Nina Arista - Fkik
Nina Arista - Fkik
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh:
NINA ARISTA
NIM. 1110101000071
ii
iv
Identitas Pribadi :
Nama
: Nina Arista
Tempat/Tanggal Lahir
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
No.Hp
: +6285711455892 / 021-7352732
: nina.arista@rocketmail.com
Riwayat Pendidikan :
1997 1998
1998 2004
2004 2007
2007 2010
2010 sekarang
Pengalaman Organisasi :
2007 2010
2010 2011
2012 2013
2013 sekarang
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala hidayah, nikmat, rahmat, dan
karunia-Nya yang tiada tara kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan penelitian mengenai Pengaruh Kesesuaian Penempatan Kerja Terhadap
Kinerja Pegawai di Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA Kementerian
Kesehatan RI. Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas
akhir skripsi pada Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penulisan laporan penelitian ini, penulis telah banyak mendapatkan
bantuan berupa pengalaman, pembelajaran, serta dukungan yang tak terhingga dari
berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Keluarga penulis. Papah (Haris Bastaman) dan Mamah (Titaningtyas Retnowati) ku
tersayang yang selalu memberikan semangat, dorongan, dukungan serta doa yang tak
terhingga kepada penulis. Kakak dan adikku tercinta, Mas Handi Andika dan Yusuf
Sulaiman, terimakasih atas dukungan-dukungan teknisnya serta doanya sehingga
penulis dapat lancar dalam mengerjakan penelitian ini. Serta keluarga besar penulis
yang telah banyak memberikan dukungan, doa, dan perhatiannya kepada penulis.
2. Prof. Dr (HC). dr. M. K. Tadjudin, Sp. And., selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Febrianti, M.Si sebagai Kepala Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Fajar Ariyanti SKM, MKM, Ph.D dan dr. Yuli Prapanca Satar, MARS selaku
pembimbing fakultas yang telah sabar dalam membimbing dan memberikan banyak
pembelajaran, motivasi, serta masukan-masukan yang konstruktif kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini.
5. Seluruh dosen di Jurusan Kesehatan Masyarakat, khususnya para dosen di peminatan
Manajemen Pelayanan Kesehatan yang telah memberikan banyak ilmu yang sangat
bermanfaat bagi penulis.
6. Dr. Kuwat Sri Hudoyo selaku Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA yang
telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di Sekditjen Bina Gizi dan KIA.
7. Ibu Dra. Sri Mulyani, MM. (Kepala Bagian Kepegawaian dan Umum), Ibu Dra.
Gusmiati, MM. (Kepala Sub Bagian TU dan Gaji), dan Ibu Enizarti, SKM, MKM
(Kasubag Kepegawaian) yang telah memberikan banyak bantuan, dukungan, dan
vii
masukan dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan laporan penelitian ini. Serta
Kabag dan Kasubag lainnya di Sekditjen dan seluruh staff (Ibu Rus, Mba Dian, Mba
Agnes, Mba Syifa, Mba Yusi, Mba Riri, Mba Windy, Pak Pangkat, Pak Yus, Pak
Budi, Pak Edi, Pak Pendi, Bu Hilda, Bu Eni, Bu Herlina, Bu Tina, Bu Tini, Bu Sri,
Bu Ratna, Mas Iman dan seluruh staf lainnya di Sekditjen Gizikia) yang telah
memberikan banyak dukungan, doa, dan selalu mau berbagi ilmu dan pengalamannya
selama penulis melakukan penelitian di Sekditjen Bina Gizi dan KIA.
8. Sahabat-sahabatku tersayang, Fam (Rizka, Bayti, Fika, Sabila, Tuti, Wiwid, Nita)
dan Pizza (Cici, Rika, Sule, Dina, Putu, Anjar, Agung, Paul), My partner in crime
(Eliza dan Tata), bat Nia, serta Umi dan Intan yang telah banyak memberikan penulis
dukungan, doa, perhatian, semangat, serta hiburan ketika penulis merasa kehilangan
semangat dan putus asa. Semoga kita semua dapat sukses menyongsong masa depan
ya! Amin.
9. Seluruh sahabat seperjuangan dalam penimatan MPK 2010 (Bayti, Eliza, Fika,
Sabella, Tata, Nia, Enno, Ilma, Isni, Mawar, Anin, Fitria, Endah, Angga, Furin, dan
Yusuf) yang telah banyak memberikan penulis dukungan, perhatian, semangat, doa,
serta hiburan ketika penulis merasa kehilangan semangat dan putus asa. Semoga kita
sukses menyongsong masa depan ya! Amin.
10. Sahabat-sahabat lainnya dari Peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja,
Kesehatan Lingkungan, Promosi Kesehatan, dan Epidemiologi.
11. Serta semua pihak yang namanya tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
membantu selama proses penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas budi
kalian. Amin.
Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan penulis
sangat menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih memiliki banyak
keterbatasan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis dengan kerendahan hati sangat
menerima setiap saran dan masukan yang membangun serta membantu untuk perbaikan
di masa depan. Wassalamualaikum Wr. Wb
Tangerang, 8 Agustus 2014
Penulis
NINA ARISTA
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK
ii
ABSTRACT
iii
iv
vi
KATA PENGANTAR
vii
DAFTAR ISI
ix
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR BAGAN
vii
DAFTAR ISTILAH
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tujuan Umum
1.3.2
Tujuan Khusus
10
13
13
17
19
ix
20
24
2.3.1
Pengertian Kinerja
24
2.3.2
28
2.3.3
Indikator Kinerja
31
2.3.4
Penilaian Kinerja
37
40
43
47
49
51
54
55
55
57
57
4.4.1.1.
Instrumen Penelitian
58
4.4.1.2.
60
65
65
67
70
73
78
5.2.2
79
5.2.3
79
80
86
91
92
97
102
106
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian
111
112
112
113
113
128
142
146
154
Terhadap Kinerja Pegawai di Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA
Kemenkes RI
6.11
160
166
173
7.2. Saran
174
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel
2.1
45
3.1
51
3.2
53
4.1
Tabel Nilai Z
55
4.2
55
4.3
62
4.4
64
4.5
71
5.1
dan Z
78
Tabel Gambaran Responden Berdasarkan Masa Kerja Pegawai di Sekditjen Bina Gizi
dan KIA Tahun 2014
5.3
79
5.4
80
5.5
5.6
87
5.7
81
91
Tabel Gambaran Kinerja Pegawai di Sekditjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI
Tahun 2014
93
xii
5.8
Tabel Hasil Analisis Uji Korelasi Kesesuaian Pengetahuan Dengan Kinerja Pegawai
di Sekditjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI Tahun 2014
5.9
Tabel Hasil Analisis Uji Korelasi Kesesuaian Keterampilan Dengan Kinerja Pegawai
di Sekditjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI Tahun 2014
5.10
98
102
Tabel Hasil Analisis Uji Korelasi Kesesuaian Sikap Dengan Kinerja Pegawai
di Sekditjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI Tahun 2014
xiii
107
DAFTAR BAGAN
Nomor Bagan
2.1
48
3.1
50
xiv
DAFTAR ISTILAH
BKN
CPNS
Diklat
DUK
ISO
Kabag
Kepala Bagian
Kemenkes RI
KIA
MPK
PERMENKES
PNS
ROPEG
Biro Kepegawaian
SDM
Sekditjen
SKP
Tukin
Tunjangan Kinerja
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat Perizinan Penelitian dari Sekditjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI
Lampiran 2
Struktur Organisasi
Lampiran 3
Kuisioner Penelitian
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
R Tabel
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu instansi tidak bisa bekerja sendiri dalam pencapaian visi, misi dan
tujuannya, tetapi perlu disokong oleh beberapa indikator yang akan
menentukan keberhasilannya dalam meraih visi, misi, dan tujuan tersebut.
Salah satu indikatornya adalah adanya peran aktif dari SDM sebagai salah
satu komponen sistem organisasi. SDM aparatur negara merupakan asset
utama organisasi dan mempunyai peran yang strategis di dalam organisasi
yaitu sebagai pemikir, perencana, dan pengendali aktivitas organisasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien.
Penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien menjadi
tuntutan di era globalisasi saat ini. Penerapan prinsip-prinsip Good
Governance dalam penyelenggaraan pemerintahan menjadi tuntutan utama,
karena masyarakat saat ini sudah mulai kritis dalam memonitor dan
mengevaluasi manfaat serta nilai yang diperoleh atas pelayanan dari instansi
pemerintah. Kenyataan tersebut menuntut adanya profesionalisme sumber
daya aparatur dalam pelaksanaan urusan pemerintahan (Atkhan, 2012).
Namun pada kenyataannya, Pegawai Negeri Sipil (PNS) hingga kini
masih dianggap sebagai pegawai yang berkinerja buruk, kurang produktif,
kurang disiplin serta beretos kerja rendah. Stigma buruk itu umumnya
ditujukan kepada para PNS di hampir seluruh instansi pemerintah (Anang,
2012). Padahal PNS sebagai unsur utama aparatur pemerintah yang berperan
strategis dalam menjalankan roda pemerintahan, sangat diharapkan dapat
memiliki kapasitas yang unggul dan berintegritas (Samratulangi, 2013).
Ditjen Bina Gizi dan KIA sendiri merupakan instansi yang penting
dalam pelaksanaan upaya pembangunan kesehatan nasional. Ditjen Bina Gizi
dan KIA mempunyai tugas untuk merumuskan serta melaksanakan kebijakan
dan standarisasi teknis di bidang pembinaan gizi dan KIA. Dimana masalah
gizi dan kesehatan dan ibu dan anak merupakan salah satu indikator derajat
kesehatan masyarakat di suatu negara. Latar belakang penulis melakukan
objek penelitian di Sekditjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI karena
Sekditjen merupakan pusat administrasi yang memiliki tugas untuk mengurus
dan mengelola seluruh pelayanan teknis administrasi kepada semua unsur di
lingkungan Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI.
Hasil pengamatan peneliti selama magang di Sekditjen Bina Gizi dan
KIA Kemenkes RI memperlihatkan bahwa pegawai pada instansi tersebut
memiliki kinerja yang berbeda. Adanya perilaku seperti pengumpulan laporan
yang tidak tepat waktu/tidak sesuai deadline merupakan salah satu indikasi
adanya sebagian kecil pegawai pada instansi tersebut yang memiliki kinerja
yang kurang baik/belum sesuai dengan yang diharapkan instansi.
Hasil pengamatan tersebut, didukung oleh hasil wawancara kepada
salah satu staff instansi yang menyatakan bahwa tidak sedikit diantara
pegawai instansi yang tidak mampu menyelesaikan pekerjaan mereka secara
tepat waktu. Akibatnya pada waktu-waktu tertentu terjadi penumpukan beban
pengaruh
kesesuaian
pengetahuan,
keterampilan,
dan
kesesuaian
penempatan
kerja
pegawai
meliputi
kepada
organisasi
mengenai
pengaruh
kesesuaian
dan
keterampilan
peneliti
tentang
permasalahan
ilmu
pengetahuan
yang
diperoleh
selama
di
masa
mendatang
mengenai
pengaruh
kesesuaian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
10
seni
untuk
merencanakan,
mengorganisasikan,
mengarahkan,
11
dalam
rangka
mencapai
produktivitas
organisasi
yang
penjelasan-penjelasan
diatas
mengindikasikan
bahwa
12
pembinaan
yang
dilaksanakan
berdasarkan
sistem
prestasi
kerja/kinerja dan sistem karir yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja
(Sedamaryanti, 2007).
13
14
sesuai
ruang
lingkup
yang
telah
ditetapkan,
serta
mampu
15
authority kepada orang tersebut, dengan demikian calon karyawan itu akan
dapat mengerjakan tugas-tugasnya di jabatan yang bersangkutan.
Menurut Gomes (2003), efektivitas fungsi seleksi dan penempatan
ditentukan oleh beberapa syarat penting, dan bahkan tergantung pada
informasi-informasi yang diperoleh dari syarat-syarat tersebut. Informasiinformasi yang diperoleh melalui syarat-syarat tersebut akan dijadikan
masukan bagi seorang manajer dalam mengambil keputusan penerimaan dan
penempatan seorang pekerja. Syarat-syarat yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
a. Informasi analisis jabatan yang memberikan deskripsi jabatan, spesifikasi
jabatan dan standar prestasi yang disyaratkan dalam setiap jabatan.
b. Rencana-rencana Sumber Daya Manusia yang akan memberikan informasi
kepada manajer tentang tersedia/tidaknya lowongan pekerjaan dalam
organisasi.
c. Keberhasilan fungsi rekrutmen yang akan menjamin manajer bahwa
tersedia sekelompok orang yang akan dipilih.
Menurut Handoko (2011) dalam hal penempatan karyawan ada
beberapa persyaratan yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Pendidikan, dalam hal ini pendidikan sangat mendukung untuk memangku
suatu jabatan, dan diperlukan demi kelancaran tugas-tugas dan tanggung
jawab yang diemban jabatan tersebut.
16
17
1. Promosi
Promosi terjadi apabila seorang pegawai dipindahkan dari suatu pekerjaan
kepekerjaan lain yang lebih tinggi dalam pembayaran, tanggung jawab dan
atau level. Umumnya diberikan sebagai penghargaan, hadiah (reward system)
atas usaha dan prestasi dimasa lampau.
3. Job-Posting Programs
Job-posting programs memberikan informasi kepada pegawai tentang
pembukaan lowongan kerja dan persyaratannya. Pengumuman tentang
lowongan kerja tersebut mengundang para pegawai yang memenuhi syarat
untuk melamar. Tujuan program job-posting adalah untuk memberi dorongan
bagi pegawai yang sedang menari promosi dan transfer serta membantu
departemen SDM dalam mengisi jabatan internal.
18
dianggap
resperensif.
Artinya,
penempatan tenaga kerja tersebut atas dasar hasil seleksi yang telah dilakukan
oleh manajer tenaga kerja.
Pertimbangan obyek ilmiah berdasarkan data dan keterangan tentang
pribadi tenaga kerja, baik atas dasar referensi dari seseorang maupun atas
hasil seleksi tenaga kerja yang pelaksanaannya tanpa mengesampingkan
metode-metode ilmiah. Pelamar yang lulus seleksi harus segera diberi
informasi, begitu juga bagian penempatan tenaga kerja perlu mengetahui agar
dikondisikan dengan keadaan perusahaan sehingga tenaga kerja dapat
ditempatkan berdasarkan kualifikasi yang bersangkutan.
