TUGAS Indonesia
TUGAS Indonesia
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum penulisan ini adalah untuk menyelesaikan tugas
Sejarah
Indonesia
Madya
Mengenai
Kerajaan
Islam
di
masuk
Islam
di
Kerajaan
Samudra
Pasai,
Proses
berkembangnya Kerajaan Samudra Pasai di segala bidang, Rajaraja yang berpengaruh di Kerajaan Samudra Pasai, Puncak
kejayaan
Kerajaan
Samudra
Pasai,
Kemunduran
Kerajaan
BAB II
PEMBAHASAN
Gujarat pada tahun 1238 M. Setelah itu, ia mendirikan kerajaan Pasai untuk
menguasai perdagangan Lada. Dinasti Fatimiyah merupakan dinasti yang
beraliran paham Syiah, maka bisa dianggap bahwa pada waktu itu Kerajaan Pasai
juga berpaham Syiah. Akan tetapi, pada saat ada ekspansi ke daerah Sampar
Kanan dan Sampar Kiri sang laksamana Nizamudin Al-Kamil gugur.
Setelah keruntuhan dinasti Fatimiyah yang beraliran Syiah pada tahun 1284,
dinasti Mamuluk yang bermadzhab SyafiI berinisiatif mengambil alih kekuasaan
Kerajaan Pasai. Selain untuk menghilangkan pengaruh Syiah, penaklukan ini juga
bertujuan untuk menguasai pasar rempah-rempah dan lada dan pelabuhan Pasai.
Maka, Syekh Ismail bersama Fakir Muhammad menunaikan tugas tersebut.
Mereka akhirnya dapat merebut Pasai. Selanjutnya dinobatkanlah Marah Silu
sebagai raja Samudera Pasai yang pertama oleh Syekh Ismail. Setelah Marah Silu
memeluk Islam dan dinobatkan menjadi raja, dia diberi gelar Malikus Saleh
pada tahun 1285. Nama ini adalah gelar yang dipakai oleh pembangunan kerajaan
Mamuluk yang pertama di Mesir yaitu Al Malikus Shaleh Ayub.
Ada kisah-kisah menarik yang diterangkan dalam Hikayat Raja Pasai
seputar Marah Silu. Kisah-kisah ini nyaris di luar nalar dan beraroma mistis.
Seperti adanya sabda Rasulullah yang menaubatkan berdirinya kerajaan Samudera
Pasai ataupun kisah Merah Silu yang tanpa diajari siapapun mampu membaca Al
Quran 30 juz dengan sempurna. Terlepas dari itu, Malik As Saleh kemudian
berpindah paham, dari Syiah menjadi paham Syafii. Maka aliran paham di
Kerajaan Samudera Pasai yang semula Syiah berubah menjadi paham SyafiI
yang sunni.
2. Proses berkembangnya Kerajaan Samudra Pasai di segala bidang
Dengan timbulnya Kerajaan Samudra Pasai maka Kesultanan Perlak
mengalami kemunduran. Samudra Pasai tampil sebagai bandar dagang utama di
pantai timur Sumatra Utara. Samudra Pasai tidak hanya menjadi pusat
perdagangan lada ketika itu, tetapi juga sebagai pusat pengembangan agama Islam
bermazhab Syafii.
Pada masa pemerintahan Sultan Malik Al Saleh berkembanglah agama
Islam mazhab Syafii. Awalnya Sultan Malik Al Saleh merupakan pemeluk Syiah
yang di bawa dari pedagang-pedagang Gujarat yang datang ke Indonesia pada
abad 12. Pedagang-pedagang Gujarat bersama-sama pedagang Arab dan Persia
menetap di situ dan mendirikan kerajaan-kerajaan Islam pertama di Indonesia,
yaitu Kerajaan Perlak di muara Sungai Perlak dan Kerajaan Samudra Pasai di
muara Sungai Pasai. Namun kemudian Sultan Malik Al Saleh berpindah menjadi
memeluk Islam bermazhab Syafii atas bujukan Syekh Ismail yang merupakan
utusan Dinasti Mameluk di Mesir yang beraliran mazhab Syafii. Pada masa
pemerintahan Sultan Malik Al Saleh juga Samudra Pasai mendapat kunjungan
dari Marco Polo.
