Anda di halaman 1dari 102

45

BAB IV
ANALISIS HIDROLOGI
4.1. URAIAN UMUM
Dalam perencanaaan drainase dan pengendalian banjir, analisis yang perlu
ditinjau adalah analisis hidrologi dan analisis hidrolika. Analisis hidrologi
diperlukan untuk menentukan besarnya debit maksimum yang nantinya
digunakan sebagai debit banjir rencana. Debit banjir rencana ini akan
berpengaruh terhadap konstruksi yang dilindungi maupun yang akan dibangun
agar aman dari bahaya banjir.
Batas batas wilayah Bandara Ahmad Yani Semarang yang dapat
mempengaruhi banjir atau genangan adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara

Sebelah Timur :

Kali Siangker

Sebelah Selatan :

Kali Siangker

Sebelah Barat

Kali Silandak

Kali Banteng dan Kali Salingga

Gambaran tentang kondisi sungai, debit banjir, situasi pada tanah lokasi
studi dan permasalahan spesifik lainnya yang menyebabkan banjir pada daerah
tersebut, berhubungan erat pada penetapan debit banjir rencana yang dipakai
sebagai dasar perencanaan sistem pengendalian banjir.
Stasiun pos hujan yang digunakan adalah stasiun pos hujan yang terdapat di
sekitar wilayah Bandara Udara Ahmad Yani Semarang dan terdapat di wilayah
Daerah Aliran Sungai (DAS) atau daerah tangkapan (cacthment area) yang
ditinjau..
Untuk wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) yang ditinjau dan batas batasnya dapat dilihat pada peta sebagai berikut.

46

Gambar 4.1 Peta DAS

47

4.2. DEBIT BANJIR RENCANA KALI SILANDAK


Dalam perhitungan debit banjir rencana Kali Silandak dibutuhkan data curah
hujan harian maksimum tahunan dari stasiun stasiun pos hujan yang terdapat
di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) atau daerah tangkapan (cacthment
area) yang ditinjau. Luas total DAS Silandak adalah 11,003 km2 atau 1100,3 Ha
dengan panjang sungai 10,873 km. Dan Data curah hujan harian maksimum
tahunan yang digunakan adalah data curah hujan pada 20 tahun terakhir (n =
20). Adapun stasiun pos hujan yang dipakai dalam perhitungan ini adalah
Stasiun BMG Bandara A. Yani Semarang dengan no.10041a dan Stasiun BMG
Semarang dengan no.10041e.
Tabel 4.1 Curah hujan harian Stasiun BMG A. Yani Semarang tahun 1986 2005
Tahun

Bulan
Jan

Feb

Mar

Apr

1986

65,1

35,4

68,2

55,1

1987

124,3

46,7

73,3

1988

94,8

47,4

1989

61,6

1990

123,1

1991
1992

Mei

Jun

Jul

Agust

Sep

Okt

21

59,6

39,5

43,3

141

37,2

Nop
59

Des

25,2

65,9

26,4

4,8

1,1

18

48,1

29

108,2

7,5

103,2

17,6

38

44

20,3

45,7

150,2

152,1

27

76,7

102,2

89,3

44

29,8

22

105,5

54,3

61,6

40,5

90,5

44,1

17,2

46,2

50,2

39,1

25,1

40,1

50,2

65,7

42,4

104,8

33,5

50,5

50

4,7

6,2

2,1

15,3

30

105

49,3

27,7

62,9

34,4

42,4

32,3

41

62,8

62,6

103

1993

255,3

65,3

51,6

64,3

32,9

79,2

10,3

10,8

30

1994

80,4

31,5

95,6

60,2

16,6

28,8

0,5

2,4

24,9

41,7

92,1

1995

51,5

36,1

97,3

24,3

53,2

26,8

11,1

17,8

16

90

120,2

1996

86,8

55,5

17,1

114,2

23

3,5

44,8

57,4

63,3

96,2

39

36,8

1997

160

47,1

77,8

65,3

25

15,5

0,2

1,8

20,7

31,4

96,2

1998

48

98

33,8

34,8

22,5

60,3

31,1

27

23

47

20

39,9

1999

57,6

76,9

35,2

26,2

37,8

27,4

24,2

30

49,9

35,1

38,9

84,5

2000

52,6

65,9

52,2

65,5

147

17,4

31,8

13,7

35,6

70

136

56,9

2001

51,1

50,1

54,4

59,9

57,7

27,8

24,4

0,4

42

63,5

52,2

43

2002

48,4

67

94,4

92,8

46,5

5,2

2,9

17,8

3,9

67

29,4

36

2003

47,9

97,7

26,9

69,6

21,1

0,1

12,5

36,3

45

88,9

72

2004

111,7

85,1

20

52,2

59

53,6

15

22,2

33,5

15,8

74,1

43,2

2005
75,6
80,2
42,7
Sumber : BMG Semarang Meteorologi.

9,5

42,2

48,4

36

39,2

51,8

76,8

64,2

44,2

45

48

Tabel 4.2 Curah hujan harian Stasiun BMG Semarang tahun 1986 2005
Tahun

Bulan
Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agust

Sep

Okt

Nop

Des

1986

62

25

51

50

16

69

41

43

130

53

53

32

1987

138

68

94

37

66

17

22

11

20

81

48

1988

110

51

102

97

33

38

45

14

53

58

174

1989

75

142

28

75

141

76

51

35

21

82

84

79

1990

115

37

96

25

25

59

50

42

34

10

56

82

1991

30

108

38

61

58

18

42

138

1992

52

31

104

31

43

15

45

47

65

93

53

1993

276

49

53

66

32

67

15

14

45

32

25

51

1994

75

53

101

70

15

22

23

39

81

1995

55

89

103

23

77

49

23

21

97

125

1996

70

65

21

117

52

45

76

49

95

49

45

1997

197

40

154

97

18

11

18

34

112

1998

38

103

26

46

25

61

35

19

26

48

37

103

1999

59

76

79

93

31

56

39

24

63

73

25

84

2000

179

49

24

26

92

13

18

58

37

71

150

38

2001

59

96

109

53

45

79

20

45

48

36

46

2002

58

72

49

98

43

11

55

32

49

2003

83

106

34

63

45

11

33

50

97

79

2004

85

82

23

41

40

38

19

35

26

62

53

2005
57
97
98
43
Sumber : BMG Semarang Klimatologi.

34

59

37

63

77

98

51

36

4.2.1. ANALISIS CURAH HUJAN RATA RATA


Dalam analisis curah hujan rata rata ini digunakan metode Thiessen.
Metode Thiessen ini memiliki ketelitian yang cukup dibandingkan metode rata
rata aljabar, dimana metode rata rata aljabar mensyaratkan stasiun pos hujan
harus tersebar merata.
a) Metode Thiesssen

R=

A1R1 + A2 R2 + .... + An Rn
A1 + A2 .... + An
A1 R1 + A2 R2 + .... + An Rn
Atotal

49

di mana :

= curah hujan rata-rata (mm)

R1, R2.....Rn = curah hujan masing-masing stasiun (mm)


A1, A2......An = luas areal poligon (km2)

b) Data Curah Hujan Maksimum


Data curah hujan masing masing stasiun yang dipakai analisis curah hujan
rata rata adalah data curah hujan harian maksimal tahunan dari 2 stasiun,
yaitu Stasiun BMG A. Yani Semarang dan Stasiun BMG Semarang.

Tabel 4.3 Curah hujan maksimium tahunan Sta. BMG A. Yani Semarang dan
Sta.BMG Semarang tahun 1986 2005
Sta.BMG
A.Yani

Sta.BMG
Semarang

1986

141

130

1987

124,3

138

1988

150,2

174

1989

152,1

142

1990

123,1

115

1991

105

138

1992

103

104

1993

255,3

276

Tahun

1994

95,6

101

1995

120,2

125

1996

114,2

117

1997

160

197

1998

98

103

1999

84,5

93

2000

147

179

2001

63,5

109

2002

94,4

98

2003

97,7

106

2004

111,7

85

2005
80,2
Sumber : BMG Semarang

98

50

Gambar 4.2 Peta DAS Kali Silandak

51

c) Luas Areal Poligon dalam Daerah Aliran Sungai

Tabel 4.4 Luas areal stasiun dalam Daerah Aliran Sungai


No.

Stasiun Pos Hujan

Luas (km2)

1.

Stasiun BMG A. Yani Semarang

1,9285

2.

Stasiun BMG Semarang

9,0753

Luas DAS Kali Silandak

11,003

d) Perhitungan Curah Hujan Rata rata dengan Metode Thiessen

Tabel 4.5 Hasil perhitungan curah hujan rata rata dengan metode Thiessen
Sta.BMG A.Yani

Sta.BMG Semarang

A = 1,9285 km

A = 9,0753 km

1986

141

130

1987

124,3

138

1988

150,2

174

1989

152,1

142

1990

123,1

115

1991

105

138

1992

103

104

1993

255,3

276

1994

95,6

101

1995

120,2

125

1996

114,2

117

1997

160

197

1998

98

103

1999

84,5

93

2000

147

179

2001

63,5

109

2002

94,4

98

2003

97,7

106

2004

111,7

85

2005

80,2

98

No.

Tahun

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

R
131,928
135,599
169,829
143,770
116,420
132,216
103,825
272,372
100,054
124,159
116,509
190,515
102,124
91,510
173,392
101,026
97,369
104,545
89,679
94,880

4.2.2. ANALISIS CURAH HUJAN RENCANA

Analisis curah hujan rencana ditujukan untuk mengetahui besarnya curah


hujan maksimum rata rata dalam periode ulang tertentu untuk merencanakan
debit banjir rencana. Dalam perhitungan analisis curah hujan rencana dapat

52

digunakan empat jenis distribusi yang banyak digunakan dalam bidang hidrologi
untuk menentukan curah hujan rencana, yaitu distribusi Normal (distribusi
Gauss), distribusi Log Normal, distribusi Log Pearson III dan Distribusi
Gumbel.

4.2.2.1. PARAMETER STATISTIK CURAH HUJAN

Dalam penentuan jenis distribusi yang akan dipakai dalam perhitungan maka
diperlukan parameter statistik.
i

Standar Deviasi (S)

__ 2
n

i

i =1

n 1

0,5

di mana :

ii

Standar Deviasi

Xi

Curah hujan pada tahun ke- (mm)

Curah hujan rata-rata (mm)

jumlah data

Koefisien Skewness (G)


3

n
__

n i

i =1
(n 1)(n 2)S 3

iii Koefisien Kurtosis (Ck)

Ck

__

n i

i =1
(n 1)(n 2)(n 3) S 4
2

53

iv Koefisien Variasi (Cv)

Cv

S
__

Tabel 4.6 Parameter statistik curah hujan


Tahun
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Jumlah

S
G
Ck
Cv

Xi
131,928
135,599
169,829
143,770
116,420
132,216
103,825
272,372
100,054
124,159
116,509
190,515
102,124
91,510
173,392
101,026
97,369
104,545
89,679
94,880
2591,722
129,586

=
=
=
=

44,295
2,011
7,968
0,342

(Xi - X)
2,342
6,013
40,243
14,184
-13,166
2,630
-25,761
142,786
-29,532
-5,427
-13,077
60,929
-27,462
-38,076
43,806
-28,560
-32,217
-25,041
-39,907
-34,706
0,000

(Xi - X)2
5,484
36,155
1619,482
201,186
173,357
6,919
663,647
20387,866
872,167
29,456
171,003
3712,390
754,182
1449,765
1918,937
815,691
1037,936
627,038
1592,545
1204,483
37279,687

(Xi - X)3
12,842
217,395
65172,455
2853,631
-2282,500
18,200
-17096,429
2911103,482
-25757,252
-159,866
-2236,171
226193,625
-20711,622
-55200,905
84060,321
-23296,387
-33439,189
-15701,478
-63553,225
-41802,406
2988394,522

(Xi X)4
30,072
1307,170
2622721,060
40475,962
30052,522
47,874
440426,935
415665064,753
760675,383
867,644
29241,966
13781838,230
568790,272
2101817,157
3682318,868
665351,935
1077310,712
393176,340
2536199,782
1450780,475
445848495,111

54

Tabel 4.7 Parameter statistik curah hujan (Log)


Xi
131,928
135,599
169,829
143,770
116,420
132,216
103,825
272,372
100,054
124,159
116,509
190,515
102,124
91,510
173,392
101,026
97,369
104,545
89,679
94,880

Tahun
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Jumlah

Log

Log Xi

(Log Xi-Log X)

(Log Xi-Log X)2

(Log Xi-Log X)3

(Log Xi-Log X)4

2,120
2,132
2,230
2,158
2,066
2,121
2,016
2,435
2,000
2,094
2,066
2,280
2,009
1,961
2,239
2,004
1,988
2,019
1,953
1,977
41,871

0,027
0,039
0,136
0,064
-0,028
0,028
-0,077
0,342
-0,093
0,000
-0,027
0,186
-0,084
-0,132
0,145
-0,089
-0,105
-0,074
-0,141
-0,116
0,000

0,001
0,001
0,019
0,004
0,001
0,001
0,006
0,117
0,009
0,000
0,001
0,035
0,007
0,017
0,021
0,008
0,011
0,006
0,020
0,014
0,297

0,000
0,000
0,003
0,000
0,000
0,000
0,000
0,040
-0,001
0,000
0,000
0,006
-0,001
-0,002
0,003
-0,001
-0,001
0,000
-0,003
-0,002
0,041

0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,014
0,000
0,000
0,000
0,001
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,017

2,094

S
G
Ck
Cv

=
=
=
=

0,125
1,240
4,760
0,060

Tabel 4.8 Pemilihan jenis distribusi


No.

Jenis Distribusi

Syarat

Hitungan

Hasil

1
2

Normal (Gauss)
Log Normal

Ck = 3Cv; G = 0
G = 3Cv

Ck = 7,968; G = 2,011
G = 1,240

tdk memenuhi
tdk memenuhi

Log - Pearson III

G0

G = 1,240

memenuhi

Ck = 7,968; G = 2,011

tdk memenuhi

Gumbel

Ck 5,4002; G 1,1395

Dari perhitungan di atas, jenis distribusi yang akan dipakai dalam analisis
curah hujan rencana adalah Distribusi Log Pearson III.

