Oleh
RHENI HAFIDIANA
F34102016
2006
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul Inhibisi
Aktivitas Invertase pada Sukrosa dengan Menggunakan Tembaga Sulfat (CuSO4)
adalah hasil karya saya sendiri dengan arahan dosen Pembimbing Akademik,
kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya.
Rheni Hafidiana
F34102016
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
RHENI HAFIDIANA
F34102016
2006
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
RHENI HAFIDIANA
F34102016
Dilahirkan pada tanggal 18 Juni 1984
di Boyolali
Tanggal lulus : 24 Agustus 2006
Menyetujui,
Bogor,
September 2006
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan berkat, rahmat, dan hidayah serta kemudahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Departemen Teknologi
Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prayoga Suryadarma, STP, MT selaku dosen pembimbing akademik yang
telah banyak memberikan arahan dan bimbingan , pada saat penelitian dan
dalam penyusunan skripsi ini.
2. Dr. Ir. Erliza Noor selaku dosen penguji atas masukannya untuk
penyempurnaan skripsi ini.
3. Drs. Purwoko, MSi selaku dosen penguji atas masukannya untuk
penyempurnaan skripsi ini.
4. Ibu, kakak dan saudara kembarku yang selalu memberikan dukungan,
semangat dan doa.
5. Teman sebimbingan (Rian, Annisa, Mba Fitri, dan Pak Ikhsan) atas
bantuan dan kebersamaannya.
6. Teman-teman TIN 39 dan semua pihak yang telah memberikan bantuan
kepada penulis baik selama penelitian maupun semenjak menjadi
mahasiswa TIN yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membangun dan bermanfaat demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini
memberikan manfaat bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... x
DAFTAR ISI................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
I.
PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG ..................................................................... 1
B. TUJUAN.......................................................................................... 2
II.
5
5
6
7
7
METODOLOGI ................................................................................. 15
A. ALAT............................................................................................... 15
B. BAHAN ........................................................................................... 15
C. METODE PENELITIAN ................................................................ 15
1. Tahapan Penelitian ...................................................................... 15
2. Prosedur Percobaan ..................................................................... 17
xi
IV.
24
27
30
33
36
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 3.
Tabel 4.
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6.
Gambar 7.
Gambar 8.
Gambar 9.
xiv
xv
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
Prosedur penelitian................................................................... 49
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Lampiran 10. Data hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan
persen inhibisi pada suhu yang berbeda................................... 67
Lampiran 11. Data hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan
pengaruh lama pemanasan ....................................................... 69
Lampiran 12. Data hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan
persen inhibisi pada lama pemanasan yang berbeda................ 71
Lampiran 13. Data kinetika inhibisi suhu 40C ............................................. 73
Lampiran 14. Data kinetika inhibisi suhu 50C ............................................. 74
Lampiran 15. Data kinetika inhibisi suhu 60C ............................................. 75
xvii
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sukrosa,
dengan
nama
sistematisnya
-D-fructofuranosyl--D-
hidrolisis (Wang, 2002). Invertase terdapat dalam jumlah yang beragam pada
tanaman maupun hewan dengan varietas yang luas. Sumber utama invertase
berasal dari ragi (yeast) dan fungi lainnya. Reed (1966) dalam Pancoast dan
Junk (1980) menyatakan bahwa ragi Saccharomyces cerevisiae dan S.
carlsbergensis merupakan sumber utama penghasil invertase untuk aplikasi
industri. Aspergillus orizae dan A. Niger adalah fungi yang juga merupakan
sumber invertase. Tanaman penghasil enzim ini antara lain tebu (Rahman et
al., 2004), buah mangga (Rahman et al., 2001), buah anggur (Nakanishi et al.,
1990), buah tomat (Konno et al., 1993 dalam Rahman et al., 2001), padi (Isla
et al., 1995) dan umbi kentang (Pressey et al., 1966).
Berbeda dengan sebagian besar enzim, invertase memiliki aktivitas
yang relatif tinggi pada kisaran pH yang luas antara 3.5 sampai 5.5, dengan
aktivitas optimum pada pH 4.5. Aktivitas maksimum dicapai pada suhu 55C.
Nilai Michaelis-Menten untuk jenis enzim yang berbeda bervariasi, tetapi
kebanyakan enzim memiliki nilai KM antara 2 mM 5 mM (Wang, 2002).
C. AKTIVITAS DAN STABILITAS ENZIM
Aktivitas enzim didefinisikan sebagai kecepatan pengurangan substrat
atau kecepatan pembentukan produk pada kondisi optimum. Satu unit
aktivitas enzim didefinisikan sebagai satu mikromol (mol; 10-6 mol) substrat
yang bereaksi atau produk yang dikatalisis setiap menit (Rodwell, 1981).
Aktivitas enzim dapat dipengaruhi oleh konsentrasi substrat, pH, dan
suhu. Setiap enzim berfungsi optimal pada suhu, pH dan konsentrasi substrat
tertentu. Konsentrasi substrat yang rendah menyebabkan daerah aktif pada
enzim tidak semuanya terikat pada substrat. Terdapat suhu optimal dimana
reaksi berlangsung sangat cepat. Ketika suhu di atas suhu optimal, kecepatan
reaksi menurun tajam karena enzim sebagai protein akan terdenaturasi,
sedangkan pada suhu terlalu rendah, beberapa enzim tidak dapat bekerja.
