setelah proposal disetujui peneliti mendatangi bagian internal audit
khususnya bagian audit komersial dan sistem manajemen pabrik untuk memperoleh
data-data yang dibutuhkan.Adapun data-data yang dianalisis dalam penelitian ini
dikumpulkan dari data primer dan data sekunder.Data primer diperoleh dari wawancara
semistruktur dengan auditor internal.Penelitian ini menggunakan teknik pemilihan
informan dengan teknik snowball sampling dimana pemilihan informan berdasarkan

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

rekomendasi dari informan sebelumnya (Moleong, 2009). Informan tersebut yaitu


auditor internal diminta menggambarkan peran komite audit, faktor-faktor yang
berkontribusi untuk meningkatkan peran komite audit yang efektif, serta harapan
auditor internal untuk komite audit di masa depan. Semua hasil wawancara ditranskrip
untuk dianalisis (Sarens & Beelde, 2006; Turley & Zaman, 2007; Zain & Subramaniam,
2007; Magrane & Malthus, 2010). Selain itu, diperoleh data berupa informasi publik
yaitu laporan tahunan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Sedangkan dokumen internal
yang disediakan oleh PT Semen Indonesia (Persero) Tbk adalah piagam internal audit
dan rencana kerja auditor internal (Turley & Zaman, 2007; Magrane & Malthus, 2010).
Setelah data-data tersebut diperoleh dan dikumpulkan kemudian dilakukan
teknik analisis data.Hal ini dimaksudkan agar data yang diperoleh mudah dibaca dan
dipahami sebagai upaya untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian
ini.Berdasarkan

hasil

wawancara

dan

data-data

yang

dikumpulkan,

peneliti

mengidentifikasi peran komite audit dari sudut pandang auditor internal. Peneliti
mendeskripsikan pandangan internal auditor mengenai peran komite audit dan faktorfaktor yang dianggap berkontribusi untuk meningkatkan peran komite audit yang
efektif. Pada akhirnya, persepsi auditor internal tersebut dianalisis untuk mengevaluasi
komite audit PT Semen Indonesia (Persero) Tbk apakah sudah berjalan efektif
berdasarkan teori yang dipakai dalam penelitian ini (Turley & Zaman, 2004; Magrane &
Malthus, 2010; Akeel & Denis, 2011).

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan


4.1. Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 13-27 januari 2014.Dalam penelitian ini telah
dilakukan wawancara kepada auditor-auditor internal.Jumlah auditor internal PT Semen
Indonesia (Persero) Tbk adalah 23 orang.Namun, dikarenakan kesibukan para internal
audit dalam mempersiapkan laporan dan rencana kerja tahun 2014, peneliti hanya dapat
mewawancarai empat orang.
Empat orang tersebut dipilih oleh peneliti berdasarkan saran yang diberikan oleh
pembimbing yang disediakan perseroan untuk membantu peneliti menjawab rumusan
masalah penelitian.Adapun empat orang tersebut telah lama bekerja di perseroan dan
telah memiliki pengalaman di bidangnya.Lokasi wawancara dilakukan di Gedung
Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk khususnya di ruangan bagian internal audit.
Wawancara dilakukan pada jam istirahat dan jam-jam kosong yang dimiliki oleh para

