Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH ANALISA STRUKTUR MOLEKUL

SPEKTROSKOPI ULTRAVIOLET-VISIBLE / UV-VIS


Serapan Karakteristik Senyawa Organik

OLEH
KELOMPOK 5
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Annisa Eltamala (1101502)


Deri febiola Putra (1101520)
Diki Febrianta (1101524)
Lusi Puspitasari (1101532)
Rindu Ayu Permata Sari (1101521)
Silvi Veronita (1101530)

Dosen Pembimbing : Umar Kalmar nizar, S.Si. M.Si. Ph.D.

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbal alamin, puji dan syukur tim penulis ucapkan kehadirat Allah
SWT yang dengan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini, dengan juduL Makalah Analisa Struktur Molekul Spektroskopi UltravioletVisible / UV-Vis yang merupakan tugas dari matakuliah Analisa Struktur Molekul .
Kami mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan
dukungan secara moril maupun materil. Kemudian, kepada dosen mata kuliah Analisa
Struktur Molekul selaku pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan kami dalam
penulisan makalah ini serta kepada pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan namanya
satu-persatu yang juga telah membantu kami dalam proses penulisan makalah ini, hingga
dapat diselesaikan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan, baik dari pemilihan
kata, bahasa, sumber informasi, dan referensi serta dalam hal lainnya. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menambah kelengkapan dan
penyempurnaan makalah ini serta menambah pengetahuan kami selanjutnya. Akhir kata, kami
ucapkan terimakasih telah membaca makalah ini dan semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan serta wawasan untuk pembaca sehingga dapat dijadikan sebagai sumber ilmu
pengetahuan dalam belajar.

Padang, Oktober 2014

Tim Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan............................................................................................................3
1.4. Manfaat Penulisan..........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................4
2.1. Definisi Spektroskopi UV-Vis........................................................................................4
2.2. Penyerapan (Absorbsi) UV-Vis oleh Molekul..............................................................5
2.3. Cara kerja spektrofotometer.........................................................................................7
2.4. Keuntungan Spektrofotometer....................................................................................8
2.5. Komponen-komponen Pada spektrofotometer...........................................................8
2.6. Tipe Instrumen Spektrofotometer................................................................................9
2.7. Penentuan kadar..........................................................................................................10
2.8. Serapan Karakteristik Senyawa Organik..................................................................12
PENUTUP...............................................................................................................................24
3.1. Kesimpulan...................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................25

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Spektrum tampak dan warna komplementernya.............................................7
Tabel 2. Serapan khas beberapa diena dan triena.....................................................12
Tabel 3. Aturan Woodword untuk serapan diena (aturan 1).........................................13
Tabel 4. contoh pemakaian aturan Woodword.........................................................13
Tabel 5. serapan khas keton dan aldehid................................................................16
Tabel 6. geseran serapan dari beberapa substituent untuk sikloheksanon........................16
Tabel 7. Modifikasi aturan woodward untuk enon....................................................18
Tabel 8. Faktor korelasi pelarut untuk enon............................................................18
Tabel 9. Contoh perhitungan maksimum dari senyawa keton....................................19
Tabel 10. serapan khas asam tak jenuh - , ; lakton dan ester-ester..............................20
Tabel 11. Aturan Nielson untuk asam karboksilat tak jenuh dan ester............................20
Tabel 12. Contoh perhitungan aturan nielson..........................................................21
Tabel 13. Contoh perhitungan serapan maksimum dari senyawa..................................22
Tabel 14. Absorpsi kromofor dan senyawa aromatik.................................................23

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Spektroskopi adalah studi mengenai interaksi cahaya dengan atom dan molekul.
Radiasi cahaya atau elektromagnet dapat dianggap menyerupai gelombang. Spektrofotometer
adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer dan fotometer. Spektofotometer adalah alat yang
digunakan untuk mengukur energi secara relative jika energi tersebut ditransmisikan,
direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Spektrofotometer
menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu, dan fotometer adalah
alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Kelebihan
spektrofotometer dibandingkan dengan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih
dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating, ataupun
celah optis.
Analisis Spektroskopi didasarkan pada interaksi radiasi dengan spesies kimia.
Berprinsip pada penggunaan cahaya/tenaga magnet atau listrik untuk mempengaruhi senyawa
kimia sehingga menimbulkan tanggapan. Tanggapan tersebut dapat diukur untuk
menetukan jumlah atau jenis senyawa. Cara interaksi dengan suatu sampel dapat dengan
absorpsi, pemendaran (luminenscence) emisi, dan penghamburan (scattering) tergantung pada
sifat materi. Teknik spektroskopi meliputi spektroskopi UV-VIS, spektroskopi serapan atom,
spektroskopi infra merah, spektroskopi fluorensi, spektroskopi NMR, dan spektroskopi
massa.
Dasar spektroskopi UV-VIS adalah serapan cahaya. Bila cahaya jatuh pada senyawa,
maka sebagian dari cahaya diserap oleh molekul-molekul sesuai dengan struktur dari molekul
senyawa tersebut. Serapan cahaya oleh molekul dalam daerah spektrum UV-VIS tergantung
pada struktur elektronik dari molekul. Spektra UV-VIS dari senyawa-senyawa