19
1. Pengetahuan
Merupakan suatu kesatuan informasi terorganisir yang biasanya terdiri
dari sebuah fakta atau prosedur yang diterapkan secara langsung terhadap
kinerja. Sebuah fungsi pengetahuan seseorang dapat diperoleh melalui
pendidikan formal, pendidikan informal, pengalaman, membaca buku dan
lain-lain. Mulyasa (2002) mengungkapkan bahwa pengetahuan adalah suatu
kesadaran dalam bidang kognitif yang membuat seseorang dapat
mengetahui metode penyelesaian tugas dengan baik. Kemudian, Martopo
(2004) juga menyatakan bahwa dalam rangka meningkatkan kompetensi
seseorang, pengetahuan sangat berperan penting dalam mempengaruhi
20
membuat
karyawan memiliki
21
tuntutan tugas yang dibebankan kepadanya akan semakin baik pula kinerja
pegawai tersebut. Ada beberapa manfaat yang diperoleh dengan adanya
pendidikan dan pelatihan, diantaranya yaitu pegawai dapat membuat
keputusan dan pemecahan masalah secara lebih baik; internalisasi dan
operasionalisasi motivasi kerja, prestasi, tanggung jawab dan kemajuan;
mempertinggi rasa percaya diri dan pengembangan diri; serta dapat
membantu untuk mengurangi rasa takut dalam menghadapi tugas-tugas baru
(Sirait, 2006 dalam Yuliastuti, 2007).
2. Keterampilan
Mulyasa (2002) mengungkapkan bahwa keterampilan adalah sesuatu
yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas pekerjaan yang
dibebankan kepadanya. Keterampilan merupakan kedalaman psikomotorik
yang dimiliki oleh seseorang, misalnya dengan keterampilan memanfaatkan
alat bantu, pegawai mampu menyelesaikan tugas yang diberikan secara
efektif dan efissien. Mulyasa menjelaskan bahwa keterampilan seseorang
dapat diperoleh melalui diklat-diklat kepemimpinan, diklat teknis/fungsional
dan kursus kursus atau berdasarkan pengalaman kerja.
Menurut Eduard L Pesiwarissa (2008), ketrampilan kerja para
karyawan dalam menduduki jabatannya yaitu:
1. Kemampuan Keterampilan Secara Teknis
Kemampuan
secara
teknis
adalah
keahlian
seseorang
dalam
22
c. Sikap
Kriteria selanjutnya yang harus dipenuhi dalam penempatan pegawai
adalah sikap. Sikap adalah gambaran kepribadian seseorang yang terlahir
melalui gerakan fisik dan tanggapan fikiran terhadap sesuatu keadaan atau
suatu objek (Salim, 2008 dalam Yanti, 2012). Sikap mencerminkan
bagaimana seseorang merasakan sesuatu, Bila seseorang mengatakan saya
menyukai pekerjaan saya , maka orang itu akan menggunakan sikapnya
mengenal pekerjaan (Rivai,2006). Dengan demikian lebih jelas bahwa sikap
adalah pernyataan evaluatif baik yang menguntungkan maupun yang tidak
menguntungkan, hal ini menyangkut mengenai obyek, orang atau peristiwa
dimana sikap mencerminkan bagaimana merasakan sesuatu. Misalnya sikap
terhadap jenis pekerjaan dan sikap terhadap sesama karyawan.
23
2.3 Kinerja
2.3.1 Pengertian Kinerja
Keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi oleh kinerja (job
performance) sumber daya manusia, untuk itu setiap perusahaan akan
berusaha untuk meningkatkan kinerja pegawai dalam mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Secara etimologi, kinerja berasal dari
kata prestasi kerja (performance). Sebagaimana dikemukaan oleh
24
25
26
27
kerja sesuai dan searah dengan tujuan yang hendak dicapai. Dengan
demikian, jelaslah bahwa pengertian kinerja dengan deskripsi tujuan,
ukuran operasional, dan penilaian regular mempunyai peranan penting
dalam merawat dan meningkatkan personel (Ilyas,2002).
Kinerja merupakan perwujudan yang dilakukan oleh pegawai
yang biasanya dipakai sebagai dasar penilaian terhadap pegawai atau
organisasi. Kinerja yang baik merupakan langkah menuju tercapainya
tujuan organisasi. Oleh karena itu kinerja merupakan penentu dalam
tercapainya tujuan organisasi. Sehingga perlu diupayakan peningkatan
kinerja, walaupun hal itu tidaklah mudah karena banyak factor yang
menyebabkan tinggi rendahnya kinerja seseorang.
28
faktor-faktor
yang
mempengaruhi pencapaian
kinerja
diharapkan.
Karyawan
yang
memiliki
29
Menurut
dari
Prabu Mangkunegara
sikap
(attitude)
seorang
(2007)
motivasi
karyawan
dalam
menyatakan
bahwa
terdapat
berbagai
faktor
yang
30
memberikan
reward atau
(2011)
menyatakan
bahwa
penilaian
kinerja
31
kegiatan
ini
dapat
memperbaiki
keputusan-keputusan
maka
pendekatan
yang
sering
dipakai
adalah
32
mereka
kembangkan
dan
melaksanakan
perencanaan
dengan
kinerja
karyawan
tersebut
dan
penilaian
33
yakin
meningkatkan
adanya
perbedaan
memotivasi
untuk
kompensasi,
sehingga
meningkatkan
dapat
produktivitas
34
35
datang
atau
penetapan
sasaran-sasaran
kinerja
dimasa
mendatang. Metode yang digunakan terdiri dari penilaian diri (selfappraisal), penilaian psikologis (psychological appraisal), pendekatan
Management By Objective (MBO), serta teknik pusat penilaian.
Metode penilaian kinerja yang dilakukan saat ini di Kementerian
Kesehatan adalah dengan menggunakan SKP (Sasaran Kerja
Pegawai), yaitu metode penilaian yang berorientasi pada masa depan
dengan pendekatan management by objective (MBO). Inti pendekatan
MBO adalah bahwa setiap karyawan dan penyelia (atasan) secara
bersama menentukan
bentuk
keluaran
dan
mencerminkan
seberapa
baik
penyelesaiannya.
c. Ketepatan Waktu. Sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan
Pengukuran ini menentukan ketepatan waktu penyelesaian tugas.
37
38
4) Cost Effective
Yaitu tingkat sejauh mana penerapan sumber daya manusia, keuangan,
teknologi, material dimaksimalkan untuk mencapai hasil tertinggi atau
pengurangan kerugian dari setiap unit pengguna sumber daya.
5) Need for Supervisor
Merupakan tingkat sejauh mana seorang pekerja dapat melaksanakan
suatu fungsi pekerjaan tanpa memerlukan pengawasan seorang
supervisor untuk mencegah tindakan yang kurang diinginkan.
6) Interpersonal Import
Merupakan tingkat sejauh mana karyawan memelihara harga diri,
nama baik dan kerja sama di antara rekan kerja dan bawahan.
Penerapan standar diperlukan untuk mengetahui apakah
kriteria karyawan telah sesuai dengan sasaran yang telah diharapkan,
sekaligus
melihat
besarnya
penyimpangan
dengan
cara
39
40
tersebut dapat memenuhi kebutuhan masa sekarang dan masa akan datang
perusahaan serta meningkatkan kinerja di masa yang akan datang.
Kesesuaian penempatan kerja bagi setiap pegawai dapat berpengaruh
pada kinerja pegawai yang bersangkutan. Hal ini juga sesuai dengan pendapat
Hasibuan (2006) yang menyatakan bahwa prinsip penempatan harus
dilaksanakan secara konsekuen supaya seorang pekerja bekerja sesuai dengan
spesialisasinya/keahliannya masing-masing. Dengan penempatan yang sesuai
dan tepat ini maka gairah kerja, mental kerja, dan prestasi kerja mencapai
hasil yang optimal bahkan kreativitas serta prakarsa karyawan dapat
berkembang. Penempatan yang sesuai dan tepat merupakan motivasi yang
akan menimbulkan antusias dan semangat kerja yang tinggi bagi seseorang
dalam mengerjakan pekerjaan itu. Jadi penempatan karyawan yang sesuai dan
tepat merupakan salah satu kunci untuk memperoleh kinerja yang optimal
dari setiap karyawan selain moral kerja, kreativitas, dan prakarsanya juga
akan berkembang (Hasibuan, 2006). Selain itu, menurut Siagian (2009)
bahwa kinerja para pegawai juga merupakan pencerminan prosedur
pengadaan pegawai yang ditempuh oleh bagian kepegawaian. Artinya, jika
sistem rekruitmen, seleksi, pengenalan dan penempatan pegawai sudah baik,
sangat besar kemungkinan kinerja para pegawai pun akan memuaskan.
Adanya keterkaitan antara kesesuaian pengetahuan dan keterampilan
dengan kinerja pegawai juga diperkuat oleh pendapat Siagian (2009) yang
menyatakan bahwa dalam kehidupan organisasional, pengetahuan dan
keterampilan yang tinggi dalam melaksanakan tugas merupakan modal yang
41
amat besar. Kepercayaan pada diri sendiri perlu ditanamkan dalam organisasi.
Karena hal ini akan berpengaruh pada kinerja pegawai. Mutu pekerjaan juga
berhubungan dengan pendidikan dan kecerdasan dimana peningkatan
pendidikan dan kecerdasan meningkatkan cara berpikir secara kritis sehingga
lebih mampu mengekspresikan keinginan menurut persepsi yang harus
dipenuhi.
Semakin baik pengetahuan dan ketrampilan kerja seorang pegawai,
maka kemampuan kerjanya juga semakin baik. Robbins (2008) menyatakan,
kemampuan merujuk ke kapasitas individu untuk melaksanakan tugas dalam
bidang pekerjaan tertentu. Semakin baik pengetahuan seorang pegawai akan
semakin tinggi pula kemampuannya dalam melaksanakan tugas. Pekerjaan
membebankan tuntutan-tuntutan berbeda kepada pelaku untuk menggunakan
kemampuan yang dimiliki.
Kesesuaian sikap dengan pekerjaan juga dapat berpengaruh pada
kinerja pegawai. Robbins (2008) menyatakan sikap adalah pernyataanpernyataan evaluatif baik yang diinginkan atau yang tidak diinginkan
mengenai objek, orang atau peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana
seseorang merasakan sesuatu. Dalam organisasi, sikap bersifat penting karena
mempengaruhi perilaku. Seseorang dapat mempunyai ribuan sikap, namun
perilaku organisasi memfokuskan perhatian pada sejumlah kecil sikap yang
berkaitan dengan pekerjaan. Sikap yang berkaitan dengan pekerjaan ini
membuka jalan evaluasi positif atau negatif yang dipegang para karyawan
mengenai aspek lingkungan kerja mereka. Pada akhirnya tinggi rendahnya
42
kinerja seseorang pegawai juga terkait erat dengan sikap pegawai tersebut
terhadap pekerjaan yang diberikan kepadanya.
43
kerja pegawai, namun kondisi fisik pegawai, peralatan kerja yang memadai
dan jenis pekerjaan yang dilakukan juga menentukan keberhasilan pegawai
dalam mencapai prestasi kerja yang tinggi.
T.Murad (2012) yang berjudul Pengaruh Penempatan Karyawan
Terhadap Prestasi Kerja Pegawai di Badan Kepegawaian Pendidikan dan
Pelatihan Kabupaten Aceh Utara. Dalam penelitian tersebut menggunakan
64 sampel dengan menggunakan regresi linier berganda dan teknik
pengumpulan data dengan wawancara serta kuisioner. Hasil yang diperoleh
dari penelitian ini adalah adanya pengaruh secara signifikan variabel bebas
yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap terhadap variabel terikat yaitu
prestasi kerja. Variabel kesesuaian keterampilan merupakan variabel yang
paling dominan berpengaruh terhadap prestasi kerja.
Asri Nur Fadillah, dkk menemukan bahwa terdapat pengaruh positif
antara penempatan pegawai terhadap kinerja pegawai pada pegawai
Sekretariat Daerah Kabupaten Gresik. Penelitian ini menggunakan analisis
regresi linear berganda dengan variabel penempatan kerja adalah kesesuaian
pengetahuan, kemampuan dan keahlian. Serta variabel kinerjanya adalah
kuantitas, kualitas, dan waktu.
Diana Prihartini (2012) yang berjudul Analisis Faktor-Faktor
Kebijakan Penempatan SDM Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Dinkes Kota
Kediri dengan 51 sampel, menemukan bahwa penempatan kerja memiliki
hubungan dengan prestasi kerja pegawai.
Athkan,dkk (2013)
juga
menemukan bahwa terdapat pengaruh positif serta hubungan yang kuat antara
44
Peneliti
Eduard L.
Pessiwarissa
(2008) di
Kantor
BAPPEDA
Kabupaten
Nabire, Papua
(100 sampel)
Variabel
Model
Analisis
Variabel penempatan Analisis
kerja:
Pengetahuan, regresi
Keterampilan, Sikap
linear
Variabel
Prestasi berganda
Kerja:
Kualitas,
Kuantitas, Ketepatan
Waktu
Hasil
Adanya pengaruh
signifikan pengetahuan,
keterampilan dan sikap
terhadap prestasi kerja
serta kesesuaian
pengetahuan merupakan
variabel yang paling
dominan berpengaruh
terhadap prestasi kerja.
45
No
2
Peneliti
Variabel
Model
Analisis
Andri Latif
Variabel penempatan Analisis
Asikin
kerja:
Pengetahuan, korelasi
Mansoer
Rank
Keterampilan, Sikap
(2009) di
Spearman
Variabel
Prestasi
Perusahaan
Kerja:
Kualitas,
Daerah Pasar
Kuantitas, Ketepatan
Tohaga
Waktu
Kabupaten
Bogor
(50 sampel)
Hasil
Pengetahuan, keterampilan
dan sikap pegawai
berhubungan positif
terhadap prestasi kerja
pegawai dan bukan hanya
ketiga factor ini yang
berpengaruh serta
kesesuaian keterampilan
merupakan variabel yang
memiliki korelasi yang
paling kuat.