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

informan. Durasi wawancara sekitar 30 menit sampai satu jam. Selain wawancara,
peneliti juga memperoleh data berupa dokumen internal perusahaan yaitu rencana kerja
audit, piagam internal audit, informasi publik berupa laporan keuangan tahunan PT
Semen Indonesia (Persero) Tbk dan surat pengangkatan anggota komite audit yang baru
untuk periode 2013-2014 yang disebarluaskan secara publik.
4.2 Komite Audit PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk meyakini bahwa tata kelola perusahaan yang
baik merupakan struktur dan proses yang dapat meningkatkan keberhasilan usaha dan
akuntabilitas perusahaan dengan meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham. Hal
tersebut ditunjukkan dengan dibuatnya pedoman GCG PT Semen Indonesia (Persero)
Tbk yang ditetapkan pada tanggal 4 Desember 2008. Komite audit merupakan salah
satu pilar tata kelola perusahaan yang baik sehingga Perseroan memandang penting
keberadaan komite audit. Oleh karena itu, pedoman GCG yang disusun Perseroan
digunakan sebagai acuan dan memberikan arahan dalam pengelolaan perusahaan salah
satunya bagi komite penunjang dewan komisaris yaitu komite audit.
Karena Indonesia menganut sistem two tier, maka struktur organisasi PT Semen
Indonesia (Persero) Tbk terdiri atas dua badan di bawah RUPS yaitu dewan direksi dan
dewan komisaris dimana kedudukan dewan komisaris lebih tinggi dari dewan direksi
dan berfungsi sebagai pengawas dan penasehat dan tidak boleh turut serta mengambil
keputusan operasional perusahaan. Kedudukan komite audit ialah sebagai komite
penunjang dewan komisaris dan secara langsung bertanggung jawab kepada dewan
komisaris.
Sesuai dengan Surat Edaran Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No.:
SE-03/PM/2000 tanggal 05 Mei 2000 dan Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek
Jakarta No.:Kep-315/BEJ/062000 tanggal 30 Juni 2000 dan No.: Kep-339/BEJ/07-2001
tanggal 20 juli 2001, maka Dewan Komisaris PT Semen Indonesia (Persero) Tbk telah
membentuk Komite Audit.
Komite audit PT Semen Indonesia (Persero) Tbk telah dibentuk berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dalam mendukung penerapan
praktik GCG, terutama prinsip akuntabilitas. Salah satu komisaris independen ditunjuk
sebagai ketua komite audit dan anggota komite audit adalah anggota non-dewan
komisaris (profesional) yang independen dan berpengalaman sangat luas. Ketua komite
audit memilih anggotanya sekurang-kurangnya dua orang yang berasal dari luar
perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala bagian audit komersial dan

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

sistem manajemen pabrik perseroan dan laporan komite audit yang terdapat di dalam
laporan keuangan tahunan, diketahui bahwa persyaratan komite audit perseroan sudah
sesuai dengan peraturan BUMN yang diatur dalam PER-05/MBU/2006.
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
Tugas dan tanggung jawab komite audit diatur dalam piagam (charter) komite
audit yang diterapkan berdasarkan keputusan dewan komisaris. Tugas komite audit
ialah memastikan tercapainya empat sasaran, yaitu: (i) laporan keuangan perusahaan
disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi keuangan (ii) struktur
pengendalian internal perusahaan dilaksanakan secara efektif (iii) pelaksanaan audit
internal dan eksternal dilakukan sesuai standar audit yang berlaku (iv) ketaatan
perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal dan
peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.
Secara rinci, tugas komite audit PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dijabarkan
sebagai berikut:
1. Membantu dewan komisaris untuk memastikan efektifitas sistem pengendalian
intern dan efektifitas pelaksanaan tugas eksternal auditor dan internal auditor;
2. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilaksanakan oleh satuan
pengawasan internal maupun auditor eksternal;
3. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian
manajemen serta pelaksanaannya;
4. Memastikan telah terdapat prosedur review yang memuaskan terhadap segala
informasi yang dikeluarkan Perseroan;
5. Melakukan identifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris
serta tugas-tugas Dewan Komisaris lainnya;
6. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan
perusahaan seperti laporan keuangan, proyeksi, dan informasi keuangan lainnya;
7. Menyediakan sarana untuk menerima pengaduan yang mencakup Perseroan dan
entitas anak yang dikonsolidasi dari pihak ketiga dan terutama yang berasal dari
karyawan mengenai proses akuntansi, pelaporan keuangan, pengendalian
internal dan auditing;
8. Menelaah dan menindaklanjuti pengaduan yang mencakup Perseroan dan entitas
anak yang dikonsolidasi.
9. Mengkaji kecukupan fungsi audit internal, termasuk jumlah auditor, rencana
kerja tahunan dan penugasan yang telah dilaksanakan;

