Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH RHEOLOGY

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-dasar Teknologi Hasil


Pertanian

Oleh:
NIRMALA YULISNINGATI
121710101064

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013

1.

RHEOLOGY

1.1 Pengertian Rheology


Rheologi berasal dari bahasa Yunani yaitu rheo dan logos. Rheo berarti
mengalir, dan logos berarti ilmu. Sehingga rheologi adalah cabang dari ilmu fisika
yang mempelajari tentang sifat aliran zat cair dan deformasi zat padat. Rheologi
erat kaitannya dengan viskositas. Viskositas merupakan suatu pernyataan tahanan
dari suatu cairan untuk mengalir; semakin tinggi viskositas, semakin besar
tahanannya untuk mengalir. Viskositas dinyatakan dalam simbol .
Rheology adalah suatu cabang ilmu fisik yang didefinisikan sebagai ilmu
yang mempelajari perubahan bentuk suatu mat erial. Gesekan antara bahan padat,
sifat alir material bentuk tepung, bahkan pengecilan ukuran suatu partikel seperti
pada proses penggilingan, proses emulsifikasi dan atomisasi
1.2 Pentingnya mempelajari Rheology
Pengetahuan reologi diperlukan didalam mendesain alat tertentu seperti
pompa, pipa-pipa aliran. dan lainnya. Desain akan lebih efektif bila reologi

bahan yang menggunakan pompa atau melalui pipa alir tersebut diketahui.
Penerimaan konsumen terhadap suatu produk dipengaruhi oleh sifat
reologinya. Misalnya, mudah tidaknya jam atau selai dioleskan, liat dan

empuknya daging , dan sebagainya.


Pengamatan lebih dalam struktur suatu bahan, misalnya hubungan antara
ukuran molekul dan bentuk nya dalam suatu larutan terhadap kekentalan,

hubungan antara tingkat cross-linkage polymers dengan elastisitasnya.


Test reologi sering diterapkan untuk mengontrol bahan dasar dan
mengontrol proses suatu pengolahan. Contohnya: sifat reologi adonan
tepung gandum pada pengolahan roti.

1.3 Penerapan rheology pada berbagai bidang


Rheology dapat diterapkan pada berbagai bidang, yaitu :
2

Makanan : Mayones, Krim Salad, Industri Susu.


Produk perawatan tubuh : Krim, Lotion.
Farmasi : pembuatan krim, suspensi, emulsi, losion, pasta, penyalut tablet,
dan lain-lain. Selain itu, prinsip rheologi digunakan juga untuk
karakterisasi produk sediaan farmasi (dosage form)sebagai penjaminan
kualitas yang sama untuk setiap batch. Dalam bidang farmasi, prinsipprinsip rheologi diaplikasikan dalam Rheologi juga meliputi pencampuran
aliran dari bahan, penuangan, pengeluaran dari tube, atau pelewatan dari

jarum suntik
Ilmu kedokteran : cairan tubuh (seperti misalnya darah),penerimaan obat
bagi pasien, stabilitas fisika obat, bahkan ketersediaan hayati dalam tubuh
(bioavailability). Sehingga viskositas telah terbukti dapat mempengaruhi

laju absorbsi obat dalam tubuh.


Agrochemical : Pestisida.
Teknik , itu mempengaruhi produksi dan penggunaan bahan-bahan
polimer, tapi teori plastisitas telah juga penting untuk desain proses
pembentukan logam. Banyak industri zat-zat penting seperti beton, cat dan

cokelat memiliki karakteristik aliran kompleks.


Teknik Geofisika meliputi aliran lava, tetapi selain mengukur aliran bahan
padat Bumi skala waktu yang panjang: orang-orang yang menampilkan

perilaku kental, misalnya granit, yang dikenal sebagai rheids.


Fisiologi, banyak cairan tubuh yang kompleks sehingga komposisi dan
karakteristik aliran. Secara khusus ada studi spesialis aliran darah yang
disebut hemorheology. Biorheology istilah digunakan untuk bidang studi
yang lebih luas dari sifat aliran cairan biologis.

