OLEH
KELOMPOK 5
1.
2.
3.
4.
5.
6.
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbal alamin, puji dan syukur tim penulis ucapkan kehadirat Allah
SWT yang dengan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini, dengan juduL Makalah Analisa Struktur Molekul Spektroskopi UltravioletVisible / UV-Vis yang merupakan tugas dari matakuliah Analisa Struktur Molekul .
Kami mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan
dukungan secara moril maupun materil. Kemudian, kepada dosen mata kuliah Analisa
Struktur Molekul selaku pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan kami dalam
penulisan makalah ini serta kepada pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan namanya
satu-persatu yang juga telah membantu kami dalam proses penulisan makalah ini, hingga
dapat diselesaikan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan, baik dari pemilihan
kata, bahasa, sumber informasi, dan referensi serta dalam hal lainnya. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menambah kelengkapan dan
penyempurnaan makalah ini serta menambah pengetahuan kami selanjutnya. Akhir kata, kami
ucapkan terimakasih telah membaca makalah ini dan semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan serta wawasan untuk pembaca sehingga dapat dijadikan sebagai sumber ilmu
pengetahuan dalam belajar.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan............................................................................................................3
1.4. Manfaat Penulisan..........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................4
2.1. Definisi Spektroskopi UV-Vis........................................................................................4
2.2. Penyerapan (Absorbsi) UV-Vis oleh Molekul..............................................................5
2.3. Cara kerja spektrofotometer.........................................................................................7
2.4. Keuntungan Spektrofotometer....................................................................................8
2.5. Komponen-komponen Pada spektrofotometer...........................................................8
2.6. Tipe Instrumen Spektrofotometer................................................................................9
2.7. Penentuan kadar..........................................................................................................10
2.8. Serapan Karakteristik Senyawa Organik..................................................................12
PENUTUP...............................................................................................................................24
3.1. Kesimpulan...................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................25
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Spektrum tampak dan warna komplementernya.............................................7
Tabel 2. Serapan khas beberapa diena dan triena.....................................................12
Tabel 3. Aturan Woodword untuk serapan diena (aturan 1).........................................13
Tabel 4. contoh pemakaian aturan Woodword.........................................................13
Tabel 5. serapan khas keton dan aldehid................................................................16
Tabel 6. geseran serapan dari beberapa substituent untuk sikloheksanon........................16
Tabel 7. Modifikasi aturan woodward untuk enon....................................................18
Tabel 8. Faktor korelasi pelarut untuk enon............................................................18
Tabel 9. Contoh perhitungan maksimum dari senyawa keton....................................19
Tabel 10. serapan khas asam tak jenuh - , ; lakton dan ester-ester..............................20
Tabel 11. Aturan Nielson untuk asam karboksilat tak jenuh dan ester............................20
Tabel 12. Contoh perhitungan aturan nielson..........................................................21
Tabel 13. Contoh perhitungan serapan maksimum dari senyawa..................................22
Tabel 14. Absorpsi kromofor dan senyawa aromatik.................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Spektroskopi adalah studi mengenai interaksi cahaya dengan atom dan molekul.
Radiasi cahaya atau elektromagnet dapat dianggap menyerupai gelombang. Spektrofotometer
adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer dan fotometer. Spektofotometer adalah alat yang
digunakan untuk mengukur energi secara relative jika energi tersebut ditransmisikan,
direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Spektrofotometer
menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu, dan fotometer adalah
alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Kelebihan
spektrofotometer dibandingkan dengan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih
dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating, ataupun
celah optis.
Analisis Spektroskopi didasarkan pada interaksi radiasi dengan spesies kimia.
Berprinsip pada penggunaan cahaya/tenaga magnet atau listrik untuk mempengaruhi senyawa
kimia sehingga menimbulkan tanggapan. Tanggapan tersebut dapat diukur untuk
menetukan jumlah atau jenis senyawa. Cara interaksi dengan suatu sampel dapat dengan
absorpsi, pemendaran (luminenscence) emisi, dan penghamburan (scattering) tergantung pada
sifat materi. Teknik spektroskopi meliputi spektroskopi UV-VIS, spektroskopi serapan atom,
spektroskopi infra merah, spektroskopi fluorensi, spektroskopi NMR, dan spektroskopi
massa.