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

10. Mengkaji kecukupan pelaksanaan audit eksternal termasuk di dalamnya


perencanaan audit dan jumlah auditornya; dan
11. Penugasan lainnya dari Dewan Komisaris.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.1 Peran Komite Audit dalam Proses Pelaporan Keuangan
Mohiuddin & Karbhari (2010) menyatakan bahwa dalam pelaksanaan
pengawasan atas pelaporan keuangan, komite audit diharapkan meninjau laporan
keuangan manajemen sebelum disetujui dewan komisaris dan sebelum disebarluaskan
ke publik. Komite audit menelaah laporan keuangan dengan memastikan bahwa laporan
keuangan sudah dibuat berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang tepat (Sawyers et al.,
2005). Dari hasil wawancara dan penelusuran dari laporan komite audit yang tertera
dalam laporan keuangan tahunan Perseroan, pengawasan (oversight) terhadap proses
pelaporan keuangan perusahaan dilakukan oleh komite audit melalui pertemuan secara
periodik tiga bulanan dengan auditor independen, unit internal audit, dan manajemen
perusahaan. Dalam pertemuan tersebut, komite audit akan membahas hal-hal yang
terkait dengan pengendalian internal, akuntansi, auditing, dan pelaporan keuangan.
Laporan keuangan konsolidasian sepenuhnya merupakan tanggung jawab
Manajemen. Komite audit hanya meyakinkan bahwa pengendalian di dalam angkaangka yang tertera pada laporan keuangan telah terpenuhi. Pengendalian tersebut dilihat
komite audit melalui laporan yang disampaikan oleh auditor internal.
Komite audit kemudian mendiskusikan laporan keuangan konsolidasian yang sudah
diaudit dengan manajemen perseroan. Manajemen perseroan mengkonfirmasikan
kepada komite audit bahwa laporan keuangan telah disiapkan sesuai dengan standar
akuntansi keuangan Indonesia.
Dalam ruang lingkup pengawasannya atas laporan keuangan, komite audit PT
Semen Indonesia (Persero) Tbk juga merekomendasikan kantor akuntan publik yang
akan mengaudit atas laporan keuangan. Hal-hal yang berkaitan dengan auditor eksternal
mulai dari proses tender, pemilihan kantor akuntan publik, dan biaya audit dilakukan
oleh komite audit dengan mengikuti prosedur pengadaan barang dan jasa perseroan.
Dengan adanya komite audit yang memiliki latar belakang dan kemampuan
akuntansi dan atau keuangan maka diharapkan komite audit mampu mengawasi proses
pelaporan keuangan dan menjamin kualitas laporan keuangan. Komite audit PT Semen
Indonesia (Persero) Tbk sudah memiliki anggota komite audit yang financial literate
dan hal itu dilaporkan dalam laporan keuangan tahunan.
SNA 17 Mataram, Lombok
Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

4.3.2. Peran Komite Audit dalam Pengendalian Internal


PT Semen Indonesia (Persero) Tbk menyadari pentingnya pengendalian internal
dalam rangka menjaga kekayaan dan kinerja perusahaan.Sistem pengendalian internal
berhubungan dengan kualitas laporan keuangan perusahaan.Dengan pengendalian
internal yang efektif, maka informasi dari laporan keuangan perusahaan dapat
diandalkan. Salah satu sasaran komite audit ialah meyakinkan bahwa struktur
pengendalian internal perusahaan telah berjalan dengan efektif. Oleh karena itu, komite
audit secara berkala berdiskusi dengan auditor internal tentang sistem pengendalian
internal.Melalui internal audit, komite audit dapat mengakses perusahaan dan
mengandalkan kinerja auditor internal (Krishnan, 2005).
Yang bertanggung jawab dalam merancang dan menerapkan pengendalian
internal ialah unit kerja itu sendiri. Auditor internal hanya menguji dan
memastikan bahwa control telah berjalan sebagaimana mestinya. Sedangkan
komite adit memperoleh laporan pengendalian internal dari internal audit. jelas
Pak Haris, salah satu staf audit internal.

Komite audit memastikan pengendalian internal perusahaan dengan menerima


laporan dari audit internal karena komite audit tidak terlibat dalam kegiatan operasional
perusahaan. Proses pengendalian internal PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
menggunakan pendekatan berbasis resiko. Komite audit perlu memahami risiko-risiko
utama perseroan dan memberikan tanggapan serta umpan balik yang relevan kepada
manajemen. Apabila pengendalian internal perusahaan lemah berdasarkan laporan dari
internal audit, maka komite audit menelaah hal-hal yang menyebabkan lemahnya
pengendalian internal dengan mendiskusikannya bersama manajemen perseroan serta
audit internal jika dipandang perlu.

4.3.3. Peran Komite Audit dalam Fungsi Audit Internal


Dasar bagi komite audit untuk memperoleh pemahaman yang lengkap dari
kegiatan operasional adalah dengan mempertimbangkan pekerjaan audit internal.
Adapun kedudukan unit kerja internal audit PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
digambarkan sebagai berikut:

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

10

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Direktur Utama

Komite Audit

Kepala Internal

Kabiro Audit

Kabiro Audit

Kabiro Audit

Staf Internal

Teknik

Komersil &

Akunt & Keu

Audit

Auditor

Auditor

Komersial &

Akuntansi &

Audit Teknik

Gambar 4.1
Kedudukan Unit Kerja Internal Audit
Sumber: Data Internal PT Semen Indonesia (Persero) Tbk

