DISUSUN OLEH:
LEO SAPUTRA S
NIM. 06121010030
Dosen Pengasuh :
MAEFA EKA HARYANI, S.PD., M.PD.
I.
PERTEMUAN KE
: 6
II.
JUDUL PERCOBAAN
LANDASAN TEORI
BORAKS
Bleng (IPA: /bl/, dari bahasa Jawa) adalah campuran garam mineral
garam
atau kawah
lumpur (seperti
di Bledug
Kuwu, Jawa
Tengah).
(http://id.wikipedia.org/wiki/Bleng).
Boraks.
Rumus Molekul. Na2B4O710H2O or Na2[B4O5(OH)4]8H2O
Boraks berasal dari bahasa arab yaitu BOURAQ yang berarti kristal lunak yang
mengandung unsur-unsur boron, berwarna dan larut dalam air. Boraks merupakan
kristal
mempunyai
nama
lain
natrium
biborat,
natrium
piroborat,
natrium
industri kertas, gelas, pengawet kayu, keramik, antiseptik dan pembasmi kecoak, dan
mengurangi kesadahan air. Dapat dijumpai dalam bentuk padat dan jika larut dalam air
akan menjadi natrium hidroksida dan asam borat (H3BO3) atau yang lazim kita kenal
dengan nama Bleng. Asam borat (H3BO3) merupakan asam organik lemah yang sering
digunakan sebagai antiseptik, dan dapat dibuat dengan menambahkan asam sulfat
(H2SO4) atau asam khlorida (HCl) pada boraks. Asam borat juga sering digunakan
dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam borat dalam air (3%)
digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater.
Boraks seringkali disalah gunakan dalam proses pembuatan bahan makanan, seperti
digunakan sebagai bahan tambahan untuk pembuatan bakso, nuget, tahu, cenil,
kecap, ketupat/lontong serta kerupuk. Bahkan yang lebih ironis, penggunaan boraks
sebagai komponen dalam makanan sudah meluas di Indonesia. Padahal pemerintah
telah melarang penggunaan boraks per Juli 1979, dan dimantapkan melalui SK Menteri
KesehatanRINo.733/Menkes/Per/IX/1988.
Dampak Negatif Atau Bahaya Boraks Dalam Makanan
Sudah tidak asing lagi bahwa banyak zat-zat berbahaya yang langsung dicampur
sebagai bahan pembuat makanan, salah satu zat yang sering digunakan yaitu Boraks
atau Bleng. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta
berakibat buruk secara langsung, tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit
karena diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif. Seringnya mengonsumsi
makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal. Boraks tidak
hanya diserap melalui pencernaan, namun juga melalui kulit. Boraks akan menganggu
enzim-enzim metabolisme.
Ada beberapa ciri Gejala Keracunan Boraks, antara lain sebagai berikut:
demam
Koma
menimbulkan depresi
apatis
sianosis
kerusakan ginjal
pingsan
kematian.
Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tak sertamerta
berakibat buruk terhadap kesehatan. Tetapi boraks yang sedikit ini akan diserap dalam
tubuh konsumen secara kumulatif. Selain melalui saluran pencernaan, boraks juga bisa
diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh ini akan disimpan secara
kumulatif di dalam hati, otak, dan testes (buah zakar).
Daya toksitasnya adalah LD-50 akut 4,5-4,98 gr/kg berat badan (tikus). Dalam
dosisi tinggi, boraks di dalam tubuh manusia bisa menyebabkan pusing-pusing, muntah,
mencret, kram perut, dan lain-lain. Pada anak kecil dan bayi, boraks sebanyak 5 gram di
dalam tubuhnya dapat menyebabkan kematian. Sedangkan kematian pada orang dewasa
terjadi jika dosisnya mencapai 10-20 gram atau lebih.