Aktivitas enzim juga dipengaruhi oleh pH karena sifat ionik gugus karboksil
dan gugus amino mudah dipengaruhi pH (Pelczar dan Chan, 1986).
Enzim merupakan salah satu jenis protein globular. Stabilitas dan
aktivitas enzim ditentukan oleh konformasi tiga dimensinya yang dipengaruhi
oleh struktur tertier protein. Terdapat empat jenis interaksi yang menstabilkan
struktur tersebut pada suhu, pH dan konsentrasi ion normal, antara lain ikatan
hidrogen, gaya tarik ionik, interaksi hidrofobik dan jembatan kovalen.
(Lehninger, 1988).
D. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU DEGRADASI
SUKROSA
Laju degradasi sukrosa dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
suhu, pH, lama pemanasan, konsentrasi substrat dan konsentrasi enzim. Laju
degradasi sukrosa dapat diperlambat atau bahkan dihambat dengan
penambahan inhibitor.
1. Pengaruh Suhu
Peningkatan suhu pada reaksi enzim memiliki dua pengaruh yang
tidak seimbang. Pengaruh tersebut adalah peningkatan laju reaksi dan di
sisi lain dapat menyebabkan inaktivasi enzim (Stauffer, 1989). Aktivitas
enzim invertase meningkat secara perlahan dengan kenaikan suhu. Suhu
maksimum aktivitas invertase adalah 60C, peningkatan suhu lebih lanjut
menyebabkan penurunan laju degradasi sukrosa (Rahman et al., 2004).
Pengaruh suhu terhadap aktivitas invertase di dalam tebu dapat dilihat
pada Gambar 2.
120
100
80
60
40
20
0
0
20
40
60
80
100
suhu (oC)
dll
S
E-SH
E-S- + H+
E-S -M
+
E-SH
M 2+
E-SH
E-S- + H+
E. KINETIKA ENZIMATIK
Enzim merupakan katalisator sejati. Molekul ini dapat meningkatkan
kecepatan reaksi kimia spesifik yang tanpa adanya enzim akan berlangsung
lambat. Kecepatan reaksi yang dikatalisis oleh enzim sangat dipengaruhi oleh
berbagai konsentrasi substrat terhadap kecepatan reaksi awal apabila
konsentrasi enzim dijaga konstan (Lehninger, 1988).
Setiap enzim memiliki sifat yang khas, dinyatakan dalam suatu tetapan
yaitu KM (tetapan Michaelis-Menten). Hampir semua enzim memiliki kurva
kecepatan reaksi dengan bentuk umum yang hampir sama yaitu hiperbola.
Oleh sebab itu, Michaelis-Menten mendefinisikan suatu tetapan untuk
menyatakan hubungan antara konsentrasi substrat dan kecepatan reaksi
enzimatik. KM didefinisikan sebagai konsentrasi substrat tertentu pada saat
enzim mencapai setengah kecepatan maksimumnya. Persamaan MichaelisMenten adalah:
V0 =
Vmaks [S]
KM + [S]
Keterangan:
V0
[S]
= konsentrasi substrat
10
tidak dapat diketahui nilai yang sebenarnya. Nilai KM yang lebih tepat dapat
diperoleh dengan memetakan data yang sama dengan cara yang berbeda,
yakni pemetaan kebalikan-ganda, didapat dari transformasi aljabar persamaan
Michaelis-Menten. Hasil transformasi persamaan Michaelis-Menten dikenal
dengan persamaan Lineweaver-Burk.
1
=
Vo
KM
1
+
Vmaks [S]
Vmaks
Selain dapat menentukan Vmaks secara lebih tepat, persamaan ini bermanfaat
dalam menganalisa penghambatan enzim (Lehninger, 1988). Persamaan
Lineaweaver-Burk menghasilkan kurva yang ditunjukkan pada Gambar 6.
11
EI (inaktif)
ES (aktif)
E
E+P
-1/KM
-1/KM
1/Vmaks
0
1/[S]
inhibisi
nonkompetitif
tidak
menunjukkan
adanya
12
EI
S
EIS
E
S
ES
E+P
Ditambah inhibitor
1/V1
Tanpa inhibitor
-1/Vmaks
-1/KM
1/Vmaks
0
1/[S]
ES
EIS
E+P
13
Tanpa inhibitor
-1/Vmaks
1/Vmaks
-1/KM
1/[S]
14
III. METODOLOGI
A. ALAT
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain peralatan
gelas (pipet tetes, corong, tabung reaksi); peralatan ukur (pipet mikro, pipet
volumetri,
invertase,
(2)
Penentuan
pengaruh
konsentrasi
CuSO4,
Mulai
Selesai
16
17
18
prosedur sebelumnya.
3. Pengaruh pH
Invertase 0.01g/l sebanyak 1.0 ml dilarutkan dengan
menggunakan buffer pH yang bervariasi (pH 3 - 11) pada tabung
reaksi. Selanjutnya masing-masing tabung reaksi ditambahkan
larutan CuSO4 2.5 mM sebanyak 0.1 ml dan 0.9 ml larutan sukrosa
50 g/l
prosedur sebelumnya.