Unit audit internal dipimpin oleh seorang kepala internal audit yang diangkat
dan diberhentikan oleh direktur utama atas persetujuan dewan komisaris termasuk
komite audit.Kepala internal audit bertanggung jawab kepada direktur utama sehingga
setiap aktivitas berada dalam koordinasi, dilaporkan serta dikonsultasikan kepada
direktur utama.Dalam rangka mendukung independensi, dan menjamin kelancaran
aktivitas serta wewenang dalam memantau tindak lanjut, maka internal audit dapat
berkomunikasi dan bermitra dengan komite audit.
Komite audit memastikan efektivitas pelaksanaan tugas auditor internal. Hal
tersebut dilakukan dengan mengadakan rapat bersama auditor internal baik secara
berkala maupun insidentil.Auditor internal mengirimkan laporan hasil pemeriksaan dan
laporan-laporan lainnya yang diminta oleh komite audit. Selama tahun berjalan internal
auditor memiliki kemungkinan untuk melakukan tugas tambahan yaitu dengan adanya
SNA 17 Mataram, Lombok
Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

11

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

audit khusus yang merupakan permintaan dari komisaris atau direksi untuk segera
melakukan pengauditan. Internal audit menerbitkan laporan hasil audit yang
disampaikan kepada auditee, direktur utama dan juga komite audit setelah melakukan
investigasi dan klarifikasi selama melakukan audit.Sebagaimana diatur dalam piagam
internal audit, komite audit memberikan nasihat dan arahan umum bilamana perlu
kepada auditor internal berdasarkan informasi yang diterimanya, serta hasil diskusi
dengan auditor internal.
Komite audit juga me-review rencana kerja audit yang dibuat oleh audit internal.
Kemudian, secara bersama-sama mendiskusikannya. Komite audit memastikan fungsi
audit internal perusahaan dengan ikut menyetujui piagam internal audit bersama-sama
dengan direktur utama. Selain itu, komite audit PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
peduli terhadap auditor internal untuk meningkatkan kemampuan dan kinerja auditor
internal dengan menyarankan peningkatan kemampuan individual anggota internal
audit. Saran tersebut diimplementasikan oleh fungsi audit internal dimana saat ini
hampir semua staf audit internal merupakan auditor internal yang telah bersertifikasi.
Komite audit dan auditor internal merupakan organ perusahaan yang sama-sama
memiliki fungsi pengawasan. Seperti yang diutarakan oleh KepalaBiro Audit Komersial
dan Sistem Manajemen Pabrik, Bu Hera Milarti, Komite audit dan internal audit samasama memiliki fungsi controller. Karena itulah, kedua organ tersebut memiliki fungsi
yang menguatkan satu dengan yang lain. Keberadaan komite audit dinilai memperkuat
fungsi audit internal. Audit internal merupakan sumber informasi bagi komite audit
sehingga kerja sama diantara mereka dibutuhkan (Zain & Subramaniam, 2007).
Komite Audit berkoordinasi dengan internal audit yang mana laporan
dari internal audit dilaporkan secara two-tier, ke dirut (direktur utama) dan ketua
komite audit. Kata Pak Waras, kepala seksi audit internal.

Hubungan kerja antara komite audit dan auditor internal PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk berjalan dengan baik melalui koordinasi. Komite audit bekerja sama
dengan auditor internal untuk dapat mengakses perusahaan. Auditor internal secara rutin
berkewajiban melaporkan hasil pemeriksaan dan temuan-temuan kepada komite audit.

4.3.4. Peran Komite Audit dalam Fungsi Audit Eksternal


Komite audit merupakan instrumen penting yang melakukan kontak langsung
dengan auditor eksternal dimana komite audit berpartisipasi dalam pemilihan auditor

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

12

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

eksternal (Boynton dkk., 2002). Komite audit juga memastikan bahwa pelaksanaan
kegiatan auditor eksternal terlah berjalan sesuai dengan standar audit yang berlaku
(Undang-undang Sarbanes Oxley, 2002). Komite audit menyarankan penunjukan
Kantor Akuntan Publik (KAP) kepada dewan komisaris. Pada tahun 2013, komite audit
mengusulkan kepada dewan komisaris dengan menunjuk KAP Delloitte untuk
melakukan audit umum atas laporan keuangan konsolidasian perseroan dan laporan
tahunan program kemitraan dan bina lingkungan untuk tahun buku 2013.Sebelumnya,
Perseroan menunjuk KAP Purwantono, Suherman dan Surja (KAP PSS) yang berafiliasi
dengan Ernst & Young International dan sudah melakukan audit atas laporan keuangan
konsolidasian perseroan selam enam tahun berturut-turut.
Mulai dari proses tender sampai pemilihan eksternal auditor dilakukan oleh
komite audit. Tata caranya ikut prosedur pengadaan barang dan jasa perseroan...
Penilaian dan fee audit mengikuti anggaran yang sudah ditetapkan..Karena kita
sudah listing, kita pakai KAP Big Four.Sekarang kita pakai Delloitte
sebelumnya pakai E&Y. Jelas Pak Harris, staf auditor internal.