55

4.2.2.2. ANALISIS CURAH HUJAN RENCANA DENGAN DISTRIBUSI


LOG PEARSON III
__

log = log + k* S
di mana :
XT
__

= curah hujan rencana dalam periode ulang T tahun (mm)

= curah hujan rata-rata hasil pengamatan (mm)

= standar deviasi sampel

__ 2
n

log i log

i =1

n 1

= variabel standar untuk X yang besarnya tergantung koefisien


kemencengan G

0 ,5

= koefisien kemencengan
__

n log i log

i =1
(n 1)(n 2)s 3
n

56

Tabel 4.9 Nilai k untuk distribusi Log Pearson III


Interval kejadian (Recurrence interval), tahun (periode ulang)
1,0101
Koef. G

1,2500

10

25

50

100

Persentase peluang terlampaui (Percent chance of being exceeded)


99

80

50

20

10

3,0

-0,667

-0,636

-0,396

0,420

1,.180

2,278

3,152

4,051

2,8

-0,714

-0,666

-0,384

0,469

1,.210

2,275

3,114

3,973

2,6

-0,769

-0,696

-0,368

0,490

1,238

2,267

3,071

3,889

2,4

-0,832

-0,725

-0,351

0,537

1,262

2,256

3,023

3,800

2,2

-0,905

-0,752

-0,330

0,574

1,284

2,240

2,970

3,705

2,0

-0,990

-0,777

-0,307

0,609

1,302

2,219

2,192

3,605

1,8

-1,087

-0,799

-0,282

0,643

1,318

2,193

2,848

3,499

1,6

-1,197

-0,817

-0,254

0,675

1,329

2,163

2,780

2,388

1,4

-1,318

-0,832

-0,225

0,705

1,337

2,128

2,706

2,271

1,2

-1,449

-0,844

-0,195

0,732

1,340

2,087

2,626

2,149

1,0

-1,588

-0,852

-0,164

0,758

1,340

2,043

2,542

3,022

0,8

-1,733

-0,856

-0,132

0,780

1,336

1,993

2,453

2,891

0,6

-1,880

-0,857

-0,099

0,800

1,328

1,939

2,359

2,755

0,4

-2,029

-0,855

-0,066

0,816

1,317

1,880

2,261

2,615

0,2

-2,178

-0,850

-0,033

0,830

1,301

1,818

2,159

2,472

0,0

-2,326

-0,842

0,000

0,842

1,282

1,751

2,051

2,326

-0,2

-2,472

-0,830

0,033

0,850

1,258

1,680

1,945

2,178

-0.4

-2,615

-0,816

0,066

0,855

1,231

1,606

1,834

2,029

-0,6

-2,755

-0,800

0,099

0,857

1,200

1,528

1,720

1,880

-0,8

-2,891

-0,780

0,132

0,856

1,166

1,448

1,606

1,733

-1,0

-3,022

-0,758

0,164

0,852

1,128

1,366

1,492

1,588

-1,2

-2,149

-0,732

0,195

0,844

1,086

1,282

1,379

1,449

-1,4

-2,271

-0,705

0,225

0,832

1,041

1,198

1,270

1,318

-1,6

-2,388

-0,675

0,254

0,817

0,994

1,116

1,166

1,197

-1,8

-3,499

-0,643

0,282

0,799

0,945

1,035

1,069

1,087

-2,0

-3,605

-0,609

0,307

0,777

0,895

0,959

0,980

0,990

-2,2

-3,705

-0,574

0,330

0,752

0,844

0,888

0,900

0,905

-2,4

-3,800

-0,537

0,351

0,725

0,795

0,823

0,830

0,832

-2,6

-3,889

-0,490

0,368

0,696

0,747

0,764

0,768

0,769

-2,8

-3,973

-0,469

0,384

0,666

0,702

0,712

0,714

0,714

-3,0

-4,051

-0,420

0,396

0,636

0,606

0,666

0,666

0,667

Sumber : Suripin, Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan, 2003.

57

Tabel 4.10 Nilai k untuk distribusi Log Pearson III dengan G=1,240

1,0101

1,25

10

20

25

50

100

1,4

-1,318

-0,832

-0,225

0,705

1,337

1,864

2,128

2,706

2,271

1,240
1,2

-1,423

-0,842

-0,201

0,727

1,339

1,843

2,095

2,642

2,174

-1,449

-0,844

-0,195

0,732

1,340

1,838

2,087

2,626

2,149

Tabel 4.11 Perhitungan curah hujan rencana dengan metode distribusi Log Pearson III
Periode Ulang
(T)
KT
Log XT
XT

2 tahun

5 tahun

-0,201
2,068
117,064

0,727
2,184
152,894

10
tahun
1,339
2,261
182,392

20
tahun
1,843
2,324
210,865

50
tahun
2,642
2,424
265,383

100
tahun
2,174
2,365
231,900

4.2.3. PENGEPLOTAN PROBABILITAS DAN UJI KECOCOKAN


Pengplotan probabilitas dan uji kecocokan diperlukan untuk mengetahui
apakah jenis distribusi yang digunakan dalam perhitungan memenuhi syarat
untuk dijadikan dasar pemilihan debit banjir rencana dengan periode ulang
teretentu. Selain iitu, untuk menghindari terjadinya penyimpangan nilai yang
cukup besar dari data curah hujan yang ada.

4.2.3.1. PENGEPLOTAN PROBABILITAS METODE WEIBULL


Posisi pengplotan data merupakan nilai probabilitas yang dimiliki oleh
masing masing data yang diplot. Untuk keperluan penentuan posisi ini, data
curah hujan yang telah ditabelkan diurutkan dari besar ke kecil ( berdasarkan
peringkat m ), dimulai m = 1 untuk data dengan nilai tetinggi dan m = n untuk
data dengan nilai tekecil ( n adalah jumlah data ).
Dalam pengeplotan probabilitas ini digunakan metode Weibull, dengan
persamaan sebagai berikut :

P=

m
n +1

di mana

Tr =

1
P

58

di mana :
P

= Peluang terjadinya curah hujan tertentu

= nomor urut ( peringkat ) data setelah diurutkan dari besar ke kecil

= banyaknya data atau jumlah kejadian.

Tr

= Periode ulang
Tabel 4.12 Perhitungan pengeplotan probabilitas metode Weibull

Tahun

Xi

1986

131,928

1987

135,599

1988

169,829

1989

143,770

1990

116,420

1991

132,216

1992

103,825

1993

272,372

1994

100,054

1995

124,159

1996

116,509

1997

190,515

1998

102,124

1999

91,510

2000

173,392

2001

101,026

2002

97,369

2003

104,545

2004

89,679

2005

94,880

Jumlah data
Nilai rata - rata
Standar deviasi

Urutan Xi dari
besar ke kecil
272,372
190,515
173,392
169,829
143,770
135,599
132,216
131,928
124,159
116,509
116,420
104,545
103,825
102,124
101,026
100,054
97,369
94,880
91,510
89,679

n
X
S

Peringkat
(m)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

20

=
=

129,586
44,295

P=

m
n +1
0,048
0,095
0,143
0,190
0,238
0,286
0,333
0,381
0,429
0,476
0,524
0,571
0,619
0,667
0,714
0,762
0,810
0,857
0,905
0,952

P (%)
4,8
9,5
14,3
19,0
23,8
28,6
33,3
38,1
42,9
47,6
52,4
57,1
61,9
66,7
71,4
76,2
81,0
85,7
90,5
95,2

Tr =

1
P

21,000
10,500
7,000
5,250
4,200
3,500
3,000
2,625
2,333
2,100
1,909
1,750
1,615
1,500
1,400
1,313
1,235
1,167
1,105
1,050

1,00

0,90

0,80

0,70

Peluang

0,50

0,40

Gambar 4.3 Grafik plotting metode Weibull

0,60

y = -133,83x + 196,5

0,30

0,20

0,10

50
0,00

100

150

200

250

59

Curah Hujan ( mm )

60

4.2.3.2. UJI KECOCOKAN CHI KUADRAT


Uji kecocokan yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah metode Chi
Kuadrat. Uji kecocokan ini dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan
distribusi yang telah dipilih dapat mewakili distribusi statistik sampel data yang
dianalisis.
G

h2 =
i =1

( i i ) 2
i

di mana :

h2 = parameter chi kuadrat terhitung


G

= jumlah sub kelompok

Oi

= jumlah nilai pengamatan pada sub kelompok i

Ei

= jumlah nilai teoritis pada sub kelompok i

Dari hasil pengamatan yang didapat, dicari pengamatannya dengan chi


kuadrat kritis ( h2 cr ) yang didapat dari tabel dan yang paling kecil. Untuk suatu

nilai nyata tertentu yang sering diambil adalah 5 %. Derajat kebebasan ini secara
umum dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
dk = G R 1
(nilai R = 2, untuk distribusi normal
dan binomial)

di mana :
dk

= derajat kepercayaan

= jumlah sub kelompok

Nilai G diambil 4

dk = G R 1
dk = 4 2 1

dk = 1 dengan = 5% nilai chi kuadrat kritis ( h2 cr ) = 3,841

61

Tabel 4.13 Perhitungan uji kecocokan Chi Kuadrat


Kemungkinan
55,63
123,7
191,8
259,9

P<
P<
P<
P<

Ei

123,7
191,8
259,9
328

Oi

4
4
4
4

( Oi - Ei )^2

11
8
0
1

Jumlah ( n )

49
16
16
9

h2

20

( Oi Ei )
Ei

12,25
4
4
2,25
22,5

Dari perhitungan di atas didapatkan nilai chi kuadrat ( h2 cr ) = 22,5. Karena


nilai h2 cr = 3,841 < nilai h2 cr = 22,5 maka pemilihan distribusi Log
Pearson III dapat diterima.

4.2.4. ANALISIS INTENSITAS HUJAN

Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu.
Sifat umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya
cenderung makin tinggi dan makin besar periode ulangnya makin tinggi pula
intensitasnya.
Dalam analisis intensitas hujan ini menggunakan data hujan harian maka
harus dikonversikan ke intenasitas hujan untuk waktu tertentu (5, 10 menit dan
seterusnya) dengan menggunakan rumus Mononobe.
R
= 24
24

24 3

t

di mana :
I

= intensitas hujan (mm/jam)

= lamanya hujan (jam)

R24

= curah hujan maksimum harian (selama 24 jam) (mm)


Tabel 4.14 Curah hujan rencana

Periode Ulang
(T tahun)

2 tahun

5 tahun

10 tahun

20 tahun

50 tahun

100 tahun

R24

117,064

152,894

182,392

210,865

265,383

231,900

62

Tabel 4.15 Intensitas hujan tiap jam untuk periode ulang 2, 5, 10, 20, 50 dan 100 tahun
T
(Jam)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

2
Tahun
40,584
25,566
19,511
16,106
13,880
12,291
11,091
10,146
9,380
8,744
8,205
7,743
7,340
6,987
6,673
6,392
6,138
5,909
5,700
5,508
5,332
5,169
5,018
4,878

I (mm) untuk periode ulang


5
10
20
50
tahun
tahun
tahun
tahun
53,005
63,232
73,103
92,003
33,391
39,834
46,052
57,958
25,482
30,399
35,144
44,231
21,035
25,094
29,011
36,511
18,128
21,625
25,001
31,465
16,053
19,150
22,139
27,863
14,485
17,280
19,977
25,142
13,251
15,808
18,276
23,001
12,251
14,614
16,896
21,264
11,420
13,623
15,750
19,821
10,717
12,784
14,780
18,601
10,113
12,064
13,947
17,553
9,587
11,437
13,222
16,641
9,125
10,886
12,585
15,839
8,715
10,396
12,019
15,127
8,348
9,958
11,513
14,490
8,017
9,564
11,057
13,916
7,717
9,206
10,644
13,395
7,444
8,880
10,267
12,921
7,194
8,582
9,922
12,487
6,964
8,307
9,604
12,087
6,751
8,054
9,311
11,718
6,554
7,818
9,039
11,376
6,371
7,600
8,786
11,058

100
tahun
80,395
50,646
38,650
31,905
27,495
24,348
21,970
20,099
18,581
17,321
16,254
15,338
14,541
13,840
13,218
12,661
12,160
11,705
11,291
10,911
10,562
10,240
9,941
9,662

Intesitas Hujan (mm/jam)

0,000

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

y = 63,232x-0,6667

Gambar 4.4 Grafik intensitas curah hujan


Kali Silandak

Waktu (jam)

12

y = 73,103x-0,6667

y = 92,003x-0,6667

y = 80,395x-0,6667

18

y = 53,005x-0,6667

24

y = 40,584x-0,6667

63

64

Tabel 4.16 Persamaan grafik intensitas hujan

Periode Ulang
(T tahun)
2 Tahun

Persamaan Kurva

5 Tahun

y = 53,005x-0,6667

10 Tahun

Y = 63,232x-0,6667

20 Tahun

Y = 73,103x-0,6667

50 Tahun

Y = 92,003x-0,6667

100 Tahun

Y = 80,395x-0,6667

Keterangan

Y = 40,584x-0,6667
y = intensitas hujan (mm)
x = waktu lamanya hujan
(jam)

4.2.5. ANALISIS DEBIT BANJIR RENCANA

Dalam perhitungan analisis debit hujan rencana ini digunakan lima metode
yang biasa digunakan untuk memperkirakan debit banjir, yaitu metode Rasional,
metode Der Weduwen, metode Haspers, metode Rasional Jepang dan metode
Manual Jawa Sumatra..

4.2.5.1. Metode Rasional

Qmax = 0,002778 * C * I * A
di mana :
Qmax

= debit puncak/maksimum (m3/detik)

= koefisien aliran permukaan ( 0 C 1 )

= intensitas hujan (mm/jam)

= luas daerah aliran (Ha)

65

Tabel 4.17 Koefisien aliran untuk metode Rasional


Koefisien Aliran C = Ct+Cs+Cv
Topografi (Ct)

Tanah (Cs)

Vegetasi (Cv)

Datar (<1%)

0,03

Pasir dan gravel

0,04

Hutan

0,04

Bergelombang (1 10%)

0,08

Lempung berpasir

0,08

Pertanian

0,11

Perbukitan (10 20%)

0,16

Lempung dan lanau

0,16

Padang rumput

0,21

Pegunungan (>20%)

0,26

Lapisan batu

0,26

Tanpa tanaman

0,28

Sumber : Suripin, Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan, 2003.

Tabel 4.18 Koefisien aliran untuk metode Rasional


Diskripsi Lahan/Karakter Permukaan

Koefisien Aliran (C)

Bisnis
Perkotaan

0,70 0,95

Pinggiran

0,50 0,70

Perumahan
rumah tunggal

0,30 0,50

multiunit, terpisah

0,40 0,60

multiunit, tergabung

0,60 0,75

Perkampungan

0,25 0,40

Apartemen

0,50 0,70

Industri
Ringan

0,50 0,80

Berat

0,60 0,90

Perkerasan
Aspal dan beton

0,70 0,95

batu bata, paving

0,50 0,70

Atap

0,70 0,95

Halaman, tanah berat


Datar, 2%

0,05 0,10

rata-rata, 2 7%

0,10 0,15

Curam, 7%

0,15 0,20

Halaman kereta api

0,10 0,35

Taman tempat bermain

0,20 0,35

Taman, pekuburan

0,10 0,25

Hutan
Datar, 0 5%

0,10 0,40

bergelombang, 5 10%

0,25 0,50

berbukit, 10 30%

0,30 0,60

Sumber : Suripin, Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan, 2003.