organik berkaitan erat dengan transisi-transisi diantara tingkatan-tingkatan tenaga elektronik.


Oleh sebab itu, serapan radiasi UV-VIS sering dikenal sebagai spektroskopi elektronik.
Dalam wilayah spectrum elektromagnetik, molekul mengalami transisi elektronik.
Teknik ini melengkapi spektroskopi fluoresensi. Fluoresensi berkaitan dengan transisi dari
keadaan tereksitasi ke keadaan dasar, sementara langkah-langkah penyerapan transisi dari
dasar ke keadaan tereksitasi. UV/Vis spektroskopi secara rutin digunakan dalam kuantitatif
penentuan solusi dari logam transisi ion dan sangat berkonjugasi senyawa organik. Solusi ion
logam transisi dapat diwarnai (yaitu, menyerap cahaya tampak) karena elektron dalam atom
logam dapat tertarik dari satu elektronik yang lain. Warna solusi ion logam sangat
dipengaruhi oleh keberadaan spesies lain, seperti anion tertentu atau ligan. Misalnya, warna
encer larutan sulfat tembaga adalah sangat ringan biru; menambahkan amonia
mengintensifkan warnanya dan perubahan panjang gelombang serapan maksimum (max).
Senyawa organik, terutama yang tingkat tinggi konjugasi, juga menyerap cahaya di UV atau
daerah terlihat dari spektrum elektromagnetik. Dari uraian di atas maka dalam makalah ini
akan dibahas lebih lanjut mengenai spektrifotometri UV-VIS.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Apa definisi spektroskopi UV-Vis ?


Bagaimana penyerapan (Absorb) UV-Vis oleh Molekul.
Bagaiman cara kerja spektrofotometer.
Bagaiaman keuntungan spektrofotometer.
Apa saja komponen-komponen pada spektrofotometer.
Apa saja tipe instrument spektrofotometer..
Bagaimana karakteristik serapan senyawa organik Pada UV-Vis.

1.3. Tujuan Penulisan


1.
2.
3.
4.

Adapun Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :


Menjelaskan definisi spektroskopi UV-Vis.
Menjelaskan bagaimana penyerapan (Absorb) UV-Vis oleh Molekul.
Menjelaskan cara kerja spektrofotometer.
Menjelaskan keuntungan spektrofotometer.

5. Menjelaskan komponen-komponen pada spektrofotometer.


6. Menjelaskan tipe instrument spektrofotometer..
7. Menjelaskan karakteristik serapan senyawa organik Pada UV-Vis.
1.4. Manfaat Penulisan
Manfaat Penulisan makalah ini adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca
serta menambah wawasan pembaca mengenai Spektoskopi Ultraviolet-Visible (UV-Vis).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Spektroskopi UV-Vis

Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran


serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg
spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor
fototube. Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu
sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan
spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri.
Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi
yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada
berbagai panjang gelombang dan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum
tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda.

Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik yang memakai


sumber REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet dekat (190-380 nm) dan sinar tampak (380780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer. Spektrofotometri UV-Vis melibatkan
energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri
UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif.

Panjang gelombang cahaya UV-Vis jauh lebih pendek daripada panjang gelombang
radiasi inframerah. Spektrum sinar tampak terentang dari sekitar 400 nm (ungu) sampai 750
nm (merah), sedangkan spektrum ultraviolet terentang dari 100 nm sampai 400 nm. Kuantitas

energi yang diserap oleh suatu senyawa berbanding terbalik dengan panjang gelombang
radiasi (Day, R.A. dan A. C. Underwood, 1986).