4. Pengaruh suhu
Penangas air mulai suhu 0 - 90oC disiapkan dengan interval
suhu 10oC. Pada setiap kelipatan suhu 10oC tersebut, diuji aktivitas
invertase. Larutan CuSO4 2.5 mM sebanyak 0.1 ml, 0.4 ml air dan
larutan sukrosa 50 g/l sebanyak 0.5 ml dimasukkan ke dalam setiap
tabung untuk setiap kelipatan suhu 10oC. Tabung reaksi
selanjutnya dimasukkan ke dalam penangas air pada rentang suhu
tersebut dan didiamkan selama 5 menit. Kemudian ditambahkan
invertase 0.01 g/l sebanyak 1.0 ml ke dalam masing-masing tabung
reaksi (t = 0 menit) pada suhu inkubasi. Pengukuran reaksi
hidrolisis mengikuti prosedur sebelumnya.
5. Pengaruh lama pemanasan
Larutan invertase 0.01 g/l sebanyak 1.0 ml dimasukkan ke
dalam masing-masing tabung reaksi dan dipanaskan dengan waktu
yang bervariasi dari 0 - 5 (menit). Setelah waktu yang diperlukan
dicapai, tabung reaksi dikeluarkan dari water bath dan didinginkan.
19
20
1200
1000
800
600
400
200
0
0
50
100
150
200
250
300
350
2500
2000
1500
1000
500
0
0
0.75
1.25
1.5
1.875
2.25
2.5
3.75
22
23
sukrosa
memberikan
pengaruh
yang
nyata
terhadap
24
2500
2000
1500
1000
500
0
0
4.25
8.25
12.5
16.75
20.75
25
yang rendah, kecepatan reaksi akan sangat rendah, tetapi kecepatan ini
akan meningkat dengan meningkatnya konsentrasi substrat.
Aktivitas invertase menjadi tidak berbeda nyata dari konsentrasi
sukrosa 16.75 g/l - 20.75 g/l (invertase : sukrosa = 1 : 4150). Hal ini
disebabkan karena hampir semua sisi aktif invertase telah berikatan
dengan sukrosa membentuk kompleks enzim-substrat. Laju reaksi
meningkat dengan nilai yang semakin kecil hingga akhirnya tercapai titik
batas tertentu. Hal ini sesuai dengan teori bahwa bagaimanapun tingginya
konsentrasi substrat yang diberikan setelah titik batas ini tercapai,
kecepatan reaksi akan mendekati, tetapi tidak akan pernah mencapai garis
maksimum. Pada batas ini disebut dengan kecepatan maksimum (Vmaks),
enzim menjadi jenuh oleh substratnya dan tidak dapat berfungsi lebih
cepat (Lehninger, 1988).
Kedua perlakuan, baik tanpa maupun dengan penambahan CuSO4
menunjukkan pola aktivitas invertase yang hampir sama, hanya berbeda
pada tingkat gula pereduksi yang dihasilkan. Konsentrasi CuSO4 mampu
menghambat aktivitas invertase dari taraf konsentrasi sukrosa 4.25 g/l
(invertase : sukrosa = 1 : 850) hingga konsentrasi sukrosa tertinggi
20.75 g/l (invertase : sukrosa = 1 : 4150). Besar inhibisi yang diberikan
pada berbagai konsentrasi sukrosa, dapat dilihat pada Gambar 17.
9
50.0
45.0
8
37.2
35.0
31.1
30.0
25.0
20.0
13.0
15.0
9.2
10.0
2
1
2.4
5.0
subset
inhibisi (%)
40.0
0.0
0
4.25
8.25
12.5
16.75
20.75
26
27
2000
1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
0
0.15
0.85
1.65
2.5
3.35
4.15
28
CuSO4 lebih curam. Hal ini menunjukkan bahwa kation logam Cu (II)
mampu
menghambat laju
Semakin tinggi konsentrasi enzim, semakin banyak sisi aktif enzim yang
berikatan dengan sukrosa sehingga semakin tinggi gula pereduksi yang
dihasilkan. Hal ini sesuai dengan teori bahwa kecepatan reaksi tergantung
pada konsentrasi enzim yang berperan sebagai katalisator di dalam suatu
reaksi. Peningkatan konsentrasi enzim umumnya akan meningkatkan
hidrolisis substrat menjadi produk (Simanjutak dan Silalahi, 2003).
Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perbedaan taraf
konsentrasi enzim berpengaruh nyata terhadap persen inhibisi, dapat
dilihat pada Lampiran 6. Inhibisi oleh garam logam CuSO4 mulai terjadi
pada konsentrasi invertase 2.5 mg/l (invertase : sukrosa = 1 : 104), dapat
dilihat pada Gambar 19. Konsentrasi enzim di bawah konsentrasi tersebut
belum menunjukkan inhibisi. Hal ini dapat terjadi karena adanya
penurunan laju inversi oleh konsentrasi substrat yang berlebih, sehingga
kation Cu (II) tidak dapat memasuki sisi aktif invertase. Inhibisi pada
konsentrasi invertase 2.5 mg/l mulai terlihat karena substrat tidak berlebih
atau telah diimbangi dengan kenaikan konsentrasi enzim, sehingga
kompetisi mulai terjadi antara sukrosa dengan kation Cu (II) dalam
mengikat sisi aktif enzim.