T.Murad
(2012)
di
Badan
Kepegawaian
Pendidikan dan
Pelatihan
Kabupaten
Aceh Utara (64
sampel)
Asri
Nur
Fadilah
di
Sekretariat
Daerah
Kabupaten
Gresik
Variabel penempatan
kerja:
Pengetahuan,
Keterampilan, Sikap
Variabel
Prestasi
Kerja:
Kualitas,
Kuantitas, Ketepatan
Waktu
Analisis
regresi
linear
berganda
Variabel penempatan
kerja:
Pengetahuan,
Kemampuan, Keahlian
Variabel
Prestasi
Kerja:
Kualitas,
Kuantitas, Ketepatan
Waktu
Analisis
regresi
linear
berganda
Diana Prihatini
(2012)
di
Dinkes Kota
Kediri
(51 sampel)
Variabel penempatan
kerja:
Pengetahuan,
Keterampilan, Sikap
Variabel
Prestasi
Kerja:
Pencapaian
Sasaran,
Kualitas
Hasil,
Kuantitas
Hasil,Kualitas Kerja,
Perhatian Organisasi
Analisis
regresi
linear
berganda
46
No
8
Peneliti
Variabel
Model
Analisis
Atkhan (2010) Variabel penempatan Analisis
di
Dinas kerja:
Pengetahuan, regresi
Perkebunan
Keterampilan, Sikap
linear
Provinsi
Variabel
Prestasi berganda
Kalimantan
Kerja:
Kualitas,
Timur
Kuantitas, Ketepatan
(109 sampel)
Waktu
Hasil
Adanya pengaruh secara
signifikan variabel bebas
yaitu pengetahuan,
keterampilan dan sikap
terhadap variabel terikat
yaitu prestasi kerja.
47
Tingkat Kesesuaian
Penempatan Kerja
Kesesuaian
Pengetahuan
Kinerja Pegawai
Kualitas pekerjaan
Kesesuaian
Keterampilan
Kuantitas pekerjaan
Kesesuaian Sikap
Hasibuan (2006), Siagian
(2009), Robbins (2008),
Bernardin dan Russel (1993)
Ketepatan waktu
Dharma (2001)
48
BAB III
KERANGKA KONSEP dan DEFINISI OPERASIONAL
49
Kesesuaian
Pengetahuan Dalam
Penempatan Kerja
Kesesuaian
Keterampilan Dalam
Penempatan Kerja
Kinerja Pegawai
Kesesuaian Sikap
Dalam Penempatan
Kerja
50
Variabel
Definisi Operasional
Cara Ukur
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala
Ukur
Menggambarkan
Kinerja
pegawai dari
aspek :
- kuantitas
hasil kerja
1
- kualitas
hasil kerja
- ketepatan
waktu
penyelesaian
pekerjaan
penilaian jumlah
dokumen/ laporan hasil
kerja, kelengkapan dan
ketepatan dokumen/
laporan hasil kerja, dan
ketepatan waktu
penyelesaian pekerjaan
yang sesuai dengan
Pemberian
kuesioner yang
diisi oleh
Kuesioner
tertutup
Skor
Ratio
Skor
Ratio
responden
Kesesuaian
pengetahuan
informal karyawan
dalam
penempatan
kerja
kesesuaian wawasan
Pemberian
kuesioner yang
Kuesioner
diisi oleh
tertutup
responden
pengetahuan yang
dimiliki karyawan
dalam penempatannya
51
No
Variabel
Definisi Operasional
Cara Ukur
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala
Ukur
Skor
Ratio
Skor
Ratio
Menggambarkan
penilaian kesesuaian
keterampilan yang
dimiliki oleh individu
Kesesuaian
keterampilan
5
dalam
penempatan
kerja
Pemberian
dibebankan kepadanya.
kuesioner yang
Kuesioner
Keterampilan tersebut
diisi oleh
tertutup
meliputi keterampilan
responden
teknis, keterampilan
dalam hubungan
kemanusiaan dan
keterampilan
konsepsional.
Menggambarkan
penilaian kesesuaian
sikap karyawan
Kesesuaian
sikap dalam
pekerjaannya, sikap
penempatan
kerja
Pemberian
kuesioner yang
Kuesioner
diisi oleh
tertutup
sikap terhadap
responden
kesesuaian peralatan,
dan sikap terhadap
kondisi fisik pekerjaan.
52
Tabel 3.2
Definisi Operasional Variabel Untuk Penelitian Kualitatif
No
Variabel
Definisi Operasional
Cara Ukur
Alat Ukur
Wawancara
Pedoman
Kesesuaian kuantitas
hasil kerja dan kualitas
hasil kerja serta
Kondisi kinerja
pegawai
ketepatan waktu
penyelesaian pekerjaan
pegawai dengan target
mendalam
Wawancara
Pedoman
Kondisi
dan keterampilan
kesesuaian
pegawai dalam
penempatan
penempatan kerjanya
kerja pegawai
mendalam
Wawancara
Pedoman
informan
Kondisi kebijakan
Kebijakan
instansi dalam
penempatan
pegawai berdasarkan
mendalam
Wawancara
Pedoman
berpengaruh
faktor kesesuaian
terhadap kinerja
penempatan kerja
mendalam
53
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan
metode deskriptif melalui pendekatan cross sectional. Menurut Travers (1978)
dalam Umar (2000), metode deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan
sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa
sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Pendekatan Cross sectional yaitu suatu
penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara variabel bebas dan
terikat dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekali
pengambilan data (point time approach), artinya mengadakan pengamatan
hanya sekali terhadap beberapa variabel dalam waktu bersamaan.
Penelitian ini menganalisis pengaruh kesesuaian penempatan kerja
terhadap kinerja pegawai di Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA
Kemenkes RI
kuantitatif
dilakukan
untuk
melihat
gambaran
kesesuaian
Rumus n =
= 5% , maka Z
= 1,960
Tingkat
Kepercayaan ( )
90 %
95 %
99 %
dan Z
Nilai
Skor Z
20 %
0,84
Jenis
pertanyaan
Pengetahuan
Korelatif
dengan kinerja
Keterampilan
Besar sampel
r = 0,198 0,2
n = 199
Korelatif
r = 0,506 0,5
dengan kinerja
n = 30
Sikap dengan
Korelatif
r = 0,281 0,3
kinerja
n = 84
Berdasarkan rumus tersebut, jumlah sampel yang seharusnya dipilih
adalah jumlah sampel yang paling besar diantara ketiga variabel bebas
tersebut yaitu 199 orang. Namun, karena jumlah populasi penelitian hanya
110 orang, maka jumlah sampel yang dapat diambil pada penelitian ini adalah
sebanyak 84 orang. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah
dengan teknik probability sampling yaitu dengan simple random sampling.
Teknik pengambilan sampel dengan simple random sampling adalah teknik
56
pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2011).
Dalam penentuan sampel penelitian, peneliti membuat beberapa kriteria
pegawai yang dapat masuk dalam kriteria sampel penelitian, yaitu :
1. Pegawai yang berstatus PNS dan honorer yang telah ditempatkan di
sebuah jabatan dan memiliki tanggung jawab terhadap pekerjaan yang
dibebankan kepadanya.
2. Pegawai yang tidak sedang dalam tugas belajar.
3. Pegawai yang telah melakukan pekerjaan rutin bulanan berdasarkan SKP
selama 5 bulan (Januari-Mei 2014).
Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama
baik dari individu atau perseorangan seperti hasil pengisian kuisioner atau
hasil wawancara yang biasa dilakukan oleh peneliti (Umar, 2000).
Pengumpulan data primer dalam penelitian ini salah satunya dilakukan
dengan penyebaran kuisioner penelitian. Kuisioner diberikan kepada para
57
58
Sedangkan
instrumen
untuk
penelitian
kualitatif
adalah
59
60
61
Variabel
Kinerja Pegawai
Kesesuaian Pengetahuan
Kesesuaian Keterampilan
Kesesuaian Sikap
4
Kode Nilai R
Item Hitung
A1
0,558
A2
0,416
A3
0,789
A4
0,831
A5
0,585
B1
0,406
B2
0,808
B3
0,324
B4
0,373
B5
0,819
B6
0,334
B7
0,839
B8
0,860
C1
0,781
C2
0,346
C3
0,696
C4
0,921
C5
0,255
C6
0,541
C7
0,931
C8
0,931
D1
0,316
D2
0,757
D3
0,775
D4
0,679
D5
0,763
D6
0,777
D7
0,777
D8
0,727
Nilai R
Tabel
0,242
0,242
0,242
0,242
0,242
0,242
0,242
0,242
0,242
0,242
0,242
0,242
0,242
0,242
0,242
0,242
0,242
0,242
0,242
0,242
0,242
0,242
0,242
0,242
0,242
0,242
0,242
0,242
0,242
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
62
kesesuaian
keterampilan
dan
kesesuaian
sikap
63
Variabel
Jumlah
Nilai Cronbach
Item
Alpha
Keterangan
Kinerja Pegawai
0,655
Handal
Kesesuaian Pengetahuan
0,776
Handal
Kesesuaian Keterampilan
0,858
Handal
Kesesuaian Sikap
0,849
Handal
tersebut
64
adalah
memeriksa
kelengkapan,
kesinambungan
dan
65
66
atau tidak dan apakah ada data yang missing atau tidak. Kesalahan
tersebut dimungkinkan terjadi pada saat memasukkan data ke komputer.
2. Data kualitatif
Setelah data didapatkan dari hasil wawancara mendalam, proses
pengolahan data selanjutnya adalah membuat hasil transkip wawancara
tersebut. Setelah itu, peneliti membuat matriks wawancara mendalam
untuk mengetahui lebih jelas perbedaan respon setiap informan dalam
setiap pertanyaan penelitian. Kemudian, proses selanjutnya adalah
melakukan penyajian data dan penarikan kesimpulan.
dan kualitatif
yang
dimaksudkan untuk
mengolah dan
mengorganisasikan data, serta menemukan hasil yang dapat dibaca dan dapat
diinterpretasikan. Berikut ini adalah metode analisis data yang dilakukan pada
penelitian ini :
1. Metode bersifat kuantitatif yaitu dengan menggunakan analisis univariat
dan analisis bivariat.
Analisis
univariat
dilakukan
untuk
mengetahui
gambaran
67
responden
terhadap
kuesioner
yang
telah
diisi
dan
kecenderungannya.
Sedangkan analisis bivariat yang dilakukan adalah uji korelasi yang
merupakan analisis untuk mengukur bagaimana pengaruh antara variabel
bebas (kesesuaian penempatan kerja) dengan variabel terikat (kinerja
pegawai). Analisis bivariat dilakukan dengan menganalisis rata-rata skor
setiap variabel independen (pengetahuan, keterampilan, sikap) dengan
rata-rata skor variabel dependen (kinerja pegawai) sehingga didapatkan
nilai Pvalue dan nilai koefisien korelasi (r). Uji ini digunakan untuk
mengetahui apakah variabel independen mempunyai pengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen dan seberapa besar pengaruhnya
dengan tingkat kepercayaan 95 % dan tingkat kesalahan 5 % (Sugiono,
2001). Berikut adalah rumus perhitungan besar pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen:
r=
Dimana:
r = koefisien korelasi
n = jumlah subyek penelitian
XY = jumlah hasil perkalian antara variabel x dengan variabel y
x = jumlah nilai setiap item
y = jumlah nilai konstan
68
Nilai korelasi berkisar antara 0 s.d 1 dan jika disertai arah maka
nilainya berkisar antara -1 s.d +1. Nilai r dapat diinterprestasikan sebagai
berikut, yaitu:
r = 0 : tidak ada hubungan linear
r = -1 : hubungan linear negatif sempurna
r = +1 : hubungan linear positif sempurna
Menurut Colton dalam Amran (2012), kekuatan hubungan dua
variabel secara kualitatif dapat dibagi dalam 4 area, yaitu:
r = 0 0,25 : tidak ada hubungan/hubungan lemah
r = 0,26 0,50 : hubungan sedang
r = 0,51 0,75 : hubungan kuat
r = 0,76 1 : hubungan sangat kuat
2. Metode analisis data kualitatif
Secara kualitatif maksudnya peneliti menganalisa data berdasarkan
informasi yang diperoleh dari wawancara mendalam dan digunakan
untuk mempertajam hasil dan pembahasan terkait dengan pengaruh
kesesuaian penempatan kerja terhadap kinerja pegawai. Teknik analisis
data wawancara mendalam yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis data kualitatif yang mengikuti konsep dari Miles dan Hubermen
(2007). Aktivitas dalam analisis meliputi reduksi data (data reduction),
penyajian data (data display) serta penarikan kesimpulan dan verifikasi
(conclusion drawing / verification).
69
yang
dibutuhkan
akan
dianalisis
lebih
lanjut
dan
70
Data
1.
Jenis Kelamin
Tabel
2.
Masa Kerja
Tabel
3.
Tabel
4.
Gambaran Kesesuaian
Tabel
Pengetahuan
5.
Gambaran Kesesuaian
Tabel
Keterampilan
6.
Tabel
7.
Gambaran Kinerja
Tabel
8.
Hubungan Kesesuaian
Tabel
Hubungan Kesesuaian
Tabel
71
No.
Data
10.
Tabel
dengan Kinerja
11.
Data kualitatif
72
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1. Gambaran Umum Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA Kementerian
Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA adalah unsur pelaksana yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Kesehatan.
Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA dipimpin oleh Direktur Jenderal.
Berdasarkan Peraturan Menteri
1144/MENKES/PER/VIII/2010
Kesehatan Republik
tentang
Organisasi
Indonesia
dan
Tata
No.
Kerja
73
Direktorat
Jenderal.