66

Data Daerah Aliran Sungai (DAS)


=

11,004 km2

1100,4 Ha

10,873 km

10.873 m

- elevasi hulu

209 m

- elevasi hilir

-0.3 m

- kemiringan lahan (S)

elv.hulu elv.hilir
L

- luas DAS (A)


- panjang sungai (L)

0,019

Tabel 4.19 Curah hujan rencana


Periode
Ulang

10

20

50

100

R24

117,064

152,894

182,392

210,865

265,383

231,900

Perhitungan :
koefisien aliran permukaan

C =

waktu konsentrasi (Kirpich, 1940)

tc

0,900 (tabel 4.21)

0,87 * L2
=
1000 * S

0 , 385

= 1,906 jam

Tabel 4.20 Perhitungan intensitas hujan rencana dengan tc = 1,906 jam


Periode Ulang
(T tahun)

Grafik Intensitas

Intensitas Hujan

Hujan

(mm/jam)

Keterangan

2 Tahun

Y = 40,584x-0,6667

5 Tahun

-0,6667

y = 53,005x

34,475

10 Tahun

Y = 63,232x-0,6667

41.127

20 Tahun

Y = 73,103x-0,6667

47.547

Y = 92,003x-0,6667

lamanya

50 Tahun

59.840

hujan (jam)

100 Tahun

-0,6667

Y = 80,395x

26,396

52.290

y = intensitas
hujan (mm)
x = waktu

67

Tabel 4.21 Perhitungan debit banjir rencana Kali Silandak dengan metode Rasional
Periode (T)
Qmax (m3/dtk)

2
72,621

5
94,847

10
113,148

20
130,811

50
164,630

100
143,859

4.2.5.2. Metode Der Weduwen

Q = * *q* A
di mana :

= 1

4,1
q + 7

t +1
A
t +9
120 + A

120 +

R 67,65
q n = 24

240 t + 1,45

t = 0,25 * L * Q 0,125 I 0,125

di mana :

Qn

= debit banjir (m3/detik) dengan kemungkinan tak terpenuhi n%

R24

= curah hujan rencana (mm)

= koefisien limpasan air hujan

= koefisien pengurangan daerah untuk curah hujan daerah aliran

qn

= curah hujan dari hasil perhitungan Rn (m3/detik, km2)

= luas daerah aliran (km2) sampai 100 km2 (A 100 km2)

= waktu konsentrasi (jam)

= panjang sungai (km)

= kemiringan sungai atau medan

68

Data Daerah Aliran Sungai (DAS)


- luas DAS (A)

11,004 km2

- panjang sungai (L)

10,873 km

10.873 m

- elevasi hulu

209 m

- elevasi hilir

-0.3 m

- kemiringan lahan (I)

elv.hulu elv.hilir
L

0,019

Tabel 4.22 Curah hujan rencana


Periode
Ulang

10

20

50

100

R24

117,064

152,894

182,392

210,865

265,383

231,900

Perhitungan :
Tabel 4.23 Asumsi waktu konsentrasi (jam)
Periode Ulang

(T)

2
2,672

t (jam)

5
2,557

10
2,485

20
2,428

50
2,341

100
2,391

Tabel 4.24 Perhitungan qn, , , Q dan t


(T)
qn (m3/dtk/km2)

Q (m3/dtk)
T (jam)
Periode Ulang

2
8,005
0,942
0,718
59,614
2,672

5
10,755
0,942
0,761
84,790
2,557

10
13,065
0,941
0,788
106,603
2,485

20
15,327
0,941
0,809
128,361
2,428

50
19,732
0,941
0,840
171,503
2,341

100
17,018
0,941
0,822
144,824
2,391

Tabel 4.25 Perhitungan debit banjir rencana Kali Silandak dengan metode Der Weduwen
Periode (T)
Qmax (m3/dtk)

2
59,614

5
84,790

10
106,603

20
128,361

50
171,503

100
144,824

69

4.2.5.3. Metode Haspers

Qn = * * q n * A
di mana :

=
1

1 + 0,012 * A 0,70
1 + 0,075 * A 0,70

= 1+

qn =

t + 3,70 * 10 0, 40t A 0, 75
12
t 2 + 15

t.Rn
3,6.t

t = 0,10.L0,80 .i 0,30
Rn =

t.R24
t +1

di mana :

Qn

= debit banjir (m3/dt)

Rn

= curah hujan harian maksimum (mm)

= koefisien limpasan air hujan (run off)

= koefisien pengurangan daerah untuk curah hujan DAS

qn

= curah hujan dari hasil perhitungan Rn (m3/dt.km2)

= luas daerah aliran (km2)

= waktu konsentrasi (jam)

= panjang sungai (km)

= kemiringan sungai

Data Daerah Aliran Sungai (DAS)


- luas DAS (A)

11,004 km2

- panjang sungai (L)

10,873 km

10.873 m

209 m

- elevasi hulu

70

- elevasi hilir

-0.3 m

- kemiringan lahan (I)

elv.hulu elv.hilir
L

0,019

Tabel 4.26 Curah hujan rencana


Periode
Ulang

10

20

50

100

R24

117,064

152,894

182,392

210,865

265,383

231,900

Perhitungan :
1 + 0,012 * A 0, 70
=
= 0,759
1 + 0,075 * A 0,70

koefisien aliran permukaan

koefisien pengurangan daerah

= 1+

t.Rn
3,6.t

0,936

t = 0,10.L0,80 .i 0,30 = 2,207 jam

waktu konsentrasi
qn =

t + 3,70 * 10 0, 40t A 0,75


= 1,068
12
t 2 + 15

Rn =

dimana

t.R24
t +1

Tabel 4.27 Perhitungan qn dan Rn


Periode
Ulang

Rn
qn

80,559
22,377

10

20

50

100

105,215
29,226

125,515
34,865

145,108
40,308

182,625
50,729

159,584
44,329

Tabel 4.28 Perhitungan debit banjir rencana Kali Silandak dengan metode Haspers
Periode (T)
Qmax (m3/dtk)

2
175,002

5
228,565

10
272,663

20
315,228

50
396,728

100
346,673

71

4.2.5.4. Metode Rasional Jepang

Q =

* A
3,6

di mana :
Q

= debit banjir (m3/detik)

= koefisien limpasan air hujan

= intensitas curah hujan (mm/jam)

= luas daerah aliran (km2)

Data Daerah Aliran Sungai (DAS)


- luas DAS (A)

11,004 km2

- panjang sungai (L)

10,873 km

10.873 m

- elevasi hulu

209 m

- elevasi hilir

-0.3 m

- kemiringan lahan (S)

elv.hulu elv.hilir
L

0,019

koefisien aliran permukaan

Perhitungan :

waktu konsentrasi (Kirpich, 1940)

tc

0,900

0,87 * L2
=
1000 * S

0 , 385

= 1,906 jam

72

Tabel 4.29 Perhitungan intensitas hujan rencana dengan tc = 1,906 jam


Periode Ulang
(T tahun)

Grafik Intensitas

Intensitas Hujan

Hujan

(mm/jam)

Keterangan

2 Tahun

Y = 40,584x-0,6667

5 Tahun

-0,6667

y = 53,005x

34.475

10 Tahun

Y = 63,232x-0,6667

41.127

20 Tahun

Y = 73,103x-0,6667

47.547

Y = 92,003x-0,6667

lamanya

50 Tahun

59.840

hujan (jam)

26.396

-0,6667

Y = 80,395x

100 Tahun

y = intensitas
hujan (mm)
x = waktu

52.290

Tabel 4.30 Perhitungan debit banjir rencana Kali Silandak dengan metode Rasional Jepang
Periode (T)
Qmax (m3/dtk)

2
72,615

5
94,840

10
113,138

20
130,800

50
164,617

100
143,848

4.2.5.5. Metode Manual Jawa Sumatra

Q = GF * MAF

di mana :
8.10 6 * AREA v * APBAR 2, 455 * SIMS 0,177 * (1 LAKE ) 0,85

MAF

= 1,02 0,0275 log( AREA)

APBAR =

PBAR * ARF

SIMS

H
MSL

LAKE

Total daerah aliran di atas danau danau km 2


AREA

AREA

Luas DAS (km2)

PBAR

Hujan 24 jam maksimum merata tahunan (mm)

ARF

Faktor reduksi

SIMS

Indeks kemiringan

di mana :

73

Beda tinggi antara titik pengamatan dengan ujung sungai


tertinggi (m)

MSL

Panjang sungai sampai titik pengamatan (km)

LAKE

Indeks danau

GF

Growth factor

Debit banjir rencana (m3/detik)

Tabel 4.31 Growth Factor (GF)


Return

Luas cathment area (km2)

Period
T
5
10
20
50
100

<180
1.28
1.56
1.88
2.35
2.78

300
1.27
1.54
1.84
2.30
2.72

600
1.24
1.48
1.75
2.18
2.57

900
1.22
1.49
1.70
2.10
2.47

1200
1.19
1.47
1.64
2.03
2.37

>1500
1.17
1.37
1.59
1.95
2.27

Sumber : Joesron Loebis, Banjir Rencana Untuk Bangunan Air, 1984.

Tabel 4.32 Faktor ReduksiAreal (ARF)


DAS (km2)
1 10
10 30
30 3000

ARF
0,99
0,97
1,52 0,0123 log AREA

Sumber : Joesron Loebis, Banjir Rencana Untuk Bangunan Air,1984.

Data Daerah Aliran Sungai (DAS)


- luas DAS (AREA)

- panjang sungai (MSL) =

11,004 km2
10,873 km

- elevasi hulu

209 m

- elevasi hilir

-0.3 m

Tabel 4.33 Curah hujan rencana (PBAR)


Periode
Ulang

10

20

50

100

R24

117,064

152,894

182,392

210,865

265,383

231,900

74

Perhitungan :
Tabel 4.34 Nilai Growth Factor (GF) untuk Kali Silandak
Periode
Ulang

2 tahun

GF

5 tahun

1,28

10 tahun

20 tahun

50 tahun

1,56

1,88

2,35

100
tahun

2,78

V = 1,02 0,0275 log( AREA) = 0,991 m/dt


ARF = 0,970 (lihat tabel)
APBAR = PBAR * ARF

Tabel 4.35 Perhitungan nilai APBAR = PBAR*ARF


Periode Ulang

PBAR
APBAR

SIMS =

2 tahun

5 tahun

10 tahun

20 tahun

50
tahun

100
tahun

117,064
113,552

152,894
148,307

182,392
176,921

210,865
204,539

265,383
257,422

231,900
224,943

H
= 19,250
MSL

MAF = 8.10 6 * AREAv * APBAR 2, 455 * SIMS 0,177 * (1 LAKE ) 0,85

Tabel 4.36 Perhitungan nilai MAF


Periode
Ulang

MAF

2 tahun

16,161

5 tahun

31,130

10 tahun

20 tahun

50 tahun

100
tahun

48,003

68,538

120,533

86,559

Q = GF * MAF

Tabel 4.37 Debit banjir rencana Kali Silandak dengan metode Manual Jawa Sumatra
Periode
Ulang

2 tahun

5 tahun

39,846

10 tahun

20 tahun

50 tahun

100
tahun

74,885

128,851

283,253

240,634

75

4.2.6. HASIL ANALISIS DEBIT BANJIR RENCANA KALI SILANDAK


Tabel 4.38 Rekapitulasi hasil analisis debit banjir rencana Kali Silandak
Debit Banjir Rencana (Qmaks)
m3/dt

Rasional
Der Weduwen
Haspers
Rasional Jepang
Manual Jawa Sumatra

2 tahun
72,621
59,614
175,002
72,615
-

Periode Ulang (T) tahun


10
20
50
5 tahun
tahun
tahun
tahun
94,847 113,148 130,811 164,630
84,790 106,603 128,361 171,503
228,565 272,663 315,228 396,728
94,840 113,138 130,800 164,617
39,846
74,885 128,851 283,253

100
tahun
143,859
144,824
346,673
143,848
240,634

4.3. DEBIT BANJIR RENCANA KALI SIANGKER

Perhitungan debit banjir rencana Kali Silandak dibutuhkan data curah hujan
harian maksimum tahunan dari stasiun stasiun pos hujan antara lain Stasiun
BMG Bandara A. Yani Semarang dengan no.10041a dan Stasiun BMG
Semarang dengan no.10041e. Luas total DAS Siangker adalah 4,283 km2 atau
428,3 Ha dengan panjang sungai 5,519 km. Data curah hujan harian maksimum
tahunan yang digunakan adalah curah hujan pada 20 tahun terakhir (n = 20).

4.3.1. ANALISIS CURAH HUJAN RATA RATA

Dalam analisis curah hujan rata rata ini digunakan metode Thiessen.
Metode Thiessen ini memiliki ketelitian yang cukup dibandingkan metode rata
rata aljabar, dimana metode rata rata aljabar mensyaratkan stasiun pos hujan
harus tersebar merata.
a) Metode Thiesssen

R=

A1R1 + A2 R2 + .... + An Rn
A1 + A2 .... + An
A1 R1 + A2 R2 + .... + An Rn
Atotal

76

di mana :

= curah hujan rata-rata (mm)

R1, R2.....Rn = curah hujan masing-masing stasiun (mm)

A1, A2......An = luas areal poligon (km2)

b) Data Curah Hujan Maksimum


Data curah hujan masing masing stasiun yang dipakai analisis curah hujan
rata rata adalah data curah hujan harian maksimum tahunan dari 2 stasiun,
yaitu Stasiun BMG A. Yani Semarang dan Stasiun BMG Semarang.

Tabel 4.39 Curah hujan maksimium tahunan Sta. BMG A. Yani Semarang dan
Sta.BMG Semarang tahun 1986 2005
Sta.BMG
A.Yani

Sta.BMG
Semarang

1986

141

130

1987

124,3

138

1988

150,2

174

1989

152,1

142

1990

123,1

115

1991

105

138

1992

103

104

1993

255,3

276

Tahun

1994

95,6

101

1995

120,2

125

1996

114,2

117

1997

160

197

1998

98

103

1999

84,5

93

2000

147

179

2001

63,5

109

2002

94,4

98

2003

97,7

106

2004

111,7

85

2005
80,2
Sumber : BMG Semarang

98

77

Gambar 4.5 Peta DAS Kali Siangker

78

c) Luas Areal Poligon dalam Daerah Aliran Sungai


Tabel 4.40 Luas areal stasiun dalam Daerah Aliran Sungai
No.

Stasiun Pos Hujan

Luas (km2)

1.

Stasiun BMG A. Yani Semarang

1,3184

2.

Stasiun BMG Semarang

2,9649

Luas DAS Kali Siangker

4,2833

d) Perhitungan Curah Hujan Rata rata dengan Metode Thiessen


Tabel 4.41 Hasil perhitungan curah hujan rata rata dengan metode Thiessen
Sta.BMG A.Yani

Sta.BMG Semarang

A = 1,3184 km

A = 2,9649 km

1986

141

130

1987

124,3

138

1988

150,2

174

1989

152,1

142

1990

123,1

115

1991

105

138

1992

103

104

1993

255,3

276

No.

Tahun

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

1994

95,6

101

1995

120,2

125

1996

114,2

117

1997

160

197

1998

98

103

1999

84,5

93

2000

147

179

2001

63,5

109

2002

94,4

98

2003

97,7

106

2004

111,7

85

2005

80,2

98

R
133,386
133,783
166,674
145,109
117,493
127,843
103,692
269,629
99,338
123,523
116,138
185,611
101,461
90,384
169,150
94,995
96,892
103,445
93,218
92,521

79

4.3.2. ANALISIS CURAH HUJAN RENCANA

Analisis curah hujan rencana ditujukan untuk mengetahui besarnya curah


hujan maksimum rata rata dalam periode ulang tertentu untuk merencanakan
debit banjir rencana.

4.3.2.1. PARAMETER STATISTIK CURAH HUJAN

Dalam penentuan jenis distribusi yang akan dipakai dalam perhitungan maka
diperlukan parameter statistik.
i

Standar Deviasi (S)

__ 2
n

i

i =1

n 1

0,5

di mana :

ii

Standar Deviasi

Xi

Curah hujan pada tahun ke- (mm)

Curah hujan rata-rata (mm)

jumlah data

Koefisien Skewness (G)


3

n
__

n i

i =1
(n 1)(n 2)S 3

iii Koefisien Kurtosis (Ck)

Ck

__

n i

i =1
(n 1)(n 2)(n 3) S 4
2

80

iv Koefisien Variasi (Cv)

Cv

S
__

Tabel 4.42 Parameter statistik curah hujan


Tahun
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Jumlah

S
G
Ck
Cv

Xi
133,386
133,783
166,674
145,109
117,493
127,843
103,692
269,629
99,338
123,523
116,138
185,611
101,461
90,384
169,150
94,995
96,892
103,445
93,218
92,521
2564,285
128,214

=
=
=
=

43,439
2,042
8,216
0,339

(Xi - X)
5,172
5,569
38,460
16,895
-10,721
-0,372
-24,522
141,414
-28,876
-4,692
-12,076
57,397
-26,753
-37,831
40,936
-33,219
-31,322
-24,769
-34,996
-35,693
0,000

(Xi - X)2
26,745
31,012
1479,178
285,425
114,942
0,138
601,332
19997,996
833,846
22,012
145,832
3294,430
715,737
1431,152
1675,767
1103,513
981,090
613,504
1224,721
1273,998
35852,370

(Xi - X)3
138,311
172,704
56889,335
4822,108
-1232,301
-0,051
-14745,902
2828001,934
-24078,459
-103,275
-1761,088
189090,842
-19148,317
-54141,296
68599,398
-36657,801
-30730,031
-15195,883
-42860,330
-45472,956
2861586,941

(Xi X)4
715,281
961,763
2187968,917
81467,151
13211,605
0,019
361600,041
399919827,295
695298,955
484,534
21267,095
10853271,308
512280,081
2048196,099
2808193,804
1217741,818
962536,772
376386,974
1499940,446
1623071,245
425184421,204

81

Tabel 4.43 Parameter statistik curah hujan (Log)


Xi
133,386
133,783
166,674
145,109
117,493
127,843
103,692
269,629
99,338
123,523
116,138
185,611
101,461
90,384
169,150
94,995
96,892
103,445
93,218
92,521
2564,285

Tahun
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Jumlah

Log

Log Xi

(Log Xi-Log X)

(Log Xi-Log X)2

(Log Xi-Log X)3

(Log Xi-Log X)4

2,125
2,126
2,222
2,162
2,070
2,107
2,016
2,431
1,997
2,092
2,065
2,269
2,006
1,956
2,228
1,978
1,986
2,015
1,970
1,966
41,786

0,036
0,037
0,133
0,072
-0,019
0,017
-0,074
0,341
-0,092
0,002
-0,024
0,179
-0,083
-0,133
0,139
-0,112
-0,103
-0,075
-0,120
-0,123
0,000

0,001
0,001
0,018
0,005
0,000
0,000
0,005
0,117
0,008
0,000
0,001
0,032
0,007
0,018
0,019
0,012
0,011
0,006
0,014
0,015
0,291

0,000
0,000
0,002
0,000
0,000
0,000
0,000
0,040
-0,001
0,000
0,000
0,006
-0,001
-0,002
0,003
-0,001
-0,001
0,000
-0,002
-0,002
0,040

0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,014
0,000
0,000
0,000
0,001
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,017

2,089

S
G
Ck
Cv

=
=
=
=

0,124
1,245
4,836
0,059

Tabel 4.44 Pemilihan jenis distribusi


No.