Dasar spektroskopi UV-VIS adalah serapan cahaya. Bila cahaya jatuh pada senyawa,
maka sebagian dari cahaya diserap oleh molekul-molekul sesuai dengan struktur dari molekul
senyawa tersebut. Serapan cahaya oleh molekul dalam daerah spektrum UV-VIS tergantung
pada struktur elektronik dari molekul. Spektra UV-VIS dari senyawa-senyawa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Panjang gelombang cahaya UV-Vis jauh lebih pendek daripada panjang gelombang
radiasi inframerah. Spektrum sinar tampak terentang dari sekitar 400 nm (ungu) sampai 750
nm (merah), sedangkan spektrum ultraviolet terentang dari 100 nm sampai 400 nm. Kuantitas
energi yang diserap oleh suatu senyawa berbanding terbalik dengan panjang gelombang
radiasi (Day, R.A. dan A. C. Underwood, 1986).
bentuk exited state, * relatif terhadap transisi lainnya, energi yang diperlukan untuk
menyebabkan transisi * adalah besar. Energi yang diperlukan untuk transisi ini
besarnya sesuai dengan energy sinar yang frekuensinya terletak diantara UV vakum(kurang
dari 180 nm), contohnya metana.
2. Transisi n *
Jenis transisi ini terjadi pada senyawa organik jenuh yang mengandung atom-atom
yang mmiliki electron bukan ikatan (elektron non bonding) energy yang diperlukan untuk
transisi jenis ini lebih kecil dibanding transisi * sehingga sinar yang diserap mempunyai
panjang gelombang lebih panjang yakni sekitar 150-250 nm.
3. Transisi n * dan Transisi *
Jenis transisi ini akan terjadi jika molekul organik mempunyai gugus fungsional yang
tidak jenuh sehingga ikatan rangkap dalam gugus tersebut memberikan orbital phi yang
diperlukan. Jenis transisi ini merupakan transisi yang paling cocok untuk analisis sebab sesuai
dengan panjang gelombang 200-700 nm, dan panjang gelombang ini secara teknis dapat
diaplikasikan pada spektrofotmeter.
4. Transisi n *
Transisi dari jenis meliputi transisi elektron-elektron hetero atom tak berikatan ke
orbital anti ikatan Transisi dari jenis meliputi transisi elektron-elektron hetero atom tak
berikatan ke orbital anti ikatan * . Serapan ini terjadi pada panjang gelombang yang panjang
dan intensitasnya rendah. Senyawa yang mempunyai orbital molekul n- * ialah senyawa
yang mengandung atom yang mempunyai pasangan elektron sunyi dan orbital atau atom
yang mempunyai pasangan elektron sunyi terkonjugasi dengan atom lain yang mempunyai
orbital . Contoh jenis kromofor tersebut adalah C=O dan C=C-O. Senyawa yang
(Dachriyanus, 2004.)
2.3. Cara kerja spektrofotometer
Cara kerja spektrofotometer secara singkat adalah sebagai berikut. Tempatkan larutan
pembanding, misalnya blangko dalam sel pertama sedangkan larutan yang akan dianalisis
pada sel kedua. Kemudian pilih foto sel yang cocok 200nm-650nm (650nm-1100nm) agar
daerah yang diperlukan dapat terliputi. Dengan ruang foto sel dalam keadaan tertutup nol
galvanometer didapat dengan menggunakan tombol dark-current. Pilih h yang diinginkan,
buka fotosel dan lewatkan berkas cahaya pada blangko dan nol galvanometer didapat
dengan memutar tombol sensitivitas. Dengan menggunakan tombol transmitansi, kemudian
atur besarnya pada 100%. Lewatkan berkas cahaya pada larutan sampel yang akan dianalisis.
Skala absorbansi menunjukkan absorbansi larutan sampel (Skoog, DA, 1996).
2.4. Keuntungan Spektrofotometer
Keuntungan dari spektrofotometer adalah yang pertama penggunaannya luas, dapat
digunakan untuk senyawa anorganik, organik dan biokimia yang diabsorpsi di daerah ultra
lembayung atau daerah tampak. Kedua sensitivitasnya tinggi, batas deteksi untuk
mengabsorpsi pada jarak 10-4 sampai 10-5 M. Jarak ini dapat diperpanjang menjadi 10-6
sampai 10-7 M dengan prosedur modifikasi yang pasti. Ketiga selektivitasnya sedang sampai
tinggi, jika panjang gelombang dapat ditemukan dimana analit mengabsorpsi sendiri,
persiapan pemisahan menjadi tidak perlu. Keempat, ketelitiannya baik, kesalahan relatif pada
konsentrasi yang ditemui dengan tipe spektrofotometer UV-Vis ada pada jarak dari 1% sampai
5%. Kesalahan tersebut dapat diperkecil hingga beberapa puluh persen dengan perlakuan
yang khusus. Dan yang terakhir mudah, spektrofotometer mengukur dengan mudah dan
kinerjanya cepat dengan instrumen modern, daerah pembacaannya otomatis (Skoog, DA,
1996).