1.4 Kendala dalam mempelajari rheology

Masing-masing produk tersebut mempunyai sifat berbeda pada kondisi


yang berbeda. Contohnya, sebuah batu bersifat sebagai bahan padat, tapi

kumpulan batu bisa dikatagorikan bersifat sebagai bahan cair.


Sangat bervariasinya produk pangan, ada yang bersifat padat, cair atau
gas, dan ada yang dalam bentuk-bentuk antaranya.

1.5 Stress dan Strain


3

Stress didefenisikan sebagai gaya (force) pada suatu luas permukaan gaya per
satuan luas.

Compressive Stress. Contoh terapan compressive stress bila kita menekan

bola atau suatu adonan roti misalnya dengan kedua telapak tangan kita.
Tensile Stress.Contoh terapan tensile stress terjadi bila kita menarik atau

meregang karet gelang.


Normal Stress. Didalam perhitungan, baik compressive maupun tensile
stress yang arah sumbu force nya tegak lurus atau bersudut 90 derajat

terhadap lintang permukaannya disebut dengan normal stress.


Shear stress, diidalam perhitungan, shear stress ini disebut sebagai

tangential stress
Isotropic Stress adalah stress yang seragam pada semua arah, seperti
halnya pada tekanan hidrostatis.

F
A

Strain sebagai ratio perubahan panjang terhadap panjang mula-mula.


Deformasi, bila suatu bahan padat dikenakan beban stress, maka satu atau lebih
dimensinya akan berubah. Perubahan dimensi ini mengakibatkan apa yang disebut
dengan deformasi.Strain adalah perubahan dimensi relatif terhadap dimensi awal,
sehingga strain tidak memiliki satuan.
Hubungan antara stress dan strain yaitu bahan elastik. Objek padat yang
dikenai stress akan mengalami deformasi. Bila stress tersebut dihilangkan bahan
kemungkinan akan kembali atau mungkin tidak akan kembali kepada kekeadaan
atau bentuk semula. Bila kembali ke bentuk atau kekeadaan semula, maka objek
padat tersebut merupakan bahan elastik ideal. Hooked's Law. Hukum Hooked ini
mengatakan bahwa strain yang terjadi berbanding langsung dengan stress yang
dikenakan.
Contoh soal :
4

Suatu bahan . Bahan berupa kawat logam dengan panjang L dan luas
penampang A digulung menjadi pegas. Jika logam mempunyai modulus Young Y
dan perubahan transversal kawat gulungan kawat itu diabaikan, tunjukkan bahwa
tetapan pegasnya diberikan oleh YA/Lo.
Jawab :
Sepanjang deformasi terjadi pada daerah hukum Hooke, maka akan berlaku
F = k x.
F = YA
L/Lo. Dalam hal ini x = L, sehingga dari kedua persamaan di atas diperoleh k

L = YA
L/Lo atau k = Y A/Lo.

1.6 Rheology bahan pangan cair dan semi padat

Bahan pangan semipadat seperti selai kacang dan margarin bersifat

diantara bahan padat dan likuid,


Pengangkutan bahan pangan cair dengan pemompaan ini ditentukan oleh

massa jenis dan viskositasnya.


Bahan pangan cair seperti susu, madu, sari buah dan minuman lainnya

serta minyak sayur menunjukkan sifat alir yang sederhana.


Bahan pangan cair yang lebih kental seperti saus salad, saus tomat dan

mayonais mempunyai sifat yang lebih rumit.