Dalam
melaksanakan
tugas,
urusan
hukum,
penataan
organisasi,
jabatan
74
Bagian keuangan
pelaksana teknis
dalam operasional
75
76
Subdirektorat
bina
pelayanan
kesehatan
alternative
dan
komplementer
-
77
Jenis
Total
Persentase
Kelamin
Responden
Laki-laki
35
42
Perempuan
49
58
Total
84
100
78
Tabel 5.2
Gambaran Responden Berdasarkan Masa Kerja Pegawai
di Sekditjen Bina Gizi dan KIA Tahun 2014
No
Masa Kerja
Total
Persentase
Responden
1
1-10 tahun
36
43
11-20 tahun
21- 30 tahun
28
33
31- 40 tahun
14
17
> 40 tahun
Total
84
100
5.2.3 Gambaran
Karakteristik
Responden
Berdasarkan
Tingkat
Pendidikan
Berdasarkan hasil analisis univariat terhadap karakteristik responden,
berikut adalah gambaran responden berdasarkan tingkat pendidikan pegawai
di Sekditjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI:
79
Tabel 5.3
Gambaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pegawai
di Sekditjen Bina Gizi dan KIA Tahun 2014
No
Tingkat
Total
Persentase
Pendidikan
Responden
SMA
20
24
D3
S1
41
49
S2
16
19
Total
84
100
80
Tabel 5.4
Gambaran Kesesuaian Pengetahuan Dalam Penempatan Kerja
Pegawai di Sekditjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI Tahun 2014
Tingkat Jawaban Responden
Variabel
Sangat
Sesuai
Sesuai
Rata-
Kurang
Tidak
Rata
Sesuai
Sesuai
Skor
99
14,7
436
64,9
112
16,7
25
3,7
Kesesuaian
2,9
Pengetahuan
81
82
latar
83
untuk
keterampilan,
mesikpun
kuota
pelatihan
yang
instansi
dalam
penempatan
pegawai
juga
akan
mempengaruhi kualitas kinerja dari para pegawai. Dalam hal ini, ada dua
informan Kepala Bagian yang pekerjaannya berkaitan dengan masalah
kepegawaian di Ditjen Bina Gizi dan KIA. Salah satu informan mengatakan
bahwa kebijakan penempatan pegawai di instansinya selama ini belum
memperhatikan masalah kesesuaian pengetahuan dan latar belakang
84
85
pegawai
akan
lebih
sesuai
dengan
kebutuhan
instansi
dan
kemampuan/kompetensi pegawai
Berdasarkan analisis data kuantitatif maupun kualitatif, dapat
diketahui bahwa kondisi penempatan pegawai saat ini memang masih ada
yang belum sesuai dengan latar belakang pendidikan dan pengetahuan yang
mereka miliki. Namun dengan adanya reformasi birokrasi saat ini, maka
kebijakan instansi sedang berusaha untuk menuju sistem penempatan yang
lebih baik dengan adanya perencanaan kebutuhan yang berdasarkan analisis
beban kerja dan analisis jabatan yang sesuai dengan kebutuhan instansi.
Untuk melakukan pengadaan pegawai, maka perencanaan akan disesuaikan
dengan uraian jabatan dan persyaratan jabatan agar nantinya penempatan
pegawai juga akan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh pegawai.
86
Tabel 5.5
Gambaran Kesesuaian Keterampilan Dalam Penempatan Kerja
Pegawai di Sekditjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI Tahun 2014
Tingkat Jawaban Responden
Variabel
Sangat
Sesuai
Sesuai
Rata-
Kurang
Tidak
Rata
Sesuai
Sesuai
Skor
121
18
496
73,8
52
7,7
0,5
Kesesuaian
3,09
Keterampilan
87
88
instansi
dalam
penempatan
pegawai
juga
akan
mempengaruhi kualitas kinerja dari para pegawai. Dalam hal ini, ada dua
informan Kepala Bagian yang pekerjaannya berkaitan dengan masalah
kepegawaian di Ditjen Bina Gizi dan KIA. Salah satu informan mengatakan
bahwa kebijakan penempatan pegawai di instansinya selama ini belum
memperhatikan masalah kesesuaian kompetensi yang dimiliki pegawai.
Informan lainnya mengatakan bahwa kebijakan instansi saat ini sedang
berusaha menuju sistem penempatan pegawai yang lebih baik dengan adanya
reformasi birokrasi. Berikut adalah kutipan langsung dari informan tersebut:
89
akan
lebih
sesuai
dengan
kebutuhan
instansi
dan
kemampuan/kompetensi pegawai
Berdasarkan analisis data kuantitatif maupun kualitatif, dapat diketahui
bahwa kondisi penempatan pegawai saat ini memang masih ada yang belum
sesuai dengan kompetensi yang mereka miliki. Namun dengan adanya
90
reformasi birokrasi saat ini, maka kebijakan instansi sedang berusaha untuk
menuju sistem penempatan yang lebih baik dengan adanya perencanaan
kebutuhan yang berdasarkan analisis beban kerja dan analisis jabatan yang
sesuai dengan kebutuhan instansi. Untuk melakukan pengadaan pegawai,
maka perencanaan akan disesuaikan dengan uraian jabatan dan persyaratan
jabatan agar nantinya penempatan pegawai juga akan sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki oleh pegawai.
Sangat
Sesuai
Sesuai
Rata-
Kurang
Tidak
Rata
Sesuai
Sesuai
Skor
124
19
478
71
62
Kesesuaian
3,06
Sikap
91
92
Tabel 5.7
Gambaran Kinerja Pegawai di Sekditjen Bina Gizi dan KIA
Kemenkes RI Tahun 2014
Tingkat Jawaban Responden
Variabel
Sangat
Sesuai
Sesuai
Kuantitas hasil
Rata-
Kurang
Tidak
Sesuai
Sesuai
10,7
62
73,8
11
13,1
2,4
10,7
64
76,1
10
12
1,2
12
14,3
54
64,3
18
21,4
66
16
300
71
51
12
Rata
Skor
kerja
Kualitas hasil
kerja
Ketepatan waktu
3,0
penyelesaian
pekerjaan
Gambaran
Kinerja Pegawai
93
94
95
pekerjaannya
sudah
cukup
sesuai
dengan
yang
96
97
Tabel 5.8
Hasil Analisis Uji Korelasi Kesesuaian Pengetahuan Dengan Kinerja
Pegawai di Sekditjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI Tahun 2014
Variabel
Koefisien Korelasi
Pvalue
(r)
Kesesuaian
0,672
0,000
Pengetahuan
98
mengatakan bahwa selama ini belum ada kinerja buruk dari pegawai yang
disebabkan karena ketidaksesuaian penempatannya, namun ada juga Kepala
Bagian yang mengatakan bahwa ada juga dampak buruk dari kinerja
pegawainya karena ketidaksesuaian penempatan kerja mereka dengan
kompetensi yang mereka miliki.
Beberapa informan mengatakan bahwa kinerja pegawai di bagiannya
telah memiliki kinerja yang secara umum sudah cukup baik dan sesuai
dengan yang direncanakan/target dan tidak ada kinerja buruk yang
disebabkan karena ketidaksesuaian penempatan kerja pegawai tersebut.
Berikut adalah kutipan langsung dari beberapa informan:
Informan 2 : Sejauh ini, tidak ada. Hal tersebut karena dalam
menyelesaikan pekerjaan administrasi/manajemen seperti ini, pegawai
masih bisa diberikan pendidikan dan pelatihan terkait dengan pekerjaannya
sehingga ia dapat memiliki skill dan keterampilan yang sesuai dengan
pekerjaannya dan dapat menyelesaikan pekerjaan-pekerjaannya secara
baik
Informan 3 : Sejauh ini tidak, .... Kinerja berkaitan dengan
keterampilan, jika ada pelatihan meskipun backgroundnya tidak sesuai tapi
mereka punya willingness atau kemauan untuk belajar bidang lain yang
memang menjadi tugasnya. Hambatan lebih kepada karakter individual,
kalo backgroundnya apa saja, jika dia mampu maka akan cepat memahami
dan cepat belajar. Kemampuan bisa dilatih tapi masalah karakter individu
itu harus ada revolusi mental pendidikan moral
99
100
akan tetap baik dan orang yang tidak bekerja baik harus termotivasi supaya
dapat jatah yang seperti itu
Selain itu, adapula pendapat informan bahwa faktor lain mempengaruhi
kinerja adalah kemauan dari orang tersebut dan faktor kesadaran pegawai
akan dampak dari pencapaian target kerja/penilaian SKP. Berikut adalah
kutipan dari informan tersebut :
Informan 4 : Kemauan, kalau orang itu tidak punya niat, biarpun ia
ditempatkan dimanapun akan begitu kinerjanya. ..... Mungkin karena
rewardnya juga, misalnya pegawai harus tepat waktu kan pegawai butuh
motivasi, ongkos yang dibutuhkan banyak sedangkan tukin segitu-gitu aja,
bahkan tukin yang dijanjikan oleh pemerintah tidak tepat waktu, mungkin
itu salah satu faktor yang mempengaruhi. Mungkin juga walaupun sudah
ada penilaian kinerja pegawai dengan sistem SKP yang menjelaskan bahwa
semuanya punya tugas, nampaknya belum pada paham saya tugasnya
seperti ini, sehingga dia tidak mengerti bahwa kalau tidak tercapai, ini
nantinya akan mempengaruhi penilaian kinerjanya di akhir tahun, jika tidak
tercapai kan juga bisa mengurangi jumlah tukinnya
Berdasarkan hasil analisis data kuantitatif, dapat diketahui bahwa
kesesuaian penempatan kerja akan mempengaruhi kinerja pegawai. Namun
berdasarkan hasil analisis data kualitatif, dapat diketahui bahwa selama ini
memang belum ada dampak buruk kinerja pegawai yang disebabkan karena
101
Koefisien Korelasi
Pvalue
(r)
Kesesuaian
0,636
0,000
Keterampilan
102
103
104
105
bahkan tukin yang dijanjikan oleh pemerintah tidak tepat waktu, mungkin
itu salah satu faktor yang mempengaruhi. Mungkin juga walaupun sudah
ada penilaian kinerja pegawai dengan sistem SKP yang menjelaskan bahwa
semuanya punya tugas, nampaknya belum pada paham saya tugasnya
seperti ini, sehingga dia tidak mengerti bahwa kalau tidak tercapai, ini
nantinya akan mempengaruhi penilaian kinerjanya di akhir tahun, jika tidak
tercapai kan juga bisa mengurangi jumlah tukinnya
Berdasarkan hasil analisis data kuantitatif, dapat diketahui bahwa
kesesuaian penempatan kerja akan mempengaruhi kinerja pegawai. Namun
berdasarkan hasil analisis data kualitatif, dapat diketahui bahwa selama ini
memang belum ada dampak buruk kinerja pegawai yang disebabkan karena
ketidaksesuaian penempatan kerja. Hal tersebut dikarenakan ada beberapa
faktor lain yang juga akan mempengaruhi kinerja pegawai.
Tabel 5.10
Hasil Uji Korelasi Kesesuaian Sikap Dengan Kinerja Pegawai di
Sekditjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI Tahun 2014
Variabel
Koefisien Korelasi
Pvalue
(r)
Kesesuaian
0,641
0,000
Sikap
107
108
109
110
BAB VI
PEMBAHASAN
111
jenis
kelamin
perempuan akan
lebih
memerlukan
banyak
Simanjuntak (2005)
mengatakan bahwa
semakin tinggi
113
114
berperan penting
dalam
mempengaruhi
tingkat
kemampuan
penerimaan inovasi, adopsi dan inisiatif dalam menjalankan tugas pokok dan
115
fungsinya dalam suatu organisasi kerja. Oleh karena itu, pegawai dituntut
untuk memiliki pengetahuan yang sesuai dengan pekerjaannya.
Dengan adanya kesesuaian pengetahuan dalam penempatan kerja,
pegawai juga akan membutuhkan waktu yang relatif singkat untuk
mempelajari tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga hal
tersebut akan mengurangi waktu dalam pelaksanaan pelatihan dan orientasi
terhadap upaya peningkatan produktifitas kerja pegawai. Selain itu, biaya
untuk pendidikan dan pelatihan pegawai juga akan lebih effisien karena
pegawai telah memiliki pengetahuan yang sesuai dengan pekerjannya. Oleh
karena itu, penempatan kerja yang sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki
pegawai juga sangat penting untuk efisiensi waktu maupun biaya yang
diperlukan untuk meningkatkan produktifitas kerja pegawai.
Kesesuaian pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pegawai dengan
kualifikasi pekerjaan yang ditempati, dapat dilihat dari indikator-indikator
seperti kesesuaian latar belakang pendidikan formal dan informal dalam
penempatan pegawai serta penempatan pegawai yang disesuaikan dengan
wawasan pengetahuan pekerjaan yang akan dapat mendukung dalam
pelaksanaan pekerjaan. Pada penelitian ini, ada beberapa pertanyaan yang
digunakan untuk pengukurannya, yaitu kondisi kesesuaian penempatannya
dan dampak dari kesesuaian penempatan yang dirasakan pegawai.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa terdapat 46,4 %
pegawai yang masih memiliki persepsi bahwa penempatannya belum sesuai
dengan latar belakang pendidikan formal yang mereka miliki. Padahal,
116
belakang
positif
dari
kesesuaian
pendidikan
dan
pelatihan
dalam
117
belakang
pendidikan formal
maupun
informal
dan wawasan
118
analisis beban kerja pada setiap satuan organisasi untuk menghasilkan uraian
jabatan, peta jabatan, standar kompetensi dan persyaratan jabatan, serta
menghitung jumlah kebutuhan pegawai setiap jabatan sesuai beban kerja
organisasi. Perencanaan kebutuhan PNS akan disesuaikan dengan uraian
jabatan dan persyaratan jabatan agar nantinya penempatan pegawai juga akan
sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh pegawai.
Penempatan pegawai yang sesuai dengan kompetensi merupakan salah
satu upaya dalam pengembangan SDM aparatur yang berbasis kompetensi
dan
merupakan suatu
keharusan agar
organisasi
(birokrasi)
dapat
mewujudkan kinerja yang lebih baik dan memberikan pelayanan publik yang
terbaik. Selama ini, masalah kurang kompetitifnya SDM aparatur negara
menjadi masalah klasik yang menyebabkan reformasi birokrasi hingga saat
ini masih kurang maksimal. Oleh karena itu, sesuai dengan konsep rightsizing
menurut Thoha (2010), dalam penataan pegawai di pemerintahan, analisis
beban kerja, analisis jabatan, dan peningkatan kualifikasi jabatan merupakan
upaya yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan penempatan pegawai.
Analisis beban kerja dilakukan terhadap aspek-aspek, yaitu norma
waktu, volume kerja, dan jam kerja efektif. Dengan adanya perencanaan yang
matang berdasarkan beban kerja suatu unit kerja, maka hal tersebut sangat
membantu dalam pengoptimalan penempatan pegawai di suatu unit kerja.
Selain itu, untuk mendukung kesesuaian penempatan pegawai juga perlu
dilakukan analisis jabatan dalam organisasi publik. Hasil analisis jabatan akan
120
pegawai dan dari sini juga instansi bisa memahami gap antara level
kompetensi yang dipersyaratkan dengan level yang dimiliki oleh karyawan
saat ini.
Assessment Center merupakan evaluasi perilaku dengan menggunakan
suatu standar tertentu berdasarkan beberapa tools dan beberapa masukan.
