Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ANDHIKA KUSUMA WARDANA

KELAS : 4B/D4
NIM : 1141220035

Pemanfaatan Biji Alpukat Sebagai Bahan Bakar Alternatif yang Murah


dan Ramah Lingkungan
Semakin bertambahnya jumlah populasi di dunia dan meningkatnya jenis kebutuhan
manusia seiring dengan berkembangnya zaman, mengakibatkan kebutuhan akan energi
semakin meningkat sehingga persediaan energi khususnya energi yang tidak dapat diperbarui
(Unrenewable Energy) semakin berkurang kuantitasnya, bahkan lama-kelamaan akan habis.
Hal ini dapat dilihat dari jumlah konsumsi BBM Indonesia terus meningkat. Saat ini, hampir
80 persen kebutuhan energi dunia dipenuhi oleh bahan bakar fosil. Padahal, penggunaan
bahan bahar fosil bisa mengakibatkan pemanasan global.
Untuk mengurangi ketergantungan pada sumber daya energi konvensional yaitu bahan
bakar fosil (minyak/gas bumi dan batu bara) sebagai sumber energi yang tidak terbarukan
dengan segala permasalahannya, tentu akan melihat kepada sumber-sumber energi lainnya
sebagai bahan bakar alternatif atau pengganti asalkan potensi sumber dayanya mudah
diperoleh secara lokal supaya harganya lebih murah dan terjangkau.
Biodiesel merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan karena
biodiesel dapat mengurangi emisi gas karbon monoksida (CO) sekitar 50%, gas karbon
dioksida (CO2) sekitar 78,45 %, dan bebas kandungan sulfur. Biodiesel dapat diperoleh dari
minyak tumbuhan yang berasal dari sumber daya yang dapat diperbarui seperti minyak
nabati, lemak binatang, dan minyak goreng bekas (jelantah) melalui esterifikasi dan/atau
transesterifikasi dengan alkohol serta bantuan katalis.
PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI ALPUKAT (PERSEA GRATISSIMA)
DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI

[ Description ]
Biodiesel merupakan turunan minyak/lemak tumbuhan yang direaksikan menggunakan
alkohol dengan bantuan katalis. Biodiesel menjadi bahan baku pengganti bahan bakar minyak
(BBM) yang dari tahun ke tahun akan mengalami penurunan kuantitas dan akan menjadi
habis karena naiknya permintaan. Banyak bahan yang dapat digunakan sebagai sumber bahan
baku biodiesel, salah satunya adalah biji alpukat. Bahan baku ini seringkali dibuang begitu