Satuan viskositas likuid adalah Poise.
Hampir semua bahan pangan ini dialirkan dengan pompa pada suatu tahap
pengolahan ataupun pengemasannya, oleh karena itu karakteristik sifat
5

alirnya penting untuk menentukan kebutuhan tenaga pada proses


pemompaan, untuk menentukan ukuran pipa yang digunakan.
1.7 Sistem newtonian dan non newtonian
Penggolongan bahan menurut tipe aliran dan deformasi ada 2 yaitu Sistem
Newtonian dan Sistem Non-Newtonian.
A. SISTEM NEWTONIAN
Fluida Newtonian adalah suatu fluida yang memiliki kurva
tegangan/regangan yang linier. Contoh fluida yang memiliki karakteristik ini
adalah air. Viskositas dari suatu fluida newtonian hanya bergantung kepada suhu
dan tekanan.Fluida Newtonian bisa digambarkan dengan satu koeffisien yaitu
viskositas pada suhu tertentu.
Viskositas merupakan perbandingan antara Shearing stress F/A dan Rate of
shear dv/dr. Satuan viskositas adalah poise atau dyne detik cm -2
f = 1/
Fluiditas merupakan kebalikan dari viskositas. Satuan fluiditas adalah centipoise
(cps). 1cps= 0,01poise
Viskositas Kinematik adalah viskositas absolut dibagi kerapatan cairan (bobot
jenis).satuannya adalah stokes, s atau centistokes, cs.
Viskositas kinematik = /r

B.

SISTEM NON-NEWTONIAN
Fluida non newtonian tidak berubah ketika terdapat gaya yang

bekerja pada fluida. Ada 3 jenis tipe aliran dalam sistem Non-Newtonian, yaitu :
Plastis, Pseudoplastis, dan Dilatan.
1. Aliran Plastis
Kurva aliran plastis tidak melalui titik (0,0) tapi memotong sumbu
shearing stress (atau auakan memotong jika bagian lurus dari kurva tersebut
diekstrapolasikan ke sumbu) pada suatu titik tertentu yang dikenal dengan sebagai
6

harga yield. Cairan plastis tidak akan mengalir sampai shearing stress dicapai
sebesar yield value tersebut. Pada harga stress di bawah harga yield value, zat
bertindak sebagi bahan elastis (meregang lalu kembali ke keadaan semula, tidak
mengalir).
U=(Ff)
G
U adalah viskositas plastis, dan f adalah yield value.
Aliran plastis berhubungan dengan adanya partikel-partikel yang
tersuspensi dalam suspensi pekat. Adanya yield value disebabkan oleh adanya
kontak antara partikel-partikel yang berdekatan (disebabkan oleh adanya gaya van
der Waals), yang harus dipecah sebelum aliran dapat terjadi. Akibatnya, yield
value merupakan indikasi dari kekuatan flokulasi. Makin banyak suspensi yang
terflokulasi, makin tinggi yield value-nya. Kekuatan friksi antar partikel juga
berkontribusi dalam yield value. Ketika yield value terlampaui (shear stress di atas
yield value), sistem plastis akan menyerupai sistem newton.

2. Aliran Pseudoplastis
Aliran pseudoplastis ditunjukkan oleh beberapa bahan farmasi yaitu gom
alam dan sisntesis seperti dispersi cair dari tragacanth, natrium alginat, metil
selulosa, dan natrium karboksimetil selulosa. Aliran pseudoplastis diperlihatkan
oleh polimer-polimer dalam larutan, hal ini berkebalikan dengan sistem plastis,
yang tersusun dari partikel-partikel tersuspensi dalam emulsi. Kurva untuk aliran
pseudoplastis dimulai dari (0,0) , tidak ada yield value, dan bukan suatu harga
tunggal.
Viskositas aliran pseudoplastis berkurang dengan meningkatnya rate of
shear. Rheogram lengkung untuk bahan-bahan pseudoplastis ini disebabkan
adanya aksi shearing terhadap molekul-molekul polimer (atau suatu bahan
berantai panjang). Dengan meningkatnya shearing stress, molekul-molekul yang
secara normal tidak beraturan, mulai menyusun sumbu yang panjang dalam arah
7