Metode ini menggunakan berbagai teknik assessment (multiple assessment)
seperti tes, wawancara, kuesioner, maupun simulasi. Metode assessment
center dapat dimanfaatkan untuk menjawab kebutuhan organisasi dalam
melakukan
proses
evaluasi
untuk
keperluan
rekrutmen,
seleksi,
122
pegawai
dengan
melakukan
program-program
peningkatan
123
124
125
dalam kegiatan diklat tersebut, namun anggaran yang dimiliki pun tebatas
sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan seluruh pegawai.
Oleh karena itu, Kepala Bagian tersebut menerapkan sistem sharing
ilmu dari pegawai yang berkesempatan mengikuti diklat kepada pegawai
yang belum berkesempatan mengikuti diklat. Hal ini sangat baik dan pastinya
akan bermanfaat untuk kesetaraan peningkatan kemampuan seluruh pegawai.
Hal ini dapat menjadi masukan bagi Kepala Bagian yang lainnya bahwa
untuk dapat mengatasi masalah adanya keterbatasan anggaran dan
keterbatasan kuota peserta diklat dapat dilakukan dengan cara menerapkan
sistem sharing ilmu/berbagi ilmu yang dimiliki antar pegawai guna
menunjang keproduktifan kerja seluruh pegawai yang ada.
Pelaksanaan kegiatan diklat juga harus rutin untuk dapat memperlancar
tugas. Memang hal tersebut merupakan kenyataan bahwa anggaran yang
harus disediakan untuk membiayai kegiatan pendidikan dan pelatihan
merupakan beban bagi organisasi. Oleh karena itu, perlu adanya penentuan
kebutuhan untuk mengadakan pendidikan dan pelatihan agar anggaran yang
dikeluarkan betul-betul bermanfaat, artinya pendidikan dan pelatihan
diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan pegawai. Penentuan kebutuhan
mengungkapkan gambaran kekurangan kompetensi dalam melaksanakan
tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan, sehingga pendidikan dan
pelatihan dapat bermanfaat untuk menunjang pekerjaan pegawai.
Penentuan kebutuhan pegawai terhadap kegiatan diklat, dapat
diadaptasi dari salah satu sistem manajemen kepegawaian di negara
126
keberhasilan
organisasi
dalam
meningkatkan
kualitas
secara
matang
dengan
mempertimbangkan
kebutuhan
127
128
pencapaian tujuan instansi secara keseluruhan. Salah satu faktor yang juga
harus diperhatikan dalam menempatkan pegawai adalah kesesuaian
keterampilan yang dimilikinya dengan bidang pekerjaan yang akan
ditempatinya.
Keterampilan kerja juga merupakan salah satu faktor yang mendukung
peningkatan kinerja pegawai. Keterampilan menunjukkan kesanggupan atau
kecakapan pegawai dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya
dalam pekerjaan. Keterampilan yang dimiliki oleh pegawai diharapkan dapat
membantu pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, oleh
karena itu pegawai dituntut untuk memiliki keterampilan yang sesuai dengan
pekerjaannya.
Mulyasa (2002) mengungkapkan bahwa keterampilan merupakan
kedalaman psikomotorik yang dimiliki oleh seseorang yang dapat
membantunya dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang dibebankan
kepadanya. Menurut Pessiwarissa (2008), keterampilan kerja yang dimiliki
pegawai
terdiri
dari
keterampilan
teknis,
keterampilan
hubungan
129
teknis
merupakan
keterampilan
menggunakan
130
pekerjaannya
dan
dapat
memperlancar
penyelesaian
dampak
positif
dari
kesesuaian
keterampilan
hubungan
131
logika,
menganalisis
hubungan
sebab
akibat
untuk
keterampilan
teknis
yang
dimiliki,
1,2%
pegawai
yang
merupakan suatu
keharusan agar
organisasi
(birokrasi)
dapat
mewujudkan kinerja yang lebih baik dan memberikan pelayanan publik yang
terbaik. Selama ini, masalah kurang kompetitifnya SDM aparatur negara
menjadi masalah klasik yang menyebabkan reformasi birokrasi hingga saat
ini masih kurang maksimal. Oleh karena itu, sesuai dengan konsep rightsizing
menurut Thoha (2010), dalam penataan pegawai di pemerintahan, analisis
beban kerja, analisis jabatan, dan peningkatan kualifikasi jabatan merupakan
upaya yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan penempatan pegawai.
Analisis beban kerja dilakukan terhadap aspek-aspek, yaitu norma
waktu, volume kerja, dan jam kerja efektif. Dengan adanya perencanaan yang
matang berdasarkan beban kerja suatu unit kerja, maka hal tersebut sangat
membantu dalam pengoptimalan penempatan pegawai di suatu unit kerja.
Selain itu, untuk mendukung kesesuaian penempatan pegawai juga perlu
dilakukan analisis jabatan dalam organisasi publik. Hasil analisis jabatan akan
menghasilkan klasifikasi jabatan, peta jabatan, uraian jabatan, dan standar
kompetensi jabatan yang dapat digunakan dalam penempatan pegawai.
134
Menurut UU Aparatur Sipil Negara Tahun 2014 pasal 68, bahwa setiap
jabatan tertentu dikelompokkan dalam klasifikasi jabatan PNS yang
menunjukkan kesamaan karakteristik, mekanisme, dan pola kerja. Ketentuan
tersebut menunjukkan bahwa sebelum menentukan pengangkatan pegawai
dalam jabatan tertentu maka perlu disusun sebuah pedoman tentang
klasifikasi jabatan yang disesuaikan dengan karakteristik, mekanisme dan
pola kerja. Sedangkan peta jabatan dapat berfungsi untuk mengetahui
kebutuhan pemenuhan jabatan di suatu unit kerja dan kompetensi apa yang
dibutuhkan dalam jabatan tersebut. Uraian jabatan berfungsi untuk
mengetahui deskripsi pekerjaan, uraian tugas, hasil kerja, persyaratan jabatan,
evaluasi jabatan dan asesmen individu.
Kompetensi merupakan hal yang sangat penting sebagai bahan
pertimbangan dalam melakukan penempatan kerja. Oleh karena itu, perlu
adanya standar kompetensi jabatan yang memuat persyaratan minimal yang
harus dimiliki seseorang dalam melakukan pekerjaan tertentu agar yang
bersangkutan mempunyai kemampuan melaksanakan pekerjaan dengan hasil
baik. Selain menyusun standar kompetensi jabatan, maka instansi juga harus
melakukan assesment/penilaian kompetensi untuk setiap individu pegawai
dalam organisasi itu. Tahap ini wajib dilakukan, sebab setelah instansi
memiliki direktori kompetensi beserta dengan kebutuhan kompetensi per
posisi, maka instansi juga perlu mengetahui dimana level kompetensi para
pegawai dan dari sini juga instansi bisa memahami gap antara level
135
proses
evaluasi
untuk
keperluan
rekrutmen,
seleksi,
136
137
mengatasi
masalah
ketidaksesuaian
kompetensi
PNS
dalam
penempatan kerjanya.
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Berbasis Kompetensi merupakan
suatu proses pendidikan dan pelatihan yang dirancang untuk mengembangkan
kemampuan dan ketrampilan secara khusus, untuk mencapai hasil kerja yang
berbasis target kinerja (performance target) yang telah ditetapkan. Penerapan
kebijakan ini memang berimplikasi langsung pada keharusan adanya standar
kompetensi untuk setiap jabatan, baik jabatan struktural, fungsional
tertentu, maupun fungsional umum. Diklat berbasis kompetensi bagi PNS
138
139
dalam kegiatan diklat tersebut, namun anggaran yang dimiliki pun tebatas
sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan seluruh pegawai.
Oleh karena itu, Kepala Bagian tersebut menerapkan sistem sharing
ilmu dari pegawai yang berkesempatan mengikuti diklat kepada pegawai
yang belum berkesempatan mengikuti diklat. Hal ini sangat baik dan pastinya
akan bermanfaat untuk kesetaraan peningkatan kemampuan seluruh pegawai.
Hal ini dapat menjadi masukan bagi Kepala Bagian yang lainnya bahwa
untuk dapat mengatasi masalah adanya keterbatasan anggaran dan
keterbatasan kuota peserta diklat dapat dilakukan dengan cara menerapkan
sistem sharing ilmu/berbagi ilmu yang dimiliki antar pegawai guna
menunjang keproduktifan kerja seluruh pegawai yang ada.
Pelaksanaan kegiatan diklat juga harus rutin untuk dapat memperlancar
tugas. Memang hal tersebut merupakan kenyataan bahwa anggaran yang
harus disediakan untuk membiayai kegiatan pendidikan dan pelatihan
merupakan beban bagi organisasi. Oleh karena itu, perlu adanya penentuan
kebutuhan untuk mengadakan pendidikan dan pelatihan agar anggaran yang
dikeluarkan betul-betul bermanfaat, artinya pendidikan dan pelatihan
diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan pegawai. Penentuan kebutuhan
mengungkapkan gambaran kekurangan kompetensi dalam melaksanakan
tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan, sehingga pendidikan dan
pelatihan dapat bermanfaat untuk menunjang pekerjaan pegawai.
Penentuan kebutuhan pegawai terhadap kegiatan diklat, dapat
diadaptasi dari salah satu sistem manajemen kepegawaian di negara
140
keberhasilan
organisasi
dalam
meningkatkan
kualitas
secara
matang
dengan
mempertimbangkan
kebutuhan
141
142
pencapaian tujuan instansi secara keseluruhan. Salah satu faktor yang juga
harus diperhatikan dalam menempatkan pegawai adalah kesesuaian sikap
kerja pegawai dengan bidang pekerjaan yang akan ditempatinya.
Sikap kerja juga perlu menjadi pertimbangan dalam melakukan
penempatan kerja. Widayasari dan kawan-kawan (2007) menyatakan bahwa
sikap kerja merupakan faktor psikologis yang sangat penting dalam usaha
membentuk kualitas sumber daya manusia. Faktor psikologis ini merupakan
suatu rangkaian ke arah perilaku, yaitu bagaimana perilaku seorang dalam
bekerja. Sikap kerja dapat pula diartikan sebagai perasaan dan keyakinan
melihat lingkungan kerja yang memberikan pengaruh dalam bekerja. Hal
tersebut didukung pula oleh pendapat menurut Mangkunegara (2007), bahwa
sikap (attitude) seorang karyawan dalam menghadapi situasi kerja akan
membentuk suatu motivasi kerja bagi pegawai dalam pencapaian hasil kerja
yang maksimal.
Berdasarkan hasil pengolahan data kuantitatif, sebagian besar pegawai
yaitu 89,5% pegawai di Sekditjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI memiliki
persepsi yang baik terhadap penempatannya dan pekerjaan yang dibebankan
kepadanya saat ini. Namun, masih ada 23,8% pegawai yang masih memiliki
persepsi bahwa kondisi fisik lingkungan kerjanya kurang sesuai dengan
harapannya. Kemudian, masih ada 10,7% pegawai yang memiliki persepsi
bahwa peralatan kerja yang tersedia untuk bidang pekerjannya kurang sesuai
dengan peralatan kerja yang mereka butuhkan dalam menyelesaikan
pekerjaannya.
143
kenyamanan
karyawan
untuk
dapat
menyelesaikan
144
motivasi
yang
akan
membantunya
dalam
mencapai
kinerja/prestasi kerja yang optimal. Oleh karena itu, kesesuaian sikap kerja
pegawai juga harus menjadi salah satu perhatian bagi manajer dalam
menempatkan pegawai di instansinya.
Kesesuaian dalam penempatan kerja pegawai merupakan syarat utama
bagi terciptanya kondisi yang kondusif bagi pegawai untuk mengeluarkan
segala kemampuannya dalam menyelesaikan tugas yang dibebankan
145
(Murad,2012). Dengan penempatan yang sesuai dan tepat, maka gairah kerja,
mental kerja, dan prestasi kerja mencapai hasil yang optimal bahkan
kreativitas serta prakarsa karyawan dapat berkembang. Penempatan yang
sesuai dan tepat merupakan motivasi yang akan menimbulkan antusias dan
semangat kerja yang tinggi bagi seseorang dalam mengerjakan pekerjaan itu
dan merupakan salah satu kunci untuk memperoleh kinerja yang optimal dari
setiap karyawan (Hasibuan, 2006).
146
demikian,
masih
ada
pegawai
yang
merasakan
adanya
147
waktu
yang
disediakan
dalam
rangka
mencapai
tujuan
organisasi/perusahaan.
Kinerja karyawan menunjukkan apakah karyawan tersebut merupakan
karyawan yang berkompeten atau tidak. Berdasarkan hasil pengolahan data
kuantitatif maupun kualitatif, diketahui bahwa kinerja pegawai di Sekditjen
Bina Gizi dan KIA sebagian besar sudah cukup baik dan sesuai target/standar
kerja yang direncanakan. Dengan memiliki karyawan yang berkinerja baik
dan berkompeten, maka hal ini sangat baik bagi kelangsungan perusahaan
yang dalam hal ini adalah instansi Sekditjen Bina Gizi dan KIA.
Meskipun sebagian besar sudah berkinerja baik, namun masih ada
15,5% pegawai yang memiliki persepsi bahwa kuantitas hasil kerja mereka
belum sesuai dengan target/standar kerja yang direncanakan. Kemudian,
masih adapula 13,2% pegawai yang memiliki persepsi bahwa kualitas hasil
kerja mereka belum sesuai dengan target/standar kerja yang direncanakan.
Selain itu, masih adapula 21,4% pegawai yang memiliki persepsi bahwa
148
149
berdasarkan hasil
150
kinerja
pegawai
adalah
dengan
memberikan
151
152
diterimanya. Oleh karena itu, jika nantinya pegawai telah mengetahui dan
merasakan dampak dari pencapaian SKP ini maka mungkin pegawai tersebut
akan lebih memaksimalkan kinerjanya untuk dapat mencapai prestasi kerja
yang sesuai dengan target/standar kerja agar jumlah tunjangan kinerjanya pun
tidak mengalami pengurangan.
Selain memperhatikan faktor yang mempengaruhi kinerja, adapula
salah satu cara untuk meningkatkan kinerja/keproduktifan pegawai yang juga
diungkapkan oleh salah satu Kepala Bagian yaitu dengan cara melakukan
pendekatan secara personal kepada pegawai yang kinerjanya menurun.
