DASAR TEORI
1.1 Tromboflebitis
1.1.1 Pengertian
Tromboflebitis adalah Perluasan infeksi nifas yang paling sering ialah
perluasan atau invasi mikroorganisme pathogen yang mengikuti aliran
darah
disepanjang
vena
dan
cabang-cabangnya
sehingga
terjadi
Klasifikasi
Klasifikasi Tromboflebitis menurut Saifuddin ( 2000 : 265) adalah :
a. Pelviotromboflebitis
Pelviotromboflebitis mengenai vena-vena dinding uterus dan ligamentum
latum, yaitu vena ovarika, vena uterine dan vena hipogastrika. Vena yang
paling sering terkena ialah vena ovarika dekstra karena infeksi pada
tempat implantasi plasenta terletak dibagian atas uterus; proses biasanya
unilateral. Perluasan infeksi dari vena ovarika sinistra ialah ke vena
renalis, sedang perluasan infeksi dari vena ovarika dekstra ialah ke vena
cava inferior. Peritoneum, yang menutupi vena ovarika dekstra,
mengalami inflamasi dan akan menyebabkan perisalpingo-ooforitis dan
periapendisitis. Perluasan infeksi dari vena uterine ialah ke vena iliaka
komunis.
b. Tromboflebitis femoralis
Tromboflebitis femoralis mengenai vena-vena pada tungkai, misalnya
vena femoralis, vena poplitea dan vena safena.
Menurut Sulaiman (2005: 189 ) Tromboflebitis diklasifikasikan menjadi 2,
yaitu :
a.
b.
1.1.3
a.
Pada salah satu kaki yang terkena biasanya kaki kiri, akan memberikan
tanda-tanda sebagai berikut:
1) Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar bergerak,
lebih panas disbanding dengan kaki lainnya.
2) Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dan keras pada
paha bagian atas.
3) Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha.
4) Reflektonik akan terjadi spasmus arteria sehingga kaki menjadi bengkak,
tegang, putih, nyeri dan dingin, dab pulsasi menurun.
5) Edema kadang-kadang terjadi sebelum atau setelah nyeri dan pada umunya
terdapat pada paha bagian atas, tetapi lebih sering dimulai dari jari-jari
kaki dan pergelangan kaki, kemudian meluas dari bawah keatas.
6) Nyeri pada betis, yang dapat terjadi spontan atau dengan memijit betis atau
dengan meregangkan tendo akhiles ( tanda Homan ).
Sedangkan menurut Nita ( 2013 : 292) gejala klinik dari flegmansia alba
dolens sebagai berikut :
1) Terjadi pembengkakan pada tungkai
2) Berwarna putih
3) Terasa sangat nyeri
4) Tampak bendungan pembuluh darah
5) Temperatur badan dapat meningkat.
Menurut Sulaiman (2005: 191-192 ) tanda gejala tromboflebitis adalah
a. Tromboflebitis pelviks biasanya terjadi pada minggu kedua, seperti
demam menggigil; biasanya pasien sudah memperlihatkan suhu yang tidak
tenang seperti pada endometritis sebelumnya. Jika membuat kultur darah,
sebaiknya diambil waktu pasien menggigil atau sesaat sebelumnya.
Penyulit ialah abses paru, pleuritis, pneumoni, dan abses ginjal.
Penyakit berlangsung antara 1-3 bulan dan angka kematian tinggi.
Kematian biasanya karena penyulit paru.
b. Tromboflebitis femoralis terjadi antara hari ke 10-20 yang ditandai
dengan kenaikan suhu dan nyeri tungkai, biasanya yang kiri. Tungkai
biasanya tertekuk dan berputar keluar dan agak sukar digerakkan. Kaki
yang sakit biasanya lebih panas daripada kaki yang sehat.
Palpasi menunjukkan adanya nyeri sepanjang salah satu vena kaki yang
teraba sebagai alur yang keras biasanya pada paha.
Timbul edema yang jelas, yang biasanya mulai pada ujung kaki atau pada
paha dan kemudian naik ke atas. Edema ini lambat sekali hilang. Keadaan
umum pasien tetap baik. Kadang kadang terjadi tromboflebitis pada kedua
tungkai.