aliran. Pengarahan ini mengurangi tahanan dari dalam bahan tersebut dan
mengakibatkan rate of shear yang lebih besar pada tiap shearing stress berikutnya.
FN = G
Eksponen N meningkat pada saat aliran meningkat hingga seperti aliran newton.
Jika N=1 aliran tersebut sama dengan aliran newton.
3. Aliran Dilatan
Aliran dilatan terjadi pada suspensi yang memiliki presentase zat padat
terdispersi dengan konsentrasi tinggi. Terjadi peningkatan daya hambat untuk
mengalir (viskositas) dengan meningkatnya rate of shear. Jika stress dihilangkan,
suatu sistem dilatan akan kembali ke keadaan fluiditas aslinya.
Pada keadaaan istirahat, partikel-partikel tersebuat tersususn rapat dengan
volume antar partikel pada keadaan minimum. Tetapi jumlah pembawa dalam
suspensi ini cukup untuk mengisi volume ini dan membentuk ikatan lalu
memudahkan partikel-partikel bergerak dari suatu tempat ke tempat lainnya pada
rate of shear yang rendah. Pada saat shear stress meningkat, bulk dari system itu
mengembang atau memuai (dilate).

Hal itu menyebabkan volume antar

partikel menjadi meningkat dan jumlah pembawa yang ada tidak cukup memenuhi
ruang kosong tersebut. Oleh karena itu hambatan aliran meningkat karena
partikel-partikel tersebut tidak dibasahi atau dilumasi dengan sempurna lagi oleh
pembawa. Akhirnya suspensi menjadi pasta yang kaku.

1.8 Viskoelastisitas,plastisitas dan koloid


A. Viskoelastisitas
Viskoelastisitas adalah karakteristik mekanis gabungan antara liquid dan
polimer padatemperatur yang tinggi. Contoh ekstrem viskoelastisitas dapat
ditemukan pada sebuah silikonpolimer.Perilaku elastisitas stress-strain yang
diikuti regangan bergantung waktu suatu bentuk tidak elastis. Ketika meluncur ke
bola dan jatuh ke permukaan horizontal, memantul elastisdan laju deformasi
8

selama bounce yang sangat cepat. Di sisi lain, jika ditarik dalamketegangan
dengan

menerapkannya

secara

bertahap

untuk

meningkatkan

stress,

materiberelongasi atau mengalir seperti cairan yang sangat kental. Untuk bahanbahanviskoelastisitas lain, laju regangan menentukan apakah deformasi tersebut
merupakandeformasi elastik atau kental.
B. Plastisitas
Plastisitas adalah kemampuan suatu bahan padat untuk mengalami perubahan
bentuk tetap tanpa ada kerusakan, serta memiliki beberapa sifat yaitu :

Sifat fisika adalah karakteristik suatu bahan ketika mengalami peristiwa


fisika seperti adanya pengaruh panas atau listrik. Yang termasuk sifat-sifat
fisika adalah sebagai berikut: Titik lebur, Kepadatan, Daya hantar panas,

dan daya hantar listrik.


Sifat kimia adalah kemampuan suatu logam dalam mengalami peristiwa
korosi. Korosi adalah terjadinya reaksi kimia antara suatu bahan dengan
lingkungannya. Secara garis besar ada dua macam korosi, yaitu korosi

karena efek galvanis dan reaksi kimia langsung.


Sifat pengerjaan adalah suatu sifat yang timbul setelah diadakannya proses
pengolahan tertentu. Sifat pengerjaan ini harus diketahui terlebih dahulu
sebelum pengolahan logam dilakukan.

C. Koloid
Sistem koloid (selanjutnya disingkat "koloid" saja) merupakan suatu
bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen
namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar berkisar antara 1 100 nm

10-7 10-5 cm ), sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat homogen

berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain
yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi pengendapan, misalnya. Sifat
homogen ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa
(suspensi).
9

Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta


awan merupakan contoh-contoh koloid yang dapat dijumpai sehari-hari.
Sitoplasma dalam sel juga merupakan sistem koloid. Kimia koloid menjadi kajian
tersendiri dalam kimia industri karena kepentingannya. Contohnya : Mayones dan
cat, mayones adalah campuran homogen di air dan minyak dan cat adalah
campuran homogen zat padat dan zat cair.
Jenis-jenis koloid
1. Sol (fase terdispersi padat)
a. Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi padat
Contoh: paduan logam, gelas warna, intan hitam
b. Sol cair adalah sol dalam medium pendispersi cair
Contoh: cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat
c. Sol gas adalah sol dalam medium pendispersi gas
Contoh: debu di udara, asap pembakaran
2. Emulsi (fase terdispersi cair)
a. Emulsi padat adalah emulsi dalam medium pendispersi padat
Contoh: Jelly, keju, mentega, nasi
b. Emulsi cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cair
Contoh: susu, mayones, krim tangan
c. Emulsi gas adalah emulsi dalam medium pendispersi gas
Contoh: hairspray dan obat nyamuk
3. Buih (fase terdispersi gas)
a. Buih padat adalah buih dalam medium pendispersi padat
Contoh: Batu apung, marshmallow, karet busa, Styrofoam
b. Buih cair adalah buih dalam medium pendispersi cair
Contoh: putih telur yang dikocok, busa sabun

10

Sifat-sifat Koloid
1. Efek Tyndall
Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh
partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang
cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang
ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall.
Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada
saat larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan
menghamburkan

cahaya,

sedangkan

pada

sistem

koloid,

cahaya

akan

dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikelpartikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya,
pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang
terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.
2. Gerak Brown
Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa
bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati
koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel
tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan
gerak Brown. Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut
dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas( dinamakan gerak brown),
sedangkan pada zat padat hanya beroszillasi di tempat ( tidak termasuk gerak
brown ). Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan
partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu
sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran
partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang.
Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah
gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.

11

Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang
terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat
gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit
diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam campuran heterogen zat cair
dengan zat padat (suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin
tinggi suhu sistem koloid, maka semakin besar energi kinetik yang dimiliki
partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikelpartikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin
rendah suhu sistem koloid, maka gerak Brown semakin lambat.

3. Muatan koloid
Dikenal dua macam muatan koloid, yaitu koloid bermuatan positif dan koloid
bermuatan negatif.

Koagulasi koloid

Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan.


Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.
Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan
pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid
yang berbeda muatan.

Koloid pelindung

Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid
lain dari proses koagulasi.

Dialisis

12

Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini
disebut proses dialisis. Yaitu dengan mengalirkan cairan yang tercampur dengan
koloid melalui membran semi permeable yang berfungsi sebagai penyaring.
Membran semi permeable ini dapat dilewati cairan tetapi tidak dapat dilewati
koloid, sehingga koloid dan cairan akan berpisah.

Elektroforesis

Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan


dengan menggunakan arus listrik.
Penetralan partikel koloid dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu
1. Menggunakan prinsip elektroforesis
Proses elektroforesis adalah pergerakan partikel-partikel koloid yang
bermuatan ke elektrode dengan muatan berlawanan. Ketika partikel ini mencapai
elektrode, maka system koloid akan kehilangan muatannya dan bersifat netral.
2. Penambahan koloid lain dengan muatan berlawanan
Ketika koloid bermuatan positif dicampur dengan koloid bermuatan
negatif, maka muatan tersebut akan saling menghilang dan bersifat netral.
3. Penambahan elektrolit
Jika suatu elektrolit ditambahkan pada system koloid, maka partikel koloid
yang bermuatan negatif akan mengasorpsi ion positif (kation) dari elektrolit.
Begitu juga sebaliknya, partikel positif akan mengasorpsi ion negative (anion)
dari elektrolit. Dari adsorpsi diatas, maka terjadi proses koagulasi.
4. Pendidihan