Keikutsertaan komite audit dalam memberikan usulan dan rekomendasi


penunjukan auditor eksternal merupakan salah satu bentuk pengawasan komite audit.
Hal tersebut bertujuan untuk menjaga independensi auditor eksternal yang digunakan
oleh perusahaan. Komite audit memantau efektivitas pelaksanaan tugas auditor
eksternal dengan mengadakan pertemuan dan diskusi. Auditor eksternal bertanggung
jawab dalam memberikan pendapat atas laporan keuangan yang sudah diaudit sesuai
standar akuntansi keuangan.
Komite audit juga me-reviewmanagement letter yang dibuat oleh eksternal
auditor. Selain itu, komite audit juga bertindak sebagai arbiter.Jika terjadi perbedaan
pendapat antara auditor eksternal dengan manajemen perseroan dalam membahas hasil
audit, maka komite audit menjadi penengah.Perbedaan pendapat tersebut adalah hal
yang wajar yang terjadi di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Komite audit
mengidentifikasi masalah yang menyebabkan perbedaan pendapat tersebut dan
didiskusikan sampai diperoleh suatu kesepakatan antara kedua belah pihak.

4.4. Komite Audit yang Efektif menurut Persepsi Auditor Internal


Efektivitas komite audit sangat bergantung pada kemampuan komite audit dalam
menjalankan peran dan tanggung jawab yang didelegasikan oleh dewan (Turley &

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

13

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Zaman, 2004). Kemampuan komite audit identik dengan karakteristik-karakteristik


yang harus dimiliki oleh komite audit. Karena itu, perusahaan harus memperhatikan
karakteristik yang dimiliki oleh anggota komite audit (FCGI, 2002). Dalam penelitian
ini, peneliti mengevaluasi karakteristik komite audit tersebut dengan menggambarkan
independensi, kompetensi, pertemuan, dan komite audit dari sudut pandang auditor
internal. Pemilihan karakteristik komite audit yang terdiri dari independensi,
kompetensi, pertemuan, dan komunikasi komite audit berdasarkan rekomendasi Blue
Ribbon Committee (2002) dan penelitian Zain & Subramaniam (2007).
4.4.1. Independensi Komite Audit
Berdasarkan hasil olahan data yang diperoleh dari wawancara dan laporan
tahunan perusahaan, independensi merupakan faktor yang penting untuk mengevaluasi
komite audit.Independensi Komite Audit dapat dilihat dari struktur organisasi
perusahaan.
Dalam struktur organisasi, terlihat kedudukan komite audit PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk. Komite audit dibentuk oleh dewan komisaris dan bertanggung jawab
kepada dewan komisaris. Hal ini menunjukkan bahwa komite audit merupakan bagian
dari pengawas yang tidak terlibat dalam kegiatan operasional perseroan. Independensi
juga menekankan sikap netral komite audit terutama fokus menemukan solusi dari
setiap perbedaan pendapat antara auditor eksternal dan manajemen (Lawrence & Parker,
2002).
Auditor internal PT Semen Indonesia (Persero) Tbk menilai bahwa komite audit
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk saat ini sudah independen dan bersikap netral ketika
menjadi penengah disaat auditor eksternal dan manajemen bersitegang dalam hal-hal
yang berkaitan dengan laporan keuangan. Komite audit Perseroan juga telah memenuhi
syarat independensi yang ditentukan oleh Bapepam (2004). Ketua komite audit
merupakan komisaris independen. Dalam annual report perusahaan dijelaskan bahwa
komite audit PT Semen Indonesia (Persero) Tbk merupakan orang-orang dari luar
perusahaan yang tidak mempunyai hubungan kerja dengan perusahaan.