1.1.4
Etiologi
Menurut Wiknjosastro (2006: 703) Trombosis ini, yang dapat terjadi pada
kehamilan lebih sering ditemukan pada masa nifas jarang ditemukan di
Indonesia. Bahwa penyakit itu lebih banyak terdapat dalam hubungan
dengan kehamilan, disebabkan oleh 3 hal ; yaitu a) perubahan susunan
darah; b) perubahan laju peredaran darah; dan c) perlukaan lapisan intima
pembuluh darah.
Pada masa hamil, dan khususnya pada persalinan pada saat terlepasnya
plasenta, kadar fibrinogen serta factor lain yang memegang peranan dalam
pembekuan meningkat, sehingga memudahkan timbulnya pembekuan.
Selanjutnya pada hamil tua peredaran darah dalam kaki menjadi lebih
lambat karena tekanan uterus yang berisi janin serta berkurangnya
aktivitas wanita; kekurangan aktivitas ini masih berlangsung terus dalam
masa nifas. Akhirnya pada persalian, terutama yang diselesaikan dengan
pembedahan, ada kemungkinan gangguan pada pembuluh darah, terutama
1.1.5
di daerah pelvis.
Faktor-faktor Predisposisi
Faktor faktor predisposisis trombosis
meliputi
pertambahan
usia,
episode
tromboemboli
Diagnosis
Menurut Aniek (2002:33) Diagnosis Tromboflebitis biasanya dapat
dibuktikan melalui pemeriksaan klinis.
Trombosis vena dalam lebih sulit untuk didiagnosis secara klinis di tahaptahap awal. Tetapi nyeri pada betis, terutama sewaktu berjalan,
menunjukkan kemungkinan terjadinya trombosis vena dalam.
Untuk melakukan tes diperlukan keterampilan tingkat lanjut dan teknologi
yang mahal. Tes tersebut meliputi :
-
1.1.7
1.1.8
enzim
penicilinase.
Preparat
penisilin
yang
tahan
b.
b.
Rawat inap
Penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakitnya dan mencegah
terjadinya emboli pulmonum.
Terapi medic
Pemberian antibiotika ( lihat antibiotika kombinasi dan alternative, seperti
yang tercantum dalam penatalaksanaan korioamnionitis) heparin jika
c.
a.
Perawatan
Kaki ditinggikan untuk mengurangi edema, lakukan kompresi pada kaki.
Setelah mobilisasi kaki hendaknya tetap dibalut elastic atau memakai
b.
c.
a.
b.
c.
per jam.
Infus intravena kontinu dapat dipersiapkan dengan menambahkan 20.000
sampai 40.000 unit heparin ke dalam 1000 ml larutan dekstrose 5%.
Dibutuhkan pompa infus kontinu. Kadar aktivitas heparin dipantau melalui
pengukuran masa tromplastin parsial hampir setiap empat jam selama
tahap awal terapi. Dosis heparin yang dianjurkan adalah untuk memelihara
a.
b.
elastis.
Pasien yang sedang menerima terapi antikoagulan harus diperingatkan
untuk menghindari aspirin, karena dapat meningkatkan kecenderungan
c.
1.1.9
a.
b.
pendarahan.
Obat-obat kontrasepsi oral harus dihindari dikemudian hari karena dapat
meningkatkan resiko rekurensi tromboemboli.
Komplikasi
Komplikasi dari tromboflebitis menurut Saifuddin (2000: 266) adalah :
Komplikasi pada paru-paru: infark, abses, pneumonia
Komplikasi pada ginjal sinistra, nyeri mendadak, yang diikuti dengan
proteinuria dan hematuria. Komplikasi pada persendian, mata dan jaringan
subkutan.
BAB 2
TEORI ASUHAN
Menurut Taber (1994 : 420-422), fokus asuhan yang diberikan pada klien yang
mengalami trombosis vena dari vena-vena perifer ( tromboflebitis femoralis )
adalah sebagai berikut.
2.1
Data Subjektif
2.1.1
Biodata
Usia : Faktor-faktor resiko untuk tromboflebitis meliputi pertambahan usia
2.1.2
Keluhan Utama
Nyeri kaki, pembengkakan, dan kemerahan merupakan gejala trombosis
vena. Namun, sekitar 50% pasien dengan bukti foto roentgen trombosis
vena adalah asimptomatik.
2.1.3
Aktivitas
Imobilisasi merupakan salah satu faktor presdiposisi dari tromboflebitis.