Dampak Positif Atau Manfaat Boraks
Boraks juga memilki dampak positif. Boraks bermanfaat tentu saja selain
makanan. Hal tersebut juga didukung oleh Peraturan Mentri Kesehatan yang telah
melarang penggunaan Boraks bagi makanan. Boraks hanya boleh digunakan pada selain
makanan dan selain yang berhubungan dengan makanan (gelas, piring, sendok, dlkl).
Beberapa diantaranya dalam pembuatan bahan material, pembuatan bahan bangunan,
antiseptik, pembasmi serangga dll.
Contoh pemanfaatan boraks pada selain makanan:
Formalin dikenal luas sebagai pembunuh hama (disinfectant) dan pengawet spesimen
(Fiksatif), dan banyak digunakan dalam industri termasuk industri plywood sebagai
perekat. Sejauh ini pemanfaatannya tidak dilarang namun setiap pekerja yang terlibat
pengangkutan dan pengolahan bahan ini harus hati-hati mengingat resiko yang berkaitan
dengan bahan ini cukup besar. Formalin 2 8% digunakan sebagai germisida.
Pengunaan formalin yang salah (misuse) kerap kali dilakukan dalam
mengawetkan pangan walaupun senyawa ini sesungguhnya dilarang (mengingat
bahayanya) untuk digunakan sebagai pengawet pangan. Praktek yang salah semacam ini
dilakukan oleh produsen pangan yang tidak bertanggung jawab. Beberapa contoh
produk pangan yang mengandung formalin meliputi ikan asin, ikan segar, ayam potong,
mie basah, dan tahu yang beredar dipasaran.
Penggunaan Utama
Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna cermin, kaca dan bahan
peledak
Dalam dua fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan
kertas
Bahan penbuatan pupuk lepas lambat (sustained release) dalam bentuk ureaformaldehyde
Dalam konsetrasi yang sangat kecil (<1%) digunakan sebagai pengawet untuk
berbagai barang konsumen seperti pembersih rumah tangga, cairan pencuci
piring, pelembut, perawat sepatu, sampo mobil, lilin dan pembersih karpet.
Bahaya utama dapat terjadi dan berpotensi fatal jika terhirup, berbahaya jika
kontak dengan kulit atau tertelan, dapat menyebabkan kulit melepuh, selaput mukosa
terbakar, iritsai saluran pernafasan dan mata (kemungkinan parah), lakrimasi, reaksi
alergi bahaya kanker (pada manusia). (lihat gambar berikut).
seperti udem laring, asma bronkhitis, bronkhitis parah, dan dilaporkan terjadi urtikaria
pada orang yang pernah terpapar.
Jika Kontak Dengan Kulit
Uap atau larutan dapat menyebabkan rasa sakit, perubahan warna putih, keras, mati
rasa, dan luka bakar tingkat. Sensitisasi dermatitis yang ditandai dengan eksim, reaksi
vesikular disertai dengan erupsi pada kelopak mata, wajah, leher, skrotum, dan
pundak terjadi pada orang yang pernahterpapar. Juga dilaporan terjadi urtikaria. Dosis
letal pada kelinci sebesar 270 mg/kg.
Jika Kontak Dengan Mata
KOnsentrasi 0,05 - 3,0 bpj dapat menyebabkan iritasi dengan kemerahan, gatal, sakit,
berair, penglihatan kabur, dan lakrimasi sedang. 4 - 20 bpj dapat menyebabkan
lakrimasi hebat, dan kerusakan mata permanen, dan kebutaan.
Jika Tertelan
Kasus tertelan formalin dalam bentuk gas tidak mungkin terjadi, tapi jika terjadi,
dapat menyebabkan mulut, tenggorokan dan lambung terbakar, sulit bernafas, mual,
muntah dan diare, kemungkinan pendarahan, sakit perut parah, sakit kepala, hipotensi,
vertigo, stupor, kejang, pingsan, dan koma. Perubahan degeneratif dari hati, jantung
dan otak, dan gangguan limpa, pankreas, susunan saraf pusat, dan ginjal dengan
albuminuria, hematuria, anuria, dan asidosis dapat terjadi.
