Anda di halaman 1dari 11

Hari/Tanggal

: Jumat, 05 Desember 2014

Rekan Kerja

1
2
3
4

Ika Maryamah
Kuntum Mutia U
Reni Septiani
Karischa H

G84130006
G84130042
G84130055
G84130083

POLARISASI DAN AKTIVASI OPTIK

REGILIA
NIM G84130010
Asisten :
1 Bayti Nurjanati (G74120004)
2 Valda Eka Sofiana (G74120027)
3 Ratna Wati (G74120033)
4 Nurika Fitriani (G74120046)
5 Rahma Hani Aisyah (G74120053)
6 Gendis Nurmazmumah (G74120054)

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Tujuan
Mahasiswa dapat mengeksplorasi fenomena polarisasi cahaya, dan
selanjutnya dapat mempelajari dan mengetahui aktivasi optik dari larutan gula
(sukrosa) tebu.
Alat dan Bahan

1 m Optical Bench (OS-9130)


Photometer with optical fiber input (OS-9152B)
Component Carriers (OS-9107)
0.5 mW Laser (SE-9367)
Glass Dispersion Tank (OS-9108)
Optics Bench (OS-9103)
Calibrated Polarizer (2) (OS-9109)
Angular Translator (OS-9106A)
Photometer Apertures (OS-9116)
Incandescent Light Source (OS-9102C)
Light Source Apertures (0.5 mm & 0.75 mm) (OS-9118)
127 mm Convex Lens (OS-9134)
Viewing Screen (OS-9138)
10 cm cells
- empty and dry.
- filed with tap water.
- Approx. 0.137 gm/cm3. 0.402 gm/cm3 and saturated (0.88 gm/cm3 )

table sugar dissolved in water.


15 cm and 20 cm cells with approx. 0.137 gm/cm3 table sugar dissolved

in water.
30 cm ruler.

Teori Singkat
Polarisasi adalah peristiwa penyerapan arah bidang getar dari gelombang.
Gejala polarisasi hanya dapat dialami oleh gelombang transversal saja, sedangkan

gelombang longitudinal tidak mengalami gejala polarisasi. Fakta bahwa cahaya


dapat mengalami polarisasi menunjukkan bahwa cahaya merupakan gelombang
transversal.
Cahaya memiliki sifat dualisme yaitu sebagai gelombang dan sebagai
partikel. Gelombang cahaya terbentuk karena terjadi gerakan gelombang listrik
dan magnet yang saling tegak lurus kepada arah penjalarannya, disebut
gelombang elektromagnetik. Semua radiasi elektromagnetik adalah gelombang
transversal yang memiliki ciri dapat mengalami polarisasi. Cahaya yang
terpolarisasi dapat mengalami putaran bidang polarisasi ketika melewati suatu zat
optik aktif. Besarnya sudut putaran tersebut dapat diukur dengan menggunakan
alat yang disebut polarimeter.
Gelombang cahaya memiliki beberapa arah getar. Apabila suatu
gelombang hanya memiliki satu arah getar, maka disebut gelombang terpolarisasi.
Oleh karena itu, polarisasi adalah peristiwa terserapnya sebagian arah getar
gelombang sehingga hanya tinggal memliki satu arah getar saja. Cahaya dapat
terpolarisasi karena peristiwa pemantulan, pembiasan dan pemantulan, bias
kembar, absorpsi selektif, dan hamburan.
Langkah Kerja
A. Polarisasi
1. Set laser pada bangku optik. Tempatkan polarisator Component
Carrier, sedemikian sehingga berkas Laser dapat melewatinya.
2. Putar polarisator dan amati variasi intensitas berkas laser pada layar
(screen).
3. Lekatkan polarisator kedua (sebagai analisator) ke Component Carrier
pada Angular Translator dan temmpatkan pada meja berputar
sedemikian sehingga tegak lurus dengan bangku optik. (Pada Angular
Translator dicantolkan pada serat optik).
4. Atur polarisator pertama sedemikian sehingga sumbu 00 180o
vertikal. Tempatkan layar pada lengan bergerak dan atur posisi lengan
hingga berkas menumbuk layar.
5. Amati intensitas citra berkas ketika memutar polarisator kedua.