2.2
Data Objektif
2.2.1
2.2.2
Pemeriksaan BB
Obesitas merupakan salah satu faktor presdiposisi dari tromboflebitis.
2.2.3
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan kaki : nyeri pada betis atau fosa poplitea disebabkan oleh
dorsofleksi kaki (tanda homans) dapat merupakan satu-satunya bukti
trombosis vena profunda. Tanda-tanda lain dari trombosis adalah
10
Pemeriksaan Penunjang
Plebografi, Pletismografi Impedensi, Pemeriksaan Aliran Doppler, atau
Ambilan Fibrinogen. Pemeriksaan ini dapat membantu apabila diagnosis
diragukan. ( selama kehamilan dan menyusui, ambilan fibrinogen
merupakan kontraindikasi)
2.3
Diagnosa
Setelah dilakukan pengkajian, selanjutnya dilakukan analisa data untuk
merumuskan masalah berdasarkan prioritasnya. Dari analisa data akan
diperoleh diagnosa dan masalah kebidanan pada ibu adalah sbb:
PAPIAH, hari.jenis persalinan.., laktasi.., involusi.., lochea,
keadaan umum.dengan masalah Potensial terjadi tromboflebitis
Prognosa : baik bila tidak ada komplikasi.
2.4 Perencanaan
PAPIAH, hari.jenis persalinan.., laktasi.., involusi.., lochea,
keadaan umum.dengan masalah Potensial terjadi tromboflebitis
Prognosa : baik bila tidak ada komplikasi.
Tujuan : Mengurangi infeksi akibat invasi mikroorganisme pathogen yang
mengikuti aliran darah disepanjang vena dan mencegah terjadinya
komplikasi
Kriteria hasil : - Edema berkurang
-
Intervensi
11
a.
b.
c.
d.
12
13
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1
3.1.1
Pengkajian Data
Tanggal pengkajian : 10 April 2015, pukul 11.00 WIB
Tempat pengkajian : BPM Ny. Amesi, S.ST
Pengumpulan data
a. Data subyektif
1) Biodata
Istri
Suami
Nama
: Ny. T
Tn. S
Umur
: 26 th
34 th
Agama
: Islam
Islam
Pendidikan
: SMP
SMA
Suku/bangsa
: Jawa/Indonesia
Jawa/Indonesia
Pekerjaan
: IRT
Swasta
Penghasilan
:Rp. 800.000/bulan
Umur menikah
: 25 tahun
33 tahun
Lama/brp x menikah
: 1 tahun/1x
1 tahun/1x
Status marital
: Menikah
Menikah
Alamat
: Ds. Nguri RT.02/RW.09, Lembeyan, Magetan
2) Keluhan utama
Ibu mengeluh tungkainya bengkak, terasa sangat nyeri, dan badan terasa panas.
3) Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak menderita penyakit dengan gejala sesak napas (asma), batuk
lama berdarah (TBC), tekanan darah tinggi (hipetensi), jantung berdebar-debar
(penyakit jantung), sering kencing, banyak makan, banyak minum (DM), penyakit
kuning, kencing seperti teh (hepatitis), keputihan yang gatal dan berbau (PMS),
sakit saat kencing (ISK), daya tahan tubuh menurun, diare 3 bulan (HIV/AIDS),
kontak kucing dan anjing (TORCH).
Selama hamil
Selama nifas
b) Eliminasi
Selama hamil
Selama nifas
keluhan.
: BAB 1x/hari, konsistensi lunak, warna kuning, tidak ada
keluhan, BAK 5-6 x/hari, warna kuning jernih, tidak ada
keluhan.
d) Aktivitas
Selama hamil
Selama nifas
16
Selama nifas
hari.
7) Riwayat ketergantungan
Ibu tidak merokok, minum-minuman keras ataupun mengkonsumsi obat-obatan
terlarang. Ibu juga tidak mempunyai ketergantungan terhadap obat-obatan
tertentu. Suami ibu merokok, namun mulai ibu hamil sampai sekarang , suami
tidak merokok di dekat ibu.
8) Latar belakang sosial budaya
Dalam keluarga istri maupun suami tidak menganut kebiasaan pantang makanan
tertentu, tidak ada kebiasaan senden setelah melahirkan tetapi ada acara sepasaran,
telonan dan tujuh bulanan. Ibu tidak pernah pijat perut dan minum jamu.