4.5
100.0
41.8
50.0
54.8
0.0
0
0.15
0.85
1.65
2.5
3.35
4.15
2.5
-50.0
-100.0
-55.5
-62.1
subset
inhibisi (%)
4
3.5
15.8
1.5
-88.8
1
-150.0
-130.7
0.5
0
-200.0
pada
konsentrasi
invertase
2.5
3.35
mg/l
29
2000
1500
1000
500
0
0
10
12
pH
Perlakuan pH dengan penambahan CuSO4 0.125 mM
30
31
tidak seimbang oleh pengaruh pH. Hal ini sesuai dengan teori bahwa
enzim terdenaturasi di suhu ruang pada pH tinggi atau rendah,
sehingga enzim kehilangan aktivitasnya yang bersifat tidak dapat balik
(irreversible) (Stauffer, 1989).
2. Pengaruh terhadap keadaan muatan substrat atau enzim
Enzim merupakan protein yang sangat dipengaruhi oleh pH.
pH sangat berpengaruh terhadap aktivitas enzim karena sifat ionik
gugus karboksil dan gugus asam amino, yang menyebabkan enzim
tidak dapat berinteraksi dengan substrat atau sebaliknya, menjadi
mudah berikatan dengan substrat. Rodwell (1981) menyatakan bahwa
perubahan muatan pada enzim dapat mempengaruhi aktivitas baik
dengan perubahan struktur maupun dengan perubahan muatan pada
residu asam amino yang berfungsi mengikat substrat atau katalisis.
Tingkat pH yang rendah menyebabkan enzim mengalami protonasi
dan kehilangan muatan negatif:
Enz - + H+
Enz-H
S + H+
32
15.0
0.0
3
-29.6
-14.2
-6.8
10
11
-100.0
3
-150.0
-200.0
-186.8
-196.0
subset
inhibisi (%)
-50.0
-250.0
-300.0
-261.4
-255.0
-281.3
-350.0
-400.0
pH
Gambar 21. Inhibisi aktivitas invertase oleh CuSO4 0.125 mM pada nilai
pH yang berbeda, dengan konsentrasi invertase 5 mg/l,
konsentrasi sukrosa 22.5 g/l, lama reaksi 5 menit
4. Pengaruh Suhu
Pengujian pengaruh perubahan suhu dilakukan pada rasio invertase
terhadap sukrosa 1 : 2500, dengan konsentrasi CuSO4 0.125 mM. Analisis
sidik ragam menunjukkan bahwa perubahan suhu berpengaruh nyata
terhadap konsentrasi gula pereduksi yang dihasilkan. Hasil uji statistik
tersebut dapat dilihat pada Lampiran 9. Perubahan suhu menghasilkan
konsentrasi gula pereduksi pada rentang 140.75 M hingga 3537 M.
Konsentrasi tertinggi pada suhu 50C dengan perlakuan tanpa CuSO4 dan
konsentrasi terkecil pada suhu 70C dengan penambahan CuSO4
0.125 mM. Kurva pengaruh perubahan suhu terhadap aktivitas invertase
dapat dilihat pada Gambar 22.
33
4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
s uhu (oC)
Perlakuan suhu dengan penambahan CuSO4 0.125 mM
34
lemah
ikatannya
dengan
meningkatnya
suhu.
Hal
ini
35
perubahan suhu dapat dilihat pada Gambar 23. Hasil uji pengaruh suhu
menunjukkan besarnya inhibisi meningkat seiring dengan kenaikan
sampai dengan suhu 60C, kemudian turun secara tajam. Hal ini
menunjukkan bahwa perubahan konfigurasi sisi aktif enzim oleh suhu
dapat menyebabkan inhibitor mudah atau sulit untuk mengikat enzim.
Inhibisi menjadi sangat besar pada saat suhu 60C karena
aktivitas
120
85.5
80
83.6
69.7
6
68.4
5
53.5
60
37.6
40
subset
%inhibisi
95.1
100
3
20
12.3
6.8
0
1
0
-20
10
20
30
40
50
-12.2
suhu (oC)
60
70
80
90
0
Gambar 23. Inhibisi aktivitas invertase oleh CuSO4 0.125 mM pada suhu
yang berbeda, dengan konsentrasi invertase 5 mg/l,
konsentrasi sukrosa 12.5 g/l, lama reaksi 5 menit
5. Pengaruh Lama Pemanasan
Pengujian pengaruh lama pemanasan dilakukan pada rasio
invertase terhadap sukrosa 1 : 2500, dengan konsentrasi CuSO4 0.125 mM.
Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemanasan invertase yang
dilakukan pada waktu yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata
terhadap konsentrasi gula pereduksi yang dihasilkan. Hasil uji statistik
tersebut dapat dilihat pada Lampiran 11. Gula pereduksi yang dihasilkan
36
1600
1400
1200
1000
(uM)
24.
800
600
400
200
0
0
10
20
30
40
50
60
300
37
44.4
50.0
35.5
40.0
20.0
subset
%inhibisi
30.0
10.0
0.0
-10.0
10
20
30
40
50
-17.3
-17.9
-13.3
-15.2
60
300
-20.0
-30.0
-19.8
-21.3
-40.0
38
Inhibisi yang terjadi pada suhu 40C bersifat mixed (partial). Model
inhibisi ini menunjukkan bahwa enzim maupun kompleks enzim-substrat
mengikat inhibitor. Penentuan model inhibisi ini dapat dilihat pada
Lampiran
13.
Hubungan
laju
reaksi
terhadap
konsentrasi
substrat
250
200
150
100
50
0
0
10
15
20
25
KM (g/l)
Vmaks (M/min)
Tanpa CuSO4
8.6
Dengan CuSO4
8.6
Ki (mM)
288.4
64.1
0.5817
75.1
3.1
39
0.035
-1
1/laju reaksi (M/min)
0.030
0.025
0.020
0.015
0.010
0.005
0.2
-0.1
0.0
0.1
0.2
0.3
40
Penentuan model inhibisi ini dapat dilihat pada Lampiran 14. Hubungan laju
reaksi terhadap konsentrasi substrat digambarkan oleh kurva MichaelisMenten pada Gambar 28, sedangkan model inhibisi dapat dilihat pada plot
Lineweaver-Burk yang ditunjukkan Gambar 29. Parameter kinetika inhibisi
invertase oleh CuSO4 berdasarkan model tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
0
10
15
20
25
KM
(g/l)
Tanpa CuSO4
21.1
356.6
Dengan CuSO4
21.1
69.02
41
-1
1/laju reaksi (M/min)
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0.05
0.00
0.05
0.10
0.15
0.20
0.25
42
140
120
100
80
60
40
20
0
0
10
12
14
16
18
20
22
24
KM (g/l)
Vmaks (M/min)
Ki (mM)
Tanpa CuSO4
3.555e+6
1.732e+7
Dengan CuSO4
4.622e+6
1.732e+7
11.4
0.040
0.035
0.030
0.025
0.020
0.015
0.010
0.005
-0.02
0.00
0.02
0.04
0.06
0.08
0.10
0.12
0.14
43
44
DAFTAR PUSTAKA
Astawan, M. 2001. Gula Semut, Kristal Manis Berpeluang Ekspor. Sedap
Sekejap. http://www. CiptaPangan.com. [26 Agustus 2005].
Causette, M., Alain G, Henri P, Pierre M, dan Brigitte L. 1998. Inactivation of
Enzymes by Inert Gas Bubbling. Enzyme Engineering XIV. Vol. 864.
New York.
Cavaille, D. dan Didier C. 1996. High Pressure and Temperature: How to
Diactivate Enzymes in Two Different Ways. Enzyme Engineering XIII.
Vol. 799. New York.
Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. UI Press. Jakarta.
Ewing, E. E., Maria D, Deborah A. M, Martha H. M dan Anne M. H. 1977.
Changes in Potato Tuber Invertase and Its Endogenous Inhibitor After
Slicing, Including a Study of Assay Methods. J. Plant Physiol, 49 : 925929.
Filho, U. C., Hori, C. E. dan Ribeiro, E. J. 1999. Influence of the Reaction
Products in the Inversion of Sucrose by Invertase. Brazilian J. Chem Eng,
16 (2).
Flickinger, M. C. dan Drew, S. W. 1999. Kinetics and Stoichiometry (Growth,
Enzymes). Encyclopedia of Bioprocess Technology : Fermentation,
Biocatalysis and Bioseparation. John Wiley and Sons, Inc.
Greiner, S., Krausgrill, S. dan Rausch, T. 1998. Cloning of Tobacco Apoplasmic
Invertase Inhibitor. J. Plant Physiol, 116 (2) : 733-742.
Gurd, F. R. N. dan Wilcox, P. E.1954. Advances in Protein Chem dalam Hochster
dan Quastel. 1963. Metabolic Inhibitors, Vol II. Academic Press. New
York.
Hochster, R. M. dan Quastel, J. H. 1963. Metabolic Inhibitors. Vol II. Academic
Press. New York.
Hsiao, C. C., Fu, R. H. dan Sung, H. Y. 2002. A Novel Bound of Plant Invertase
in Rice Suspension Cells. Bot. Bull. Acad. Sin, 43: 115-122.
Isla, M. I., Graciela S, Horacio P, Marta A. V dan Antonio R. S.1995. Purification
and Properties of The Soluble Acid Invertase from Oriza Sativa. J.
Phytochem, 38 (2) : 321-325.
Lehninger.1988. Dasar-dasar Biokimia. Jilid 1. Terjemahan. Penerjemah : Maggy
T. Erlangga. Jakarta.
47
48
LAMPIRAN
Lampiran 2. Data hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan
penentuan konsentrasi CuSO4
Oneway
ANOVA
INVERT
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
1749609
6071.875
1755681
df
8
9
17
Mean Square
218701.128
674.653
F
324.168
Sig.
.000
0
1
2
50
60
75
90
100
150
N
2
2
2
2
2
2
2
2
2
30
40
df
8
1
8
9
18
17
Mean Square
218701.128
56528572.35
218701.128
674.653
F
324.168
83789.135
324.168
Sig.
.000
.000
.000
50
Duncan
Subset
KONS
150
100
0
90
75
60
30
40
50
Sig.
N
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1052.000
1503.250
1669.500
1782.000
1819.500
1998.250
2004.500
2055.750
1.000
1.000
1.000
.183
.063
2004.500
2055.750
2064.500
.054
Lampiran 3. Data hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan
pengaruh konsentrasi substrat
a. Pengaruh konsentrasi substrat tanpa penambahan CuSO4
Oneway
ANOVA
KONS
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
5490060
1996.875
5492057
df
5
6
11
Mean Square
1098011.938
332.813
F
3299.191
Sig.
.000
51
SUKROSA
Value Label
0
4.25
8.25
12.5
16.75
20.75
1
2
3
4
5
6
N
2
2
2
2
2
2
df
5
1
5
6
12
11
Mean Square
1098011.938
19488379.69
1098011.937
332.813
F
3299.191
58556.634
3299.191
Sig.
.000
.000
.000
a,b
SUKROSA
0
4.25
8.25
12.5
20.75
16.75
Sig.
N
2
2
2
2
2
2
1
.000
Subset
3
840.750
1343.250
1673.250
1.000
1.000
1.000
1.000
1892.000
1897.000
.793
52
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
5018308
12153.125
5030461
df
5
6
11
Mean Square
1003661.521
2025.521
F
495.508
Sig.
.000
SUKROSA
1
2
3
4
5
6
Value Label
0
4.25
8.25
12.5
16.75
20.75
N
2
2
2
2
2
2
df
5
1
5
6
12
11
Mean Square
1003661.521
13744150.52
1003661.521
2025.521
F
495.508
6785.490
495.508
Sig.
.000
.000
.000
53
a,b
Subset
SUKROSA
0
4.25
8.25
12.5
16.75
20.75
Sig.
N
2
2
2
2
2
2
1
.000
579.500
842.000
1.000
1.000
1.000
1633.250
1649.500
1717.000
.122
Lampiran 4. Data hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan persen
inhibisi pada konsentrasi substrat yang berbeda
Oneway
ANOVA
INHIBISI
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
2343.002
95.612
2438.614
df
5
6
11
Mean Square
468.600
15.935
F
29.406
Sig.
.000
SUKROSA
1
2
3
4
5
6
Value Label
0
4.25
8.25
12.5
16.75
20.75
N
2
2
2
2
2
2
54
Source
Corrected Model
Intercept
SUKROSA
Error
Total
Corrected Total
df
Mean Square
468.600
2880.260
468.600
15.935
5
1
5
6
12
11
F
29.406
180.746
29.406
Sig.
.000
.000
.000
a,b
SUKROSA
0
12.5
20.75
16.75
4.25
8.25
Sig.
N
2
2
2
2
2
2
Subset
2
1
.0000
2.3850
9.2366
9.2366
13.0469
.067
.377
31.0751
37.2122
.175
Lampiran 5. Data hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan
pengaruh konsentrasi enzim
a. Pengaruh konsentrasi enzim tanpa penambahan CuSO4
Oneway
ANOVA
KONS
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
4684113
2262.500
4686375
df
6
7
13
Mean Square
780685.417
323.214
F
2415.380
Sig.
.000
55
ENZIM
Value Label
0
0.15
0.85
1.65
2.5
3.35
4.15
1
2
3
4
5
6
7
N
2
2
2
2
2
2
2
df
6
1
6
7
14
13
Mean Square
780685.417
4074843.500
780685.417
323.214
F
2415.380
12607.251
2415.380
Sig.
.000
.000
.000
a,b
N
2
2
2
2
2
2
2
1
80.750
84.500
95.750
Subset
3
239.500
530.750
1019.500
.448
1.000
1.000
1.000
1725.750
1.000
56
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
692992.0
2665.625
695657.6
df
6
7
13
Mean Square
115498.661
380.804
F
303.302
Sig.
.000
ENZIM
1
2
3
4
5
6
7
Value Label
0
0.15
0.85
1.65
2.5
3.35
4.15
N
2
2
2
2
2
2
2
df
6
1
6
7
14
13
Mean Square
115498.661
2087102.161
115498.661
380.804
F
303.302
5480.784
303.302
Sig.
.000
.000
.000
57
Duncan
Subset
ENZIM
0.15
0
0.85
1.65
2.5
3.35
4.15
Sig.
N
2
2
2
2
2
2
2
1
130.750
159.500
220.750
370.750
447.000
593.250
.184
1.000
1.000
1.000
1.000
780.750
1.000
Lampiran 6. Data hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan persen
inhibisi pada konsentrasi enzim yang berbeda
Oneway
ANOVA
INHIBISI
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
59366.714
1239.780
60606.494
df
6
7
13
Mean Square
9894.452
177.111
F
55.866
Sig.
.000
ENZIM
1
2
3
4
5
6
7
Value Label
0
0.15
0.85
1.65
2.5
3.35
4.15
N
2
2
2
2
2
2
2
58
df
Mean Square
9894.452
14430.130
9894.452
177.111
6
1
6
7
14
13
F
55.866
81.475
55.866
Sig.
.000
.000
.000
a,b
N
2
2
2
2
2
2
2
1
-130.7069
Subset
3
2
-88.7574
-62.1261
-62.1261
-55.5097
15.8153
41.7897
1.000
.085
.634
.092
41.7897
54.7609
.362
Lampiran 7. Data hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan
pengaruh pH
a. Pengaruh pH tanpa penambahan CuSO4
Oneway
ANOVA
KONS
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
10538490
9850.000
10548340
df
8
9
17
Mean Square
1317311.285
1094.444
F
1203.635
Sig.
.000
59
PH
Value Label
3
4
5
6
7
8
9
10
11
1
2
3
4
5
6
7
8
9
N
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Source
Corrected Model
Intercept
PH
Error
Total
Corrected Total
df
8
1
8
9
18
17
Mean Square
1317311.285
8898574.222
1317311.285
1094.444
F
1203.635
8130.677
1203.635
Sig.
.000
.000
.000
a,b
Subset
PH
11
9
10
8
3
7
4
6
5
Sig.
N
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
85.750
87.000
88.250
109.500
142.000
532.000
1630.750
1668.250
.150
1.000
.286
1984.500
1.000
60
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
11792236
17637.500
11809874
df
8
9
17
Mean Square
1474029.514
1959.722
F
752.162
Sig.
.000
PH
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Value Label
3
4
5
6
7
8
9
10
11
N
2
2
2
2
2
2
2
2
2
df
8
1
8
9
18
17
Mean Square
1474029.514
15375360.89
1474029.514
1959.722
F
752.162
7845.684
752.162
Sig.
.000
.000
.000
61
a,b
Subset
PH
9
10
11
8
3
7
6
4
5
Sig.
N
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
249.500
313.250
327.000
313.250
327.000
395.750
418.250
395.750
418.250
452.000
1782.000
2113.250
.128
.054
.255
1.000
1.000
2267.000
1.000
Lampiran 8. Data hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan persen
inhibisi pada pH yang berbeda
Oneway
ANOVA
INHIBISI
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
245841.1
7960.260
253801.4
df
8
9
17
Mean Square
30730.144
884.473
F
34.744
Sig.
.000
PH
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Value Label
3
4
5
6
7
8
9
10
11
N
2
2
2
2
2
2
2
2
2
62
df
Mean Square
30730.144
329060.895
30730.144
884.473
8
1
8
9
18
17
F
34.744
372.042
34.744
Sig.
.000
.000
.000
a,b
Subset
PH
11
8
10
3
9
4
5
6
7
Sig.
N
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
-282.0598
-261.4155
-254.7679
.403
-261.4155
-254.7679
-195.9723
.064
-254.7679
-195.9723
-186.7816
.056
-29.5792
-14.3620
-6.9729
15.0406
.194
63
Lampiran 9. Data hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan
pengaruh suhu
a. Pengaruh suhu tanpa penambahan CuSO4
Oneway
ANOVA
KONS
Sum of
Squares
Between Groups 26705183
Within Groups 18003.125
Total
26723186
df
Mean Square
F
9 2967242.535 1648.182
10
1800.313
19
Sig.
.000
SUHU
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Value Label
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
N
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
df
9
1
9
10
20
19
Mean Square
F
2967242.535 1648.182
46367737.81 25755.383
2967242.535 1648.182
1800.313
Sig.
.000
.000
.000
64
a,b
N
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
304.500
Subset
5
432.000
480.750
734.500
857.000
1137.000
1809.500
2782.000
3152.000
1.000
.277
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
3537.000
1.000
65
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
1459931
7937.500
1467869
df
9
10
19
Mean Square
162214.583
793.750
F
204.365
Sig.
.000
SUHU
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Value Label
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
N
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
df
9
1
9
10
20
19
Mean Square
162214.583
4574461.250
162214.583
793.750
F
204.365
5763.101
204.365
Sig.
.000
.000
.000
66
a,b
SUHU
70
80
60
90
0
50
10
20
30
40
Sig.
N
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
140.750
152.000
153.250
Subset
3
267.000
484.500
513.250
678.250
709.500
.681
1.000
.332
.293
842.000
842.000
1.000
Lampiran 10. Data hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan persen
inhibisi pada suhu yang berbeda
Oneway
ANOVA
INHIBISI
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
24026.759
83.887
24110.646
df
9
10
19
Mean Square
2669.640
8.389
F
318.243
Sig.
.000
67
SUHU
Value Label
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
N
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
df
9
1
9
10
20
19
Mean Square
2669.640
51514.675
2669.640
8.389
F
318.243
6140.964
318.243
Sig.
.000
.000
.000
Duncan
SUHU
0
90
10
20
30
80
40
70
50
60
Sig.
1
2 -12.4811
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1.000
Subset
4
12.3153
13.1184
38.3006
53.9205
67.4803
69.9611
83.5754
85.9618
.787
1.000
1.000
.412
.429
95.3647
1.000
68
Lampiran 11. Data hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan
pengaruh lama pemanasan
a. Pengaruh lama pemanasan tanpa penambahan CuSO4
Oneway
ANOVA
KONS
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
4493934
2178.125
4496112
df
Mean Square
641990.569
272.266
7
8
15
F
2357.957
Sig.
.000
WAKTU
1
2
3
4
5
6
7
8
Value Label
0
10
20
30
40
50
60
300
N
2
2
2
2
2
2
2
2
df
7
1
7
8
16
15
Mean Square
641990.569
2378920.641
641990.569
272.266
F
2357.957
8737.499
2357.957
Sig.
.000
.000
.000
69
a,b
WAKTU
60
300
30
40
50
20
10
0
Sig.
N
2
2
2
2
2
2
2
2
1
82.000
82.000
83.250
84.500
84.500
87.000
Subset
2
1114.500
.782
1.000
1467.000
1.000
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
1355415
26946.875
1382362
df
Mean Square
193630.748
3368.359
7
8
15
F
57.485
Sig.
.000
WAKTU
1
2
3
4
5
6
7
8
Value Label
0
10
20
30
40
50
60
300
N
2
2
2
2
2
2
2
2
70
df
Mean Square
193630.748
1131298.141
193630.748
3368.359
7
1
7
8
16
15
F
57.485
335.860
57.485
Sig.
.000
.000
.000
a,b
WAKTU
40
50
30
300
60
20
10
0
Sig.
N
2
2
2
2
2
2
2
2
Subset
1
2
95.750
97.000
98.250
98.250
99.500
102.000
719.500
817.000
.922
.131
Lampiran 12. Data hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan persen
inhibisi pada lama pemanasan yang berbeda
Oneway
ANOVA
INHIBISI
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
10065.508
335.540
10401.047
df
7
8
15
Mean Square
1437.930
41.942
F
34.283
Sig.
.000
71
LAMA
Value Label
0
10
20
30
40
50
60
300
1
2
3
4
5
6
7
8
N
2
2
2
2
2
2
2
2
Source
Corrected Model
Intercept
LAMA
Error
Total
Corrected Total
df
7
1
7
8
16
15
Mean Square
1437.930
156.692
1437.930
41.942
F
34.283
3.736
34.283
Sig.
.000
.089
.000
a,b
N
2
2
2
2
2
2
2
2
Subset
1
2
-21.3415
-19.8171
-17.9319
-17.3383
-15.1962
-13.3136
35.4615
44.4417
.281
.203
72
Equation
Mixed (Partial)*
0.99880
Competitive (Full)
0.99879
Mixed (Full)
0.99879
Competitive (Partial)
0.99879
Noncompetitive (Partial) 0.99686
Noncompetitive (Full) 0.99686
Uncompetitive (Partial) 0.99258
Uncompetitive (Full)
0.99258
AICc
Sy.x
116.1615.25916
110.5965.09946
113.4225.18972
113.4225.18972
143.9778.36541
141.1518.21991
171.43212.84673
168.60612.62329
Runs
Test Convergence
pass
pass
pass
pass
fail
fail
fail
fail
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
*) Model terpilih berdasarkan nilai R2 tertinggi, AICc terendah, dan Sy.x terendah
Value
288.3556
8.5628
0.5817
75.0981
3.1027
Goodness of Fit
Degrees of Freedom
AICc
R
Sum of Squares
Sy.x
Runs Test p Value
Data
Number of x values
Number of replicates
Total number of values
Number of missing values
I
( Ki + )
[ S ]
v maks
( Ki + I )
v=
[s] + K M
Std. Error
95% Conf. Interval
8.7192
270.4650
to
306.2462
0.7148
7.0960
to
10.0296
96,258.0886 -1.975e+5
to 1.975e+5
1.738e+8
-3.566e+8
to 3.566e+8
4.932e+6
-1.012e+7
to 1.012e+7
27
116.161
0.999
746.787
5.259
0.236
16
2
32
0
K M ( Ki + I )
1
1
( Ki + I )
1
+
I
I
[S ]
v Vmaks
( Ki + )
Vmaks ( Ki + )
73
Equation
Mixed (Partial)*
0.99698
Competitive (Full)
0.99666
Competitive (Partial) 0.99666
Mixed (Full)
0.99666
Noncompetitive (Partial)0.99539
Noncompetitive (Full) 0.99539
Uncompetitive (Full) 0.99058
Uncompetitive (Partial)0.99058
AICc
Sy.x
130.6496.59516
128.0186.69490
130.8446.81340
130.8446.81340
141.2098.01123
138.3837.87193
161.23511.24995
164.06111.44908
Runs
Test Convergence
pass
pass
pass
pass
pass
pass
fail
fail
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
*) Model terpilih berdasarkan nilai R2 tertinggi, AICc terendah, dan Sy.x terendah
Value
Std. Error
95% Conf. Interval
356.6163
30.5212
293.9907
to419.2418
21.1456
3.2419
14.4936
to27.7976
2.873e-9
0.4394
-0.9015
to 0.9015
1,201.3049
5,371.8099
-9,820.9561 to
12,223.5659
232.5060
1,036.1233
-1,893.4854 to
2,358.4973
Goodness of Fit
Degrees of Freedom
AICc
R
Sum of Squares
Sy.x
Runs Test p Value
Data
Number of x values
Number of replicates
Total number of values
Number of missing values
I
( Ki + )
[ S ]
v maks
( Ki + I )
v=
[s] + K M
27
130.649
0.997
1,174.395
6.595
0.351
16
2
32
0
K M ( Ki + I )
1
1
( Ki + I )
1
+
I
I
[S ]
v Vmaks
( Ki + )
Vmaks ( Ki + )
74
Equation
Mixed (Partial)
0.99015
Mixed (Full)
0.99015
Competitive (Full)*
0.99015
Competitive (Partial)
0.99015
Noncompetitive (Full) 0.99015
Uncompetitive (Full)
0.98910
Uncompetitive (Partial) 0.98910
Noncompetitive (Partial) 0.95352
AICc
Sy.x
129.5108.37565
126.2388.19932
123.2508.03368
126.2388.19935
123.2518.03390
126.0888.45138
129.0858.62703
169.68317.81162
Runs
Test Convergence
pass
pass
pass
pass
pass
pass
pass
fail
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
*) Model terpilih berdasarkan nilai R2 tertinggi, AICc terendah, dan Sy.x terendah
Value
1.732e+7
3.555e+6
11.3719
Goodness of Fit
Degrees of Freedom
AICc
R
Sum of Squares
Sy.x
Runs Test p Value
Data
Number of x values
Number of replicates
Total number of values
Number of missing values
v=
vmaks
KM
I
(1 + (
) (1 + ))
S
Ki
Std. Error
3.714e+11
7.624e+10
2.8686
25
123.250
0.990
1,613.500
8.034
0.306
14
2
28
0
1
1
1
=
+
v vmaks [ S ]
K M (1 +
I
)
Ki
vmaks
75