4.4.2. Kompetensi Komite Audit


Auditor internal memandang perlu suatu komite audit yang berpengalaman dan
memiliki pengetahuan di bidang keuangan (Zain & Subramaniam, 2007). Profesi
internal audit memandang komite audit harus cakap dalam menjalankan perannya atas
laporan keuangan serta hubungannya dengan auditor eksternal dan manajemen (Hamid

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

14

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

et al., 1999). Komite audit dapat memberikan umpan balik yang berguna jika memiliki
kompetensi yang cukup dalam bidang auditing dan keuangan. Komite audit PT Semen
Indonesia (Persero) Tbk terdiri dari orang-orang yang memiliki kemampuan dan
keahlian serta pengalaman di bidang audit dan akuntansi. Kompetensi komite audit PT
Semen Indonesia (Persero) Tbk dapat ditunjukkan dari latar belakang pendidikan yang
dimiliki oleh anggota komite audit. Selain itu, salah satu anggota komite audit memiliki
pengalaman kerja yang cukup di bidang pengawasan atau pemeriksaan. Salah seorang
komite audit berkecimpung sebagai auditor Kantor Akuntan Publik dan yang lain
merupakan dosen akuntansi di salah satu universitas negeri terbaik di Indonesia.
Komite audit yang memiliki kompetensi dan keahlian baik dalam bidang
akuntansi maupun keuangan diharapkan dapat membantu pelaksanaan tugas komite
audit. Salah satu tugas komite audit ialah memastikan kredibilitas laporan keuangan.
Oleh karena itu, komite audit yang memiliki pemahaman dalam bidang keuangan
diperlukan. Auditor internal PT Semen Indonesia (Persero) Tbk menilai bahwa komite
audit saat ini sudah berkompeten dan telah dipilih berdasarkan ketentuan Bapepam.

4.4.3. Pertemuan Komite Audit


Dalam laporan keuangan tahunan Perseroan, diungkapkan bahwa pertemuan
komite audit memfasilitasi anggota komite audit dalam melaksanakan peran dan
tanggung jawabnya. Komite audit PT Semen Indonesia (Persero) Tbk secara periodik
akan mengundang pihak-pihak terkait dalam rapat. Pertemuan ini merupakan hal wajib
yang harus dilaksanakan dan tertera di dalam charter. Komite audit mengadakan
pertemuan dengan auditor eksternal sebelum dan sesudah audit dilaksanakan untuk
membicarakan ruang lingkup dan sasaran audit serta hasil dari pemeriksaan auditor
eksternal. Komite audit juga melakukan pertemuan yang terjadwal dengan auditor
internal yaitu tiga bulan sekali dan jika dipandang perlu dapat diadakan pertemuan yang
bersifat insidentil.
Pertemuan yang diadakan komite audit baik secara internal maupun dengan
mengundang auditor internal, manajemen, dan auditor eksternal merupakan suatu cara
untuk menjalin komunikasi dan mendiskusikan hal-hal yang termasuk dalam ruang
lingkup kerja komite audit dan membahas laporan-laporan yang diberikan kepada
komite audit. Selama tahun 2012, komite audit PT Semen Indonesia (Persero) Tbk telah
mengadakan rapat yang terkait dengan auditor internal dan eksternal auditor sebanyak
delapan kali.Pertemuan diadakan untuk memfasilitasi pelaksanaan tugas dan tanggung

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

15

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

jawab komite audit. Auditor internal berpendapat bahwa pertemuan dengan komite
audit melalui rapat merupakan faktor yang penting dalam hal koordinasi dengan fungsi
internal audit.

4.4.4. Komunikasi Komite Audit


Komunikasi merupakan faktor yang berkontribusi untuk mengevaluasi
efektivitas komite audit.Dalam penelitian ini, peneliti hanya memperoleh pemahaman
mengenai komunikasi yang terjalin antara komite audit dan internal audit.Komunikasi
yang terjalin merupakan komunikasi formal yaitu melalui rapat. Dari hasil wawancara
dengan auditor internal diketahui bahwa sejauh ini komunikasi antara komite audit dan
auditor internal berjalan dengan baik.
Internal audit mengkomunikasikan semua hasil laporan seperti laporan hasil
pemeriksaan maupun laporan investigasi khusus kepada komite audit. Akan tetapi,
auditor internal berpendapat bahwa komunikasi dengan komite audit akan lebih lancar
dan lebih baik lagi jika komite audit PT Semen Indonesia (Persero) Tbk berkedudukan
di Gresik. Hal ini dikarenakan saat ini komite audit Perseroan berada di kantor pusat
yang ada di Jakarta dan untuk berkoordinasi mengharuskan auditor internal bolak-balik
Gresik-Jakarta. Komunikasi yang lancar antara komite audit dengan internal audit akan
membangun suatu hubungan kerja yang harmonis dan akan mempengaruhi efektivitas
komite audit dalam menjalankan fungsinya. Selain itu, auditor internal juga
mengharapkan komite audit tidak hanya menerima laporan saja dari internal audit tetapi
juga memberikan saran perbaikan demi kemajuan perusahaan.