Jenis Distribusi

Syarat

Hitungan

Hasil

1
2

Normal (Gauss)
Log Normal

Ck = 3Cv; G = 0
G = 3Cv

Ck = 8,216; G = 2,042
G = 1,245

tdk memenuhi
tdk memenuhi

Log - Pearson III

G0

G = 1,245

memenuhi

Ck = 8,216; G = 2,042

tdk memenuhi

Gumbel

Ck 5,4002; G 1,1395

Dari perhitungan di atas, jenis distribusi yang akan dipakai dalam analisis
curah hujan rencana adalah Distribusi Log Pearson III.

82

4.3.2.2. ANALISIS CURAH HUJAN RENCANA DENGAN DISTRIBUSI


LOG PEARSON III
__

log = log + k * S
di mana :
XT
__

= curah hujan rencana dalam periode ulang T tahun (mm)

= curah hujan rata-rata hasil pengamatan (mm)

= standar deviasi sampel

__ 2
n

log i log

i =1

n 1

= variabel standar untuk X yang besarnya tergantung koefisien


kemencengan G

0 ,5

= koefisien kemencengan
__

n log i log

i =1
(n 1)(n 2)s 3
n

83

Tabel 4.45 Nilai k untuk distribusi Log Pearson III dengan G=1,245

1,0101

1,25

10

20

25

50

100

1,4

-1,318

-0,832

-0,225

0,705

1,337

1,864

2,128

2,706

2,271

1,245
1,2

-1,419

-0,841

-0,202

0,726

1,339

1,844

2,096

2,644

2,177

-1,449

-0,844

-0,195

0,732

1,340

1,838

2,087

2,626

2,149

Tabel 4.46 Perhitungan curah hujan rencana dengan metode distribusi Log Pearson III
Periode Ulang
(T)
KT
Log XT
XT

2 tahun

5 tahun

-0,202
2,064
115,957

0,726
2,179
151,076

10
tahun
1,339
2,255
179,960

20
tahun
1,844
2,318
207,817

50
tahun
2,644
2,417
261,089

100
tahun
2,177
2,359
228,501

4.3.3. PENGEPLOTAN PROBABILITAS DAN UJI KECOCOKAN

Pengplotan probabilitas dan uji kecocokan diperlukan untuk mengetahui


apakah jenis distribusi yang digunakan dalam perhitungan memenuhi syarat
untuk dijadikan dasar pemilihan debit banjir rencana dengan periode ulang
teretentu. Selain iitu, untuk menghindari terjadinya penyimpangan nilai yang
cukup besar dari data curah hujan yang ada.

4.3.3.1. PENGEPLOTAN PROBABILITAS METODE WEIBULL

Dalam pengeplotan probabilitas ini digunakan metode Weibull, dengan


persamaan sebagai berikut :

P=

m
n +1

di mana

Tr =

1
P

di mana :

= Peluang terjadinya curah hujan tertentu

= nomor urut ( peringkat ) data setelah diurutkan dari besar ke kecil

= banyaknya data atau jumlah kejadian.

Tr

= Periode ulang

84

Tabel 4.47 Perhitungan pengeplotan probabilitas metode Weibull


Tahun

Xi

1986

133,386

1987

133,783

1988

166,674

1989

145,109

1990

117,493

1991

127,843

1992

103,692

1993

269,629

1994

99,338

1995

123,523

1996

116,138

1997

185,611

1998

101,461

1999

90,384

2000

169,150

2001

94,995

2002

96,892

2003

103,445

2004

93,218

2005

92,521

Jumlah data
Nilai rata - rata
Standar deviasi

Urutan Xi dari
besar ke kecil

Peringkat
(m)

269,629
185,611
169,150
166,674
145,109
133,783
133,386
127,843
123,523
117,493
116,138
103,692
103,445
101,461
99,338
96,892
94,995
93,218
92,521
90,384

n
X
S

=
=
=

20
128,214
43,439

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

P=

m
n +1
0,048
0,095
0,143
0,190
0,238
0,286
0,333
0,381
0,429
0,476
0,524
0,571
0,619
0,667
0,714
0,762
0,810
0,857
0,905
0,952

Tr =

1
P

21,000
10,500
7,000
5,250
4,200
3,500
3,000
2,625
2,333
2,100
1,909
1,750
1,615
1,500
1,400
1,313
1,235
1,167
1,105
1,050

fik plotting metode Weibull

1,000

0,900

0,800

0,700

0,600

Peluang

0,500

y = -131,14x + 193,79

0,400

0,300

0,200

0,100

50
0,000

100

150

200

250

85

Curah Hujan ( mm )

86

4.3.3.2. UJI KECOCOKAN CHI KUADRAT

Uji kecocokan ini dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan


distribusi yang telah dipilih dapat mewakili distribusi statistik sampel data yang
dianalisis.
G

h2 =
i =1

( i i ) 2
i

di mana :

h2 = parameter chi kuadrat terhitung


G

= jumlah sub kelompok

Oi

= jumlah nilai pengamatan pada sub kelompok i

Ei

= jumlah nilai teoritis pada sub kelompok i

Dari hasil pengamatan yang didapat, dicari pengamatannya dengan chi


kuadrat kritis ( h2 cr ) yang didapat dari tabel dan yang paling kecil. Untuk suatu
nilai nyata tertentu yang sering diambil adalah 5 %. Derajat kebebasan ini secara
umum dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
dk = G R 1
(nilai R = 2, untuk distribusi normal
dan binomial)

di mana :

dk

= derajat kepercayaan

= jumlah sub kelompok

Nilai G diambil 4

dk = G R 1
dk = 4 2 1

dk = 1 dengan = 5% nilai chi kuadrat kritis ( h2 cr ) = 3,841

87

Tabel 4.48 Perhitungan uji kecocokan Chi Kuadrat


Kemungkinan
63,42
117,3
171,3
225,2

P<
P<
P<
P<

Ei

117,3
171,3
225,2
279,1

Oi

4
4
4
4

( Oi - Ei )^2

10
8
1
1

Jumlah ( n )

36
16
9
9

h2

20

( Oi Ei )
Ei

9
4
2,25
2,25
17,5

Dari perhitungan di atas didapatkan nilai chi kuadrat ( h2 cr ) = 17,5. Karena


nilai h2 cr = 3,841 < nilai h2 cr = 17,5 maka pemilihan distribusi Log

Pearson III dapat diterima.

4.3.4. ANALISIS INTENSITAS HUJAN

Dalam analisis intensitas hujan ini menggunakan data hujan harian maka
harus dikonversikan ke intenasitas hujan untuk waktu tertentu (5, 10 menit dan
seterusnya) dengan menggunakan rumus Mononobe.
2

R 24 3
= 24
24 t
di mana :
I

= intensitas hujan (mm/jam)

= lamanya hujan (jam)

R24

= curah hujan maksimum harian (selama 24 jam) (mm)

Tabel 4.49 Curah hujan rencana


Periode Ulang
(T tahun)

R24

2 tahun

5 tahun

10 tahun

20 tahun

50 tahun

100 tahun

115,96

151,08

179,96

207,82

261,09

228,5

88

Tabel 4.50 Intensitas hujan tiap jam untuk periode ulang 2, 5, 10, 20, 50 dan 100 tahun
T
(Jam)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

2
Tahun
40,200
25,324
19,326
15,953
13,748
12,175
10,986
10,050
9,291
8,661
8,128
7,670
7,271
6,921
6,609
6,331
6,080
5,853
5,646
5,456
5,281
5,120
4,971
4,832

I (mm) untuk periode ulang


5
10
20
50
tahun
tahun
tahun
tahun
52,375
62,389
72,046
90,515
32,994
39,302
45,386
57,021
25,179
29,993
34,636
43,515
20,785
24,759
28,592
35,921
17,912
21,337
24,639
30,956
15,862
18,895
21,819
27,413
14,313
17,049
19,688
24,735
13,094
15,597
18,012
22,629
12,105
14,419
16,651
20,920
11,284
13,441
15,522
19,501
10,589
12,614
14,566
18,300
9,992
11,903
13,745
17,269
9,473
11,284
13,031
16,372
9,017
10,740
12,403
15,582
8,611
10,258
11,845
14,882
8,249
9,826
11,347
14,255
7,922
9,436
10,897
13,691
7,626
9,084
10,490
13,179
7,356
8,762
10,118
12,712
7,108
8,467
9,778
12,285
6,881
8,196
9,465
11,892
6,671
7,946
9,176
11,528
6,476
7,714
8,908
11,192
6,295
7,498
8,659
10,879

100
tahun
79,217
49,904
38,084
31,437
27,092
23,991
21,648
19,804
18,309
17,067
16,016
15,113
14,328
13,637
13,024
12,476
11,982
11,534
11,125
10,751
10,407
10,090
9,795
9,521

0,000

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

bar 4.7 Grafik intensitas curah hujan


Kali Siangker

Intesitas Hujan (mm/jam)

120,000

y = 90,515x-0,6667

y = 79,217x-0,6667

Waktu (jam)

12

y = 72,046x-0,6667
y = 62,389x-0,6667

18

y = 52,375x-0,6667
y = 40,2x-0,6667

24

89

90

Tabel 4.51 Persamaan grafik intensitas hujan

Periode Ulang
(T tahun)
2 Tahun

Persamaan Kurva

5 Tahun

Y = 53,375x-0,6667

10 Tahun

Y = 62,389x-0,6667

20 Tahun

Y = 72,046x-0,6667

50 Tahun

Y = 90,515x-0,6667

100 Tahun

Y = 79,217x-0,6667

Keterangan

Y = 40,200x-0,6667
y = intensitas hujan (mm)
x = waktu lamanya hujan
(jam)

4.3.5. ANALISIS DEBIT BANJIR RENCANA

Dalam perhitungan analisis debit hujan rencana ini digunakan lima metode
yang biasa digunakan untuk memperkirakan debit banjir, yaitu metode Rasional,
metode Der Weduwen, metode Haspers, metode Rasional Jepang dan metode
Manual Jawa Sumatra.

4.3.5.1. Metode Rasional

Qmax = 0,002778 * C * I * A
di mana :

Qmax

= debit puncak/maksimum (m3/detik)

= koefisien aliran permukaan ( 0 C 1 )

= intensitas hujan (mm/jam)

= luas daerah aliran (Ha)

91

Data Daerah Aliran Sungai (DAS)


=

4,283 km2

428,3 Ha

5,519 km

5519 m

- elevasi hulu

59 m

- elevasi hilir

-0.3 m

- kemiringan lahan (S)

elv.hulu elv.hilir
L

- luas DAS (A)


- panjang sungai (L)

0,011

Tabel 4.52 Curah hujan rencana


Periode
Ulang

10

20

50

100

R24

115,957

151,076

179,960

207,817

261,089

228,501

Perhitungan :

C =

koefisien aliran permukaan


waktu konsentrasi (Kirpich, 1940)

tc

0,900 (tabel 4.21)

0,87 * L2
=
1000 * S

0 , 385

= 1,416 jam

Tabel 4.53 Perhitungan intensitas hujan rencana dengan tc = 1,416 jam


Periode Ulang
(T tahun)

Grafik Intensitas

Intensitas Hujan

Hujan

(mm/jam)

Keterangan

2 Tahun

Y = 40,200x-0,6667

5 Tahun

-0,6667

Y = 53,375x

41,544

10 Tahun

Y = 62,389x-0,6667

49.487

20 Tahun

Y = 72,046x-0,6667

57.147

Y = 90,515x-0,6667

lamanya

50 Tahun

71.797

hujan (jam)

100 Tahun

-0,6667

Y = 79,217x

31,887

62.835

y = intensitas
hujan (mm)
x = waktu

92

Tabel 4.54 Perhitungan debit banjir rencana Kali Silandak dengan metode Rasional
Periode (T)
Qmax (m3/dtk)

2
34,148

5
44,490

10
52,996

20
61,200

50
76,888

100
67,291

4.3.5.2. Metode Der Weduwen

Q = * *q* A
di mana :

= 1

4,1
q + 7

t +1
A
t +9
120 + A

120 +

R 67,65
q n = 24

240 t + 1,45
t = 0,25 * L * Q 0,125 I 0,125

di mana :

Qn

= debit banjir (m3/detik) dengan kemungkinan tak terpenuhi n%

R24

= curah hujan rencana (mm)

= koefisien limpasan air hujan

= koefisien pengurangan daerah untuk curah hujan daerah aliran

qn

= curah hujan dari hasil perhitungan Rn (m3/detik, km2)

= luas daerah aliran (km2) sampai 100 km2 (A 100 km2)

= waktu konsentrasi (jam)

= panjang sungai (km)

= kemiringan sungai atau medan

93

Data Daerah Aliran Sungai (DAS)


- luas DAS (A)

4,283 km2

- panjang sungai (L)

5,519 km

5519 m

- elevasi hulu

59 m

- elevasi hilir

-0.3 m

- kemiringan lahan (I)

elv.hulu elv.hilir
L

0,011

Tabel 4.55 Curah hujan rencana


Periode
Ulang

10

20

50

100

R24

115,957

151,076

179,960

207,817

261,089

228,501

Perhitungan :
Tabel 4.56 Asumsi waktu konsentrasi (jam)
Periode Ulang

(T)

2
1,561

t (jam)

5
1,450

10
1,456

20
1,425

50
1,376

100
1,404

Tabel 4.57 Perhitungan qn, , , Q dan t


(T)
qn (m3/dtk/km2)

Q (m3/dtk)
T (jam)
Periode Ulang

2
10,855
0,974
0,767
34,717
1,561

5
14,684
0,974
0,807
49,449
1,493

10
17,456
0,974
0,829
60,358
1,456

20
20,375
0,974
0,847
71,984
1,425

50
26,042
0,973
0,873
94,820
1,376

100
22,568
0,973
0,858
80,785
1,404

Tabel 4.58 Perhitungan debit banjir rencana Kali Silandak dengan metode Der Weduwen
Periode (T)
Qmax (m3/dtk)

2
34,717

5
49,449

10
60,358

20
71,984

50
94,820

100
80,785

94

4.3.5.3. Metode Haspers

Qn = * * q n * A
di mana :

=
1

1 + 0,012 * A 0,70
1 + 0,075 * A 0,70

= 1+

qn =

t + 3,70 * 10 0, 40t A 0,75


12
t 2 + 15

t.Rn
3,6.t

t = 0,10.L0,80 .i 0,30
Rn =

t.R24
t +1

di mana :

Qn

= debit banjir (m3/dt)

Rn

= curah hujan harian maksimum (mm)