Bahaya Paparan Jangka Panjang (Kronis)
Jika Terhirup
Paparan berulang atau jangka panjang dapat menyebabkan sakit kepala, rinitis mual,
mengantuk, gangguan pernafasan, gangguan ginjal, dan sensitisasi paru. Efek
neuropsikologi seperti gangguan tidur, iritabilitas, ganggguan keseimbangan,
penurunan daya ingat, hilang konsentrasi dan perubahan kejiwaan. Gangguan haid
dan sterilitas pada wanita. Efek reproduktifi pada hewan.
Jika Kontak Dengan Kulit
Paparan berulang atau jangka panjang mungkin akan menyebabkan luka bakar tingkat
dua, mati rasa, gatal, gangguan pada kuku, pengerasan dan penyamakan kulit dan
sesitisasi. Dermatitis dapat terjadi atau terlihat beberapa tahun kemudian dimulai
dengan erupsi pada area digital, dan bagian lain tubuh. Kerusakan hati yang parah
Pipet tetes
Gelas ukur
Plat tetes
Bahan :
Kunyit
Buah naga
Ubi jalar ungu
Boraks
Asam borat
Air
Bakso
Pempek
Tahu
Mie kuning
VI.
PROSEDUR PERCOBAAN
Identifikasi Boraks:
1. Haluskan kunyit, buah naga ungu dan ubi ungu yang telah dikupas
kulitnya lalu disaring dan diambil sarinya.
2. Membuat larutan kunyit, larutan buah naga ungu, dan larutan ubi ungu
sebagai indikator.
3. Membuat larutan boraks sebagai pembanding dengan indikator.
4. Haluskan bahan yaitu bakso, mie kuning, pempek dan tahu yang akan
diuji.
5. Letakkan sedikit bahan-bahan (bakso, mie kuning, pempek dan tahu)
yang telah dihaluskan ke dalam wadah plat.
6. Teteskan bahan-bahan yang akan diuji tersebut dengan meneteskan
larutan indikator kunyit ke dalam setiap bahan.
7. Amati perubahan yang terjadi. Apabila bahan uji positif mengandung
boraks warnanya berubahan menjadi merah atau akan sama dengan
warna larutan boraks yang digunakan sebagai pembanding. Hasil ujinya
negatif apabila tidak terjadi perubahan warna.
8. Lakukan langkah ke 6-7 dan mengganti indikator kunyit dengan larutan
buah naga ungu dan ubi ungu.
Identifikasi Formalin :
1. Membuat larutan indikator KMnO4
2. Haluskan semua sampel yang akan diuji (bakso, mie kuning, pempek dan
tahu).
3. Letakkan sampel yang akan diuji ke dalam wadah plat.
4. Teteskan sampel uji tersebut dengan larutan KMnO4
5.
Sampel Uji
Hasil Pengamatan
Kesimpulan
Kunyit
Tahu
Positif
kunyit
Sampel berwarna kuning
kecoklatan setelah ditetesi
kunyit
Pempek
Bakso aki
Bakso depan
SMAN 1
Indralaya
Mie kuning
Tahu
Pempek
Buah naga
ungu
Positif
Bakso aki
Positif
Positif
Positif
Positif
Positif
Bakso depan
SMAN 1
Indralaya
Mie kuning
Tahu
Pempek
Positif
Positif
Bakso aki
Ubi ungu
Bakso depan
SMAN 1
Indralaya
Mie kuning
Positif
Sampel berwarna ungu tua
Sampel berwarna coklat tua
Positif
Positif
Positif
Identifikasi Formalin
Sampel Uji
Hasil Pengamatan
Kesimpulan
Tahu
Pempek
Bakso aki
Bakso depan SMAN 1
Positif
positif
negatif
Positif
Indralaya
Mie Kuning
Positif
VIII. Reaksi
Uji Boraks
Reaksi yang terjadi pada percobaan identifikasi boraks pada makanan adalah:
Boraks
+ Kurkumin
Na2B4O7 + C21H20O6
Rosocyanine
B[C21H19O6]2Cl
Uji Formalin
Aldehid dapat dioksidasi menjadi asam karboksilat dengan oksidator
kuat seperti KMnO4. Tes positif jika ion MnO4- (warna ungu) berubah menjadi
endapan MnO2 (warna coklat).