Seorang pimpinan instansi juga berkewajiban untuk melakukan pengawasan
terhadap kinerja pegawainya. Seorang pimpinan, juga perlu mengenali
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki masing-masing dari pegawainya,
sebab hal ini akan memudahkan para pimpinan untuk mengevaluasi
perkembangan setiap pegawainya. Dengan hal tersebut, pimpinan akan lebih
mudah mengenali mana karyawan yang memiliki prestasi kerja cukup bagus,
dan mana karyawan yang membutuhkan dukungan dari pimpinan untuk
mencapai keberhasilan seperti rekan-rekan lainnya. Tentu dengan pendekatan
tersebut, para pimpinan dapat membantu karyawan yang kesulitan
mengerjakan tugasnya untuk bisa berhasil meraih prestasi seperti karyawan
lainnya.
Selain itu, adapula cara lain untuk meningkatkan kinerja pegawai
misalnya dengan lebih memperhatikan dan menanggapi keluhan karyawan
dengan baik untuk memacu semangat kerja mereka. Pihak instansi dapat
153
dari karyawan
melalui
kotak
saran.
Kemudian
154
membuat
157
pegawai,
maka
kemampuan kerjanya
juga
semakin
baik.
158
159
160
seperti
kesesuaian
antara
keterampilan
teknis,
hubungan
161
kesesuaian sikap dari pegawai yang bersangkutan merupakan hal yang sangat
penting untuk menghasilkan kinerja yang diinginkan.
Dengan adanya kesesuaian keterampilan dalam penempatan kerja, maka
diharapkan pegawai akan lebih mudah dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Keterampilan (skill) merupakan suatu kompetensi yang diperlihatkan dalam
kinerja melalui perilaku yang dapat diamati, atau dengan kata lain
keterampilan adalah suatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas
pekerjaan yang dibebankan kepadanya, misalnya dengan keterampilan dapat
memanfaatkan alat bantu, maka pegawai akan mampu menyelesaikan tugas
yang diberikan secara relatif lebih cepat.
Kemudian, adapula keterampilan hubungan kemanusiaan yang juga
sangat menunjang kinerja pegawai di Sekditjen Bina Gizi dan KIA, karena
dengan kemampuan ini, karyawan mampu menjalin kerja sama yang baik
dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dengan adanya keterampilan hubungan
kemanusiaan maka apabila pegawai mengalami kesulitan dalam melakukan
tugas atau pekerjaan yang diberikan kepadanya, pegawai tersebut dapat
dengan mudah meminta bantuan kepada karyawan lain yang lebih menguasai
cara mengerjakan tugas/pekerjaan tersebut.
Selain itu, adapula keterampilan konseptual yang juga sangat membantu
pegawai
dalam
melaksanakan
pekerjaan-pekerjaan
yang
dibebankan
162
melalui strategi-strategi yang kreatif dan hal ini akan berdampak pada
kinerja/prestasi kerja karyawan.
Adanya keterkaitan antara kesesuaian pengetahuan dan keterampilan
dengan kinerja pegawai juga diperkuat oleh pendapat Siagian (2009) yang
menyatakan bahwa dalam kehidupan organisasional, pengetahuan dan
keterampilan yang tinggi dalam melaksanakan tugas merupakan modal yang
amat besar. Kepercayaan pada diri sendiri perlu ditanamkan dalam organisasi.
Karena hal ini akan berpengaruh pada kinerja pegawai. Mutu pekerjaan juga
berhubungan dengan pendidikan dan kecerdasan dimana peningkatan
pendidikan dan kecerdasan meningkatkan cara berpikir secara kritis sehingga
lebih mampu mengekspresikan keinginan menurut persepsi yang harus
dipenuhi.
Kemudian, didukung pula oleh pendapat Robbins (2008) yang
mengatakan bahwa semakin baik pengetahuan dan keterampilan kerja
seorang
pegawai,
maka
kemampuan kerjanya
juga
semakin
baik.
163
Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Soares
(2010) yang menemukan hasil bahwa penempatan, berpengaruh signifikan
terhadap motivasi dan kinerja karyawan. Selain itu, adapula penelitian lain
yang dilakukan oleh Eduard L. Pessiwarissa dalam jurnal aplikasi manajemen
(2008), Andri Latif Asikin Mansoer (2009), T.Murad (2012), Asri Nur
Fadillah, dkk, Diana Prihartini (2012), serta Athkan,dkk (2013) yang
menemukan bahwa kesesuaian penempatan kerja yang meliputi kesesuaian
pengetahuan, keterampilan dan sikap pegawai berhubungan positif dan
memiliki pengaruh yang kuat terhadap prestasi kerja pegawai.
Hasil penelitian tersebut didukung pula oleh pendapat Menurut
Komaruddin yang dikutip oleh Suwatno (2001), yang menjelaskan bahwa
penempatan pekerjaan karyawan pada jabatan yang tepat akan berdampak
pada setiap karyawan, mereka dapat bertugas dengan efisien, dapat
mengembangkan diri untuk berprestasi dan merasa puas. Kemudian menurut
Yana Octaria (2000) dalam Murad (2012), menjelaskan bahwa penempatan
karyawan yang tepat merupakan salah satu cara yang menunjang kearah
terciptanya prestasi, sehingga hal ini dapat mencapai tujuan perusahaan
karena didapatnya orang-orang yang tepat, dimana orang-orang tersebut dapat
memenuhi kebutuhan masa sekarang dan masa akan datang perusahaan serta
meningkatkan kinerja di masa yang akan datang.
Hal ini juga sesuai dengan pendapat Hasibuan (2006) yang menyatakan
bahwa prinsip penempatan harus dilaksanakan secara konsekuen supaya
seorang pekerja bekerja sesuai dengan spesialisasinya/keahliannya masing-
164
masing. Dengan penempatan yang sesuai dan tepat ini maka gairah kerja,
mental kerja, dan prestasi kerja mencapai hasil yang optimal bahkan
kreativitas serta prakarsa karyawan dapat berkembang. Penempatan yang
sesuai dan tepat merupakan motivasi yang akan menimbulkan antusias dan
semangat kerja yang tinggi bagi seseorang dalam mengerjakan pekerjaan itu.
Jadi penempatan karyawan yang sesuai dan tepat merupakan salah satu kunci
untuk memperoleh kinerja yang optimal dari setiap karyawan selain moral
kerja, kreativitas, dan prakarsanya juga akan berkembang (Hasibuan, 2006).
Selain itu, menurut Siagian (2009) bahwa kinerja para pegawai juga
merupakan pencerminan prosedur pengadaan pegawai yang ditempuh oleh
bagian kepegawaian. Artinya, jika sistem rekruitmen, seleksi, pengenalan dan
penempatan pegawai sudah baik, sangat besar kemungkinan kinerja para
pegawai pun akan memuaskan.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh teori yang dikemukakan oleh
Schuler dan Jackson (1997) yang menyatakan penempatan adalah
pencocokan seseorang dengan jabatan yang akan dipegangnya, berdasarkan
pada kebutuhan jabatan dan pengetahuan, keterampilan, kemampuan,
preferensi,dan
kepribadian
karyawan
tersebut.
Dari
teori
tersebut
165
166
juga
dalam
167
dengan pekerjaan. Sikap yang berkaitan dengan pekerjaan ini membuka jalan
evaluasi positif atau negatif yang dipegang para karyawan mengenai aspek
lingkungan kerja mereka. Pada akhirnya tinggi rendahnya kinerja seseorang
pegawai juga terkait erat dengan sikap pegawai tersebut terhadap pekerjaan
yang diberikan kepadanya.
Menurut Prabu Mangkunegara (2007), sikap (attitude) seorang
karyawan dalam menghadapi situasi kerja akan membentuk suatu motivasi
kerja bagi pegawai dalam pencapaian hasil kerja yang maksimal. Melalui
sikap kerja yang baik yang dimiliki oleh karyawan, maka diharapkan
karyawan lebih menikmati pekerjaan yang dia miliki sehingga mereka
mampu menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan pencapaian kerja yang
maksimal. Sikap kerja karyawan dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu
sikap terhadap jenis pekerjannya, sikap terhadap sesama karyawan, sikap
terhadap peralatan kerja,dan sikap terhadap kondisi fisik lingkungan kerjanya.
Sikap pegawai terhadap jenis pekerjaan yang dibebankan kepadanya
sangat mempengaruhi motivasinya dalam bekerja. Jika pegawai merasa
nyaman dan
168
Sikap terhadap sesama karyawan juga merupakan salah satu hal yang
penting dan mempengaruhi kinerja pegawai. Dengan adanya persepsi yang
baik yang dimiliki pegawai terhadap rekan kerjanya, akan menimbulkan rasa
kenyamanan saat bekerja. Persepsi yang baik terhadap sesama karyawan juga
akan mengurangi adanya konflik-konflik internal yang dapat menghambat
keproduktifan karyawan dalam menghasilkan kinerja yang optimal dan
memuaskan.
Sikap terhadap kesesuaian peralatan juga akan mempengaruhi kinerja
pegawai. Dengan adanya persepsi yang baik terhadap kesesuaian peralatan
kerja yang ada dengan harapan karyawan, maka dapat membuat karyawan
lebih bersemangat dalam bekerja. Peralatan kerja juga merupakan hal yang
perlu diperhatikan oleh pihak instansi untuk mendukung tercapainya prestasi
kerja yang memuaskan dari karyawan. Dengan adanya peralatan kerja yang
lengkap dan sesuai dengan kebutuhan pegawai, maka pegawai akan selalu
berusaha untuk melaksanakan pekerjaannya secara optimal karena didukung
dan dibantu oleh peralatan kerja yang dimilikinya untuk membantu dalam
penyelesaian pekerjaannya.
Adapula sikap terhadap kondisi fisik lingkungan pekerjaan yang juga
mempengaruhi kinerja pegawai. Kondisi fisik lingkungan pekerjaan dapat
mempengaruhi
kenyamanan
karyawan
untuk
dapat
menyelesaikan
170
masa sekarang dan masa akan datang perusahaan serta meningkatkan kinerja
di masa yang akan datang.
Hal ini juga sesuai dengan pendapat Hasibuan (2006) yang menyatakan
bahwa prinsip penempatan harus dilaksanakan secara konsekuen supaya
seorang pekerja bekerja sesuai dengan spesialisasinya/keahliannya masingmasing. Dengan penempatan yang sesuai dan tepat ini maka gairah kerja,
mental kerja, dan prestasi kerja mencapai hasil yang optimal bahkan
kreativitas serta prakarsa karyawan dapat berkembang. Penempatan yang
sesuai dan tepat merupakan motivasi yang akan menimbulkan antusias dan
semangat kerja yang tinggi bagi seseorang dalam mengerjakan pekerjaan itu.
Jadi penempatan karyawan yang sesuai dan tepat merupakan salah satu kunci
untuk memperoleh kinerja yang optimal dari setiap karyawan selain moral
kerja, kreativitas, dan prakarsanya juga akan berkembang (Hasibuan, 2006).
Selain itu, menurut Siagian (2009) bahwa kinerja para pegawai juga
merupakan pencerminan prosedur pengadaan pegawai yang ditempuh oleh
bagian kepegawaian. Artinya, jika sistem rekruitmen, seleksi, pengenalan dan
penempatan pegawai sudah baik, sangat besar kemungkinan kinerja para
pegawai pun akan memuaskan.
Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Soares
(2010) yang menemukan hasil bahwa penempatan, berpengaruh signifikan
terhadap motivasi dan kinerja karyawan. Selain itu, adapula penelitian lain
yang dilakukan oleh Eduard L. Pessiwarissa dalam jurnal aplikasi manajemen
(2008), Andri Latif Asikin Mansoer (2009), T.Murad (2012), Asri Nur
171
kepribadian
karyawan
tersebut.
Dari
teori
tersebut
172
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
1
173
7.2 Saran
1
Sebagian
besar
pegawai
penempatannya
telah
sesuai
dengan
itu,
pihak
instansi
sebaiknya
mempertahankan
kondisi
penempatan kerja yang telah sesuai dengan kompetensi pegawai dan juga
perlu mengawasi masalah kesesuaian dan ketidaksesuaian penempatan
kerja pegawai agar pegawai dapat menciptakan kondisi yang kondusif
untuk dapat bekerja secara produktif demi tercapainya tujuan instansi.
2
dan
pengembangan
kemampuan
pegawai
melalui
174
dari pencapaian
target
kerja
pada
SKP
yang
dapat
175
176
DAFTAR PUSTAKA
Amran, Yuli. 2012. Pengolahan dan Analisis Data Statistik di Bidang Kesehatan, Jakarta:
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Analisa, Lucky W. 2011. Analisis Pengaruh Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan (Studi Pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Semarang). Skripsi pada Fakultas Ekonomi Universitas Dipenogoro
Atkhan, dkk. 2013. Pengaruh Penempatan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas
Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal Administrasi dari Magister Ilmu
Administrasi UNMUL Samarinda
Dahlan Sopiyudin, M. 2010. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel Dalam Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan, Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika
Dharma, Surya. 2001. Manajemen Kinerja Falsafah Teori dan Penerapannya, Jakarta:
Pustaka Pelajar.
Fadillah, Asri Nur, dkk.. Pengaruh Penempatan Pegawai Terhadap Kinerja, Studi Pada
Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Gresik. Jurnal Administrasi Publik Vol. 1
No. 5 Universitas Brawijaya
Gita Wijaya, I Made Bagus dan Suana, Iwayan. Pengaruh Penempatan Dan Pengalaman
Terhadap Kepuasan Dan Kinerja Karyawan. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas
Udayana
Gomes, FC, (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Penerbit Andi
Handoko, T.Hani. 2011. Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia.Edisi Kedua.
Yogyakarta: BPFE (Badan Penerbit Fakultas Ekonomi)
Hasan, Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Jakarta: Bumi Aksara
Hasibuan, Malayu S.P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. Cetakan
Kedelapan Jakarta: PT Bumi Aksara
Hidayat dan Sucherly. 2000. Peningkatan Produktivitas Organisasi Pemerintah dan Pegawai
Negeri, Jakarta: Prisma, No.12, LP3ES
Ilyas, Yaslis. 2002. Kinerja. Teori, Penilaian, dan Penelitian, Pusat Kajian Ekonomi
Kesehatan FKM UI
Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS Vol.6 No.2 Tahun 2012, Pusat Pengkajian dan
Penelitian Kepegawaian, Badan Kepegawaian Negara
Kebijakan Pengadaan CPNS Pasca Moratorium Tahun 2013, Deputi Bidang SDM Aparatur
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Mansoer, Andri Latif Asikin, 2009. Hubungan Kesesuaian Penempatan Kerja Terhadap
Prestasi Kerja Pegawai (Studi Kasus pada Perusahaan Daerah Pasar Tohaga
Kabupaten Bogor)
Mathis dan Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Terjemahan. Edisi Pertama.