= koefisien limpasan air hujan (run off)

= koefisien pengurangan daerah untuk curah hujan DAS

qn

= curah hujan dari hasil perhitungan Rn (m3/dt.km2)

= luas daerah aliran (km2)

= waktu konsentrasi (jam)

= panjang sungai (km)

= kemiringan sungai

Data Daerah Aliran Sungai (DAS)


- luas DAS (A)

4,283 km2

- panjang sungai (L)

5,519 km

5519 m

59 m

- elevasi hulu

95

- elevasi hilir

-0.3 m

- kemiringan lahan (I)

elv.hulu elv.hilir
L

0,011

Tabel 4.59 Curah hujan rencana


Periode
Ulang

10

20

50

100

R24

115,957

151,076

179,960

207,817

261,089

228,501

Perhitungan :
1 + 0,012 * A 0, 70
=
= 0,856
1 + 0,075 * A 0,70

koefisien aliran permukaan

koefisien pengurangan daerah

= 1+

t.Rn
3,6.t

0,966

t = 0,10.L0,80 .i 0,30 = 1,528 jam

waktu konsentrasi

qn =

t + 3,70 * 10 0, 40t A 0,75


= 1,035
12
t 2 + 15

Rn =

dimana

t.R24
t +1

Tabel 4.60 Perhitungan qn dan Rn


Periode
Ulang

Rn
qn

70,087
19,469

91,314
25,365

10

20

50

100

108,772
30,214

125,609
34,891

157,808
43,836

138,111
38,364

Tabel 4.61 Perhitungan debit banjir rencana Kali Siangker dengan metode Haspers
Periode (T)
Qmax (m3/dtk)

2
68,944

5
89,825

10
106,999

20
123,562

50
155,236

100
135,860

96

4.3.5.4. Metode Rasional Jepang

Q =

* A
3,6

di mana :

= debit banjir (m3/detik)

= koefisien limpasan air hujan

= intensitas curah hujan (mm/jam)

= luas daerah aliran (km2)

Data Daerah Aliran Sungai (DAS)


- luas DAS (A)

4,283 km2

- panjang sungai (L)

5,519 km

5519 m

- elevasi hulu

59 m

- elevasi hilir

-0.3 m

- kemiringan lahan (S)

elv.hulu elv.hilir
L

0,011

koefisien aliran permukaan

Perhitungan :

waktu konsentrasi (Kirpich, 1940)

tc

0,900

0,87 * L2
=
1000 * S

0 , 385

= 1,416 jam

97

Tabel 4.62 Perhitungan intensitas hujan rencana dengan tc = 1,416 jam


Periode Ulang
(T tahun)

Grafik Intensitas

Intensitas Hujan

Hujan

(mm/jam)

Keterangan

2 Tahun

Y = 40,200x-0,6667

5 Tahun

-0,6667

Y = 53,375x

41.544

10 Tahun

Y = 62,389x-0,6667

49.487

20 Tahun

Y = 72,046x-0,6667

57.147

Y = 90,515x-0,6667

lamanya

50 Tahun

71.797

hujan (jam)

31.887

-0,6667

Y = 79,217x

100 Tahun

y = intensitas
hujan (mm)
x = waktu

62.835

Tabel 4.63 Perhitungan debit banjir rencana Kali Siangker dengan metode Rasional Jepang
Periode (T)
Qmax (m3/dtk)

2
34,145

5
44,486

10
52,992

20
61,195

50
76,882

100
67,286

4.3.5.5. Metode Manual Jawa Sumatra

Q = GF * MAF
di mana :
8.10 6 * AREAv * APBAR 2, 455 * SIMS 0,177 * (1 LAKE ) 0,85

MAF

= 1,02 0,0275 log( AREA)

APBAR =

PBAR * ARF

SIMS

H
MSL

LAKE

Total daerah aliran di atas danau danau (km 2 )


AREA

AREA

Luas DAS (km2)

PBAR

Hujan 24 jam maksimum merata tahunan (mm)

ARF

Faktor reduksi

SIMS

Indeks kemiringan

di mana :

98

Beda tinggi antara titik pengamatan dengan ujung sungai


tertinggi (m)

MSL

Panjang sungai sampai titik pengamatan (km)

LAKE

Indeks danau

GF

Growth factor

Debit banjir rencana (m3/detik)

Tabel 4.64 Growth Factor (GF)


Return

Luas cathment area (km2)

Period
T
5
10
20
50
100

<180
1.28
1.56
1.88
2.35
2.78

300
1.27
1.54
1.84
2.30
2.72

600
1.24
1.48
1.75
2.18
2.57

900
1.22
1.49
1.70
2.10
2.47

1200
1.19
1.47
1.64
2.03
2.37

>1500
1.17
1.37
1.59
1.95
2.27

Sumber : Joesron Loebis, Banjir Rencana Untuk Bangunan Air, 1984.

Tabel 4.65 Faktor ReduksiAreal (ARF)


DAS (km2)
1 10
10 30
30 3000

ARF
0,99
0,97
1,52 0,0123 log AREA

Sumber : Joesron Loebis, Banjir Rencana Untuk Bangunan Air,1984.

Data Daerah Aliran Sungai (DAS)


- luas DAS (AREA)

- panjang sungai (MSL) =

4,283 km2
5,519 km

- elevasi hulu

59 m

- elevasi hilir

-0.3 m

Tabel 4.66 Curah hujan rencana (PBAR)


Periode
Ulang

10

20

50

100

R24

115,957

151,076

179,960

207,817

261,089

228,501

99

Perhitungan :
Tabel 4.67 Nilai Growth Factor (GF) untuk Kali Sangker
Periode
Ulang

2 tahun

GF

5 tahun

1,28

10 tahun

20 tahun

50 tahun

1,56

1,88

2,35

100
tahun

2,78

V = 1,02 0,0275 log( AREA) = 1,003 m/dt


ARF = 0,970 (lihat tabel)
APBAR = PBAR * ARF

Tabel 4.68 Perhitungan nilai APBAR = PBAR*ARF


Periode Ulang

PBAR
APBAR

SIMS =

2 tahun

5 tahun

10 tahun

20 tahun

50
tahun

100
tahun

115,957
112,478

151,076
146,544

179,960
174,561

207,817
201,583

261,089
253,257

228,501
221,646

H
= 10,745
MSL

MAF = 8.10 6 * AREAv * APBAR 2, 455 * SIMS 0,177 * (1 LAKE ) 0,85

Tabel 4.69 Perhitungan nilai MAF


Periode
Ulang

MAF

2 tahun

5,681

5 tahun

10,877

10 tahun

20 tahun

50 tahun

16,712

23,795

41,667

100
tahun

30,036

Q = GF * MAF

Tabel 4.70 Debit banjir rencana Kali Siangker dengan metode Manual Jawa Sumatra
Periode
Ulang

2 tahun

5 tahun

13,922

10 tahun

20 tahun

50 tahun

26,071

44,735

97,918

100
tahun

83,501

100

4.3.6. HASIL ANALISIS DEBIT BANJIR RENCANA KALI SIANGKER


Tabel 4.71 Rekapitulasi hasil analisis debit banjir rencana Kali Siangker
Debit Banjir Rencana (Qmaks)
m3/dt

Rasional
Der Weduwen
Haspers
Rasional Jepang
Manual Jawa Sumatra

2 tahun
34,148
34,717
68,944
34,145
-

Periode Ulang (T) tahun


10
20
50
5 tahun
tahun
tahun
tahun
44,490
52,996
61,200
76,888
49,449
60,358
71,984
94,820
89,825 106,999 123,562 155,236
44,486
52,992
61,195
76,882
13,922
26,071
44,735
97,918

100
tahun
67,291
80,785
135,860
67,286
83,501

4.4. DEBIT BANJIR RENCANA KALI BANTENG

Dalam perhitungan debit banjir rencana Kali Banteng hanya dibutuhkan data
curah hujan harian maksimum tahunan dari Stasiun BMG Bandara A. Yani
Semarang dengan no.10041a dalam 20 tahun terakhir (n = 20). Luas DAS Kali
Banteng adalah 1,6116 km2 atau 161,160 Ha dengan panjang sungai 3,521 km.
Tabel 4.72 Curah hujan maksimium tahunan Sta. BMG A. Yani Semarang 1986 2005
Tahun

Sta.BMG A.Yani

1986

141

1987

124,3

1988

150,2

1989

152,1

1990

123,1

1991

105

1992

103

1993

255,3

1994

95,6

1995

120,2

1996

114,2

1997

160

1998

98

1999

84,5

2000

147

2001

63,5

2002

94,4

2003

97,7

2004

111,7

2005

80,2

101

Gambar 4.8 Peta DAS Kali Banteng

102

4.4.1. ANALISIS CURAH HUJAN RENCANA

Analisis curah hujan rencana ditujukan untuk mengetahui besarnya curah hujan
maksimum rata rata dalam periode ulang tertentu untuk merencanakan debit
banjir rencana.

4.4.1.1. PARAMETER STATISTIK CURAH HUJAN

Dalam penentuan jenis distribusi yang akan dipakai dalam perhitungan maka
diperlukan parameter statistik
i

Standar Deviasi (S)

__ 2
n

i

i =1

n 1

0,5

di mana :

ii

Standar Deviasi

Xi

Curah hujan pada tahun ke- (mm)

Curah hujan rata-rata (mm)

jumlah data

Koefisien Skewness (G)

__

n i

i =1
(n 1)(n 2)S 3
n

103

iii Koefisien Kurtosis (Ck)

Ck

__

n i

i =1
(n 1)(n 2)(n 3) S 4
2

iv Koefisien Variasi (Cv)

Cv

S
__

Tabel 4.73 Parameter statistik curah hujan


Tahun
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Jumlah

S
G
Ck
Cv

Xi
141,000
124,300
150,200
152,100
123,100
105,000
103,000
255,300
95,600
120,200
114,200
160,000
98,000
84,500
147,000
63,500
94,400
97,700
111,700
80,200
2421,000
121,050

=
=
=
=

40,981
1,852
8,455
0,339

(Xi - X)
19,950
3,250
29,150
31,050
2,050
-16,050
-18,050
134,250
-25,450
-0,850
-6,850
38,950
-23,050
-36,550
25,950
-57,550
-26,650
-23,350
-9,350
-40,850
0,000

(Xi - X)
398,003
10,563
849,723
964,103
4,203
257,602
325,802
18023,063
647,702
0,722
46,922
1517,103
531,302
1335,903
673,403
3312,003
710,222
545,222
87,422
1668,723
31909,710

(Xi - X)
7940,150
34,328
24769,411
29935,383
8,615
-4134,520
-5880,735
2419596,141
-16484,029
-0,614
-321,419
59091,142
-12246,523
-48827,236
17474,795
-190605,744
-18927,430
-12730,945
-817,400
-68167,314
2179706,055

(Xi X)
158405,990
111,566
722028,327
929493,631
17,661
66359,048
106147,269
324830781,879
419518,529
0,522
2201,721
2301599,996
282282,347
1784635,490
453470,927
10969360,560
504416,000
297267,575
7642,694
2784634,782
346620376,510

104

Tabel 4.74 Parameter statistik curah hujan (Log)


Xi
141,000
124,300
150,200
152,100
123,100
105,000
103,000
255,300
95,600
120,200
114,200
160,000
98,000
84,500
147,000
63,500
94,400
97,700
111,700
80,200
2421,000

Tahun
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Jumlah

Log

Log Xi

(Log Xi-Log X)

(Log Xi-Log X)2

(Log Xi-Log X)3

(Log Xi-Log X)4

2,149
2,094
2,177
2,182
2,090
2,021
2,013
2,407
1,980
2,080
2,058
2,204
1,991
1,927
2,167
1,803
1,975
1,990
2,048
1,904
41,261

0,086
0,031
0,114
0,119
0,027
-0,042
-0,050
0,344
-0,083
0,017
-0,005
0,141
-0,072
-0,136
0,104
-0,260
-0,088
-0,073
-0,015
-0,159
0,000

0,007
0,001
0,013
0,014
0,001
0,002
0,003
0,118
0,007
0,000
0,000
0,020
0,005
0,019
0,011
0,068
0,008
0,005
0,000
0,025
0,327

0,001
0,000
0,001
0,002
0,000
0,000
0,000
0,041
-0,001
0,000
0,000
0,003
0,000
-0,003
0,001
-0,018
-0,001
0,000
0,000
-0,004
0,022

0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,014
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,005
0,000
0,000
0,000
0,001
0,021

2,063

S
G
Ck
Cv

=
=
=
=

0,131
0,573
4,810
0,063

Tabel 4.75 Pemilihan jenis distribusi


No.

Jenis Distribusi

Syarat

Hitungan

Hasil

1
2

Normal (Gauss)
Log Normal

Ck = 3Cv; G = 0
G = 3Cv

Ck = 8,455; G = 1,852
G = 0,573

tdk memenuhi
tdk memenuhi

Log - Pearson III

G0

G = 0,573

memenuhi

Ck = 8,455; G = 1,852

tdk memenuhi

Gumbel

Ck 5,4002; G 1,1395

Dari perhitungan di atas, jenis distribusi yang akan dipakai dalam analisis
curah hujan rencana adalah Distribusi Log Pearson III.

105

4.4.1.2. ANALISIS CURAH HUJAN RENCANA DENGAN DISTRIBUSI


LOG PEARSON III
__

log = log + k * S
di mana :
XT
__

= curah hujan rencana dalam periode ulang T tahun (mm)

= curah hujan rata-rata hasil pengamatan (mm)

= standar deviasi sampel

__ 2
n

log i log

i =1

n 1

= variabel standar untuk X yang besarnya tergantung koefisien


kemencengan G

0 ,5

= koefisien kemencengan
__

n log i log

i =1
(n 1)(n 2)s 3
n

106

Tabel 4.76 Nilai k untuk distribusi Log Pearson III dengan G=0,573

1,0101

1,25

10

20

25

50

100

0,6

-1,880

-0,857

-0,099

0,800

1,328

1,735

1,939

2,359

2,755

0,573
0,4

-1,900

-0,857

-0,095

0,802

1,327

1,730

1,931

2,346

2,736

-2,029

-0,855

-0,066

0,816

1,317

1,692

1,880

2,261

2,615

Tabel 4.77 Perhitungan curah hujan rencana dengan metode distribusi Log Pearson III
Periode Ulang
(T)
KT
Log XT
XT

2 tahun

5 tahun

-0,095
2,051
112,372

0,802
2,168
147,320

10
tahun
1,327
2,237
172,596

20
tahun
1,730
2,290
194,934

50
tahun
2,346
2,371
234,807

100
tahun
2,736
2,422
264,183

4.4.2. PENGEPLOTAN PROBABILITAS DAN UJI KECOCOKAN

Pengplotan probabilitas dan uji kecocokan diperlukan untuk mengetahui


apakah jenis distribusi yang digunakan dalam perhitungan memenuhi syarat
untuk dijadikan dasar pemilihan debit banjir rencana dengan periode ulang
teretentu. Selain iitu, untuk menghindari terjadinya penyimpangan nilai yang
cukup besar dari data curah hujan yang ada.

4.4.2.1. PENGEPLOTAN PROBABILITAS METODE WEIBULL

Dalam pengeplotan probabilitas ini digunakan metode Weibull, dengan


persamaan sebagai berikut :

P=

m
n +1

di mana

Tr =

1
P

di mana :

= Peluang terjadinya curah hujan tertentu

= nomor urut ( peringkat ) data setelah diurutkan dari besar ke kecil

= banyaknya data atau jumlah kejadian.