5. Simpulan dan Saran


5.1 Simpulan
Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu auditor internal PT Semen
Indonesia (Persero) Tbk berpendapat bahwa komite audit PT Semen Indonesia (Persero)
Tbk telah menjalankan peran pengawasannya dengan baik dan efektif yang meliputi
proses pelaporan keuangan, pengendalian internal, dan juga berperan dalam fungsi
auditor eksternal dan auditor internal. Dalam proses pelaporan keuangan, komite audit
sudah menjalankan fungsinya dengan meninjau setiap laporan yang dikeluarkan oleh
manajemen dengan berdiskusi melalui rapat. Dalam pengendalian internal, komite audit
bersama-sama dengan internal audit memastikan bahwa perusahaan telah memiliki
pengendalian internal yang efektif dan efisien. Komite audit menerima laporan hasil
SNA 17 Mataram, Lombok
Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

16

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

pemeriksaan dari internal audit dan mengevaluasi laporan tersebut. Dalam fungsi
eksternal auditor, komite audit mencalonkan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang
nantinya mengaudit laporan keuangan dan proses pemilihannya melalui tender. Dan
yang terakhir, auditor internal memandang faktor-faktor yang berkontribusi dalam
meningkatkan peran komite audit yang efektif yaitu independensi, kompetensi,
pertemuan, dan komunikasi komite audit PT Semen Indonesia (Persero) Tbk sudah
terpenuhi.
5.2 Saran
Peneliti menemukan beberapa keterbatasan dalam melakukan penelitian
ini.Pertama, karena penelitian ini merupakan penelitian yang mengevaluasi komite audit
dari kacamata auditor internal maka data yang diperoleh khususnya dari hasil
wawancara hanya sebatas pemahaman dan pengalaman yang dirasakan oleh auditor
internal saat berkoordinasi dengan komite audit.Kedua, kurangnya akses dalam
melakukan wawancara dengan semua auditor internal Perseroan.Oleh karena itu, hasil
penelitian tidak sekomprehensif penelitian yang melakukan wawancara ke semua
auditor internal. Keterbatasan lain dalam penelitian ini ialah hanya didasarkan pada
auditor internal satu Perusahaan saja yaitu PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Berdasarkan keterbatasan penelitian tersebut, maka penelitian lebih lanjut dapat
meneliti dari sudut pandang manajemen perseroan.Selain itu peneliti menyarankan
penelitian selanjutnya untuk melakukan wawancara dengan sebanyak mungkin auditor
internal yang melibatkan beberapa perusahaan.

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

17

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Alijoyo, F. Antonius. 2003. Keberadaan & Peran Komite Audit Dalam Rangka
Implementasi
GCG. Jakarta: Forum for Corporate Governance in Indonesia.
Badan

Pengawas Pasar Modal.


SE/03/PM/2000.Komite Audit.

2000.

Surat

Edaran

Bapepam

No.

Badan Pengawas Pasar Modal. 2004. Peraturan Bapepam IX.I.5 (Lampiran Keputusan
Ketua Bapepam Nomor Kep 29/PM/2004 tanggal 24 Maret 2004). Pembentukan
dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit.
Blue Ribbon Committee (BRC). 1999. Audit Committee Characteristic and
Restatement: A Study of the Efficacy of Certain Blue Ribbon Committee
Recommendations. New York: New York Stock Exchange and National
Association of Securities Dealer.
Boynton, Johnson ., et al. 2003.Modern Auditing.Seventh Edition.John Wiley & Sons,
Inc.
Braiotta, Louis. 2004. The Audit Committee Handbook. Fourth Edition. New Jersey:
John Wiley & Sons.
Bromilow, Catherine L. & Barbara Berlin. 2005. Audit Committee Effectiveness. The
Corporate Board. Vanguard Publications, Inc.
DeZoort, F. Todd. 1997. An Investigation of Audit Committees Oversight
Responsibilities. Abacus, 33 (2): 208-227.
DeZoort, et al. 2002. Audit Committee Effectiveness: A syntesis of Emperical Audit
Committee Literatur. Journal of Accounting Literature, 21: 38-76.
Effendi, Arief Muhammad.2002. Pedoman Pembentukan Komite Audit Yang Efektif.
Jakarta: Komite Nasional Kebijakan Governance.
Forum for Corporate Governance in Indonesia. 2000. Peranan Dewan Komisaris dan
Komite Audit Dalam Pelaksanaan Corporate Governance (Tata Kelola
Perusahaan). Jilid II. Jakarta: Forum for Corporate Governance in Indonesia.
Gendron Y, et al. 2004. Getting Inside the Black Box: A Field Study of Practices in
Effective Audit Committees.Auditing: A Journal of Accounting Literature, 21:
153-171.
Goodwin J, Yeo TY. 2001. Two Factors Affecting Independence and Objectivity:
Evidence from Australia and New Zealand. International Journal of Auditing, 7:
263-278.
Hamid, et al. 1999.The Effectiveness of Audit Committee. Akauntan Nasional: 5-10.