2.2. Penyerapan (Absorbsi) UV-Vis oleh Molekul


Dasar Spektrofotometri UV-Vis adalah serapan cahaya (Absorbsi). Bila cahaya jatuh
pada senyawa, maka sebagian dari cahaya diserap oleh molekul-molekul sesuai dengan
struktur dari molekul senyawa tersebut. Serapan cahaya oleh molekul dalam daerah spektrum
UV-Vis tergantung pada struktur elektronik dari molekul. Spektra UV-Vis dari senyawasenyawa organik berkaitan erat dengan transisi-transisi diantara tingkatan-tingkatan tenaga
elektronik. Oleh sebab itu, serapan radiasi UV-Vis sering dikenal sebagai spektroskopi
elektronik.
Radiasi ultraviolet dan sinar tampak diabsorpsi oleh molekul organik aromatik,
molekul yang mengandung elektron- terkonjugasi dan atau atom yang mengandung elektronn, menyebabkan transisi elektron di orbital terluarnya dari tingkat energi elektron tereksitasi
lebih tinggi. Besarnya serapan radiasi tersebut sebanding dengan banyaknya molekul analit
yang mengabsorpsi sehingga dapat digunakan untuk analisis kuantitatif.
Transisi elektronik dapat diartikan sebagai perpindahan elektron dari satu orbital ke
orbital yang lain. Energi yang dimiliki sinar UV mampu menyebabkan perpindahan elektron
(promosi elektron). Disebut transisi elektronik karena elektron yang menempati satu orbital
dengan energi terendah dapat berpindah ke orbital lain yang memiliki energi lebih tinggi jika
menyerap energi, begitupun sebaliknya elektron dapat berpindah dari orbital yang memiliki
energi lebih rendah jika melepaskan energi. Energi yang diterima atau diserap berupa radiasi
elektromagnetik ( Fessenden, Roiph J. dan Joan S Fessenden, 1986).
1. Transisi *
Jenis transisi ini terjadi pada suatu elektron didalam orbital molekul bonding dieksitasi
ke orbital antibonding yang sesuai dengan pengabsobsian radiasi. Molekul berada dalam

bentuk exited state, * relatif terhadap transisi lainnya, energi yang diperlukan untuk
menyebabkan transisi * adalah besar. Energi yang diperlukan untuk transisi ini
besarnya sesuai dengan energy sinar yang frekuensinya terletak diantara UV vakum(kurang
dari 180 nm), contohnya metana.
2. Transisi n *
Jenis transisi ini terjadi pada senyawa organik jenuh yang mengandung atom-atom
yang mmiliki electron bukan ikatan (elektron non bonding) energy yang diperlukan untuk
transisi jenis ini lebih kecil dibanding transisi * sehingga sinar yang diserap mempunyai
panjang gelombang lebih panjang yakni sekitar 150-250 nm.
3. Transisi n * dan Transisi *
Jenis transisi ini akan terjadi jika molekul organik mempunyai gugus fungsional yang
tidak jenuh sehingga ikatan rangkap dalam gugus tersebut memberikan orbital phi yang
diperlukan. Jenis transisi ini merupakan transisi yang paling cocok untuk analisis sebab sesuai
dengan panjang gelombang 200-700 nm, dan panjang gelombang ini secara teknis dapat
diaplikasikan pada spektrofotmeter.
4. Transisi n *
Transisi dari jenis meliputi transisi elektron-elektron hetero atom tak berikatan ke
orbital anti ikatan Transisi dari jenis meliputi transisi elektron-elektron hetero atom tak
berikatan ke orbital anti ikatan * . Serapan ini terjadi pada panjang gelombang yang panjang
dan intensitasnya rendah. Senyawa yang mempunyai orbital molekul n- * ialah senyawa
yang mengandung atom yang mempunyai pasangan elektron sunyi dan orbital atau atom
yang mempunyai pasangan elektron sunyi terkonjugasi dengan atom lain yang mempunyai
orbital . Contoh jenis kromofor tersebut adalah C=O dan C=C-O. Senyawa yang

mempunyai transisi n * mengabsorpsi cahaya di daerah ultraviolet pada panjang


gelmbang 200-400 nm. Berdasarkan energi yang dibutuhkan, maka transisi dari ke *
membutuhkan energi yang paling besar.
Secara kualitatif absorpsi cahaya dapat diperoleh dengan pertimbangan absorpsi
cahaya pada daerah tampak. Kita melihat obyek dengan pertolongan cahaya yang
diteruskan atau dipantulkan. Apabila cahaya polikromatis (cahaya putih) yang berisi seluruh
spektrum panjang gelombang melewati medium tertentu, akan menyerap panjang gelombang
lain, sehingga medium itu akan tampak berwarna. Oleh karena hanya panjang gelombang
yang diteruskan yang sampai ke mata maka panjang gelombang inilah yang menentukan
warna medium. Warna ini disebut warna komplementer terhadap warna yang diabsorpsi.
Spektrum tampak dan warna-warna komplementer ditunjukkan dalam Tabel 1 berikut ini :
Tabel 1. Spektrum tampak dan warna komplementernya