Tr

= Periode ulang

107

Tabel 4.78 Perhitungan pengeplotan probabilitas metode Weibull


Tahun

Xi

1986

141,000

1987

124,300

1988

150,200

1989

152,100

1990

123,100

1991

105,000

1992

103,000

1993

255,300

1994

95,600

1995

120,200

1996

114,200

1997

160,000

1998

98,000

1999

84,500

2000

147,000

2001

63,500

2002

94,400

2003

97,700

2004

111,700

2005

80,200

Jumlah data
Nilai rata - rata
Standar deviasi

Urutan Xi dari
besar ke kecil

Peringkat
(m)

255,300
160,000
152,100
150,200
147,000
141,000
124,300
123,100
120,200
114,200
111,700
105,000
103,000
98,000
97,700
95,600
94,400
84,500
63,500
80,200

n
X
S

=
=
=

20
121,050
40,981

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

P=

m
n +1
0,048
0,095
0,143
0,190
0,238
0,286
0,333
0,381
0,429
0,476
0,524
0,571
0,619
0,667
0,714
0,762
0,810
0,857
0,905
0,952

Tr =

1
P

21,000
10,500
7,000
5,250
4,200
3,500
3,000
2,625
2,333
2,100
1,909
1,750
1,615
1,500
1,400
1,313
1,235
1,167
1,105
1,050

1,00

0,90

0,80

0,70

Peluang

0,50

0,40

Gambar 4.9 Grafik plotting metode Weibull

0,60

y = -126,23x + 184,17

0,30

0,20

0,10

50
0,00

100

150

200

250

108

Curah Hujan ( mm )

109

4.4.2.2. UJI KECOCOKAN CHI KUADRAT

Uji kecocokan ini dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan


distribusi yang telah dipilih dapat mewakili distribusi statistik sampel data yang
dianalisis.
G

h2 =
i =1

( i i ) 2
i

di mana :

h2 = parameter chi kuadrat terhitung


G

= jumlah sub kelompok

Oi

= jumlah nilai pengamatan pada sub kelompok i

Ei

= jumlah nilai teoritis pada sub kelompok i

Dari hasil pengamatan yang didapat, dicari pengamatannya dengan chi


kuadrat kritis ( h2 cr ) yang didapat dari tabel dan yang paling kecil. Untuk suatu
nilai nyata tertentu yang sering diambil adalah 5 %. Derajat kebebasan ini secara
umum dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
dk = G R 1
(nilai R = 2, untuk distribusi normal
dan binomial)

di mana :

dk

= derajat kepercayaan

= jumlah sub kelompok

Nilai G diambil 4

dk = G R 1
dk = 4 2 1

dk = 1 dengan = 5% nilai chi kuadrat kritis ( h2 cr ) = 3,841

110

Tabel 4.79 Perhitungan uji kecocokan Chi Kuadrat


Kemungkinan
37,97
89,03
140,1
191,2

P<
P<
P<
P<

Ei

89,03
140,1
191,2
242,2

Oi

4
4
4
4

( Oi - Ei )^2

3
11
5
1

Jumlah ( n )

1
49
1
9

h2

20

( Oi Ei )
Ei

0,25
12,25
0,25
2,25
17,5

Dari perhitungan di atas didapatkan nilai chi kuadrat ( h2 cr ) = 15. Karena


nilai h2 cr = 3,841 < nilai h2 cr = 15 maka pemilihan distribusi Log

Pearson III dapat diterima.

4.4.3. ANALISIS INTENSITAS HUJAN

Dalam analisis intensitas hujan ini menggunakan data hujan harian maka
harus dikonversikan ke intenasitas hujan untuk waktu tertentu (5, 10 menit dan
seterusnya) dengan menggunakan rumus Mononobe.
2

R 24 3
= 24
24 t
di mana :
I

= intensitas hujan (mm/jam)

= lamanya hujan (jam)

R24

= curah hujan maksimum harian (selama 24 jam) (mm)

Tabel 4.80 Curah hujan rencana


Periode Ulang
(T tahun)

R24

2 tahun

5 tahun

10 tahun

20 tahun

50 tahun

100 tahun

112,37

147,32

172,6

194,93

234,81

264,18

111

Tabel 4.81 Intensitas hujan tiap jam untuk periode ulang 2, 5, 10, 20, 50 dan 100 tahun
T
(Jam)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

2
Tahun
38,957
24,542
18,729
15,460
13,323
11,798
10,646
9,739
9,004
8,393
7,876
7,432
7,046
6,707
6,405
6,135
5,892
5,672
5,471
5,287
5,118
4,962
4,817
4,682

I (mm) untuk periode ulang


5
10
20
50
tahun
tahun
tahun
tahun
51,073
59,836
67,580
81,403
32,174
37,694
42,573
51,281
24,553
28,766
32,489
39,134
20,268
23,746
26,819
32,305
17,467
20,463
23,112
27,839
15,468
18,121
20,467
24,653
13,957
16,352
18,468
22,245
12,768
14,959
16,895
20,351
11,804
13,829
15,619
18,814
11,003
12,891
14,560
17,538
10,326
12,098
13,663
16,458
9,744
11,416
12,893
15,531
9,238
10,823
12,223
14,724
8,792
10,301
11,634
14,014
8,397
9,838
11,111
13,384
8,043
9,424
10,643
12,820
7,725
9,050
10,222
12,312
7,436
8,712
9,839
11,852
7,173
8,403
9,491
11,432
6,932
8,121
9,172
11,048
6,710
7,861
8,878
10,695
6,505
7,621
8,607
10,368
6,315
7,398
8,356
10,065
6,138
7,191
8,122
9,784

100
tahun
91,587
57,696
44,031
36,346
31,322
27,737
25,029
22,897
21,168
19,732
18,517
17,474
16,566
15,767
15,058
14,424
13,853
13,335
12,863
12,430
12,032
11,665
11,324
11,008

Intesitas Hujan (mm/jam)

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

y = 59,836x-0,6667

Waktu (jam)

12

y = 67,58x-0,6667

Gambar 4.10 Grafik intensitas curah hujan


Kali Banteng

y = 81,403x-0,6667

y = 91,587x-0,6667

18

y = 51,073x-0,6667
y = 38,957x-0,6667

24

112

113

Tabel 4.82 Persamaan grafik intensitas hujan

Periode Ulang
(T tahun)
2 Tahun

Persamaan Kurva

5 Tahun

Y = 51,073x-0,6667

10 Tahun

Y = 59,836x-0,6667

20 Tahun

Y = 67,580x-0,6667

50 Tahun

Y = 81,403x-0,6667

100 Tahun

Y = 91,587x-0,6667

Keterangan

Y = 38,957x-0,6667
y = intensitas hujan (mm)
x = waktu lamanya hujan
(jam)

4.4.4. ANALISIS DEBIT BANJIR RENCANA

Dalam perhitungan analisis debit hujan rencana ini digunakan lima metode
yang biasa digunakan untuk memperkirakan debit banjir, yaitu metode Rasional,
metode Der Weduwen, metode Haspers, metode Rasional Jepang dan metode
Manual Jawa Sumatra.

4.4.4.1. Metode Rasional

Qmax = 0,002778 * C * I * A
di mana :

Qmax

= debit puncak/maksimum (m3/detik)

= koefisien aliran permukaan

= intensitas hujan (mm/jam)

= luas daerah aliran (Ha)

Data Daerah Aliran Sungai (DAS)


- luas DAS (A)
- panjang sungai (L)

1,6116 km2

161,16 Ha

3,521 km

3521 m

114

- elevasi hulu

1 m

- elevasi hilir

-1.5 m

- kemiringan lahan (S)

elv.hulu elv.hilir
L

0,00071

Tabel 4.83 Curah hujan rencana


Periode
Ulang

10

20

50

100

R24

112,372

147,320

172,596

194,934

234,807

264,183

Perhitungan :

C =

koefisien aliran permukaan


waktu konsentrasi (Kirpich, 1940)

tc

0,900 (tabel 4.21)

0,87 * L2
=
1000 * S

0 , 385

= 2,851 jam

Tabel 4.84 Perhitungan intensitas hujan rencana dengan tc = 2,851 jam


Periode Ulang
(T tahun)

Grafik Intensitas

Intensitas Hujan

Hujan

(mm/jam)

Keterangan

2 Tahun

Y = 38,957x-0,6667

5 Tahun

-0,6667

Y = 51,073x

25,402

10 Tahun

Y = 59,836x-0,6667

29.761

20 Tahun

Y = 67,580x-0,6667

33.612

lamanya

50 Tahun

-0,6667

40.487

hujan (jam)

100 Tahun

Y = 81,403x

-0,6667

Y = 91,587x

19,376
y = intensitas
hujan (mm)
x = waktu

45.553

Tabel 4.85 Perhitungan debit banjir rencana Kali Banteng dengan metode Rasional
Periode (T)
Qmax (m3/dtk)

2
7,807

5
10,235

10
11,992

20
13,543

50
16,314

100
18,355

115

4.4.4.2. Metode Der Weduwen

Q = * *q* A
di mana :

= 1

4,1
q + 7

t +1
A
t +9
120 + A

120 +

R 67,65
q n = 24

240 t + 1,45
t = 0,25 * L * Q 0,125 I 0,125

di mana :
Qn

= debit banjir (m3/detik) dengan kemungkinan tak terpenuhi n%

R24

= curah hujan rencana (mm)

= koefisien limpasan air hujan

= koefisien pengurangan daerah untuk curah hujan daerah aliran

qn

= curah hujan dari hasil perhitungan Rn (m3/detik, km2)

= luas daerah aliran (km2) sampai 100 km2 (A 100 km2)

= waktu konsentrasi (jam)

= panjang sungai (km)

= kemiringan sungai atau medan

Data Daerah Aliran Sungai (DAS)


- luas DAS (A)

1,612 km2

- panjang sungai (L)

3,521 km

3521 m

- elevasi hulu

1 m

- elevasi hilir

-1,5 m

116

- kemiringan lahan (I)

elv.hulu elv.hilir
L

0,00071

Tabel 4.86 Curah hujan rencana


Periode
Ulang

10

20

50

100

R24

112,372

147,320

172,596

194,934

234,807

264,183

Perhitungan :
Tabel 4.87 Asumsi waktu konsentrasi (jam)
Periode Ulang

(T)

2
1,586

t (jam)

5
1,519

10
1,482

20
1,454

50
1,414

100
1,389

Tabel 4.88 Perhitungan qn, , , Q dan t


Periode Ulang (T)
qn (m3/dtk/km2)

Q (m3/dtk)
T (jam)

2
10,433
0,990
0,763
12,707
1,586

5
13,986
0,990
0,803
17,925
1,519

10
16,593
0,990
0,825
21,838
1,482

20
18,921
0,990
0,841
25,374
1,454

50
23,110
0,990
0,863
31,805
1,414

100
26,230
0,990
0,876
36,636
1,389

Tabel 4.89 Perhitungan debit banjir rencana Kali Banteng dengan metode Der Weduwen
Periode (T)
Qmax (m3/dtk)

2
12,707

5
17,925

10
21,838

4.4.4.3. Metode Haspers

Qn = * * q n * A
di mana :
1 + 0,012 * A 0,70
=
1 + 0,075 * A 0,70
1

= 1+

t + 3,70 * 10 0, 40t A 0,75


12
t 2 + 15

20
25,374

50
31,805

100
36,636

117

qn =

t.Rn
3,6.t

t = 0,10.L0,80 .i 0,30
Rn =

t.R24
t +1

di mana :
Qn

= debit banjir (m3/dt)

Rn

= curah hujan harian maksimum (mm)

= koefisien limpasan air hujan (run off)

= koefisien pengurangan daerah untuk curah hujan DAS

qn

= curah hujan dari hasil perhitungan Rn (m3/dt.km2)

= luas daerah aliran (km2)

= waktu konsentrasi (jam)

= panjang sungai (km)

= kemiringan sungai

Data Daerah Aliran Sungai (DAS)


- luas DAS (A)

1,6116 km2

- panjang sungai (L)

3,521 km

3521 m

- elevasi hulu

1 m

- elevasi hilir

-1,5 m

- kemiringan lahan (I)

elv.hulu elv.hilir
L

0,00071

Tabel 4.90 Curah hujan rencana


Periode
Ulang

10

20

50

100

R24

112,372

147,320

172,596

194,934

234,807

264,183

118

Perhitungan :

koefisien aliran permukaan

koefisien pengurangan daerah

1 + 0,012 * A 0, 70
= 0,920
1 + 0,075 * A 0,70

= 1+

t.Rn
3,6.t

0,984

t = 0,10.L0,80 .i 0,30 = 2,410 jam

waktu konsentrasi
qn =

t + 3,70 * 10 0, 40t A 0,75


= 1,016
12
t 2 + 15

Rn =

dimana

t.R24
t +1

Tabel 4.91 Perhitungan qn dan Rn


Periode
Ulang

79,418
22,060

Rn
qn

10

20

50

100

104,116
28,921

121,980
33,883

137,767
38,269

165,947
46,096

186,708
51,863

Tabel 4.92 Perhitungan debit banjir rencana Kali Banteng dengan metode Haspers
Periode (T)
Qmax (m3/dtk)

2
32,202

5
42,217

10
49,460

4.4.4.4. Metode Rasional Jepang


Q =

* A
3,6

di mana :
Q

= debit banjir (m3/detik)

= koefisien limpasan air hujan

= intensitas curah hujan (mm/jam)

= luas daerah aliran (km2)

20
55,862

50
67,288

100
75,706

119

Data Daerah Aliran Sungai (DAS)


- luas DAS (A)

1,6116 km2

- panjang sungai (L)

3,521 km

3521 m

- elevasi hulu

1 m

- elevasi hilir

-1,5 m

- kemiringan lahan (S)

elv.hulu elv.hilir
L

0,00071

koefisien aliran permukaan

Perhitungan :

waktu konsentrasi (Kirpich, 1940)

tc

0,900

0,87 * L2
=
1000 * S

0 , 385

= 2,851 jam

Tabel 4.93 Perhitungan intensitas hujan rencana dengan tc = 2,851 jam


Periode Ulang
(T tahun)

Grafik Intensitas

Intensitas Hujan

Hujan

(mm/jam)

Keterangan

2 Tahun

Y = 38,957x-0,6667

5 Tahun

-0,6667

Y = 51,073x

25,402

10 Tahun

Y = 59,836x-0,6667

29.761

20 Tahun

Y = 67,580x-0,6667

33.612

Y = 81,403x-0,6667

lamanya

50 Tahun

40.487

hujan (jam)

100 Tahun

-0,6667

Y = 91,587x

19,376
y = intensitas
hujan (mm)
x = waktu

45.553

Tabel 4.94 Perhitungan debit banjir rencana Kali Banteng dengan metode Rasional Jepang
Periode (T)
Qmax (m3/dtk)

2
7,807

5
10,235

10
11,991

20
13,542

50
16,312

100
18,353

120

4.4.4.5. Metode Manual Jawa Sumatra


Q = GF * MAF
di mana :
8.10 6 * AREA v * APBAR 2, 455 * SIMS 0,177 * (1 LAKE ) 0,85

MAF

= 1,02 0,0275 log( AREA)

APBAR =

PBAR * ARF

SIMS

H
MSL

LAKE

Total daerah aliran di atas danau danau km 2


AREA

AREA

Luas DAS (km2)

PBAR

Hujan 24 jam maksimum merata tahunan (mm)

ARF

Faktor reduksi

SIMS

Indeks kemiringan

Beda tinggi antara titik pengamatan dengan ujung sungai

di mana :

tertinggi (m)
MSL

Panjang sungai sampai titik pengamatan (km)

LAKE

Indeks danau

GF

Growth factor

Debit banjir rencana (m3/detik)

Tabel 4.95 Growth Factor (GF)


Return

Luas cathment area (km2)

Period
T
5
10
20
50
100

<180
1.28
1.56
1.88
2.35
2.78

300
1.27
1.54
1.84
2.30
2.72

600
1.24
1.48
1.75
2.18
2.57

Sumber : Joesron Loebis, Banjir Rencana Untuk Bangunan Air, 1984.

900
1.22
1.49
1.70
2.10
2.47

1200
1.19
1.47
1.64
2.03
2.37

>1500
1.17
1.37
1.59
1.95
2.27

121

Tabel 4.96 Faktor ReduksiAreal (ARF)


DAS (km2)
1 10
10 30
30 3000

ARF
0,99
0,97
1,52 0,0123 log AREA

Sumber : Joesron Loebis, Banjir Rencana Untuk Bangunan Air,1984.