9) Psikososial
Ibu dan keluarga sangat bersyukur karena anak yang diharapkan lahir dengan
sehat dan selamat. Kelahiran bayi disambut bahagia oleh seluruh keluarga. Ibu
dibantu oleh suami dalam merawat bayi.
10) Spiritual
Setelah bayi lahir, seluruh keluarga mengucap syukur dan ayah bayi membacakan
adzan dan iqomah kedua pada telinga bayi.
b. Data obyektif
1) Keadaan umum baik, kesadaran komposmentis
2) Tanda-tanda vital
T : 120/70 mmHg
N : 90 x/mnt
R : 24 x/mnt
S : 38 oC
3) Tinggi badan : 160 cm
BB sekarang : 70 kg
4) Pemeriksaan fisik
Kepala
: Rambut bersih, tidak ada ketombe, kulit kepala bersih, tidak
Muka
Mata
Mulut
Leher
:
:
:
:
rontok.
Tidak sembab, tidak pucat, tampak menyeringai kesakitan
Simetris, sclera putih, konjungtiva palpebra merah muda.
Bibir lembab, tidak stomatitis, tidak ada karies gigi.
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan limfe, tidak ada
bendungan vena jugularis.
17
Dada
Payudara
Abdomen
Genetalia
lancar.
: TFU sudah tidak teraba, kandung kemih kosong.
: Tidak oedem maupun varices, lochea serosa, pengeluaran
sedang, terdapat ruptur perineum derajat 2, jenis jahitan jelujur,
Anus
Ekstremitas
Atas
Bawah
c. Analisa data
N
Diagnosa/masalah
o
1.
laktasi,
involusi,
lochea
normal,
Data dasar
DS :
- Ibu melahirkan pada tanggal 01-04-
keadaan
2014.
Ibu dalam 10 hari masa nifas, ibu
sudah meneteki bayinya, ASI keluar
psikologis normal, KU
terjadi
perdarahan
yang
menyusu kuat.
Ibu dan keluarga sangat bersyukur
karena anak yang diharapkan lahir
dengan sehat dan selamat. Kelahiran
bayi disambut bahagia oleh seluruh
keluarga. Ibu dibantu oleh suami
T : 120/70 mmHg
N : 90 x/mnt
S : 38oC
R : 24 x/mnt
Payudara tegang, putting bersih,
menonjol,
2.
Tromboflebitis
femoralis
tidak
ada
benjolan
DO
Tanda-tanda vital
N : 90 x/mnt
S : 38 oC
Ibu tampak menyeringai kesakitan
- Ekstermitas bawah
:
Simetris, bengkak, berwarna putih,
tampak
bendungan
pembuluh
3.2
Diagnosa Kebidanan
P10001, 10 hari post partum, laktasi, involusi, lochea normal, keadaan psikologis
normal, KU ibu dan bayi baik dengan masalah Tromboflebitis femoralis. Prognosa
3.3
baik.
Perencanaan
Diagnosa
: P10001, 10 hari post partum, laktasi, involusi, lochea normal, keadaan
psikologis normal, KU ibu dan bayi baik, , dengan masalah Tromboflebitis femoralis.
Prognosa baik.
Tujuan : Mengurangi infeksi akibat invasi mikroorganisme pathogen yang mengikuti
aliran darah disepanjang vena dan mencegah terjadinya komplikasi
Kriteria hasil : - Edema berkurang
-
Intervensi
a. Anjurkan tirah baring dan mengangkat bagian kaki yang terkena.
Rasional : untuk mengurangi pembengkakan.
19
b. Berikan Analgesic
Rasional : mengurangi rasa nyeri
c. Anjurkan pada klien untuk mengompres hangat basah
Rasional : untuk mengurangi nyeri dan memberi kenyamanan.
d. Beritahu pasien setelah gejala tromboflebitis membaik, pasien dapat mulai
berjalan, kakinya ditopang dengan stoking elastis.
Rasional : untuk meningkatkan sirkulasi vena dan membantu mencegah kondisi
3.4
stasis.
Pelaksanaan
Tanggal 10 April 2015, pukul 11.15 WIB
Diagnosa
psikologis normal, KU ibu dan bayi baik, , dengan masalah Tromboflebitis femoralis.
Prognosa baik.
Intervensi
1
2
3
4
3.5
Bidan
21