(Dachriyanus, 2004.)
2.3. Cara kerja spektrofotometer
Cara kerja spektrofotometer secara singkat adalah sebagai berikut. Tempatkan larutan
pembanding, misalnya blangko dalam sel pertama sedangkan larutan yang akan dianalisis

pada sel kedua. Kemudian pilih foto sel yang cocok 200nm-650nm (650nm-1100nm) agar
daerah yang diperlukan dapat terliputi. Dengan ruang foto sel dalam keadaan tertutup nol
galvanometer didapat dengan menggunakan tombol dark-current. Pilih h yang diinginkan,
buka fotosel dan lewatkan berkas cahaya pada blangko dan nol galvanometer didapat
dengan memutar tombol sensitivitas. Dengan menggunakan tombol transmitansi, kemudian
atur besarnya pada 100%. Lewatkan berkas cahaya pada larutan sampel yang akan dianalisis.
Skala absorbansi menunjukkan absorbansi larutan sampel (Skoog, DA, 1996).
2.4. Keuntungan Spektrofotometer
Keuntungan dari spektrofotometer adalah yang pertama penggunaannya luas, dapat
digunakan untuk senyawa anorganik, organik dan biokimia yang diabsorpsi di daerah ultra
lembayung atau daerah tampak. Kedua sensitivitasnya tinggi, batas deteksi untuk
mengabsorpsi pada jarak 10-4 sampai 10-5 M. Jarak ini dapat diperpanjang menjadi 10-6
sampai 10-7 M dengan prosedur modifikasi yang pasti. Ketiga selektivitasnya sedang sampai
tinggi, jika panjang gelombang dapat ditemukan dimana analit mengabsorpsi sendiri,
persiapan pemisahan menjadi tidak perlu. Keempat, ketelitiannya baik, kesalahan relatif pada
konsentrasi yang ditemui dengan tipe spektrofotometer UV-Vis ada pada jarak dari 1% sampai
5%. Kesalahan tersebut dapat diperkecil hingga beberapa puluh persen dengan perlakuan
yang khusus. Dan yang terakhir mudah, spektrofotometer mengukur dengan mudah dan
kinerjanya cepat dengan instrumen modern, daerah pembacaannya otomatis (Skoog, DA,
1996).
2.5.

Komponen-komponen Pada spektrofotometer


Yang pertama adalah sumber cahaya, Sebagai sumber cahaya pada spektrofotometer,

haruslah memiliki pancaran radiasi yang stabil dan intensitasnya tinggi.Sumber energi cahaya
yang biasa untuk daerah tampak, ultraviolet dekat, dan inframerah dekat adalah sebuah lampu

10

pijar dengan kawat rambut terbuat dari wolfram (tungsten). Lampu ini mirip dengan bola
lampu pijar biasa, daerah panjanggelombang ( ) adalah 350 2200 nanometer (nm). sumber
cahaya ini digunakan untuk radiasi kontinyu.
Hal kedua yang diperlukan adalah pembaur cahaya yang kerennya disebut
monokromator yang di video memberikan sinar pelangi, karena dari sana lah kemudian kita
bisa memilih panjang gelombang yang diinginka/diperlukan. Pada video yang diperlihatkan
sinar tampak atau untuk spektro visible, tapi untuk UV pun kerjanya sama, hanya saja tidak
akan terlihat oleh mata kita.
Hal ketiga adalah tempat sampel atau kuvet, pada praktikum tempat meletakan kuvet
ada dua karena alat yang dipakai tipe double beam, disanalah kita menyimpan sample dan
yang satu lagi untuk blanko. Pada pengukuran di daerah sinar tampak digunakan kuvet kaca
dan daerah UV digunakan kuvet kuarsa serta kristal garam untuk daerah IR.
Keempat adalah detektor atau pembaca cahaya yang diteruskan oleh sampel, disini
terjadi pengubahan data sinar menjadi angka yang akan ditampilkan pada reader (komputer).
Komponen lain yang nampak penting adalah cermin-cermin dan tentunya slit (celah kecil)
untuk membuat sinar terfokus dan tidak membaur tentunya, jadi satu hal penting dalam
pekerjaan dengan spektrofotometer Uv-Vis adalah harus dihindari adanya cahaya yang masuk
ke dalam alat, biasanya pada saat menutup tenpat kuvet, karena bila ada cahaya lain otomatis
jumlah cahaya yang diukur menjadi bertambah (Skoog, DA, 1996).
2.6. Tipe Instrumen Spektrofotometer
Pada umumnya terdapat dua tipe instrumen spektrofotometer, yaitu single-beam dan
double-beam. gambar Single-beam instrument dan Double-beam instrument
1. Single-beam instrument