Data Daerah Aliran Sungai (DAS)


- luas DAS (AREA)

- panjang sungai (MSL) =

1,6116 km2
3,521 km

- elevasi hulu

1 m

- elevasi hilir

-1.5 m

Tabel 4.97 Curah hujan rencana (PBAR)


Periode
Ulang

10

20

50

100

R24

112,372

147,320

172,596

194,934

234,807

264,183

Perhitungan :
Tabel 4.98 Nilai Growth Factor (GF) untuk Kali Banteng
Periode
Ulang

2 tahun

GF

5 tahun

1,28

10 tahun

20 tahun

50 tahun

1,56

1,88

2,35

100
tahun

2,78

V = 1,02 0,0275 log( AREA) = 1,014 m/dt


ARF = 0,970 (lihat tabel)

APBAR = PBAR * ARF


Tabel 4.99 Perhitungan nilai APBAR = PBAR*ARF
Periode Ulang

PBAR
APBAR

SIMS =

2 tahun

5 tahun

10 tahun

20 tahun

50
tahun

100
tahun

112,372
109,001

147,320
142,900

172,596
167,418

194,934
189,086

234,807
227,763

264,183
256,258

H
= 0,710
MSL

122

MAF = 8.10 6 * AREA v * APBAR 2, 455 * SIMS 0,177 * (1 LAKE ) 0,85


Tabel 4.100 Perhitungan nilai MAF
Periode
Ulang

MAF

2 tahun

1,227

5 tahun

2,386

10 tahun

20 tahun

50 tahun

3,519

4,744

7,492

100
tahun

10,006

Q = GF * MAF

Tabel 4.101 Debit banjir rencana Kali Banteng dengan metode Manual Jawa Sumatra
Periode
Ulang

2 tahun

5 tahun

3,253

10 tahun

20 tahun

50 tahun

5,490

8,919

17,606

100
tahun

27,818

4.4.5. HASIL ANALISIS DEBIT BANJIR RENCANA KALI BANTENG


Tabel 4.102 Rekapitulasi hasil analisis debit banjir rencana Kali Banteng
Debit Banjir Rencana (Qmaks)
m3/dt

Rasional
Der Weduwen
Haspers
Rasional Jepang
Manual Jawa Sumatra

2 tahun
7,807
12,707
32,202
7,807
-

Periode Ulang (T) tahun


10
20
50
5 tahun
tahun
tahun
tahun
10,235
11,992
13,543
16,314
17,925
21,838
25,374
31,805
42,217
49,460
55,862
67,288
10,235
11,991
13,542
16,312
3,253
5,490
8,919
17,606

100
tahun
18,355
36,636
75,706
18,353
27,818

123

4.5. DEBIT BANJIR RENCANA KALI SALINGGA


Dalam perhitungan debit banjir rencana Kali Salingga hanya dibutuhkan
data curah hujan harian maksimum tahunan dari Stasiun BMG Bandara A. Yani
Semarang dengan no.10041a dalam 20 tahun terakhir (n = 20). Luas DAS Kali
Salingga adalah 4,003 km2 atau 400,3 Ha dengan panjang sungai 6,196 km.
Tabel 4.103 Curah hujan maksimium tahunan Sta. BMG A. Yani Semarang 1986 2005
Tahun

Sta.BMG A.Yani

1986

141

1987

124,3

1988

150,2

1989

152,1

1990

123,1

1991

105

1992

103

1993

255,3

1994

95,6

1995

120,2

1996

114,2

1997

160

1998

98

1999

84,5

2000

147

2001

63,5

2002

94,4

2003

97,7

2004

111,7

2005

80,2

124

Gambar 4.11 Peta DAS Kali Salingga

125

4.5.1. ANALISIS CURAH HUJAN RENCANA


Analisis curah hujan rencana ditujukan untuk mengetahui besarnya curah
hujan maksimum rata rata dalam periode ulang tertentu untuk merencanakan
debit banjir rencana.

4.5.1.1. PARAMETER STATISTIK CURAH HUJAN


Dalam penentuan jenis distribusi yang akan dipakai dalam perhitungan maka
diperlukan parameter statistik
i

Standar Deviasi (S)

__ 2
n

i

i =1

n 1

0,5

di mana :

ii

Standar Deviasi

Xi

Curah hujan pada tahun ke- (mm)

Curah hujan rata-rata (mm)

jumlah data

Koefisien Skewness (G)

__

n i

i =1
(n 1)(n 2)S 3
n

126

iii Koefisien Kurtosis (Ck)

Ck

__

n i

i =1
(n 1)(n 2)(n 3) S 4
2

iv Koefisien Variasi (Cv)

Cv

S
__

Tabel 4.104 Parameter statistik curah hujan


Tahun
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Jumlah

S
G
Ck
Cv

Xi
141,000
124,300
150,200
152,100
123,100
105,000
103,000
255,300
95,600
120,200
114,200
160,000
98,000
84,500
147,000
63,500
94,400
97,700
111,700
80,200
2421,000
121,050

=
=
=
=

40,981
1,852
8,455
0,339

(Xi - X)
19,950
3,250
29,150
31,050
2,050
-16,050
-18,050
134,250
-25,450
-0,850
-6,850
38,950
-23,050
-36,550
25,950
-57,550
-26,650
-23,350
-9,350
-40,850
0,000

(Xi - X)
398,003
10,563
849,723
964,103
4,203
257,602
325,802
18023,063
647,702
0,722
46,922
1517,103
531,302
1335,903
673,403
3312,003
710,222
545,222
87,422
1668,723
31909,710

(Xi - X)
7940,150
34,328
24769,411
29935,383
8,615
-4134,520
-5880,735
2419596,141
-16484,029
-0,614
-321,419
59091,142
-12246,523
-48827,236
17474,795
-190605,744
-18927,430
-12730,945
-817,400
-68167,314
2179706,055

(Xi X)
158405,990
111,566
722028,327
929493,631
17,661
66359,048
106147,269
324830781,879
419518,529
0,522
2201,721
2301599,996
282282,347
1784635,490
453470,927
10969360,560
504416,000
297267,575
7642,694
2784634,782
346620376,510

127

Tabel 4.105 Parameter statistik curah hujan (Log)


Xi
141,000
124,300
150,200
152,100
123,100
105,000
103,000
255,300
95,600
120,200
114,200
160,000
98,000
84,500
147,000
63,500
94,400
97,700
111,700
80,200
2421,000

Tahun
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Jumlah

Log

Log Xi

(Log Xi-Log X)

(Log Xi-Log X)2

(Log Xi-Log X)3

(Log Xi-Log X)4

2,149
2,094
2,177
2,182
2,090
2,021
2,013
2,407
1,980
2,080
2,058
2,204
1,991
1,927
2,167
1,803
1,975
1,990
2,048
1,904
41,261

0,086
0,031
0,114
0,119
0,027
-0,042
-0,050
0,344
-0,083
0,017
-0,005
0,141
-0,072
-0,136
0,104
-0,260
-0,088
-0,073
-0,015
-0,159
0,000

0,007
0,001
0,013
0,014
0,001
0,002
0,003
0,118
0,007
0,000
0,000
0,020
0,005
0,019
0,011
0,068
0,008
0,005
0,000
0,025
0,327

0,001
0,000
0,001
0,002
0,000
0,000
0,000
0,041
-0,001
0,000
0,000
0,003
0,000
-0,003
0,001
-0,018
-0,001
0,000
0,000
-0,004
0,022

0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,014
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,005
0,000
0,000
0,000
0,001
0,021

2,063

S
G
Ck
Cv

=
=
=
=

0,131
0,573
4,810
0,063

Tabel 4.106 Pemilihan jenis distribusi


No.

Jenis Distribusi

Syarat

Hitungan

Hasil

1
2

Normal (Gauss)
Log Normal

Ck = 3Cv; G = 0
G = 3Cv

Ck = 8,455; G = 1,852
G = 0,573

tdk memenuhi
tdk memenuhi

Log - Pearson III

G0

G = 0,573

memenuhi

Ck = 8,455; G = 1,852

tdk memenuhi

Gumbel

Ck 5,4002; G 1,1395

Dari perhitungan di atas, jenis distribusi yang akan dipakai dalam analisis
curah hujan rencana adalah Distribusi Log Pearson III.

128

4.5.1.2. ANALISIS CURAH HUJAN RENCANA DENGAN DISTRIBUSI


LOG PEARSON III
__

log = log + k* S
di mana :
XT
__

= curah hujan rencana dalam periode ulang T tahun (mm)

= curah hujan rata-rata hasil pengamatan (mm)

= standar deviasi sampel

__ 2
n

log i log

i =1

n 1

= variabel standar untuk X yang besarnya tergantung koefisien


kemencengan G

0 ,5

= koefisien kemencengan
__

n log i log

i =1
(n 1)(n 2)s 3
n

129

Tabel 4.107 Nilai k untuk distribusi Log Pearson III dengan G=0,573

1,0101

1,25

10

20

25

50

100

0,6

-1,880

-0,857

-0,099

0,800

1,328

1,735

1,939

2,359

2,755

0,573
0,4

-1,900

-0,857

-0,095

0,802

1,327

1,730

1,931

2,346

2,736

-2,029

-0,855

-0,066

0,816

1,317

1,692

1,880

2,261

2,615

Tabel 4.108 Perhitungan curah hujan rencana dengan metode distribusi Log Pearson III
Periode Ulang
(T)
KT
Log XT
XT

2 tahun

5 tahun

-0,095
2,051
112,372

0,802
2,168
147,320

10
tahun
1,327
2,237
172,596

20
tahun
1,730
2,290
194,934

50
tahun
2,346
2,371
234,807

100
tahun
2,736
2,422
264,183

4.5.2. PENGEPLOTAN PROBABILITAS DAN UJI KECOCOKAN


Pengplotan probabilitas dan uji kecocokan diperlukan untuk mengetahui
apakah jenis distribusi yang digunakan dalam perhitungan memenuhi syarat
untuk dijadikan dasar pemilihan debit banjir rencana dengan periode ulang
teretentu. Selain iitu, untuk menghindari terjadinya penyimpangan nilai yang
cukup besar dari data curah hujan yang ada.

4.5.2.1. PENGEPLOTAN PROBABILITAS METODE WEIBULL


Dalam pengeplotan probabilitas ini digunakan metode Weibull, dengan
persamaan sebagai berikut :

P=

m
n +1

di mana

Tr =

1
P

di mana :
P

= Peluang terjadinya curah hujan tertentu

= nomor urut ( peringkat ) data setelah diurutkan dari besar ke kecil

= banyaknya data atau jumlah kejadian.

Tr

= Periode ulang

130

Tabel 4.109 Perhitungan pengeplotan probabilitas metode Weibull


Tahun

Xi

1986

141,000

1987

124,300

1988

150,200

1989

152,100

1990

123,100

1991

105,000

1992

103,000

1993

255,300

1994

95,600

1995

120,200

1996

114,200

1997

160,000

1998

98,000

1999

84,500

2000

147,000

2001

63,500

2002

94,400

2003

97,700

2004

111,700

2005

80,200

Jumlah data
Nilai rata - rata
Standar deviasi

Urutan Xi dari
besar ke kecil

Peringkat
(m)

255,300
160,000
152,100
150,200
147,000
141,000
124,300
123,100
120,200
114,200
111,700
105,000
103,000
98,000
97,700
95,600
94,400
84,500
63,500
80,200

n
X
S

=
=
=

20
121,050
40,981

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

P=

m
n +1
0,048
0,095
0,143
0,190
0,238
0,286
0,333
0,381
0,429
0,476
0,524
0,571
0,619
0,667
0,714
0,762
0,810
0,857
0,905
0,952

Tr =

1
P

21,000
10,500
7,000
5,250
4,200
3,500
3,000
2,625
2,333
2,100
1,909
1,750
1,615
1,500
1,400
1,313
1,235
1,167
1,105
1,050

1,00

0,90

0,80

0,70

Peluang

0,50

0,40

Gambar 4.12 Grafik plotting metode


Weibull

0,60

y = -126,23x + 184,17

0,30

0,20

0,10

50
0,00

100

150

200

250

131

Curah Hujan ( mm )

132

4.5.2.2. UJI KECOCOKAN CHI KUADRAT


Uji kecocokan ini dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan
distribusi yang telah dipilih dapat mewakili distribusi statistik sampel data yang
dianalisis.
G

h2 =
i =1

( i i ) 2
i

di mana :

h2 = parameter chi kuadrat terhitung


G

= jumlah sub kelompok

Oi

= jumlah nilai pengamatan pada sub kelompok i

Ei

= jumlah nilai teoritis pada sub kelompok i

Dari hasil pengamatan yang didapat, dicari pengamatannya dengan chi


kuadrat kritis ( h2 cr ) yang didapat dari tabel dan yang paling kecil. Untuk suatu
nilai nyata tertentu yang sering diambil adalah 5 %. Derajat kebebasan ini secara
umum dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
dk = G R 1
(nilai R = 2, untuk distribusi normal
dan binomial)

di mana :
dk

= derajat kepercayaan

= jumlah sub kelompok

Nilai G diambil 4
dk = G R 1
dk = 4 2 1

dk = 1 dengan = 5% nilai chi kuadrat kritis ( h2 cr ) = 3,841

133

Tabel 4.110 Perhitungan uji kecocokan Chi Kuadrat


Kemungkinan
37,97
89,03
140,1
191,2

P<
P<
P<
P<

Ei

89,03
140,1
191,2
242,2

Oi

4
4
4
4

( Oi - Ei )^2

3
11
5
1

Jumlah ( n )

1
49
1
9

h2

20

( Oi Ei )
Ei

0,25
12,25
0,25
2,25
17,5

Dari perhitungan di atas didapatkan nilai chi kuadrat ( h2 cr ) = 15. Karena


nilai h2 cr = 3,841 < nilai h2 cr = 15 maka pemilihan distribusi Log
Pearson III dapat diterima.

4.5.3. ANALISIS INTENSITAS HUJAN


Dalam analisis intensitas hujan ini menggunakan data hujan harian maka
harus dikonversikan ke intenasitas hujan untuk waktu tertentu (5, 10 menit dan
seterusnya) dengan menggunakan rumus Mononobe.
2

R 24 3
= 24
24 t
di mana :
I

= intensitas hujan (mm/jam)

= lamanya hujan (jam)

R24

= curah hujan maksimum harian (selama 24 jam) (mm)

Tabel 4.111 Curah hujan rencana


Periode Ulang
(T tahun)

R24

2 tahun

5 tahun

10 tahun

20 tahun

50 tahun

100 tahun

112,37

147,32

172,6

194,93

234,81

264,18

134

Tabel 4.112 Intensitas hujan tiap jam untuk periode ulang 2, 5, 10, 20, 50 dan 100 tahun
T
(Jam)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

2
Tahun
38,957
24,542
18,729
15,460
13,323
11,798
10,646
9,739
9,004
8,393
7,876
7,432
7,046
6,707
6,405
6,135
5,892
5,672
5,471
5,287
5,118
4,962
4,817
4,682

I (mm) untuk periode ulang


5
10
20
50
tahun
tahun
tahun
tahun
51,073
59,836
67,580
81,403
32,174
37,694
42,573
51,281
24,553
28,766
32,489
39,134
20,268
23,746
26,819
32,305
17,467
20,463
23,112
27,839
15,468
18,121
20,467
24,653
13,957
16,352
18,468
22,245
12,768
14,959
16,895
20,351
11,804
13,829
15,619
18,814
11,003
12,891
14,560
17,538
10,326
12,098
13,663
16,458
9,744
11,416
12,893
15,531
9,238
10,823
12,223
14,724
8,792
10,301
11,634
14,014
8,397
9,838
11,111
13,384
8,043
9,424
10,643
12,820
7,725
9,050
10,222
12,312
7,436
8,712
9,839
11,852
7,173
8,403
9,491
11,432
6,932
8,121
9,172
11,048
6,710
7,861
8,878
10,695
6,505
7,621
8,607
10,368
6,315
7,398
8,356
10,065
6,138
7,191
8,122
9,784

100
tahun
91,587
57,696
44,031
36,346
31,322
27,737
25,029
22,897
21,168
19,732
18,517
17,474
16,566
15,767
15,058
14,424
13,853
13,335
12,863
12,430
12,032
11,665
11,324
11,008

Intesitas Hujan (mm/jam)

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

y = 59,836x-0,6667

Waktu (jam)

12

y = 67,58x-0,6667

Gambar 4.13 Grafik intensitas curah hujan


Kali Salingga

y = 81,403x-0,6667

y = 91,587x-0,6667

18

y = 51,073x-0,6667
y = 38,957x-0,6667

24

135

136

Tabel 4.113 Persamaan grafik intensitas hujan

Periode Ulang
(T tahun)
2 Tahun

Persamaan Kurva

5 Tahun

Y = 51,073x-0,6667

10 Tahun

Y = 59,836x-0,6667

20 Tahun

Y = 67,580x-0,6667

50 Tahun

Y = 81,403x-0,6667

100 Tahun

Y = 91,587x-0,6667

Keterangan

Y = 38,957x-0,6667
y = intensitas hujan (mm)
x = waktu lamanya hujan
(jam)

4.5.4. ANALISIS DEBIT BANJIR RENCANA


Dalam perhitungan analisis debit hujan rencana ini digunakan lima metode
yang biasa digunakan untuk memperkirakan debit banjir, yaitu metode Rasional,
metode Der Weduwen, metode Haspers, metode Rasional Jepang dan metode
Manual Jawa Sumatra.