saja setelah dimanfaatkan daging buahnya. Dengan dimanfaatkannya biji alpukat, buah
alpukat mempunyai nilai ekonomis yang tinggi selain dapat digunakan untuk bahan
pangan/konsumsi, dapat juga dipakai untuk membuat biodiesel. Tujuan penelitian ini adalah
membuat biodiesel dari minyak biji alpukat (Persea gratissima) sehingga dapat dijadikan
alternatif bahan bakar diesel, mempelajari pengaruh rasio mol minyak biji alpukat terhadap
metanol dan suhu reaksi untuk memperoleh kadar metil ester yang tertinggi dalam pembuatan
biodiesel dari minyak biji alpukat serta mempelajari pengaruh metode pencucian dan
membandingkan antara metode konvensional (dengan air) dengan dry washing untuk
memperoleh kadar metil ester tertinggi. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah
rasio mol minyak terhadap metanol 1:4, 1:5, 1:6, 1:7 dan 1:8, suhu reaksi yang digunakan 40
C, 50 C, dan 60 C dan metode pencucian dengan air dan tanpa air (dry washing).
Kondisi operasi yang dipakai adalah waktu reaksi selama 60 menit dan rasio berat NaOH
yang digunakan terhadap minyak biji alpukat sebesar 1%. Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa karakteristik biodiesel dari minyak biji alpukat memenuhi standar sebagai
bahan bakar alternatif, kondisi optimum dalam pembuatan biodiesel dari minyak biji alpukat
didapatkan pada rasio mol minyak terhadap metanol 1:6 dan pada suhu reaksi
transesterifikasi sebesar 60 0C. Metode pencucian dengan air menghasilkan kadar metil ester
sebesar 82,71 %,sedangkan metode dry washing diperoleh kadar metil ester sebesar 84,57 %.
Sehingga metode pencucian terbaik adalah metode dry washing dengan perbedaan kadar
sebesar 1,86 %.
Salah satu sumber bahan baku biodiesel adalah buah alpukat. Bagian dari buah
alpukat yang dapat digunakan sebagai biodiesel adalah bijinya. Bahan ini (biji alpukat)
merupakan limbah yang begitu banyak orang membuangnya setelah memanfaatkan daging
buah tersebut. Padahal biji alpukat mengandung lemak nabati yang tersusun dari senyawa
yang bisa menghasilkan minyak. Senyawa ini sangat unik karena memiliki komposisi yang
sama dengan bahan bakar diesel solar. Selain itu kadar belarang dalam alpukat lebih sedikit
dibandingkan kadar belerang dalam solar. Hal ini membuat pembakaran berlangsung
sempurna sehingga gas buangnya lebih ramah lingkungan.
Disamping itu, biji alpukat merupakan bahan biomassa yang mengandung trigliserida
serta kandungan asam lemak bebas (FFA) pada minyak biji alpukat rendah yakni 0,367%
sehingga dapat dijadikan biodiesel dengan proses transesterifikasi.
Tanaman
Keledai
Jarak
bunga matahari
Alpukat
kacang tanah
Sawit

375
1590
800
2217
890
5000

Perolehan

Perolehan

[kg/ha]

[liter/ha]
446
1892
952
2638
1059
5950

Dari tabel, dapat dilihat bahwa kandungan minyak alpukat lebih tinggi dibandingkan
tanaman-tanaman seperti kedelai, jarak, bunga matahari, dan kacang tanah. Namun,
kandungan minyak alpukat masih lebih rendah dibandingkan sawit.
Bahan utama berupa biji alpukat, pelarut n-heksana, H3PO4 85%, metanol 99,9%,
NaOH padat, adsorben magnesium silikat, dan aquadest.
Secara garis besar, reaksi transesterifikasi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Reaksi secara umum untuk transesterifikasi trigliserida
Tanaman alpukat dalam sistematika tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Spermathophyta

Sub-Divisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledoneae

Ordo

: Laurales

Famili

: Lauraceae

Genus

: Persea

Spesies

:P.americana Mill atau P. gratissima Gaerth.


Asam-asam lemak/minyak tumbuh-tumbuhan terdiri dari komponen senyawa

utamanya adalah trigliserida dengan rumus bangun sebagai berikut:


Karakteristik fisika dan kimia minyak biji alpukat:
Karakteristik
FISIKA
Specific Gravity(25 o C)
Melting point
Flash point
Refractive index
Viscosity
KIMIA
FFA
Bilangan Saponifikasi (mg KOH/g)
Bilangan Iodin
(mg iodine/g)
Bilangan Asam (mg KOH/g)
Bilangan Ester
Bilangan Peroksida (Milliequivalents
Peroksida per 1 000 g oil)
Bahan yang tak tersabunkan

Jumlah
0,915-0,916
10,50 oC
245C
1,462
0,357 poise
0,367%-0,82%
246,840
42,664
5,200
241,640
3,3
15,250 %

Komposisi asam lemak minyak biji alpukat

Asam Lemak
Palmetic Acid C16 : 1
Palmitoleic Acid C16 : 1
Stearic Acid C18 : 0
Oleic Acid C18 : 1 7
Linoleic Acid C18 : 2
Linolenic Acid C18 : 3
Arachidic Acid C20 : 0
Eliosenoic Acid C20 : 1
Behenic Acid C22 : 0
Lignoceric Acid C24 : 0