2.5.
haruslah memiliki pancaran radiasi yang stabil dan intensitasnya tinggi.Sumber energi cahaya
yang biasa untuk daerah tampak, ultraviolet dekat, dan inframerah dekat adalah sebuah lampu
10
pijar dengan kawat rambut terbuat dari wolfram (tungsten). Lampu ini mirip dengan bola
lampu pijar biasa, daerah panjanggelombang ( ) adalah 350 2200 nanometer (nm). sumber
cahaya ini digunakan untuk radiasi kontinyu.
Hal kedua yang diperlukan adalah pembaur cahaya yang kerennya disebut
monokromator yang di video memberikan sinar pelangi, karena dari sana lah kemudian kita
bisa memilih panjang gelombang yang diinginka/diperlukan. Pada video yang diperlihatkan
sinar tampak atau untuk spektro visible, tapi untuk UV pun kerjanya sama, hanya saja tidak
akan terlihat oleh mata kita.
Hal ketiga adalah tempat sampel atau kuvet, pada praktikum tempat meletakan kuvet
ada dua karena alat yang dipakai tipe double beam, disanalah kita menyimpan sample dan
yang satu lagi untuk blanko. Pada pengukuran di daerah sinar tampak digunakan kuvet kaca
dan daerah UV digunakan kuvet kuarsa serta kristal garam untuk daerah IR.
Keempat adalah detektor atau pembaca cahaya yang diteruskan oleh sampel, disini
terjadi pengubahan data sinar menjadi angka yang akan ditampilkan pada reader (komputer).
Komponen lain yang nampak penting adalah cermin-cermin dan tentunya slit (celah kecil)
untuk membuat sinar terfokus dan tidak membaur tentunya, jadi satu hal penting dalam
pekerjaan dengan spektrofotometer Uv-Vis adalah harus dihindari adanya cahaya yang masuk
ke dalam alat, biasanya pada saat menutup tenpat kuvet, karena bila ada cahaya lain otomatis
jumlah cahaya yang diukur menjadi bertambah (Skoog, DA, 1996).
2.6. Tipe Instrumen Spektrofotometer
Pada umumnya terdapat dua tipe instrumen spektrofotometer, yaitu single-beam dan
double-beam. gambar Single-beam instrument dan Double-beam instrument
1. Single-beam instrument
11
12
13
Dengan cara ini anda tidak perlu bertumpu pada nilai absorptivitas molar, reliabilitas
hukum Beert-Lambert, bahkan dimensi sel larutan.Yang anda lakukan adalah membuat seri
konsentrasi larutan senyawa yang akan diamati dengan konsentrasi yang akurat. Upayakan
seri konsentrasi tersebut menghasilkan adsorban atara 0,2-0,8.
Untuk masing-masing larutan, tentukan absorbansinya pada panjang gelombang yang
memberikan serapan paling kuat. Kemudian buat grafik antara absorbansi lawan konsentrasi.
Ini merupakan kurva kalibrasi.
Untuk grafik yang paling baik, kurva kalibrasinya akan tampak seperti gambar berikut.
(saya menggambarkannya sebagai garis lurus karena lebih mudah bagi saya untuk
membuatnya, ini dapat anda peroleh jika anda bekerja pada larutan yang benar-benar encer.
Tetapi jika berupa kurva, tidak masalah. Ingat bahwa tidak perlu dibuat garis yang melewati
titik nol. Jika hukum Beer-Lambert bekerja sempurna, garis tersebut akan melewati titik nol,
tetapi anda tidak dapat menjamin hal ini untuk konsentrasi yang anda amati (Martin, Alfred,
James Swarbrick, Arthur Cammarata, 1990).
2.8. Serapan Karakteristik Senyawa Organik
Peranan penting spektrum ulraviolet adalah untuk mengindentifikasi jenis kromofor
dan
memperkirakan
adanya
ikatan
rangkap
konyugasi
dalam
molekul.
