MENANGGULANGINYA
Gangguan tidur pada lansia adalah sebuah hal yang sering di alami oleh kelompok
usia lanjut (lansia) ini. Gangguan tidur pada lansia ini di sebabkan oleh banyak faktor
penyebab, baik itu faktor fisik, psikologis maupun mental. Ganggun tidur pada lansia
bisa berupa gangguan kesulitan tidur ataupun gangguan mempertahankan waktu
tidur nyenyak.
Klasifikasi Umum Gangguan Tidur
Gangguan Tidur Primer
Gangguan akibat kondisi medik umum yaitu adanya keluhan gangguan tidur
yang menonjol yang diakibatkan oleh pengaruh fisiologik langsung kondisi
medik umum terhadap siklus tidur-bangun.
Stadium 1
Stadium 1 disebut onset tidur. Tidur dimulai dengan stadium NREM. Stadium 1
NREM adalah perpindahan dari bangun ke tidur. Ia menduduki sekitar 5% dari
totalwaktu tidur. Pada fase ini terjadi penurunan aktivitas gelombang alfa
(gelombang alfamenurun kurang dari 50%), amplitudo rendah, sinyal
campuran, predominan beta danteta, tegangan rendah, frekuensi 4-7 siklus
per detik. Aktivitas bola mata melambat,tonus otot menurun, berlangsung
sekitar 3-5 menit. Pada stadium ini seseorangmudah dibangunkan dan bila
terbangun merasa seperti setengah tidur.
Stadium 2
Stadium 3
Stadium 3 ditandai dengan 20%-50% aktivitas delta, frekuensi 1-2 siklus per
detik,amplitudo tinggi, dan disebut juga tidur delta. Tonus otot meningkat
tetapi tidak ada gerakan bola mata.
Stadium 4
Stadium 4 terjadi jika gelombang delta lebih dari 50%. Stadium 3 dan 4
sulitdibedakan. Stadium 4 lebih lambat dari stadium 3. Rekaman EEG berupa
delta.Stadium 3 dan 4 disebut juga tidur gelombang lambat atau tidur dalam.
Stadium inimenghabiskan sekitar 10%-20% waktu tidur total. Tidur ini terjadi
antara sepertigaawal malam dengan setengah malam. Durasi tidur ini
meningkat bila seseorangmengalami deprivasi tidur.
Keluhan sulit masuk tidur atau mempertahankan tidur atau tetap tidak segar
meskipun sudah tidur. Keadaan ini berlangsung paling sedikit satu bulan
Menyebabkan
penderitaan
yang
bermakna
secara
klinik
atau
impairmentsosial, okupasional, atau fungsi penting lainnya.-Gangguan tidur
tidak terjadi secara eksklusif selama ada gangguan mental lainnya.
Tidak disebabkan oleh pengaruh fisiologik langsung kondisi medik umum atau
zat.
Insomnia kronik
Insomnia idiopatik
Tidur seperlunya, tetapi tidak berlebihan, agar merasa segar dan sehat di hari
berikutnya. Pembatasan waktu tidur dapat memperkuat tidur, berlebihnya
waktu yang dihabiskan di tempat tidur tampaknya berkaitan dengan tidur
yang terputus-putus dan dangkal.
Waktu bangun yang teratur di pagi hari memperkuat siklus sirkadian dan
menyebabkan awitan tidur yang teratur.
Jumlah latihan yang stabil setiap harinya dapat memperdalam tidur, namun,
latihan yang hanya dilakukan kadang-kadang tidak dapat memperbaiki tidur
pada malam berikutnya.
Meskipun ruangan yang terlalu hangat dapat mengganggu tidur, namun tida
ada bukti yang menunjukkn bahwa kamar yang terlalu dingin dapat
membantu tidur.
Kafein di malam hari dapat menggu tidur, meskipun pada prang-orang yang
tidak berfikir demikian.
Orang-orang yang merasa marah dan frustasi karena tidak dapat tidur tidak
boleh berusaha terlalu keras untuk tertidur tetapi harus menyalakan lampu
dan melakukan hal lain yang berbeda.
Pencegahan sekunder
Seperti biasa, memvalidasi riwayat pengkajian dengan anggota keluarga atau
pemberian perawatan merupakan hal yang penting untuk memastikan ke akuratan
dan pengkajian jika pasien dianggap tidak kompeten untuk memberi laporan sendiri.
Catatan harian tentang tidur merupakan cara pengkajian yang sangat bagus bagi
lansia di rumahnya sendiri. Informasi ini memberikan catatan yang akurat tentang
masalah tidur. Untuk mendapatkan gambaran sejati tentang gangguan tidur yang
dialami lansia di rumah atau di fasilitas kesehatan, catatan harian tersebut harus
dibuat selama 3 sampai 4 minggu. Catatan tersebut harus mencakup faktor-faktor
berikut ini:
Seberapa sering bantuan diperlukan untuk memberikan obat nyeri, tidak
dapat tidur, atau menggunakan kamar mandi.
Kapan orang tersebut turun dari tempat tidur.
Pencegahan Tersier
Jika terdapat gangguan tidur seperti apnea tidur yang mengancam kehidupan,
kondisi pasien memerlukan rehabilitasi melalui tindakan-tindakan seperti
pengangkatan jaringan yang menyumbat di mulut dan memengaruhi jalan napas.
Saat ini sudah banyak pusat-pusat gangguan tidur yang tersedia di seluruh negara
untuk membantu mengevaluasi gangguan tidur.
Tempat-tempat tersebut, yang biasanya berkaitan dengan lembaga penelitian dan
kedokteran klinis atau universitas, dilengkapi dengan peralatan medis yang canggih
untuk mendeteksi rekaman listrik di otak dan obstruksi pernapasan. Data-data
tersebut membantu menentukan pengobatan yang terbaik untuk mengatasi
kesulitan dan merehabilitasi lansia sehingga ia dapat menikmati tidur yang
berkualitas baik sampai akhir hidupnya.
Penanganan Terapeutik Gangguan Tidur pada Lansia
Nicassio menganjurkan aturan-aturan berikut untuk mempertahankan kenormalan
pola tidur:
Jika tidak dapat tidur, bangun dan pindah ke ruangan lain. Bangun sampai
anda benar-benar mengantuk, kemudian baru kembali ke tempat tidur. Jika
tidur masih tidak biasa dilakukan dengan mudah, bangun lagi dari tempat
tidur. Tujuannya adalah menghubungkan antara tempat tidur dengan tidur
cepat. Ulangi langkah ini sesering yang diperlukan sepanjang malam.
Siapkan alarm dan bangun di waktu yang sama setiap pagi tanpa
mempedulikan berapa banyak anda tidur di malam hari. Hal ini dapat
membantu tubuh menetapkan irama tidur bangun yang konstan.
Referensi:
Coll P. Sleep Disorders. In : Adelman AM, Daly MP, Weiss BD, eds. 20
CommonProblems in Geriatrics. Boston. Mc Graw-Hill Companies, Inc;2001:187-203.
National Sleep Foundation. Washington DC. Melatonin the basic facts. Juni 2004
Stockslager, Jaime L. 2007 . Buku Saku Gerontik edisi: 2 . Jakarta: EGC.