%
11,85
3,98
0,87
70,54
9,45
0,87
0,50
0,39
0,61
0,34

Dalam pembuatan Biodiesel dari biji Alpukat dengan proses Transesterifikasi ini
dibagi menjadi 3 tahap, diantaranya:
1. Tahap Persiapan, pada tahap ini dilakukan perlakuan terhadap biji alpukat sebelum
diambil minyaknya menggunakan proses ekstraksi dan distilasi. Hal yang dilakukan
adalah penggilingan biji alpukat dan pemanasan biji alpukat untuk mengurangi kadar
airnya
2. Tahap Percobaan, tahap ini merupakan tahap utama dalam pembuatan Biodiesel
(methyl ester). Hal yang dilakukan adalah menentukan kadar katalis dengan
menghitung jumlah NaOH yang dititrasi, membuat sodium metoksida dan selanjutnya
proses Transesterifikasi yang dilanjutkan dengan pencucian biodiesel
3. Tahap Penyelesaian, merupakan tahap untuk menganalisa sifat biodiesel yang terdiri
dari uji flash point, viscositas dan densitas. Dari percobaan yang kami lakukan, dapat
disimpulkan bahwa semakin lama waktu reaksi maka semakin banyak yield yang
dihasilkan.
Metode pencucian yang paling baik dalam pembuatan biodiesel dari minyak biji
alpukat adalah dry washing dengan perolehan kadar metil ester sebesar 84,57%, sedangkan
pencucian dengan air menghasilkan kadar metil ester sebesar 82,71%.
KOMENTAR/TANGGAPAN :
Menurut saya penggunaan biji dari alpukat ini sangat tepat selain juga sangat berperan
penting bagi alternatif bahan bakar di negara kita ini yang semakin langka.

Bagusnya lagi biji alpukat ini kadar belarang dalam alpukat lebih sedikit dibandingkan kadar
belerang dalam solar.
Disamping itu, biji alpukat merupakan bahan biomassa yang mengandung trigliserida serta
kandungan asam lemak bebas (FFA) pada minyak biji alpukat rendah yakni 0,367% sehingga
dapat dijadikan biodiesel dengan proses transesterifikasi.
Jika kita lihat tabel diatas atau tabel perolehan kandungan liter minyak, dapat dilihat bahwa
kandungan minyak alpukat lebih tinggi dibandingkan tanaman-tanaman seperti kedelai, jarak,
bunga matahari, dan kacang tanah. Namun, kandungan minyak alpukat masih lebih rendah
dibandingkan sawit.
Selain itu juga kita tahu bahwa Bahan utama berupa biji alpukat, pelarut n-heksana, H3PO4
85%, metanol 99,9%, NaOH padat, adsorben magnesium silikat, dan aquadest.
Ini sangat cocok jika dibuat untuk alternativ sendiri untuk solar.
Bahan bakar alternatif, sebagai bahan bakar masa depan layak untuk dikembangkan. Selain
sebagai upaya penghematan terhadap konsumsi BBM yang semakin tinggi, tetapi juga karena
bahan bakar alternatif lebih ramah lingkungan dan memberikan manfaat kepada negara.
Pengembangan dan pemanfaatan sumber bahan bakar alternatif memberikan manfaat kepada
negara lebih dari sekedar mengurangi jumlah konsumsi BBM, yang justru akan mengganggu
efektifitas kerja beberapa sektor penting, terutama ekonomi.
Jadi intinya barang-barang sekitar kita pasti ada atau bisa dibuat bahan bakar alternativ
tergantung bagaimana kita berpikir secara kreatif untuk menciptakannya.

TINJAUAN PUSTAKA:
Makalah ini di ambil/dikutip dari:
Pemanfaatan Biji Alpukat Sebagai Bahan Bakar Alternatif yang Murah dan
Ramah
Lingkungan :http://vampiregiet.blogspot.com/2012/11/pemanfaatan-bijialpukat-sebagai-bahan.html#
Diakses Pukul/Tanggal : 12:16 ,18/11/2014

Anda mungkin juga menyukai