R-CHO + 2KMnO4 R-COOH + MnO2 + H2O
Ungu
Coklat
IX.
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, kami menguji kandungan boraks dan formalin pada
makanan bakso, pempek, tahu dan mie kuning. Adapun alasan memilih sampel tersebut
dikarenakan banyak beredar di masyarakat dimana kualitas dan kandungannya belum
terjamin karena pada masa ini banyak sekali makanan jajanan seperti sampel yang
kedapatan mengandung boraks serta formalin sebagai pengawet.
Pertama identifikasi kandungan boraks. Sebelum dilakukan identifikasi boraks,
kami melakukan uji standar indikator boraks terlebih dahulu. Dimana bahan yang kami
gunakan adalah kunyit, buah naga dan ubi jalar ungu. Adapun alasan mengapa kunyit,
buah naga dan ubi jalar ungu digunakan sebagai indikator dalam identifikasi boraks
karena adanya kandungan kurkumin. Kurkumin jika bereaksi dengan boraks yaitu
sampel yang mengandung boraks akan menghasilkan rosocyanine. Sedangkan cara
untuk identifikasi yang dilakukan adalah dengan mengamati perubahan warna yang
dihasilkan setelah ditetesi indikator. Warna yang dihasilkan oleh reaksi sampel dengan
indikator yang ditetesi disesuaikan warnanya. Bila terjadi kecocokan warna baik yang
pekat maupun yang kurang, itu artinya bahwa sampel yang diuji mengandung atau
teridentifikasi boraks. Dari hasil pengamatan kami, semua sampel yang diuji yaitu
bakso terdiri dari 2 tempat berbeda, pempek, tahu dan mie kuning teridentifikasi atau
positif mengandung boraks.
Kedua identifikasi kandungan formalin. Formalin merupakan golongan aldehid.
Pada uji ini, ada reagent yang digunakan yaitu larutan kalium permanganat (KMnO 4).
Kalium permanganat memiliki warna ungu. Maka jika bereaksi dengan aldehid akan
mengahasilkan endapan yang berwarna coklat. Sesuai dengan persamaan reaksi berikut:
R-CHO + 2KMnO4 R-COOH + MnO2 + H2O
Ungu
Coklat
Oleh karena itu, uji sampel akan positif teridentifikasi formalin jika warna sampel
setelah ditetesi larutan KMnO4 berubah warna menjadi warna coklat. Dari hasil
pengamatan kami, dari kelima sampel yang diuji hanya terdapat satu sampel yang
negatif teridentifikasi mengandung formalin sedangkan sampel yang lainnya positif
teridentifikasi mengandung formalin.
X.
KESIMPULAN
2. Hasil pengamatan juga menyatakan hanya terdapat satu sampel yaitu bakso aki
yang negatif teridentifikasi mengandung formalin, selain dari itu keempat
sampel yang lain positif teridentifikasi mengandung formalin.
3. Boraks merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga
menghasilkan rupa yang bagus.
4. Boraks bersifat basa, maka keberadaan boraks dapat dideteksi dengan
menggunakan indikator basa (larutan kurkumin dalam alkohol), yang akan
menunjukkan warna merah kecoklatan.
5. Dalam pengidentifikasian boraks pada makanan jika boraks direaksikan dengan
kurkumin akan menghasilkan senyawa berwarna merah yang disebut rososiania.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. http://id.wikipedia.org/wiki/Bleng (diakses pada tanggal 26 Maret 2015).
Anonim. 2015. http://www.enviro.bppt.go.id/sipop/B3/Formalin/Formalin.httm (diakses
pada tanggal 26 Maret 2015).
Palupi.
2012.
http://palupikesling.blogspot.com/2012/02/identifikasi-boraks-dalam-
LAMPIRAN