Jakarta: PT. Salemba Emban Patria.
Meitaningrum, Dhita Ayu; Hardjanto, Imam; dan Siswidiyanto. Efektivitas Pendidikan dan
Pelatihan Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai (Studi pada Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Malang). Jurnal. Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu
Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
Mitrasari, RR. Trihayu. 2008. Persepsi Pegawai Atas Penilaian Kinerja Pegawai di PT. PLN
(PERSERO) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang. Skripsi pada Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia
Nawawi, Hadari. 2006. Evaluasi dan Manajemen Kinerja di Lingkungan Perusahaan dan
Industri. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press
Notoatmodjo, Soekidjo. 2009. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta
Kerja
Pegawai
Dinkes
Kota
Kediri
Jurnal
Ilmu
Manajemen,
PNS Vol.6 No.2 Tahun 2012. Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian, Badan
Kepegawaian Negara
Puspita, Anugrah S. 2011. Analisis Kebutuhan Tenaga Dengan Metode Workload Indicatr
Of Staffing Need (WISN) Di Unit Pelatihan dan Pengembangan Rumah Sakit Tebet
Jakarta. Skripsi pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
Rivai, Veitzhal dan Sagala, E.J. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan,
Jakarta: Rajagrafindo Persada
Rivai, Veitzhal, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan: dari Teori ke
Praktek, Edisi Pertama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Robbins, Stephen P. Dan Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi Edisi ke-12, Jakarta :
Salemba Empat
Samratulangi. 2013. Analisis Kebutuhan Pegawai Pada Badan Kepegawaian Daerah Kota
Makassar. Skripsi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Hasanuddin Makassar
Schuler, Randall S. dan Jackson, Susan E, 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta:Erlangga
Septiani, Cintia. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Perpustakaan: Studi Kasus di
Perpustakaan RSUP Fatmawati. Skripsi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Budaya
Universitas Indonesia
Siagian, Sondang P. M. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara
Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kerja. Jakarta: Lembaga Penerbit
FEUI
Soares, Aderito Babo. 2010. Pengaruh Penempatan, Karakteristik Pekerjaan dan
Lingkungan Kerja Terhadap Motivasi dan Kinerja Karyawan Grand Sinar Indah Hotel
Kuta Bali. Tesis. Program Magister Program Studi Manajemen Program Pasca
Sarjana Universitas Udayana
Surat Edaran BKN tanggal 11 Februari 1980 No. 02/SE/1980 tentang Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil
Suwatno, 2001. Asas-Asas Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Suci Press
Syaiin, Subakti. 2008. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Klinik Spesialis
Bestari Medan Tahun 2007. Tesis. Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Medan
Thoha, Miftah, 2010. Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada
Group
Tohardi, Ahmad. 2002. Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung:
Mandar Maju.
Umar, Husein. 2000. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi, Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
LAMPIRAN
STRUKTUR ORGANISASI
SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU & ANAK
DIREKTUR JENDERAL
dr. ANUNG SUGIHANTONO, MKes
NIP. 196003201985021002 (IV/d)
Januari 2014 s.d Sekarang
DIREKTUR
BINA GIZI
Ir. DODDY IZWARDY, MA
NIP. 196302161986031005 (IV/b)
September 2013 s.d Sekarang
DIREKTUR
BINA KESEHATAN IBU
dr. Gita Maya Koemara SS, MHA
NIP.19570622 198511 2001 (IV/b)
Februari 2012 s.d Sekarang
DIREKTUR BINA
KESEHATAN ANAK
dr. Elizabeth Jane S., MPH,Dsc
NIP. 195809231983112001 (IV/c)
April 2013 s.d Sekarang
BAGIAN
PROGRAM DAN INFORMASI
Drg. Grace Lovita Tewu, MSc (CHHM)
NIP.19670807 199203 2 004 (IV/b)
Desember 2011 s.d Sekarang
BAGIAN
KEPEGAWAIAN DAN UMUM
Dra. Sri Mulyani, MM
NIP.19641127 198403 2 001 (IV/a)
Desember 2012 s.d Sekarang
DIREKTUR
BINA YANKESTRADKOM
dr. Abidinsyah Siregar, DHSM, MKes
NIP. 1957 0525 198412 1 001 (IV/d)
Januari 2011 s.d Sekarang
BAGIAN
KEUANGAN
Isti Ratnaningsih, MA
NIP.19590820 198101 2 001 (IV/a)
Desember 2011 s.d Sekarang
DIREKTUR
BINA KESJOR
DR.Muchtaruddin Mansyur, SP.OK,PhD
NIP. 195812181983121002 (IV/b)
September 2013 s.d Sekarang
SUB BAGIAN
PROGRAM
Naman Suryadi, S.Sos, MM
NIP.19600619 198102 1 001 (IV/a)
Maret 2010 s.d Sekarang
SUB BAGIAN
TATA USAHA DAN GAJI
Dra. GUSMIATI, MM
NIP. 1960 0822 1984 03 2001 (IV/a)
Desember 2012 s.d Sekarang
SUB BAGIAN
ANGGARAN
TIODORA SIDABUTAR, SKM, MPH
NIP : 197406181999032003 (III/d)
Desember 2011 s.d Sekarang
SUB BAGIAN
ORGANISASI
Sakri Sabatmaja, SKM, M.Si
NIP.19680306 199203 1 013 (III/d)
Desember 2010 s.d Sekarang
SUB BAGIAN
DATA DAN INFORMASI
dr. Andi Yussianto, M. Epid
NIP.19731207 200212 1 002 (III/d)
November 2010 s.d Sekarang
SUB BAGIAN
KEPEGAWAIAN
Enizarti, SKM, MKM
NIP. 19681018 199203 2 002 (III/d)
Januari 2014 s.d Sekarang
SUB BAGIAN
PERBENDAHARAAN
Suhardjono, S.Sos
NIP.19591123 1982 03 1 002 (IV/a)
Desember 2011 s.d Sekarang
SUB BAGIAN
HUKUM
Ari Rabiwaldhi, SH, M.H.Kes
NIP. 197802192006041004 (III/b)
Juni 2013 s.d Sekarang
SUB BAGIAN
EVALUASI DAN PELAPORAN
Dr. Mayang Sari, MARS
NIP. 19720804 200312 2 002 (III/d)
Desember 2010 s.d Sekarang
SUB BAGIAN
RUMAH TANGGA
Yaya Kusumajaya, SKM, MKM
NIP.19611121 1984 03 1 004 (IV/a)
Maret 2010 s.d Sekarang
SUB BAGIAN
VERIFIKASI & AKUNTANSI
Azmi Salim Latuconsina, SE
NIP. 19710430 200604 1 007 (III/c)
Desember 2010 s.d Sekarang
SUB BAGIAN
HUBUNGAN MASYARAKAT
dr. Fitria Maulina
NIP. 19790208 200604 2 017 (III/c)
Desember 2011 s.d Sekarang
KELOMPOK JABFUNG
Identitas Responden
Kepada :
Yth. Bapak/Ibu/Sdr.(i) Karyawan
Sekretariat Ditjen Bina Gizi dan KIA Kementerian Kesehatan RI
DiJakarta
Dengan Hormat,
Dalam rangka penyusunan skripsi di Jurusan Kesehatan Masyarakat Peminatan
Manajemen Pelayanan Kesehatan, program strata satu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya
Nina Arista bermaksud mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Kesesuaian
Penempatan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Sekretariat Ditjen Bina Gizi dan
KIA. Saya akan menanyakan hal-hal seputar kesesuaian penempatan kerja pegawai dan
kinerja pegawai di Sekretariat Ditjen Bina Gizi dan KIA demi peningkatan kinerja pegawai di
Sekretariat Ditjen Bina Gizi dan KIA.
Dengan segala hormat dan kerendahan hati, saya mohon bantuan
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari agar dapat meluangkan waktunya untuk memberikan
pendapatnya dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang tersedia.
Pengisian kuisioner akan berlangsung 15 menit. Anda dimohon untuk membaca dengan
cermat dan teliti sebelum mengisinya. Jawaban Bapak dan Ibu akan dijaga kerahasiannya dan
tidak akan ditunjukan kepada orang lain sehingga kejujuran saudara dalam menjawab
kuisioner ini akan sangat saya hargai.
Atas perhatian dan bantuannya, saya ucapkan banyak terima kasih.
Hormat saya
Nina Arista
Identitas Responden
PETUNJUK
Mohon dijawab pada kolom yang tersedia dengan memberi tanda check list ( ) pada kotak
jawaban yang anda pilih sesuai dengan keadaan yang Anda alami. Mohon diteliti ulang, agar
jangan sampai ada pertanyaan yang terlewatkan untuk dijawab
IDENTITAS RESPONDEN
Nama responden
NIP
Unit kerja
Laki-Laki
Perempuan
Pendidikan Terakhir :
SMA/sederajat ...........
Diploma ...........
KINERJA PEGAWAI
Alternatif Jawaban:
1. Sangat Setuju/Sangat Sesuai/Sangat Efisien
2. Setuju/Sesuai/Efisien
3. Kurang Setuju/Kurang Sesuai/Kurang Efisien
4. Tidak Setuju/Tidak Sesuai/Tidak Efisien
No
Pertanyaan
Jawaban
Di isi
Peneliti
Tidak
Sesuai
Kurang
Sesuai
Sesuai
Sangat
Sesuai
Tidak
Sesuai
Kurang
Sesuai
Sesuai
Sangat
Sesuai
Identitas Responden
Pertanyaan
3
Tidak
Setuju
Kurang
Setuju
Setuju
Sangat
Setuju
Tidak
Efisien
Kurang
Efisien
Efisien
Sangat
Efisien
Tidak
setuju
Kurang
Setuju
Setuju
Sangat
Setuju
Tidak
Sesuai
Jawaban
Kurang Sesuai
Sesuai
Diisi oleh
Peneliti
Pertanyaan
Di isi
Peneliti
KP
Kesesuaian Pengetahuan
Menurut Anda, bagaimana kesesuaian antara
penempatan kerja (bidang kerja) Anda dengan
latar belakang pendidikan Anda
Menurut Anda, bagaimana kesesuaian latar
belakang pendidikan Anda dengan pekerjaan
yang diberikan kepada Anda
Tidak
Setuju
Sangat
Sesuai
Kurang
Setuju
Setuju
Sangat
Setuju
Identitas Responden
Pertanyaan
No
Tidak
Setuju
4
5
No
Pertanyaan
Sangat
Setuju
Jawaban
Kurang Setuju
Setuju
Sangat
Setuju
Diisi
oleh
Peneliti
Di isi
Peneliti
KK
Kesesuaian Keterampilan
Anda memiliki keterampilan teknis mengenai
pelaksanaan pekerjaan yang dibebankan kepada
Anda
Keterampilan teknis yang Anda miliki dapat
mendukung penyelesaian pekerjaan yang
dibebankan oleh atasan
Anda memiliki keterampilan hubungan
kemanusiaan (seperti mudah bergaul, supel)
dalam lingkungan kerja
Keterampilan hubungan kemanusiaan yang Anda
miliki membantu kelancaran tugas Anda
Anda memiliki keterampilan konseptual
berkaitan dengan bidang tugas yang dibebankan
kepada Anda
Keterampilan konseptual yang Anda miliki
membantu kelancaran pelaksanaan tugas yang
menjadi tanggung jawab Anda
Tidak
Sesuai
Kurang
Sesuai
Sesuai
Sangat
Sesuai
Tidak
Setuju
Kurang
Setuju
Setuju
Sangat
Setuju
Pertanyaan
Tidak
Setuju
Setuju
Tidak
Setuju
1
Kurang
Setuju
Kesesuaian Sikap
Anda merasa senang terhadap bidang pekerjaan
yang dibebankan kepada Anda
Jawaban
Kurang Setuju
Setuju
Sangat
Setuju
Di isi
Peneliti
KP
Identitas Responden
Pertanyaan
2
4
5
6
7
8
Tidak
Baik
Kurang
Baik
Baik
Sangat
Baik
Tidak
Setuju
Kurang
Setuju
Setuju
Sangat
Setuju
Diisi
Oleh
Peneliti
a2
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
a2
Pearson Correlation
.157
.247
64
64
64
.105
.282
-.022
.410
.024
.866
.848
64
64
64
Pearson Correlation
.179
.105
Sig. (2-tailed)
.157
.410
**
.558
.000
64
64
**
.203
.000
.107
.786
64
**
.798
.000
64
Sig. (2-tailed)
.247
.024
.000
.120
.000
64
64
64
64
64
64
**
-.022
.203
.196
.000
.866
.107
.120
Sig. (2-tailed)
N
64
64
**
.558
Sig. (2-tailed)
.786
64
**
Pearson Correlation
.196
.000
.282
.881
64
**
64
Pearson Correlation
64
**
64
.416
.147
64
.000
Pearson Correlation
ratakinerja
.848
ratakinerja
**
.881
64
a5
a5
.147
64
a4
a4
.179
-.024
Sig. (2-tailed)
a3
a3
-.024
**
.798
.831
**
.585
64
64
**
.585
.000
.000
.000
.000
.000
64
64
64
64
64
**
.000
64
**
.416
64
.831
64
Correlations
b1
b1
Pearson Correlation
b2
1
Sig. (2-tailed)
N
b2
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
b3
64
*
.667
64
Pearson Correlation
.139
Sig. (2-tailed)
.274