1. Kehidupan Politik
Raja pertama samudra pasai sekaligus pendiri kerajaan adalah Marah silu
bergelar sultan Malik al Saleh, dan memerintah antara tahun 1285-1297. Pada
masa pemerintahan Sultan Malik Al Saleh, kerajaan tersebut telah memiliki
lembaga Negara yang teratur dengan angkatan perang laut dan darat yang kuat,
meskipun demikian, secara politik kerajaan Samudra Pasai masih berada dibawah
kekuasaan Majapahit. Pada tahun 1295, Sulthan malik al saleh menunjuk anaknya
sebagai raja, yang kemudian dikenal dengan Sultan Malik Al Zahir I (1297-1326),
Pada masa pemerintahannya samudra pasai berhasail menaklukkan kerajaan islam
Perlak.
Setelah sultan Malik Al Zahir I mangkat, Pimpinan kerajaan diserahkan
kepada Sultan ahmad laikudzahir yang bergelar Sulthan Malik Al Zahir II (13261348)
2. Kehidupan Ekonomi
di situ. Marah Slu mendirikan istana kerajaannya di atas bukit yang banyak
didiami oleh semut besar yang oleh rakyat di sekitarnya disebut Semut Dara
(Samudra). Itulah sebabnya maka negara itu kemudian dinamakan negara
Samudra.
Semula Marah Silu adalah penganut agama Islam aliran Syiah. Seperti kita
ketahui bahwa agama Islam yang berpengaruh di pantai timur Sumatra Utara pada
waktu itu adalah agama Islam aliran Syiah.
Untuk melenyapkan pengaruh Syiah dan untuk kemudian mengembangkan
Islam mahzab Syafii di pantai timur Sumatra Utara, maka Dinasti Mameluk di
Mesir yang beraliranmahzab Syafii pada 1254 mengirimkan Syekh Ismail ke
pantai timur Sumatra Utara bersama Fakir Muhammad, bekas ulama di pantai
barat India. Di Samudra Pasai, Syekh Ismail berhasil menemui Marah Silu dan
berhasil pula membujukknya untk memeluk agama Islam mahzab Syafii
kemudian Syekh Ismail menobatkan Marah Silu sebagai Sultan pertama di
kerajaan Samudra Pasai dan bergelar Sultan Malik Al-Saleh. Pengikut Marah Silu
yang bernama Sri Kaya dan Bawa Kaya ikut juga masuk mahzab Syafii dan
berganti nama pula menjadi Sidi Ali Khiauddin dan Sidi Ali Hassanuddin.
Penobatan Marah Silu sebagai Sultan pertama di Samudra Pasai oleh Syekh
Ismail ini didasarkan atas beberapa pertimbangan. Setelah Sultan Malik Al Saleh
meninggal pada 1297 ia digantikan oleh putranya, Sultan Muhammad, yang lebih
terkenal dengan Sultan Malik Al Tahir yang memerintah sampai tahun 1326.
Kemudian ia digantikan oleh Sultan Ahmad Bahian Syah Malik Al Tahir dan pada
masa pemerintahan beliau Samudra Pasai juga mendapat kunjungan dari Ibnu
Batutah. Ibnu Battutah adalah seorang dari Afrika Utara yang bekerja pada Sultan
Delhi di India. Ia mengunjungi Samudra Pasai dalam rangka singgah ketika
melakukan perjalanannya ke Cina sebagai utusan Sultan Delhi. Dalam catatancatatan Ibnu Batutah kita dapat mengetahui bagaimana peranan Samudra Pasai
ketika perkembangannya. Sebagai bandar utama perdagangan di pantai timur
Sumatra Utara, Samudra Pasai banyak didatangi oleh kapal-kapal dari India, Cina,
10
dan Snams-ad-Din. Selain dengan Cina, Kerajaan Samudra Pasai juga menjalin
hubungan baik dengan negeri-negeri Timur Tengah. Pada masa pemerintahan
Sultan Mahmud Malik az-Zahir, ahli agama mulai dari berbagai negeri di Timur
Tengah salah satunya dari Persi (Iran) yang bernama Qadi Sharif Amir Sayyid dan
Taj-al-Din dari Isfahan. Hubungan persahatan Kerajaan Samudra Pasai juga
terjalin dengan Malaka bahkan mengikat hubungan perkawinan.
a. Tidak Ada Pengganti yang Cakap dan Terkenal Setelah Sultan Malik At Thahrir
Kerajaan
puncak
kejayaan
pada
masa
13
faktor kepentingan
ekonomi.
Kemajuan perdagangan
dan
14
Tercatat, selama abad 13 sampai awal abad 16, Samudera Pasai dikenal
sebagai salah satu kota di wilayah Selat Malaka dengan bandar pelabuhan yang
sangat sibuk. Pasai menjadi pusat perdagangan internasional dengan lada sebagai
salah satu komoditas ekspor utama.
Letak geografis kerajaan samudera pasai terletak di Pantai Timur Pulau
Sumatera bagian utara berdekatan dengan jalur pelayaran internasional (Selat
Malaka). Letak Kerajaan Samudera Pasai yang strategis, mendukung kreativitas
mayarakat untuk terjun langsung ke dunia maritim. Samudera pasai juga
mempersiapkan bandar bandar yang digunakan untuk:
1)
2)
3)
4)
di Indonesia.
Namun Setelah kerajaan Samudra Pasai dikuasai oleh Kerajaan Malaka
pusat perdagangan dipindahkan ke Bandar Malaka. Dengan beralihnya pusat
perdagangan ke Bandar Malaka maka perekonomian di Bandar Malaka menjadi
ramai karena letaknya yang lebih strategis dibanding bandar-bandar di Samudra
Pasai.
c. Serangan Portugis
Orang-orang Portugis memanfaatkan keadaan kerajaan Samudra Pasai yang
sedang lemah ini karena adanya berbagai perpecahan (kemungkinan karena politik
/ kekuasaan) dengan menyerang kerajaan Samudra Pasai hingga akhirnya kerajaan
Samudra Pasai runtuh. Sebelumnya memang orang-orang Portugis telah
menaklukan kerajaan Malaka, yang merupakan kerajaan yang sering membantu
kerajaan Samudra Pasai dan menjalin hubungan dengan kerajaan Samudra Pasai.
15
16
17
18
artinya, Inilah makam yang suci, Ratu yang mulia almarhumah Nahrisyah yang
digelar dari bangsa chadiu bin Sultan Haidar Ibnu Said Ibnu Zainal Ibnu Sultan
Ahmad Ibnu Sultan Muhammad Ibnu Sultan Malikussaleh, mangkat pada Senin
17 Zulhijjah 831 H (1428 M).
d. Makam Teungku Sidi Abdullah Tajul Nillah
Teungku Sidi Abdullah Tajul Milah berasal dari Dinasti Abbasiyah dan
merupakan cicit dari khalifah Al-Muntasir yang meninggalkan negerinya ( Irak )
karena diserang oleh tentara Mongolia. Beliau berangkat dari Delhi menuju
Samudera Pasai dan mangkat di Pasai tahun 1407 M. Ia adalah pemangku jabatan
Menteri Keuangan. Makamnya terletak di sebelah timur Kota Lhokseumawe. Batu
nisannya terbuat dari marmer berhiaskan ukiran kaligrafi, ayat Qursi yang ditulis
melingkar pada pinggiran nisan. Sedangkan di bagian atasnya tertera kalimat
Bismillah serta surat At-Taubah ayat 21-22.
19
20
yang indah terdiri dari ayat Qursi, surat Ali Imran ayat 18, dan surat At-Taubah
ayat 21-22.
g. Makam Batte
Makam ini merupakan situs peninggalan sejarah Kerajaan Samudera Pasai.
Tokoh utama yang dimakamkan pada Situs Batee Balee ini adalah Tuhan Perbu
yang mangkat tahun 1444 M.
Lokasi di desa Meucat Kecamatan Samudera sebelah Timur Kot Lhokseumawe.
Diantara nisan-nisan tersebut ada yang bertuliskan kaligrafi yang indah yang
terdiri dari surat Yasin, Surat Ali Imran, Surat AlAraaf, Surat Al-Jaatsiyah dan
Surat Al-Hasyr.
BAB III
PENUTUP
1. Simpulan
21
2. Saran
Kita sebagai siswa harus mengetahui tentang awal berdirinya suatu kerajaan
dengan mengusung corak agama islam yang seperti kita tahu bahwa islam menjadi
negara mayoritas didunia. Kita bisa belajar tentang bagaimana suatu kerajaan
dalam memulai suatu pemeritahan hingga mencapai puncak kejayaan yang
22
memerlukan waktu yang sangat lama. Kita bisa mengambil pelajaran dari
peristiwa tersebut untuk kehidupan yang akan datang.
23