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

18

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Ikatan

Komite
Audit
Indonesia.2004.
Komite
Audit,
(http://komiteaudit.org/tentang, diakses tanggal 09 Oktober 2013).

(Online),

Joshi, P.L. & Amal Wakil. 2004. A Study of the Audit Committees functioning in
Bahrain. Managerial Auditing Journal, 19 (7): 832-858.
Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal.2004. Standar Profesi Audit Internal.
Jakarta: Yayasan Pendidikan Internal Audit.
Krishnan, J. 2005. Audit Committee Quality and Internal Control: An Empirical
Analysis. The Accounting Review, 80: 649-675.
Kamel, Hany & Sobhy Elkhatib. 2013. The Perceptions of Audit Committees role in
emerging market: the case of egypt. Journal of Economic and Administrative
Sciences, 29 (2): 85-98.
Magrane, Johnathan & Sue Malthus. 2010. Audit committee effectiveness: a public
sector case study. Managerial Auditing Journal, 25 (5): 427-443.
Manao, Hekinus. 1996. Peranan Komite Audit dalam Pengelolaan Perusahaan: Ulasan
Historis, Teori, Praktik dan Perspektif, Profesi Akuntan Indonesia Menuju
Milenium Baru.(Online), (http://www.docstoc.com/docs/80417706/PERANANKOMITE-AUDIT-DALAM-PENGELOLAAN-PERUSAHAAN--ULASANHITORIS-TEORI-PRAKTIK-DAN-PERSPEKTIF, diakses tanggal 28 Februari
2014).
Moeller, Robert R. 2009. Brinks Modern Internal Auditing. Seventh Edition. New
Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Mohiuddin, Md dan Yusuf Karbhari. 2010. Audit Committe Effectiveness:A Critical
Literature Review. AIUB Journal of Business and Economics, 9 (1): 97-125.
Moleong, LJ. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nest, DP Van Der. 2008. The perceived effectiveness of Audit Committees in the south
african public service. Meditary Accountacy Research, 16 (2): 175-188.
PT Semen Gresik (Persero) Tbk. 2009.Pedoman Good Corporate Governance.
Sarens, Gerrit & Ignace De Beelde. 2006. Interaction between Internal Auditors and the
Audit Committee: An analysis of expectations and perceptions, Working paper,
Universiteit Gent, Fculteit Economie en Bedrijfskunde.
Spira, Laura F. 1999. Ceremonies of Governance: Perspective on the Role of the Audit
Committee. Journal of Management and Governance, 3: 231-260.
Sawyer et al,. 2006. Sawyers Internal Auditing. Jakarta: Salemba Empat
Sariah, Juaenatis. 2010. Analisis Pengaruh Peran Komite Audit dan Pengendalian
Internal terhadap Kinerja Keuangan. Skripsi tidak diterbitkan.UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

19

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Soetedjo, Soegeng. 2009. Pembahasan Pokok-pokok Pikiran Teori Akuntansi Vernon


Kam. Surabaya: Airlangga University Press.
Turley, Stuart & Mahbub Zaman. 2004. The Corporate Governance Effects of Audit
Committees. Journal of Management and Governance, 8: 305-332.
. 2007. Audit Committee Effectiveness: Informal Processes and Behavioural
Effects. Accounting, Auditing.& Accountability Journal, 20 (5): 765-788.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik
Negara, Jakarta 19 Juni 2003.
Venkataraman, V. 2005.Audit Comittee Handbook. New Delhi: Tata McGraw-Hill
Publishing Company Limited.
Zain, Mazlina Mat & Nava Subramaniam. 2007. Internal Auditors Perceptions on
Audit Committees Interactions: a qualitative study in Malaysian Public
Corporation, Corporate Governance, 15 (5) September.

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

20

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai