Definisi
Sindroma klinis akibat ganguan
perfusi ke jaringan yang menyeluruh
sehingga tidak terpenuhinya
kebutuhan metabolisme jaringan
Disfungsi dan kerusakan selular
Disfungsi dan kerusakan organ
Latar belakang
Mortalitas tinggi 20-90%
Efek awal dari kekurangan oksigen
pada sel adalah reversibel
Intervensi yang dini dapat
menurunkan mortalitas
Etiologi
Hipovolemik
Penurunan cairan intravaskuler karena kehilangan
darah/plasma atau cairan/ elektrolit
Patofisiologi
Perfusi jaringan ditentukan oleh MAP (mean arterial pressure)
MAP = CO x
SVR
HR
Stroke
Volume
Cardiogenic Shock:
Pathophysiology
Heart fails to pump blood out
MAP = CO x SVR
HR
Stroke Volume
Normal
MAP = CO x SVR
Cardiogenic
MAP =
CO
MAP =
CO
x SVR
CO
x SVR
MAP
x SVR
x SVR
Obstructive Shock:
Pathophysiology
Heart pumps well, but the output is
decreased due to an obstruction (in or out
of the heart)
MAP = CO x SVR
HR x Stroke volume
Obstructive Shock:
Pathophysiology
Normal
MAP = CO x SVR
Obstructive
MAP =
CO
x SVR
MAP =
CO
x SVR
CO
x SVR
MAP
SVR
Hypovolemic Shock:
Pathophysiology
Heart pumps well, but not enough blood
volume to pump
MAP = CO x SVR
HR x Stroke volume
Hypovolemic Shock:
Pathophysiology
Normal
MAP = CO x SVR
Hypovolemic
MAP =
CO
x SVR
MAP =
CO
x SVR
CO
x SVR
MAP
SVR
Distributive Shock:
Pathophysiology
Heart pumps well, but there is
peripheral vasodilation due to loss of
vessel tone
MAP = CO x SVR
HR x Stroke volume
Distributive Shock:
Pathophysiology
Normal
MAP = CO x SVR
Distributive
MAP = co x
SVR
MAP = co x
MAP
co x
SVR
SVR
CO (HR x SV) x
SVR
Toxins
Due to cellular poisons -Carbon monoxide,
methemoglobinemia, cyanide
Drug overdose (a1 antagonists)
Ringkas
Type of
Shock
Insult
Physiologic
Effect
Compensation
Cardiogenic
CO
BaroRc
SVR
Obstructive
BaroRc
SVR
CO
BaroRc
SVR
Distributive
SVR
CO
Stadium shock
kompensasi
kompensasi
Fungsi organ vital dipertahankan
melalui mekanisme fisiologis dengan
cara meningkatkan refleks simpatis
Resistensi sistemik meningkat
Distribusi selektif aliran darah dari organ
sekunder ke organ primer
Resistensi arteriol meningkat-> diastolic
pressure meningkat
Kompensasi
HR meningkat
Sekresi vasopressin, rennin angiotensin
aldosteron meningkat-> ginjal menahan
air dan sodium didalam sirkulasi
Dekompensasi
Perfusi jaringan buruk -> 02 sangat
turun-> metabolisme anaerob->
laktat meningkat -> laktat asidosis,
diperberat penumpukan co2, co2 ->
as. Karbonat
Gangguan metabolisme energi
dependent Na+/K+ di tingkat selular
-> integritas membran sel
terganggu. Fungsi lisosom dan
mitokondria memburuk-> kerusakan
Dekompensasi
Aliran darah lambat dan keruskan rantai
kinin serta sistem koagulasi, akan
diperburuk dengan terbentuknya agregasi
trombosit dan pembentukan trombus
disertai tendensi perdarahan
Pelepasan mediator vaskular: histamin,
seratonin, cytokines (TNFalpha dan
interleukin I)xanthin oxydase->
membentuk oksigen radikal serta platelets
aggregating factor
dekompensasi
Pelepasan mediator oleh makrofag
menyebabkan vasodilatasi arteriol
dan permaebilitas kapiler meningkat> venous return turun-> preload
turun -> cardiac output turun
Manifestasi klinis: takikardi, tekanan
darah sangat turun, perfusi perifer
sangat buruk, asidosis, oliguria,
kesadaran menurun
Stadium irreversibel
Syok berlanjut akan menyebabkan
kerusakan dan kematian sel-> multi
organ failure. Cadangan
phospateberenergi tinggi (ATP) akan
habis terutama di jantung hepar->
tubuh kehabisan energi.
Manifestasi klinis: nadi tak teraba,
tekanan darah tak terukur, anuria
dan tanda-tanda kegagalan organ.
Penanganan Shock
Posisi: terlentang, posisi kaki lebih tinggi (diangkat
30 derajat)
Oksigenasi: bebaskan jalan nafas, o2 5-10 L/mnt
Hentikan perdarahan eksternal: kompresi
Kateter Iv
Cairan: tergantung dari berat dan penyebab shock
Koreksi asidosis metabolik
Pantau irama jantung
Kateter urin : untuk hitung produksi urin
Mencari penyebab terapi spesifik
Hipovolemic shock
Volume intravaskular
berkurangakibat perdarahan,
kehilangan cairan ( diare, luka bakar,
muntah-muntah)
Tujuan terapi :restorasi volume
intravaskular, dengan target
optimalkan tekanan darah, nadi
perfusi organ. Bila hipovolemi
teratasi baru diberikan vasoactive
agent (dopamine, dobutamine)
Hipovolemic shock
(dehidrasi)
ringan
3-5%
defisit
hemodinami
k
takikardi
jaringan
sedang
6-8%
takikardi
nadi sangat
nadi lemah lemah
vollume collapse
hipotensi
ortostatik
lidah
kering
lidah keriput
turgor
turun
turgor kurang
berat
>10%
takikardi
nadi tak
teraba
akral dingin
sianosis
atonia
turgor buruk
Hipovolemic shock
(dehidrasi)
Tentukan defisit
Atasi shock: cairan infus 20ml/kg
dalam 1 jam, dapat diulang
Sisa defisit:
50% dalam 8 jam pertama
50% dalam 16 jam berikutnya
Cairan: RL atay Nacl 0,9%
rehidrasi bila urine: 0,5-1ml/kg/jam
Perdarahan
variabel
kelas I
Kelas II
kelas III
Kelas IV
sistolik(mmhg)
>110
>100
>90
<90
nadi (x/mnt)
<100
>100
>120
>140
nafas (x/mnt)
16
16-20
21-26
>25
Mental
anxius
Agitated
confused
lethargic
kehilangan darah
>2000ml
<15%
>40%
15-30%
30-40%
perdarahan
Maximal allowable blood loss:
EBV x (HT-30)/HT
EBV= BB x 75
Cardiogenic Shock
Penyebab ganguan kontraktilitas
Tujuan terapi memperbaiki fungsi
miokardium dan sirkulasi
Terapi infus untuk memperbaiki
sirkulasi
Inotropik
Obstructive shock
Penyeba hambatan terhadap aliran
darah yang menuju jantung ( venous
return) akibat tension pneumothorax
dan cardiac tamponade
Tujuan terapi menghilangkan
sumbatan
Kristaloid isotonik untuk
mempertahankan volume
intravaskular
pembedahan
Distributive shock
Ganguan vasomotor
Septic shock
Neurogenic shock
Anaphylactic shock
Acute andrenal insufficincy
Anaphylactic shock
Reaksi antigen antibody(igE)
Antigen-> pelepasan mediator
kimiawi endogen (histamin,
serotonin)->permaebilitas endotel
vaskular meningkat disertai
brochospasme
Gejala: pruritus, urtikaria,
angioedema, palpitasi, dyspnea dan
syok
Anaphylactic shock
Baringkan dengan posisi kaki lebih
tinggi
Andrenaline (meningkatkan
kontraktilitas jantung,vasokonstriksi
vaskular, meningkatkan TD,
bronchodilatasi)
Infus naCL0,9%
Kortikosteroid: dexamethasone
Bila terjadi bronchospasme
dapatdiberikan aminophyline
Neurogenic Shock
Sering terjadi pada cedera servikal
ataupun high thoracic spinal cord
injury
Karakteristik hipotensi serta
bradikardi
Ganguan neurologis: paralisis flasid,
refleks ekstremitas hilang, dan
priapismus
Tindakan :
resusitasi cairan
Septic Shock
Penyebab respon inflamasi sitemik
akibat infeksi
Vasodilatasi akibat SVR menurun
Kebocoran kapiler difus akibat
permaebilitas endothel vaskular
meningkat->preload sangat turun->
perfusi buruk
Septic Shock
Antibiotik
Stabilkan hemodinaok
Terapi cairan
Vasopresor
Ionotropik
Oksigen
Gamma venin P
Keberhasilan pengelolaan
Kesadaran membaik
Akral yang hangat
Respirasi yang cukup
Fungsi sal. Cerna membaik (tidak
kembung, ada peristalik, absorbsi
makanan baik
P roduksi urin cukup (0,5
cc/kgbb/jam)
Kadar as. Laktat dalam darah
menurun
Terimakasih