Untuk
14
Kromofor diena asiklik terkonyugasi akan menyerap pada daerah 215-230 nm. 1.3
butadiena menyerap pada 217 nm ( maks = 21.000 ). Konyugasi lebih lanjut dalam triena dan
poliena rantai terbuka menghasilkan geseran batokronik disertai dengan bertambahnya
kromofor karena terjadi interaksi kecil antara elektron ikatan . Hal ini menghasilkan sedikit
pergeseran merah, pengaruh subsitusi alkil terutama pada diena bersifat adatif. Tabel 2
menyatakan serapan untuk berbagai olefin terkonyugasi
Tabel 2. Serapan khas beberapa diena dan triena
Senyawa
Buatadiena
Heksatriena
2,4-dimetil-2,4-pentadiena
1,3-sikloheksadiena
Transisi
*
*
*
*
maks (nm)
217
256
228
256
21.000
22.000
8.500
8.000
Dari tabel 2 terlihat, terjadi pergeseran batokronik yang nyata dan suatu penurunan
intensitas serapan untuk sistem monosiklik diena terkonyugasi dibandingkan dengan 1,3
butadiena. Butadiena berada dalam bentuk S-trans (transoid) dan siklik diena dalam suatu
bentuk S-Cis (cisoid). Sistem diena yang tidak termasuk pada struktur lingkar tersebut diena
heteroanular sedangkan sistem diena pada struktur lingkar tersebut diena homoanular.
Metoda empiris untuk meramalkan akibat meramalkan akibat batokromik dari sisipan
alkil, ikatan rangkap yang memperpanjang konyugasi serta sisipan alkil, ikatan rangkap yang
memperpanjang konyugasi serta sisipan gugus-gugus lain, telah dirumuskan oleh woodward.
Dia menyusun suatu aturan menghitung panjang gelombang maksimum yang diharapkan
seperti diberikan pada tabel 3 dan contoh pemakaiannya pada tabel 4.
Tabel 3. Aturan Woodword untuk serapan diena (aturan 1)
Diena heteroannular a
Diena heteroannular b
Perpanjangan ikaan ganda terkonyugasi
Substituen alkil, sisa lingkar
Ikatan ganda luar lingkar
N(alkil)2 : -N-RR
S(alkil) : -SR : ikatan ganda ekstra pada konyugasi untuk setiap C=C
214 nm
253
30
5
5
60
30
15
O(alkil) : -OR
O(asil) : -O-CO-R atau O-CO-Ar
perhitungan maksimum
=
a. Sistem diena yang tidak termasukpada struktur lingkar,
b. Sistem diena pada struktur lingkar
6
0
total, nm
16
Catatan
c. Kromofor Karbonil
Gugus karbonil mengandung sepasang electron dan dua pasang elektron bebas.
Keton jenuh dan aldehid memperlihatkan 3 pita serapan. Transisi * menyerap secara
kuat dekat 150 nm dan transisi n* menyerap dekat 190 nm. Pita ke tiga terlihat di daerah
275-295 nm yang merupakan transisi terlarang * dengan < 30. Serapan khas dan adeid
dapat dilihat pada tabel.
17
Senyawa
Transisi
maks
Aseton
188
1860
Sikloheksanon
27
13
n*
285
14
194
n*
292
14
208
10000
n*
328
13
2-metil-2-an-4-on *
235
14000
sikloheksanon
n*
314
224
10300
Asetaldehid
Propanal
Dari tabel diatas, transisi n* memberikan sarapan yang lemah dengan kecil.
Suatu keton alifatik bila tersubstitus oleh halogen atau gugus lain pada atom C- tidak begitu
mempengaruhi terhadap kekhasan serapan, tetapi bila keton siklik yang disubstitusi akan
memberikan pengaruh yang nyata pada kekhasan serapan. maks dan senyawa induk berkurang
sebesar 5-10 nm bila tersubstituen ekuatoral dan pergeseran batokromik sebesar 10-30 nm
bila substituent adalah aksial, seperti terlihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 6. geseran serapan dari beberapa substituent untuk sikloheksanon
Ekuatorial
Aksial
Cl
-7
+ 22
Br
-5
+ 28
OH
-12
+ 17
18
O2CCH3 -5
+ 10
Senyawa keton tidak jenuh , akan mengalami dua bentuk transisi * dengan
pita serapan kuat didaerah 215250 nm ( maks: 10000-20000) dalam trasisi n* muncul pada
dearah 310-330 nm. Spekrtra aldehid tidak jenuh , adalah sama dengan keton tidak jenuh
, . Transisi n* muncul pada daerah 350-370 nm. Kromofor yang mengandung satu C=C
(ena) yang terkonyugasi dengan satu C=O (on)
Dinamakan suatu enon, jika satu gugus karbonil terkonyugasi dengan dua ikatan
ganda (diena) seperti
Disebut suatu dienon. Dalam senyawa-senyawa sikis, ikatan ganda etilena yang
terkonyugasi dengan karbonil dapat berbentuk homonular atau heteroanular. Woodward telah
menurunkan secara empiris spectra keton tak jenuh , yang mengalami pergeseran karena
substitusi proton-proton pada karbonil oleh gugus fungsi. Pada tabel dibawah ini dapat
diperkirakan harga pita serapan transisi * di dalam sejumlah senyawa karbonil. Hargaharga transisi ini biasanya diatas 10000.