11

Single-beam instrument dapat digunakan untuk kuantitatif dengan mengukur


absorbansi pada panjang gelombang tunggal. Single-beam instrument mempunyai beberapa
keuntungan yaitu sederhana, harganya murah, dan mengurangi biaya yang ada merupakan
keuntungan yang nyata. Beberapa instrumen menghasilkan single-beam instrument untuk
pengukuran sinar ultra violet dan sinar tampak. Panjang gelombang paling rendah adalah 190
sampai 210 nm dan paling tinggi adalah 800 sampai 1000 nm (Skoog, DA, 1996).
2. Double-beam instrument
Double-beam dibuat untuk digunakan pada panjang gelombang 190 sampai 750 nm.
Double-beam instrument dimana mempunyai dua sinar yang dibentuk oleh potongan cermin
yang berbentuk V yang disebut pemecah sinar. Sinar pertama melewati larutan blangko dan
sinar kedua secara serentak melewati sampel, mencocokkan foto detektor yang keluar
menjelaskan perbandingan yang ditetapkan secara elektronik dan ditunjukkan oleh alat
pembaca (Skoog, DA, 1996).
2.7. Penentuan kadar
Untuk penentuan kadar dengan spektrofotometri yang ditentukan adalah absorbsi
maksimum dari sampel. Ada beberapa cara dalam penentuan kadar dengan spektrofotometri
UV-VIS :
a. Hukum Lambert-Beer
Hukum Lambert-beer (Berrs law) adalah hubungan linearitas antara absorban dengan
konsentrasi larutan analit
A = E. b. c
dengan : A = jumlah sinar yang diabsorpsi

12

E = koefisien ekstingsi spesifik (ml g-1 cm-1)


b = tebal kuvet (cm)
c = konsentrasi zat yang mengabsorpsi (gram/100 ml)
Besarnya A disebut sebagai absorban dan hubungan dengan transmitan (T) adalah
sebagai berikut :
A = - log T = -log ( I/IO)
dengan :
A = absorban
Io = intensitas sinar masuk
I

= intensitas sinar setelah melewati sampel

b. Menggunakan larutan pembanding


Konsentrasi zat dalam larutan dapat dicari dengan membandingkan serapan larutan zat
yang dicari dengan serapan larutan baku yang diketahui konsentrasinya dengan persamaan :
Cu = Au x Cs
As
dengan : Cu = konsentrasi zat uji
Cs = konsentrasi zat baku
Au = serapan zat uji
As = serapan zat baku
c. Menggunakan kurva kalibrasi

13

Dengan cara ini anda tidak perlu bertumpu pada nilai absorptivitas molar, reliabilitas
hukum Beert-Lambert, bahkan dimensi sel larutan.Yang anda lakukan adalah membuat seri
konsentrasi larutan senyawa yang akan diamati dengan konsentrasi yang akurat. Upayakan
seri konsentrasi tersebut menghasilkan adsorban atara 0,2-0,8.
Untuk masing-masing larutan, tentukan absorbansinya pada panjang gelombang yang
memberikan serapan paling kuat. Kemudian buat grafik antara absorbansi lawan konsentrasi.
Ini merupakan kurva kalibrasi.
Untuk grafik yang paling baik, kurva kalibrasinya akan tampak seperti gambar berikut.
(saya menggambarkannya sebagai garis lurus karena lebih mudah bagi saya untuk
membuatnya, ini dapat anda peroleh jika anda bekerja pada larutan yang benar-benar encer.
Tetapi jika berupa kurva, tidak masalah. Ingat bahwa tidak perlu dibuat garis yang melewati
titik nol. Jika hukum Beer-Lambert bekerja sempurna, garis tersebut akan melewati titik nol,
tetapi anda tidak dapat menjamin hal ini untuk konsentrasi yang anda amati (Martin, Alfred,
James Swarbrick, Arthur Cammarata, 1990).
2.8. Serapan Karakteristik Senyawa Organik
Peranan penting spektrum ulraviolet adalah untuk mengindentifikasi jenis kromofor
dan

memperkirakan

adanya

ikatan

rangkap

konyugasi

dalam

molekul.