13

Kenaikan suhu sistem koloid menyebabkan jumlah tumbukan antara


partikel-partikel sol dengan molekul-molekul air bertambah banyak. Hal ini
melepaskan elektrolit yang teradsorpsi pada permukaan koloid. Akibatnya partikel
tidak bermuatan.
5. Koloid pelindung
Sistem koloid di mana partikel terdispersinya mempunyai daya adsorpsi
relatif besar disebut koloid liofil yang bersifat lebih stabil. Sedangkan jika partikel
terdispersinya mempunyai gaya absorpsi yang cukup kecil, maka disebut koloid
liofob yang bersifat kurang stabil. Yang berfungsi sebagai koloid pelindung ialah
koloid liofil.
Sol liofob/ hidrofob mudah terkoagulasi dengan sedikit penambahan elektrolit,
tetapi menjadi lebih stabil jika ditambahkan koloid pelindung yaiut koloid liofil.
Berikut ini penjelasan yang lebih lengkap mengenai koloid liofil dan liofob:

Koloid liofil (suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarikmenarik yang cukup besar antara fase terdispersi dan medium pendispersi.
Contoh, disperse kanji, sabun, deterjen.

Koloid liofob (tidak suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya
tarik-menarik yang lemah atau bahkan tidak ada sama sekali antar fase
terdispersi dan medium pendispersinya. Contoh, disperse emas, belerang
dalam air.

Sifat-Sifat
Pembuatan

Sol Liofil
Dapat dibuat langsung

Sol Liofob
Tidak dapat dibuat hanya

dengan mencampurkan fase dengan mencampur fase


terdispersi dengan medium terdispersi dan medium
Muatan partikel

terdispersinya
Mempunyai muatan yang

pendisperinya
Memiliki muatan positif

Adsorpsi medium

kecil atau tidak bermuatan atau negative


Partikel-partikel sol liofil Partikel-partikel sol liofob
14

pendispersi

mengadsorpsi medium

tidak mengadsorpsi medium

pendispersinya. Terdapat

pendispersinya. Muatan

proses solvasi/ hidrasi, yaitu partikel diperoleh dari


terbentuknya lapisan

adsorpsi partikel-partikel

medium pendispersi yang

ion yang bermuatan listrik

teradsorpsi di sekeliling
partikel sehingga
menyebabkan partikel sol
Viskositas (kekentalan)

Penggumpalan

Sifat reversibel

liofil tidak saling bergabung


Viskositas sol liofil >
Viskositas sol hidrofob
viskositas medium

hampir sama dengan

pendispersi

viskositas medium

pendispersi
Tidak mudah menggumpal Mudah menggumpal
dengan penambahan

dengan penambahan

elektrolit

elektrolit karena

Reversibel, artinya fase

mempunyai muatan.
Irreversibel artinya sol

terdispersi sol liofil dapat

liofob yang telah

dipisahkan dengan

menggumpal tidak dapat

koagulasi, kemudian dapat diubah menjadi sol


diubah kembali menjadi sol
dengan penambahan
Efek Tyndall

medium pendispersinya.
Memberikan efek Tyndall

Migrasi dalam medan

yang lemah
yang jelas
Dapat bermigrasi ke anode, Akan bergerak ke anode

listrik

katode, atau tidak

atau katode, tergantung

bermigrasi sama sekali

jenis muatan partikel

Memberikan efek Tyndall

15

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Larutan Kimia. http://wikipedia.org/larutan-kimia.
(Tanggal akses 1 Januari 2013)
Anonim. 2009. Rheologi. http://farmasiforyou.wordpress.com. (Tanggal
akses 1 Januari 2013)
Ahmad, Hiskia. 2001. Kimia Larutan. Bandung: Cintra Aditya Bakti.
Bresnick, Stephen. 2002. Kimia Umum. Jakarta: Hipokrates.
Cotton, Wilkinson. 2007. Kimia Organik Dasar. Jakarta: UI Press.
Parning, dkk. 2006. Kimia SMA Kelas XI Semester Kedua. Jakarta :
Yudhistira.
Suharsini, Maria. 2005. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta : Ganesa
Exact.
Wiyono. 2009. Rheologi. http://wiyono372.blogspot.com. (Tanggal
akses 1 Januari 2013)

16

17

Anda mungkin juga menyukai