4.5.4.1. Metode Rasional


Qmax = 0,002778 * C * I * A
di mana :
Qmax

= debit puncak/maksimum (m3/detik)

= koefisien aliran permukaan ( 0 C 1 )

= intensitas hujan (mm/jam)

= luas daerah aliran (Ha)

Data Daerah Aliran Sungai (DAS)


- luas DAS (A)
- panjang sungai (L)

4,003 km2

400,3 Ha

6,196 km

6196 m

137

- elevasi hulu

1 m

- elevasi hilir

-1.5 m

- kemiringan lahan (S)

elv.hulu elv.hilir
L

0,000403

Tabel 4.114 Curah hujan rencana


Periode
Ulang

10

20

50

100

R24

112,372

147,320

172,596

194,934

234,807

264,183

Perhitungan :
koefisien aliran permukaan

C =

waktu konsentrasi (Kirpich, 1940)

tc

0,900 (tabel 4.21)

0,87 * L2
=
1000 * S

0 , 385

= 5,475 jam

Tabel 4.115 Perhitungan intensitas hujan rencana dengan tc = 5,475 jam


Periode Ulang
(T tahun)

Grafik Intensitas

Intensitas Hujan

Hujan

(mm/jam)

Keterangan

2 Tahun

Y = 38,957x-0,6667

5 Tahun

-0,6667

Y = 51,073x

16,440

10 Tahun

Y = 59,836x-0,6667

19.260

20 Tahun

Y = 67,580x-0,6667

21.753

lamanya

50 Tahun

-0,6667

26.202

hujan (jam)

100 Tahun

Y = 81,403x

-0,6667

Y = 91,587x

12,540
y = intensitas
hujan (mm)
x = waktu

29.480

Tabel 4.116 Perhitungan debit banjir rencana Kali Banteng dengan metode Rasional
Periode (T)
Qmax (m3/dtk)

2
12,551

5
16,454

10
19,278

20
21,773

50
26,226

100
29,507

138

4.5.4.2. Metode Der Weduwen


Q = * *q* A
di mana :

= 1

4,1
q + 7

t +1
A
t +9
120 + A

120 +

R 67,65
q n = 24

240 t + 1,45
t = 0,25 * L * Q 0,125 I 0,125

di mana :
Qn

= debit banjir (m3/detik) dengan kemungkinan tak terpenuhi n%

R24

= curah hujan rencana (mm)

= koefisien limpasan air hujan

= koefisien pengurangan daerah untuk curah hujan daerah aliran

qn

= curah hujan dari hasil perhitungan Rn (m3/detik, km2)

= luas daerah aliran (km2) sampai 100 km2 (A 100 km2)

= waktu konsentrasi (jam)

= panjang sungai (km)

= kemiringan sungai atau medan

Data Daerah Aliran Sungai (DAS)


- luas DAS (A)

4,003 km2

- panjang sungai (L)

6,196 km

6196 m

- elevasi hulu

1 m

- elevasi hilir

-1,5 m

139

- kemiringan lahan (I)

elv.hulu elv.hilir
L

0,000403

Tabel 4.117 Curah hujan rencana


Periode
Ulang

10

20

50

100

R24

112,372

147,320

172,596

194,934

234,807

264,183

Perhitungan :
Tabel 4.118 Asumsi waktu konsentrasi (jam)
Periode Ulang

(T)

2
2,817

t (jam)

5
2,693

10
2,625

20
2,574

50
2,499

100
2,453

Tabel 4.119 Perhitungan qn, , , Q dan t


Periode Ulang (T)
qn (m3/dtk/km2)

Q (m3/dtk)
T (jam)

2
7,423
0,978
0,713
20,711
2,817

5
10,023
0,978
0,756
29,664
2,693

10
11,939
0,978
0,780
36,472
2,625

20
13,655
0,978
0,799
42,677
2,574

50
16,760
0,978
0,825
54,089
2,499

100
19,079
0,977
0,840
62,724
2,453

Tabel 4.120 Perhitungan debit banjir rencana Kali Salingga dengan metode Der Weduwen
Periode (T)
Qmax (m3/dtk)

2
20,711

5
29,664

10
36,472

4.5.4.3. Metode Haspers


Qn = * * q n * A
di mana :
1 + 0,012 * A 0,70
=
1 + 0,075 * A 0,70
1

= 1+

t + 3,70 * 10 0, 40t A 0,75


12
t 2 + 15

20
42,677

50
54,089

100
62,724

140

qn =

t.Rn
3,6.t

t = 0,10.L0,80 .i 0,30
Rn =

t.R24
t +1

di mana :
Qn

= debit banjir (m3/dt)

Rn

= curah hujan harian maksimum (mm)

= koefisien limpasan air hujan (run off)

= koefisien pengurangan daerah untuk curah hujan DAS

qn

= curah hujan dari hasil perhitungan Rn (m3/dt.km2)

= luas daerah aliran (km2)

= waktu konsentrasi (jam)

= panjang sungai (km)

= kemiringan sungai

Data Daerah Aliran Sungai (DAS)


- luas DAS (A)

4,003 km2

- panjang sungai (L)

6,196 km

6196 m

- elevasi hulu

1 m

- elevasi hilir

-1,5 m

- kemiringan lahan (I)

elv.hulu elv.hilir
L

0,000403

Tabel 4.121 Curah hujan rencana


Periode
Ulang

10

20

50

100

R24

112,372

147,320

172,596

194,934

234,807

264,183

141

Perhitungan :

koefisien aliran permukaan

koefisien pengurangan daerah

1 + 0,012 * A 0, 70
= 0,0,861
1 + 0,075 * A 0,70

= 1+

t.Rn
3,6.t

0,970

t = 0,10.L0,80 .i 0,30 = 4,487 jam

waktu konsentrasi
qn =

t + 3,70 * 10 0, 40t A 0,75


= 1,031
12
t 2 + 15

Rn =

dimana

t.R24
t +1

Tabel 4.122 Perhitungan qn dan Rn


Periode
Ulang

91,893
25,526

Rn
qn

10

20

50

100

120,471
33,464

141,141
39,206

159,407
44,280

192,014
53,337

216,036
60,010

Tabel 4.123 Perhitungan debit banjir rencana Kali Salingga dengan metode Haspers
Periode (T)
Qmax (m3/dtk)

2
85,392

5
111,948

10
131,156

4.5.4.4. Metode Rasional Jepang


Q =

* A
3,6

di mana :
Q

= debit banjir (m3/detik)

= koefisien limpasan air hujan

= intensitas curah hujan (mm/jam)

= luas daerah aliran (km2)

20
148,130

50
178,430

100
200,753

142

Data Daerah Aliran Sungai (DAS)


- luas DAS (A)

4,003 km2

- panjang sungai (L)

6,196 km

6196 m

- elevasi hulu

1 m

- elevasi hilir

-1,5 m

- kemiringan lahan (S)

elv.hulu elv.hilir
L

0,000403

koefisien aliran permukaan

Perhitungan :

waktu konsentrasi (Kirpich, 1940)

tc

0,900

0,87 * L2
=
1000 * S

0 , 385

= 5,475 jam

Tabel 4.124 Perhitungan intensitas hujan rencana dengan tc = 5,475 jam


Periode Ulang
(T tahun)

Grafik Intensitas

Intensitas Hujan

Hujan

(mm/jam)

Keterangan

2 Tahun

Y = 38,957x-0,6667

5 Tahun

-0,6667

Y = 51,073x

16,440

10 Tahun

Y = 59,836x-0,6667

19,260

20 Tahun

Y = 67,580x-0,6667

21,753

Y = 81,403x-0,6667

lamanya

50 Tahun

26,202

hujan (jam)

100 Tahun

-0,6667

Y = 91,587x

12,540
y = intensitas
hujan (mm)
x = waktu

29,480

Tabel 4.125 Perhitungan debit banjir rencana Kali Salingga dengan metode Rasional Jepang
Periode (T)
Qmax (m3/dtk)

2
12,550

5
16,453

10
19,276

20
21,771

50
26,224

100
29,505

143

4.5.4.5. Metode Manual Jawa Sumatra


Q = GF * MAF
di mana :
8.10 6 * AREA v * APBAR 2, 455 * SIMS 0,177 * (1 LAKE ) 0,85

MAF

= 1,02 0,0275 log( AREA)

APBAR =

PBAR * ARF

SIMS

H
MSL

LAKE

Total daerah aliran di atas danau danau km 2


AREA

AREA

Luas DAS (km2)

PBAR

Hujan 24 jam maksimum merata tahunan (mm)

ARF

Faktor reduksi

SIMS

Indeks kemiringan

Beda tinggi antara titik pengamatan dengan ujung sungai

di mana :

tertinggi (m)
MSL

Panjang sungai sampai titik pengamatan (km)

LAKE

Indeks danau

GF

Growth factor

Debit banjir rencana (m3/detik)

Tabel 4.126 Growth Factor (GF)


Return

Luas cathment area (km2)

Period
T
5
10
20
50
100

<180
1.28
1.56
1.88
2.35
2.78

300
1.27
1.54
1.84
2.30
2.72

600
1.24
1.48
1.75
2.18
2.57

Sumber : Joesron Loebis, Banjir Rencana Untuk Bangunan Air, 1984.

900
1.22
1.49
1.70
2.10
2.47

1200
1.19
1.47
1.64
2.03
2.37

>1500
1.17
1.37
1.59
1.95
2.27

144

Tabel 4.127 Faktor ReduksiAreal (ARF)


DAS (km2)
1 10
10 30
30 3000

ARF
0,99
0,97
1,52 0,0123 log AREA

Sumber : Joesron Loebis, Banjir Rencana Untuk Bangunan Air,1984.

Data Daerah Aliran Sungai (DAS)


- luas DAS (AREA)

- panjang sungai (MSL) =

4,003 km2
6,196 km

- elevasi hulu

1 m

- elevasi hilir

-1.5 m

Tabel 4.128 Curah hujan rencana (PBAR)


Periode
Ulang

10

20

50

100

R24

112,372

147,320

172,596

194,934

234,807

264,183

Perhitungan :
Tabel 4.129 Nilai Growth Factor (GF) untuk Kali Salingga
Periode
Ulang

2 tahun

GF

5 tahun

1,28

10 tahun

20 tahun

50 tahun

1,56

1,88

2,35

100
tahun

2,78

V = 1,02 0,0275 log( AREA) = 1,003 m/dt


ARF = 0,970 (lihat tabel)

APBAR = PBAR * ARF


Tabel 4.130 Perhitungan nilai APBAR = PBAR*ARF
Periode Ulang

PBAR
APBAR

SIMS =

2 tahun

5 tahun

10 tahun

20 tahun

50
tahun

100
tahun

112,372
109,001

147,320
142,900

172,596
167,418

194,934
189,086

234,807
227,763

264,183
256,258

H
= 0,403
MSL

145

MAF = 8.10 6 * AREA v * APBAR 2, 455 * SIMS 0,177 * (1 LAKE ) 0,85


Tabel 4.131 Perhitungan nilai MAF
Periode
Ulang

2 tahun

2,752

MAF

5 tahun

5,351

10 tahun

20 tahun

50 tahun

7,893

10,642

16,804

100
tahun

22,444

Q = GF * MAF

Tabel 4.132 Debit banjir rencana Kali Salingga dengan metode Manual Jawa Sumatra
Periode
Ulang

2 tahun

5 tahun

6,849

10 tahun

20 tahun

50 tahun

12,313

20,006

39,490

100
tahun

62,395

4.5.5. HASIL ANALISIS DEBIT BANJIR RENCANA KALI SALINGGA


Tabel 4.133 Rekapitulasi hasil analisis debit banjir rencana Kali Salingga
Debit Banjir Rencana (Qmaks)
m3/dt

Rasional
Der Weduwen
Haspers
Rasional Jepang
Manual Jawa Sumatra

2 tahun
12,551
20,711
85,392
12,550
-

Periode Ulang (T) tahun


10
20
50
5 tahun
tahun
tahun
tahun
16,454
19,278
21,773
26,226
29,664
36,472
42,677
54,089
111,948 131,156 148,130 178,430
16,453
19,276
21,771
26,224
6,849
12,313
20,006
39,490

100
tahun
29,507
62,724
200,753
29,505
62,395

4.6. ANALISIS KONDISI YANG ADA


Sungai sungai yang ditinjau untuk mengetahui penyebab terjadinya
banjir di Bandara Ahmad Yani Semarang adalah ;

4.6.1. Kapasitas Kali Silandak


Q yang pernah direncanakan

= 68

m3/ detik

Q perhitungan 10 tahun

= 74,885

m3/ detik

Q perhitungan 20 tahun

= 128,851

m3/ detik

Q kapasitas yang ada

= 142,272

m3/ detik

146

Q rencana yang digunakan adalah Q perhitungan 20 th, sehingga untuk


Kali Silandak tidak dibutuhkan normalisasi.

4.6.2. Kapasitas Kali Siangker


Q yang pernah direncanakan

= 25

m3/ detik

Q perhitungan 10 tahun

= 26,071

m3/ detik

Q perhitungan 20 tahun

= 44,735

m3/ detik

Q kapasitas yang ada

= 50,981

m3/ detik

Q rencana yang digunakan adalah Q perhitungan 20 th, sehingga untuk


Kali Siangker tidak dibutuhkan normalisasi.

4.6.3. Kapasitas Kali Banteng


Q yang pernah direncanakan

= 4,64

m3/ detik

Q perhitungan 5tahun

= 3.253

m3/ detik

Q perhitungan 10 tahun

= 5.490

m3/ detik

Q kapasitas yang ada

= 3,157

m3/ detik

Q rencana yang digunakan adalah Q perhitungan 5 th, sehingga untuk


Kali Banteng dibutuhkan normalisasi.

4.6.4. Kapasitas Kali Salingga


Q yang pernah direncanakan

= 8,5

m3/ detik

Q perhitungan 5 tahun

= 6,849

m3/ detik

Q perhitungan 10 tahun

= 12.313

m3/ detik

Q kapasitas yang ada

= 5,6464

m3/ detik

Q rencana yang digunakan adalah Q perhitungan 5 th, sehingga untuk


Kali Salingga dibutuhkan normalisasi.

Anda mungkin juga menyukai