Untuk

menyederhanakan, kromofor- kromofor dapat dikelompokkan berdasarkan klasifikasi kimia


sebagai berikut :
a. Kromofor etilen (ikatan ganda terisolasi)
Kromofor etilen yang terisolasi menyebabkan serapan kuat muncul didaerah
ultraviolet jauh, serapan disebabkan oleh transisi *. Etilen dalam fase uap menyerap
pada 165 nm ( maks = 10.000). pita kedua 200 nm. Pengukuran ini suli dilakukan, sebab
radiasi didaerah ini dapat diserap oleh udara sehingga alat harus divakumkan.
b. Kromofor diena dan poliena terkonyugasi

14

Kromofor diena asiklik terkonyugasi akan menyerap pada daerah 215-230 nm. 1.3
butadiena menyerap pada 217 nm ( maks = 21.000 ). Konyugasi lebih lanjut dalam triena dan
poliena rantai terbuka menghasilkan geseran batokronik disertai dengan bertambahnya
kromofor karena terjadi interaksi kecil antara elektron ikatan . Hal ini menghasilkan sedikit
pergeseran merah, pengaruh subsitusi alkil terutama pada diena bersifat adatif. Tabel 2
menyatakan serapan untuk berbagai olefin terkonyugasi
Tabel 2. Serapan khas beberapa diena dan triena
Senyawa
Buatadiena
Heksatriena
2,4-dimetil-2,4-pentadiena
1,3-sikloheksadiena

Transisi
*
*
*
*

maks (nm)
217
256
228
256

21.000
22.000
8.500
8.000

Dari tabel 2 terlihat, terjadi pergeseran batokronik yang nyata dan suatu penurunan
intensitas serapan untuk sistem monosiklik diena terkonyugasi dibandingkan dengan 1,3
butadiena. Butadiena berada dalam bentuk S-trans (transoid) dan siklik diena dalam suatu
bentuk S-Cis (cisoid). Sistem diena yang tidak termasuk pada struktur lingkar tersebut diena
heteroanular sedangkan sistem diena pada struktur lingkar tersebut diena homoanular.
Metoda empiris untuk meramalkan akibat meramalkan akibat batokromik dari sisipan
alkil, ikatan rangkap yang memperpanjang konyugasi serta sisipan alkil, ikatan rangkap yang
memperpanjang konyugasi serta sisipan gugus-gugus lain, telah dirumuskan oleh woodward.
Dia menyusun suatu aturan menghitung panjang gelombang maksimum yang diharapkan
seperti diberikan pada tabel 3 dan contoh pemakaiannya pada tabel 4.
Tabel 3. Aturan Woodword untuk serapan diena (aturan 1)
Diena heteroannular a
Diena heteroannular b
Perpanjangan ikaan ganda terkonyugasi
Substituen alkil, sisa lingkar
Ikatan ganda luar lingkar
N(alkil)2 : -N-RR
S(alkil) : -SR : ikatan ganda ekstra pada konyugasi untuk setiap C=C

214 nm
253
30
5
5
60
30

15

O(alkil) : -OR
O(asil) : -O-CO-R atau O-CO-Ar
perhitungan maksimum
=
a. Sistem diena yang tidak termasukpada struktur lingkar,
b. Sistem diena pada struktur lingkar

6
0
total, nm

Tabel 4. contoh pemakaian aturan Woodword

Aturan ini tidak dapat diekstrapolasikan untuk menghitung panjang gelombang


maksimum poliena yang mengandung lebih dari empat ikatan ganda terkonyugasi. Bila suatu
poliena terkonyugasi mempunyai lebih dari empat ikatan ganda terkonyugasi, aturan FieserKuhn dapat digunakan. Pada pendekatan ini mak dan maks dihubungkan dengan jumlah ikatan
rangkap terkonyugasi sesuai dengan rumus berikut : (aturan 2).
mak
= 114 + 5 M + m (48,0 1,7 n) 16,5 Rendo-10 Rekso
maks
= (1,74 x 104)n
Dimana : n = Jumlah ikatan
M = Jumlah subsitusi alkil
Rendo = Jumlah lingkar dengan ikatan ganda endosiklik
Rekso = Jumlah lingkar dengan ikatan ganda eksosiklis.
Persamaan ini dapat digunakan untuk beberapa senyawa poliena seperti, trans
karoten .

16

Catatan

Persamaan untuk menghitung maks adalah semi empirik, harga


perhitungan tidak selalu identik dengan harga percobaan.

c. Kromofor Karbonil
Gugus karbonil mengandung sepasang electron dan dua pasang elektron bebas.
Keton jenuh dan aldehid memperlihatkan 3 pita serapan. Transisi * menyerap secara
kuat dekat 150 nm dan transisi n* menyerap dekat 190 nm. Pita ke tiga terlihat di daerah
275-295 nm yang merupakan transisi terlarang * dengan < 30. Serapan khas dan adeid
dapat dilihat pada tabel.