6. Pindahkan layar dan cantolkan probe serat optik pada lubang yang
tersedia pada Angular Translator. Putar lagi polarisator dan catat
intensitas berkas yang ditransmisikan terhadap beberapa variasi sudut.
Intensitas yang ditransmisikan melalui sistem dua polarisator seperti
pada Hukum Malus.
7. Atur kedua polarisator sedemikian sehingga sumbu polarisasi
keduanya tegak lurus satu terhadap yang lainnya. Amati bahwa tidak
ada cahaya yang diransmisikan ke layar.
8. Sisipkan polarisator ketiga (yang dilekatkan pada Carrier) diantara
kedua polarisator tadi dengan sumbu polarisasinya membentuk sudut
45o terhadap sumbu polarisator pertama.
B. Aktivasi Optik
1. Isi tangki gelas dengan gula dan larutan air (rasio berat : 15% - 20%
gula).
2. Tempatkan tangki berisikan air gula tebu pada meja translator angular
yang dapat berputar yang berada di atas bangku optik (optical bench).
3. Posisikan Laser pada sebelah kiri bangku dan letakkan sebuah
polarisator (pada carrier) antara Laser dan tangki larutan.
4. Cantolkan polarisator kedua pada bukaan analyzer halder pada lengan
translator angular yang dapat bergerak. Letakkan sebuah photometer
aperture pada permukaan belakang analyzer halder.
5. Dengan probe serat optik yang dicantolkan di belakang photometer
aperture, gunakan photometer untuk mengukur intensitas berkas yang
ditransmisikan ketika polarisator kedua diputar.
6. Dari hasil intensitas, tentukan arah polarisasi

berkas

yang

ditransmisikan. Bandingkan dengan arah polarisasi awal.


7. Ulangi prosedur untuk konsentrasi yang bebeda, semakin tinggi
konsentrasi semakin besar rotasi arah polarisasi.
8. Ukur diameter/panjang tangki gelas.
9. Buat tabel data antara konsentrasi gula terhadap sumbu polarisasi.

Data Pengamatan
Tabel 1 Skala pada sudut Polarizer pertama dan sudut Polarizer kedua
Sudut Polarizer
1
0o
30o
45o
60o
90o

