Anda di halaman 1dari 3

BAB II

Pembahasan

Kasus stratifikasi banyak terjadi di daerah-daerah Indonesia, terutama


daerah-daerah yang masih kental akan budayanya. Salah satu daerah yang
mengalami stratifikasi adalah daerah di pulau Madura.
Pulau Madura terdiridari 4 Kabupaten, yaitu, Bangkalan, Sampang,
Pamekasan, dan Sumenep. Letak Pulau Madura di timur laut pulau Jawa
dengan koordinat 7o lintang selatan dan antara 112 o dan 114o bujur timur.
Panjang pulau Madura 190 Km jarak terlebar 40 Km, luasnya keseluruhan
5.304 Km. Tingginya dari permukaan laut antara 2 meter sampai dengan
350 meter, ketinggian yang paling rendah ada di daerah daerah pantai
(Barat Utara Timur dan Selatan). Daerah daerah yang tersebar di
bagian tengahpulau, berupa deretan pegunungan pegunungan kecil. Pulau
pulau kecil yang berada di kepulauan Madura jumlahnya mencapai lebih
dari 100, diantara Pulau tersebut ada yang tidak berpenduduk.
Pada umumnya orang orang yang di luar pulau Madura atau orang
yang belum mengenal pulau Madura cenderung mempunyai anggapan
bahwa Madura itu gersang, tandus dan orang orangnya keras serta sulit
untuk diajak kompromi. Hal-hal negative banyak diarahkan pada masyarakat
Madura utamanya bagi orang Madura yang di perantauan.

Kenyataannya

hal itu tidak semuanya benar.


Strafikasi pun terjadi pada salah satu kabupaten yang ada di pulau
Madura, yaitu kabupaten Sumenep. Adapun sratifikasi sosialnya, yaitu:
1. Oreng Kene / Dume merupkan lapisan terbawah, yaitu masyarakat
yang biasanya kebanyakan bekerja sebagai petani, nelayan atau
pengrajin dan orang yang tidak mempunyai mata pencaharian tetap.

2. Ponggaba merupakan orang yang bekerja di Instansi normal terutama


di Kantor Pemerintah.
3. Parjaji merupakan lapisan masyarakat yang berada paling atas.
Parjaji ada 2 macam pengertiannya :
1. Orang orang yang masih keturunan raja di Madura pada saat itu.
Biasanya tingkatan gelar kebangsawanannya seperti RA, RP, RB,
R.mas, R (Untuk laki laki) R.Ayu, R.Ajeng, R.Roro (Untuk wanita).
2. Orang orang berpangkat menengah sampai dengan tinggi pada saat
pemerintahan Belanda, seperti Asisten Wedana (Camat), Wedana Patih
, Kanjeng, Bupati, dsb.
Bab III
Kesimpulan
Stratifikasi sosial merupakan perbedaan individu atau kelompok dalam
masyarakat yang menempatkan seseorang pada kelas-kelas sosial yang
berbeda-beda secara hierarki dan memberikan hak serta kewajiban yang
berbeda-beda pula antara individu pada suatu lapisan sosial lainnya.
Stratifikasi sosial banyak terjadi di daerah-daerah di Indonesia
terutama daerah-daerah yang masih kental akan budayanya. Stratifikasi
sosial menggolongkan suatu masyarakat dalam beberapa golongan yang
dapatdigolongkan berdasarkan status, kasta, keturunan dan sebagainya.
Sebagai contoh di pulau Sumenep, Madura stratifikasi sosial terjadi dan
menggolongkan masyarakat yang tinggal di dalamnya menjadi 3 golongan.
Tipe stratifikasi sosial di pulau Sumenep, Madura dapat dikategorikan
sebagai tipe Oligarkis yaitu sistem pelapisan kekuasaan yang masih
mempunyai garis pemisah yang tegas, tetapi dasar pembedaan kelas sosial

ditentukan oleh kebudayaan masyarakat, terutama kesempatan untuk


memperoleh kekuasaan-kekuasaan tertentu, dimana lapisan atas biasanya
terdiri dari raja maupun pegawai tinggi, lapisan kedua terdiri dari orang yang
bekerja di instansi normal dan lapisan ketiga terdiri dari petani, nelayan dan
semacamnya, juga orang yang tidak memiliki pekerjaan yang tetap.
Stratifikasi sosial ini bisa berfungsi untuk mendistribusikan hak-hak istimewa
yang obyektif seperti menentukan wewenang maupun tingkat kekayaan

Anda mungkin juga menyukai