17

Tabel 5. serapan khas keton dan aldehid

Senyawa

Transisi

maks

Aseton

188

1860

Sikloheksanon

27

13

n*

285

14

194

n*

292

14

208

10000

n*

328

13

2-metil-2-an-4-on *

235

14000

sikloheksanon

n*

314

224

10300

Asetaldehid

Propanal

Dari tabel diatas, transisi n* memberikan sarapan yang lemah dengan kecil.
Suatu keton alifatik bila tersubstitus oleh halogen atau gugus lain pada atom C- tidak begitu
mempengaruhi terhadap kekhasan serapan, tetapi bila keton siklik yang disubstitusi akan
memberikan pengaruh yang nyata pada kekhasan serapan. maks dan senyawa induk berkurang
sebesar 5-10 nm bila tersubstituen ekuatoral dan pergeseran batokromik sebesar 10-30 nm
bila substituent adalah aksial, seperti terlihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 6. geseran serapan dari beberapa substituent untuk sikloheksanon

Ekuatorial

Aksial

Cl

-7

+ 22

Br

-5

+ 28

OH

-12

+ 17

18

O2CCH3 -5
+ 10
Senyawa keton tidak jenuh , akan mengalami dua bentuk transisi * dengan
pita serapan kuat didaerah 215250 nm ( maks: 10000-20000) dalam trasisi n* muncul pada
dearah 310-330 nm. Spekrtra aldehid tidak jenuh , adalah sama dengan keton tidak jenuh
, . Transisi n* muncul pada daerah 350-370 nm. Kromofor yang mengandung satu C=C
(ena) yang terkonyugasi dengan satu C=O (on)

Dinamakan suatu enon, jika satu gugus karbonil terkonyugasi dengan dua ikatan
ganda (diena) seperti

Disebut suatu dienon. Dalam senyawa-senyawa sikis, ikatan ganda etilena yang
terkonyugasi dengan karbonil dapat berbentuk homonular atau heteroanular. Woodward telah
menurunkan secara empiris spectra keton tak jenuh , yang mengalami pergeseran karena
substitusi proton-proton pada karbonil oleh gugus fungsi. Pada tabel dibawah ini dapat
diperkirakan harga pita serapan transisi * di dalam sejumlah senyawa karbonil. Hargaharga transisi ini biasanya diatas 10000.

19

Tabel 7. Modifikasi aturan woodward untuk enon

Harga-harga panjang gelombang maksimum transisi * dan n * dalam


senyawa-senyawaan karbonil tergantung baik pada kepolaran pelarut maupun pada sifat
subtituen pada karbon kromofor. Serapan maksimum yang dihitung dengan menggunakan
tabel dibawah ini harganya hamper sama dengan hasil percobaan bila digunakan pelarut yang
sama, yaitu etanol atau pelaru-pelarut lain harus digunakan factor kolerasi yang diberikan
pada tabel dibawah ini.
Tabel 8. Faktor korelasi pelarut untuk enon

20

Contoh perhitungan maksimum dari senyawa keton tak jenuh , dari Kholes-4-en3-on, Kholesta22--,4-dien-6-on dan 3, -asetoksi7oksolanosta5, 8, 11-triena.
Tabel 9. Contoh perhitungan maksimum dari senyawa keton

Asam karboksilat jenuh memperlihatkan pita serapan yang lemah dekat 200 nm
dihasilkan dari tansisi n* terlarang. Letak dari pita serapan mengalami pergeseran
batakromik dengan bertambahnya panjang rantai. Asam karboksilat tidak jenuh - , karena
electron-elektron n dan beresonansi sebagai berikut:

Resonansi seperti ini menurunkan afinitas electron gugus karbonil dank arena itu
kapasitas untuk bertindak sebagai aseptor electron dalam eksitasi, melibatkan perpindahan
electron. Kekhasan serapan muncul pada daerah 200 nm dengan

= 10.000. substitusi

maks

21

alkali di dalam struktur dasar ini menghasilkan pergeseran batokromik, dalam banyak hal
mempunyai sifat yang sama seperti yang diamati untuk keton tidak jenuh - , . Serapan khas
asam tak jenuh - , , lekton dan ester-ester diberikan pada tabel dibawah ini.
Tabel 10. serapan khas asam tak jenuh - , ; lakton dan ester-ester
Senyawa