Pearson Correlation
64
.374**
**
b4
b5
.274
.002
.105
.809
.075
.001
64
64
64
64
64
64
64
**
**
**
**
.760**
.000
.000
64
1
.141
.265
64
64
**
.265
**
.103
64
.571**
.206
.103
64
.408**
**
.001
.374**
.571**
.000
64
**
.164
.196
.052
.681
64
**
.005
.971
64
64
64
64
**
.229
-.121
.069
.341
.408**
.001
.968**
64
**
.135
.287
64
**
.239
.057
64
**
.047
.714
64
**
.137
.281
.406**
.808**
**
**
.000
64
.324**
**
.009
64
.373**
**
.002
64
64
64
64
64
64
64
.164
.229
.191
.572**
.666**
.819**
.131
.000
.000
.000
64
64
64
64
.087
.294*
.495
.018
.007
64
64
64
.002
.000
.196
.069
64
64
64
64
64
Pearson Correlation
.204
.052
.005
-.121
.191
Sig. (2-tailed)
.105
.681
.971
.341
.131
64
64
64
64
64
ratapeng
.224
.667
64
b8
.031
.814
.206
b7
.204
.139
.141
b6
**
.055
.814
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed)
b6
-.030
.055
N
b5
**
Pearson Correlation
N
b4
64
b3
-.030
64
.334**
b7
Pearson Correlation
.031
.968**
.135
.239
.572**
.087
Sig. (2-tailed)
.809
.000
.287
.057
.000
.495
64
64
64
64
64
64
64
N
b8
.224
.760**
.047
.137
.666**
Sig. (2-tailed)
.075
.000
.714
.281
.000
.018
.000
64
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
.294*
Pearson Correlation
N
ratapeng
.806**
.806**
.839**
.000
.000
64
64
.860**
.000
64
64
64
64
64
64
64
64
.808**
.324**
.373**
.819**
.334**
.839**
.001
.000
.009
.002
.000
.007
.000
.000
64
64
64
64
64
64
64
64
.406**
. 860**
64
Correlations
c1
c1
Pearson Correlation
c2
1
Sig. (2-tailed)
N
c2
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
c3
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
c4
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
c5
.007
.000
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.675**
.739**
.781**
.077
.002
.000
.000
.000
64
64
64
64
64
64
.264*
-.174
.190
.278*
.238
.346**
.546
.035
.170
.133
.026
.059
.005
.036
64
64
64
64
.077
.604**
.007
.546
.333**
.000
64
64
64
.100
.285*
.607**
.434
.023
.000
64
64
.696**
.000
.000
.607**
64
64
64
64
64
64
64
64
64
.695**
.264*
.604**
.061
.312*
.945**
.945**
.921**
.000
.035
.000
.630
.012
.000
.000
.000
64
64
64
64
64
64
64
64
64
**
**
.255*
.000
.042
.630
.387**
64
.061
Sig. (2-tailed)
.222
.077
.434
Pearson Correlation
rataket
.100
c8
64
.170
Pearson Correlation
c7
-.174
Pearson Correlation
c6
64
.263*
.077
Sig. (2-tailed)
rataket
.695**
.333**
.222
c8
.036
c5
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed)
c7
.263*
c4
*
Pearson Correlation
N
c6
c3
*
64
64
64
64
.387**
.190
.285*
.312*
.002
.133
.023
.012
.774
.000
64
64
.280*
.025
.251
.046
.454
64
64
64
**
.319*
.541**
.002
.010
.000
.382**
64
64
64
64
64
64
64
64
64
.675**
.278*
.607**
.945**
.074
.382**
. 932**
.931**
.000
.026
.000
.000
.560
.002
.000
.000
64
64
64
64
64
64
64
64
64
.739**
.238
.607**
.945**
.112
.319*
. 932**
.931**
.000
.059
.000
.000
.379
.010
.000
64
64
64
64
64
64
64
64
64
.781**
.346**
.696**
.921**
.255*
.541**
.931**
.931**
.000
.005
.000
.000
.042
.000
.000
.000
64
64
64
64
64
64
64
64
.000
64
Correlations
d1
d1
Pearson Correlation
d2
1
Sig. (2-tailed)
N
d2
.126
Sig. (2-tailed)
.320
N
d3
Sig. (2-tailed)
.025
.400**
.316*
.436
.847
.001
.011
64
64
64
64
64
64
64
64
.394**
.360**
.532**
.883**
.402**
.382**
.757**
.001
.003
.000
.000
.001
.002
.000
64
64
64
64
64
64
64
.447**
.588**
.417**
.935**
.427**
.775**
.000
.000
.001
.000
.001
.000
64
64
64
64
64
64
64
64
64
.360**
.447**
.378**
.448**
.354**
.835**
.879**
Sig. (2-tailed)
.084
.003
.000
.002
.000
.004
.000
.000
64
64
64
64
64
64
64
64
64
Pearson Correlation
.114
.532**
.588**
.378**
.527**
.666**
.387**
.763**
Sig. (2-tailed)
.369
.000
.000
.002
.000
.000
.002
.000
64
64
64
64
Pearson Correlation
.099
.883**
.417**
.448**
Sig. (2-tailed)
.436
.000
.001
.000
.000
64
64
64
64
64
64
64
64
64
64
.398**
.470**
.777**
.001
.000
.000
64
64
64
.777**
.001
.000
.527**
64
Pearson Correlation
.025
.402**
.935**
.354**
.666**
.398**
Sig. (2-tailed)
.847
.001
.000
.004
.000
.001
Pearson Correlation
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
64
64
64
64
64
64
64
64
.382**
.427**
.835**
.387**
.470**
.411**
.727**
.001
.002
.001
.000
.002
.000
.001
64
64
64
64
64
64
64
64
64
.757**
.775**
.879**
.763**
.777**
.777**
.727**
.011
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
64
64
64
64
64
64
64
64
Uji Reliabilitas
Case Processing Summary
N
a
Excluded
Total
.000
.316*
Valid
.411**
64
.400**
Cases
64
Sig. (2-tailed)
ratasikap
.099
.369
.218
N
d8
.114
Pearson Correlation
N
d7
ratasikap
.084
.001
N
d6
d8
.218
.394**
N
d5
d7
.933
.933
N
d4
d6
-.011
**
-.011
d5
.320
64
Pearson Correlation
d4
.126
64
Pearson Correlation
d3
%
64
100.0
.0
64
100.0
64
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items
Cronbach's Alpha
.655
N of Items
.653
Scale Statistics
Mean
Variance
16.69
Std. Deviation
4.536
N of Items
2.139
Valid
64
100.0
.0
64
100.0
Excluded
Total
Cronbach's Alpha
.776
N of Items
.747
Item Statistics
Mean
Std. Deviation
b1
2.86
.753
64
b2
3.31
.833
64
b3
3.05
.547
64
b4
3.08
.410
64
b5
2.88
.951
64
b6
2.97
.590
64
b7
3.36
.843
64
b8
3.25
.777
64
Scale Statistics
Mean
Variance
24.75
Std. Deviation
13.397
N of Items
3.660
Valid
a
Excluded
Total
%
64
100.0
.0
64
100.0
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items
Cronbach's Alpha
.858
N of Items
.833
Item Statistics
Mean
Std. Deviation
c1
3.45
.589
64
c2
3.19
.467
64
c3
3.19
.774
64
c4
3.30
.830
64
c5
3.55
.502
64
c6
3.22
.603
64
c7
3.34
.840
64
c8
3.34
.840
64
Scale Statistics
Mean
Variance
26.58
Std. Deviation
15.549
N of Items
3.943
Valid
64
100.0
.0
64
100.0
Excluded
Total
Cronbach's Alpha
.849
N of Items
.850
Item Statistics
Mean
Std. Deviation
d1
3.08
.625
64
d2
3.20
.800
64
d3
3.27
.782
64
d4
3.48
.534
64
d5
3.41
.660
64
d6
3.22
.745
64
d7
3.25
.777
64
d8
3.52
.534
64
Scale Statistics
Mean
26.42
Variance
14.787
Std. Deviation
3.845
N of Items
8
Uji Univariat
1. Karakteristik responden
-
Masa kerja
MAKER
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
1.2
1.2
1.2
6.0
6.0
7.1
9.5
9.5
16.7
10.7
10.7
27.4
3.6
3.6
31.0
1.2
1.2
32.1
4.8
4.8
36.9
4.8
4.8
41.7
10
1.2
1.2
42.9
11
1.2
1.2
44.0
14
2.4
2.4
46.4
17
1.2
1.2
47.6
20
1.2
1.2
48.8
21
1.2
1.2
50.0
22
4.8
4.8
54.8
23
2.4
2.4
57.1
25
6.0
6.0
63.1
26
2.4
2.4
65.5
27
1.2
1.2
66.7
28
3.6
3.6
70.2
29
1.2
1.2
71.4
30
10.7
10.7
82.1
31
3.6
3.6
85.7
32
2.4
2.4
88.1
33
1.2
1.2
89.3
34
7.1
7.1
96.4
35
2.4
2.4
98.8
47
1.2
1.2
100.0
84
100.0
100.0
Total
Jenis kelamin
Statistics
JNSKEL
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
LAKI
35
41.7
41.7
41.7
PER
49
58.3
58.3
100.0
Total
84
100.0
100.0
Tingkat pendidikan
PEND
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
D3
8.3
8.3
8.3
S1
41
48.8
48.8
57.1
S2
16
19.0
19.0
76.2
SMA
20
23.8
23.8
100.0
Total
84
100.0
100.0
No
Pernyataan
SS
F
S
%
KS
%
TS
%
9,5
38
46,4
27
31,0
11
13,1
7,1
38
46,4
28
32,1
12
14,3
14
16,7
64
76,2
7,1
14
16,7
66
78,6
4,8
15
17,9
57
69,0
12
13,1
15
17,9
59
71,4
10
10,7
15
17,9
52
63,1
16
17,9
1,2
12
14,3
62
75
9,5
1,2
99
436
75
112
25
No
Pernyataan
SS
F
S
%
KS
%
TS
%
7,1
72
85,7
7,1
13
15,5
67
79,8
4,8
20
23,8
63
75
1,2
25
29,8
57
67,9
2,4
13
15,5
62
73,8
9,5
1,2
15
17,9
64
76,2
4,8
1,2
12
14,3
53
63,1
18
21,4
1,2
17
20,2
58
69,0
10,7
121
496
75
52
No
Pernyataan
SS
F
S
%
KS
%
TS
%
13
15,5
53
63,1
17
20,2
1,2
10
11,9
72
85,7
2,4
5.
23
27,4
57
67,9
4,8
22
26,2
58
69
3,6
1,2
17
20,2
58
69
8,3
2,4
23
27,4
55
65,5
4,8
2,4
8,3
57
67,9
18
21,4
2,4
10,7
68
81
8,3
124
478
219
62
No
Pernyataan
SS
F
KS
TS
10,7
62
73,8
11
13,1
2,4
8,3
60
71,4
16
19
1,2
10
11,9
69
82,1
6,0
12
14,3
54
64,3
18
21,4
28
33,3
55
65,5
1,2
66
300
51
19
Uji Korelasi
1. Hubungan Kesesuaian Pengetahuan Dengan Kinerja Pegawai
Correlations
RATAKINERJA
RATAKINERJA
Pearson Correlation
RATAPENG
1
Sig. (2-tailed)
.000
N
RATAPENG
**
.672
Pearson Correlation
84
84
**
.672
Sig. (2-tailed)
.000
84
84
Pearson Correlation
RATAKET
1
Sig. (2-tailed)
.000
N
RATAKET
**
.636
Pearson Correlation
84
84
**
.636
Sig. (2-tailed)
.000
84
84
Pearson Correlation
RATASIKAP
1
Sig. (2-tailed)
N
RATASIKAP
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
**
.641
.000
84
84
**
.641
.000
84
84
Jawaban
Kabag 1
Kabag 2
Kabag 3
Kabag 4
Kualitas hasil
kerja
Kuantitas hasil
kerja
Pertanyaan
Kabag 1
Kabag 2
Kabag 3
Kabag 4
Ketepatan waktu
dalam
penyelesaian
pekerjaan
Kondisi
penempatan
pegawai
berdasarkan
kesesuaian
pengetahuan dan
keterampilan
yang dimiliki
karyawan
Kabag 1
Kabag 2
Kabag 3
Kabag 4
Kabag 1
Kebijakan
instansi dalam
penempatan kerja
pegawai
Kabag 2
Kabag 3
pendidikan/pengetahuan
dan keterampilan yang
mereka miliki.
Kabag 4
Kabag 1
Kabag 2
Kabag 3
Kabag 4
Kabag 1
Kabag 2
pekerjaan-pekerjaannya
secara baik
Kabag 3
mampu cepat memahami akan cepat
belajar. Kemampuan bisa dilatih tapi
masalah karakter individu itu harus ada
revolusi mental pendidikan moral
Kabag 4
r
0.997
0.95
0.878
0.811
0.754
0.707
0.666
0.632
0.602
0.576
0.553
0.532
0.514
0.497
0.482
0.468
0.456
0.444
0.433
0.423
0.413
0.404
0.396
0.388
0.381
0.374
0.367
0.361
0.355
0.349
0.344
0.339
0.334
0.329
0.325
0.32
0.316
0.312
0.308
0.304
N
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
0.242
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
0.24
0.239
0.237
0.235
0.234
0.232
0.23
0.229
0.227
0.226
0.224
0.223
0.221
0.22
0.219
0.217
0.301
0.297
0.294
0.291
0.288
0.285
0.282
0.279
0.276
0.273
0.271
0.268
0.266
0.263
0.261
0.259
0.256
0.254
0.252
0.25
0.248
0.246
0.244
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
r
0.216
0.215
0.213
0.212
0.211
0.21
0.208
0.207
0.206
0.205
0.204
0.203
0.202
0.201
0.2
0.199
0.198
0.197
0.196
0.195
0.194
0.193
0.192
0.191
0.19
0.189
0.188
0.187
0.187
0.186
0.185
0.184
0.183
0.182
0.182
0.181
0.18
0.179
0.179
0.178
N
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
r
0.177
0.176
0.176
0.175
0.174
0.174
0.173
0.172
0.172
0.171
0.17
0.17
0.169
0.168
0.168
0.167
0.167
0.166
0.165
0.165
0.164
0.164
0.163
0.163
0.162
0.161
0.161
0.16
0.16
0.159
0.159
0.158
0.158
0.157
0.157
0.156
0.156
0.155
0.155
0.154
N
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
r
0.154
0.153
0.153
0.152
0.152
0.151
0.151
0.151
0.15
0.15
0.149
0.149
0.148
0.148
0.148
0.147
0.147
0.146
0.146
0.146
0.145
0.145
0.144
0.144
0.144
0.143
0.143
0.142
0.142
0.142
0.141
0.141
0.141
0.14
0.14
0.139
0.139
0.139
0.138
0.138
N
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
r
0.138
0.137
0.137
0.137
0.136
0.136
0.136
0.135
0.135
0.135
0.134
0.134
0.134
0.134
0.133
0.133
0.133
0.132
0.132
0.132
0.131
0.131
0.131
0.131
0.13
0.13
0.13
0.129
0.129
0.129
0.129
0.128
0.128
0.128
0.127
0.127
0.127
0.127
0.126
0.126