2
0o
0o
0o
0o
0o

Skala

Intensitas

4.220
3.615
3.500
2.050
0

12.66
10.845
10.500
6.150
0

Contoh Perhitungan :
I (0o,0o) =

skalautama
skala total

I (60o,0o) =

sensitas

skalautama
skala total

sensitas

I (30o,0o) =

4.22
10

x 30

skalautama
skala total

2.25
10

x 30

skalautama
skala total

I (45o,0o) =

sensitas

sensitas
=

I (90o,0o) =

3.615
10

x 30

skalautama
skala total

3.5
10

sensitas
=

0
10

x 30

Tabel 2 Skala pada sudut Polarizer 1, 2, dan 3


1
90o

Sudut Polirizer
2
45o

3
0o

Skala

Intensitas

3.2

9.6

x 30

Contoh Perhitungan :
Intensitas=

SkalaUtama
x Sensitivitas
SkalaTotal

3.2
x 30
10

= 4.2

Tabel 3 Skala pada larutan gula


Sampel /
Cair
Pekat
Sangat
Pekat

0
4.325
3.525
3.500

30
4.140
3.935
3.730

45
3.330
3.615
3.930

60
3.295
3.970
3.775

90
3.000
3.770
3.500

Contoh Perhitungan :
IC 0 =
o

Skalautama
x sensitivitas =
Skala total

4.325
x 10=4.325 Cd
10

Skalautama
x sensitivitas =
Skalatotal

I C 45

Skalautama
3.350
x sensitivitas=
x 10=3.350 Cd
Skalatotal
10

I C 60

Skalautama
x sensitivitas
Skala total

I C 90

Skalautama
2.995
x sensitivitas=
x 10=2.995 Cd
Skalatotal
10

I C 30

I P0

I P 30

4.140
x 10=4.140 Cd
10

3.295
x 10=3.295 Cd
10

Skalautama
x sensitivitas
Skalatotal

Skalautama
3.935
x sensitivitas=
x 10=3.935 Cd
Skalatotal
10

3.525
x 10=3.525 Cd
10

Sensitivitas
10
10
10

I P 45

I P 60

I P 90

I S0

Skalautama
x sensitivitas
Skalatotal
=

Skalautama
x sensitivitas
Skala total

Skalautama
x sensitivitas
Skala total

3.160
x 10=3.160 Cd
10
=

3.970
x 10= 3.970 Cd
10

3.770
x 10=
10

3.770 Cd

Skalautama
x sensitivitas
Skala total

3.500
x 10= 3.500 Cd
10

3.730
x 10= 3.730 Cd
10

I S 30

Skalautama
x sensitivitas
Skala total

I S 45

Skalautama
3.930
x sensitivitas=
x 10=3.930 Cd
Skalatotal
10

I S 60

Skalautama
x sensitivitas
Skala total

I S 90

Skalautama
x sensitivitas
Skala total

Pengolahan Data

3.775
x 10= 3.775 Cd
10

3.500
x 10= 3.500 Cd
10

integrasi vs besar sudut data 3


5
cair

Linear (cair)

3
intensitas (candela)

pekat
Linear (pekat)

sangat pekat
Linear (sangat pekat)

1
0

50

100

besar sudut ()

Regresi cair Y=4,3423


Regresi sangat pekat
Y=3,680
0,01612
+ 0,00015
r=-0,9313
r=0.0270
r2=0,8673
r2=0,000729
Regresi pekat
Y=3,7325
+ 0,00256
r=0,4179
r2=0,1746

Gambar 1. Kurva hubungan antara Sudut Polarisasi dengan Intensitas Cahaya


Pembahasan
Polarisasi adalah suatu peristiwa perubahan arah getar gelombang pada
cahaya yang acak menjadi satu arah getar. Polarisasi adalah peristiwa penyerapan
arah bidang getar dari gelombang. Gejala polarisasi hanya dapat dialami oleh
gelombang transversal saja, sedangkan gelombang longitudinal tidak mengalami
gejala polarisasi. Fakta bahwa cahaya dapat mengalami polarisasi menunjukkan
bahwa cahaya merupakan gelombang transversal ( Darsono 2008 ).
Pada umumnya, gelombang cahaya mempunyai banyak arah getar. Suatu
gelombang yang mempunyai banyak arah getar disebut gelombang tak
terpolarisasi, sedangkan gelombang yang memilki satu arah getar disebut
gelombang terpolarisasi. Gejala polarisasi dapat digambarkan dengan gelombang

yang terjadi pada tali yang dilewatkan pada celah. Apabila tali digetarkan searah
dengan celah maka gelombang pada tali dapat melewati celah tersebut. Sebaliknya
jika tali digetarkan dengan arah tegak lurus celah maka gelombang pada tali tidak
bisa melewati celah tersebut.Sinar alami seperti sinar Matahari pada umumnya
adalah sinar yang tak terpolarisasi. Cahaya dapat mengalami polarisasi dengan
berbagai cara, antara lain karena peristiwa pemantulan, pembiasan, bias kembar,
absorbsi selektif, dan hamburan ( Iqbal 2008).
Larutan
Konsentrasi

gula
dan

berfungsi
jenis

senagai

larutan

fungsi

mempengaruhi

konsentrasi.
sudut

putar

tergantung pada sudut putar larutan tersebut(Ernawati E et.al


2013). Menurut Kurniawan (2010), Adapun faktor-faktor dan penyebab
terjadinya polarisasi, yaitu :
1. Polarisasi Karena Pemantulan
Berkas sinar alami (sinar yang belum terpolarisasi) dijatuhkan dari
medium udara, ke medium kaca (cermin datar). Dengan sudut datang i = 57o.
2. Polarisasi Karena Pemantulan dan Pembiasan
Berkas Sinar alami melalui suatu medium kaca akan dipantulkan dan
dibiaskan. Sinar terpolarisasi bila sudut pantul dan sudut bias membentuk sudut
900.
3. Polarisasi karena penyerapan selektif.
Polarisasi dengan penyerapan selektif diperoleh dengan memasang dua buah
polaroid, yaitu Polarisator dan Analisator. Polarisator

berfungsi untuk

menghasilkan cahaya terpolarisasi, sedangkan Analisator untuk mengetahui


apakah cahaya sudah terpolarisasi atau belum, seperti pada gambar berikut:
Peristiwa polarisasi ini disebut polarisasi karena absorbsi selektif. Polaroid
banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain untuk pelindung pada
kacamata dari sinar matahari (kacamata sun glasses) dan polaroid untuk kamera.