19
20
Contoh perhitungan maksimum dari senyawa keton tak jenuh , dari Kholes-4-en3-on, Kholesta22--,4-dien-6-on dan 3, -asetoksi7oksolanosta5, 8, 11-triena.
Tabel 9. Contoh perhitungan maksimum dari senyawa keton
Asam karboksilat jenuh memperlihatkan pita serapan yang lemah dekat 200 nm
dihasilkan dari tansisi n* terlarang. Letak dari pita serapan mengalami pergeseran
batakromik dengan bertambahnya panjang rantai. Asam karboksilat tidak jenuh - , karena
electron-elektron n dan beresonansi sebagai berikut:
Resonansi seperti ini menurunkan afinitas electron gugus karbonil dank arena itu
kapasitas untuk bertindak sebagai aseptor electron dalam eksitasi, melibatkan perpindahan
electron. Kekhasan serapan muncul pada daerah 200 nm dengan
= 10.000. substitusi
maks
21
alkali di dalam struktur dasar ini menghasilkan pergeseran batokromik, dalam banyak hal
mempunyai sifat yang sama seperti yang diamati untuk keton tidak jenuh - , . Serapan khas
asam tak jenuh - , , lekton dan ester-ester diberikan pada tabel dibawah ini.
Tabel 10. serapan khas asam tak jenuh - , ; lakton dan ester-ester
Senyawa
Transisi
Asam propenat
maks/ nm
200
10000
Asam 2-butenoat
205
14000
Asam 2-butenoat
205
16000
5-metil--butirolakton
205
16000
22
d. Kromofor Benzen
Benzen memperlihatkan tiga pita serapan yaitu pada 184 nm ( maks = 7900), 204 nm (
maks
= 6900), dan 256 nm ( maks = 200). Pita ini berasal dari transisi *. Substitusi terhadap
cincin benzen akan menyebabkan pergeseran pita serapan kepanjang gelombang lebih besar
(efek batokrom). Untuk cincin benzen yang mempunyai dua substitusi ada kaidah yang perlu
diperhatikan :
a. Bila gugus penarik electron (-NO2, -C=O-) dan gugus pendorong elektron (-OH, -OCH3, X, -NH2) satu terhadap yang lain berada pada posisi para terjadi pergeseran merah (efek
batokrom), karena terjadi perpanjangan kromofor
b. Bila gugus penarik elektron dan gugus pendorong elelktron berada pada posisi Orto dan
Meta spektrum hanya berada sedikit dari spectrum monosubstitusi dari gugus substituen
yang bersangkutan.
23
Contoh : -
= 16.000 nm
= 16.000 nm
c. Bila dua gugus penarik elekron atau dua gugus pendorong elektron berada pada posisi para,
spektrum hanya berbeda sedikit dari spektrum monosubstitusi dari subsituen yang
bersangkutan.
Serapan dari monosubsituen: amino benzena mempunyai mak = 230 nm dengan =
11.600 (Mon, Irma, 2003).
Tabel 13. Contoh perhitungan serapan maksimum dari senyawa
24
Pada tabel di bawah ini disajikan beberapa absorpsi radiasi oleh kromofor pada
senyawa organik. Pada tabel juga dicantumkan transisi elektronik yang terjadi pada senyawa
tersebut.
Tabel 14. Absorpsi kromofor dan senyawa aromatik
(Susila Kristianingrum)
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penulisan Spektrofotometri Sinar Tampak dan Ultraviolet, dapat
diambil kesimpulan bahwa:
Dapat dipakai untuk tujuan analisis kualitatif (data sekunder) dan kuatitatif.
Spektrofotometer
tersusun
dari
sumber
spektrum
tampak
yang
kontinyu,
monokromator, sel pengadsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat
pengukur perbedaan adsorbsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding.
25
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Roiph J. dan Joan S Fessenden. 1986. Kimia Organik jilid 2 Edisi III. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Martin, Alfred, James Swarbrick, Arthur Cammarata. 1990. Farmasi Fisik, Dasar-Dasar
Kimia Fisik dalam Ilmu Farmasetik Jilid I Edisi III. Diterjemahkan oleh
Yoshita. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Susila
Kristianingrum.
Handout
Spektroskopi
Ultra
Violet
Dan
26
Sinar
Tampak
27