Transisi

Asam propenat

maks/ nm
200

10000

Asam 2-butenoat

205

14000

Asam 2-butenoat

205

16000

5-metil--butirolakton

205

16000

Untuk menghitung panjang gelombang maksimum asam karboksilat tak jenuh - ,


dapat digunakan aturan Nelson yang diberikan pada tabel dibawah ini:
Tabel 11. Aturan Nielson untuk asam karboksilat tak jenuh dan ester

Untuk eksosiklik C=C (kebanyakan endosiklik cincin 5-7) +5 nm


Dengan menggunakan aturan Nielson maks dari senyawa asam sikloheptena-1karboksilat dan asam -3-metil-2-butenoat dapat ditentukan sebagai berikut:

22

Tabel 12. Contoh perhitungan aturan nielson

d. Kromofor Benzen
Benzen memperlihatkan tiga pita serapan yaitu pada 184 nm ( maks = 7900), 204 nm (
maks

= 6900), dan 256 nm ( maks = 200). Pita ini berasal dari transisi *. Substitusi terhadap

cincin benzen akan menyebabkan pergeseran pita serapan kepanjang gelombang lebih besar
(efek batokrom). Untuk cincin benzen yang mempunyai dua substitusi ada kaidah yang perlu
diperhatikan :
a. Bila gugus penarik electron (-NO2, -C=O-) dan gugus pendorong elektron (-OH, -OCH3, X, -NH2) satu terhadap yang lain berada pada posisi para terjadi pergeseran merah (efek
batokrom), karena terjadi perpanjangan kromofor
b. Bila gugus penarik elektron dan gugus pendorong elelktron berada pada posisi Orto dan
Meta spektrum hanya berada sedikit dari spectrum monosubstitusi dari gugus substituen
yang bersangkutan.

23

Contoh : -

Orto amino nitro benzen: mak = 229 nm

= 16.000 nm

Meta amino nitro benzen: mak = 235 nm

= 16.000 nm

c. Bila dua gugus penarik elekron atau dua gugus pendorong elektron berada pada posisi para,
spektrum hanya berbeda sedikit dari spektrum monosubstitusi dari subsituen yang
bersangkutan.
Serapan dari monosubsituen: amino benzena mempunyai mak = 230 nm dengan =
11.600 (Mon, Irma, 2003).
Tabel 13. Contoh perhitungan serapan maksimum dari senyawa

24

Pada tabel di bawah ini disajikan beberapa absorpsi radiasi oleh kromofor pada
senyawa organik. Pada tabel juga dicantumkan transisi elektronik yang terjadi pada senyawa
tersebut.
Tabel 14. Absorpsi kromofor dan senyawa aromatik

(Susila Kristianingrum)

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penulisan Spektrofotometri Sinar Tampak dan Ultraviolet, dapat
diambil kesimpulan bahwa:

Spektofotometri merupakan alat yang digunakan untuk mengukur energi secara


relative jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai
fungsi dari panjang gelombang.

Dapat dipakai untuk tujuan analisis kualitatif (data sekunder) dan kuatitatif.

Spektrofotometer

tersusun

dari

sumber

spektrum

tampak

yang

kontinyu,

monokromator, sel pengadsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat
pengukur perbedaan adsorbsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding.

Peranan penting spektrum ulraviolet adalah untuk mengindentifikasi jenis kromofor


dan memperkirakan adanya ikatan rangkap konyugasi dalam molekul.

25

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, Roiph J. dan Joan S Fessenden. 1986. Kimia Organik jilid 2 Edisi III. Jakarta:
Penerbit Erlangga.

Dachriyanus. 2004. Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi. Padang:


Andalas University Press.

D.A. Skoog,dkk. 1996. Fundamental of Analitycal Chemistry 7th ed .Orlando : Saunders


College Publishing.
Day, R.A. dan A. C. Underwood. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi V. Diterjemahkan
oleh Aloysius Hadyono pudjeumaka. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Martin, Alfred, James Swarbrick, Arthur Cammarata. 1990. Farmasi Fisik, Dasar-Dasar
Kimia Fisik dalam Ilmu Farmasetik Jilid I Edisi III. Diterjemahkan oleh
Yoshita. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Mon, Irma. 2003. Spektroskopi Kimia. Padang: Universitas Negeri Padang.

Susila

Kristianingrum.

Handout

Spektroskopi

Ultra

Violet

Dan

(SPEKTROSKOPI UV VIS). Universitas Negeri Yogyakarta.

26

Sinar

Tampak

27

Anda mungkin juga menyukai