4. Polarisasi karena Hamburan


Polarisasi cahaya karena peristiwa hamburan dapat terjadi pada peristiwa
terhamburnya cahaya matahari oleh partikel-partikel debu di atmosfer yang
menyelubungi Bumi. Cahaya matahari yang terhambur oleh partikel debu dapat
terpolarisasi. Itulah sebabnya pada hari yang cerah langit kelihatan berwarna biru.
Hal itu disebabkan oleh warna cahaya biru dihamburkan paling efektif
dibandingkan dengan cahaya-cahaya warna yang lainnya.
5. Pemutaran Bidang Polarisasi
Seberkas cahaya tak terpolarisasi melewati sebuah polarisator sehingga
cahaya yang diteruskan terpolarisasi. Cahaya terpolarisasi melewati zat optik
aktif, misalnya larutan gula pasir, maka arah polarisasinya dapat berputar.
Percobaan dilakukan dengan menggunakan laser Helium Neon Gas (HeNe), jenis laser dengan medium yang berbahan gas helium dan gas neon dengan
rasio gas He:Ne ialah 10:1. Laser ini cukup umum digunakan oleh orang awam
karena termasuk salah satu laser paling ekonomis di pasaran. Cukup banyak
variasi panjang gelombang dari laser He-Ne, antara lain, 543,5 nm menghasilkan
cahaya hijau, 594,1 nm menghasilkan cahaya kuning, 611,9 nm menghasilkan
cahaya jingga. Namun, laser yang biasa digunakan ialah laser dengan cahaya
merah, mampu beroperasi pada panjang gelombang hingga 632,8 nm. Cara
berkerja laser HE-NE ini di bantu oleh pantulan cermin karen
pantulan cermin berfungsi untuk memperkuat cahaya laser.
Ketika terjadi penembakan gas elektron akan teraksrelasi turun
dari tabung yang kemudian akan menumbuk atom helium
sehingga atom tersebut akan tereksitasi ke tingkat energi yang
lebih tinggi. Penggunaan laser Helium Neon Gas banyak ditemukan pada
holografi, spektroskopi, metrologi, perwawatan medis, bar code scanning dan
sebagainya (Suliana 2008).

Aplikasi polarisasi pada kehidupan sehari-hari banyak


seperti warna langit ,microwave,mengukur ukuran protein dan
LCD (Liquid Cyrtal Display) dan lain-lain. LCD digunakan dalam
berbagai tampilan baik jam digital,layar kalkulator dan layar
televisi LCD ( Suliana 2008 ).

Daftar Pustaka
Darsono M. 2008. Perencanaan antena mikrostrip patch segitiga polarisasi
lingkaran untuk aplikasi global positioning service (gps) pada satelit mikro
lapan-tubsat. Jurnal Sains dan Teknologi EMAS. 8 (2) :87-96
Ernawati E,Firdaun KS,Indras M.2013.Perbandingan sifat optik
aktif larutan gula dan garam melalui medan kistrik luar
menggunakan laser iodida. Jurnal Sains dan Teknologi 5 (2) :
1-10
Iqbal M, Morel O, Ariedeau F. 2008. Perkembangan riset aplikasi polarisasi citra
dari hamburan cahaya di langit biru sebagai kompas penunjuk arah
alternatif. Jurnal Teknologi Komputer. 3 (12) : 110-118
Kurniawan DF, Dahlan EA, Pratama AY.2010. Antena Mikrostrip Circular Array
Dual Frekuensi. Jurnal EECCIS 8 (1) :39-45
Suliana S. 2008. Pengukuran daya laser DPSS. Jurnal LIPI 2(3): 130-140

Anda mungkin juga menyukai