Secular Changes in Global Tectonic Processes and Their Influence on the
Temporal Distribution of Gold-Bearing Mineral Deposits - Kemunculan teori plate tectonic memunculkan ketertarikan dalam hubungan endapa n mineral dengan keadaan tektonik global. hal ini memastikan bahwa tipe endapan mineral berhubungan dengan konvergen, divergen, atau anorogenic khusus, dan peng enalan ini sangat berguna dalam eksplorasi. - evolusi bumi pada hakekatnya terkait dengan kerusakan bertahap produksi panas, penurunan suhu mantel dan viskositas dan penebalan litosfer. - berbagai zaman dari Archean menunjukkan bahwa supercontinent pertama terbentuk selama seringnya terjadi tubrukan dan penyatuan dari benua yang lebih tua denga n samudera terranes muda antara 2750 dan 2650 Ma. puncak Late Archean memperkira kan dari produksi kerak muda, menunjukkan lebih jauh sebuah korelasi antara pemb entukan supercontinent dan produksi kerak benua muda. - puncak utama dalam tingkatan produksi dari kerak muda diperkirakan disebabkan oleh kejatuhan matel (kurang dari 100 juta tahun) selama banyak plume berdampak pada atau mempengaruhi dasar litosfer. - kemungkinan terdapat dua tipe mantle-plume; satu berasosiasi dengan pembentuka n supercontinent dan satu dengan perpecahan supercontinent. - Penyebab dari peristiwa mantle-plume tidak jelas. Peltier et al. (1997) dan Co ndie (1998) mengemukakan bahwa pecahnya Prakambrium superkontinen dipicu longsor an lempeng di 660-km diskontinuitas dalam mantel, menghasilkan peristiwa produks i plume pada ("D") lapisan di atas inti Bumi. - peningkatan level permukaan laut pada 1.9 Ga dikarenakan oleh sebuah peristiwa plume dapat membuktikan bahwa cekungan laut dangkal yang luas di sepanjang pla tform benua yang stabil diperlukan untuk menjaga BIF (Bandend Iron Formation) (c f. Titley, 1993) - pertumbuhan kerak terkait dengan bencana mantle-plume, terutama oleh penambaha n busur magmatik langsung dalam margin kontinental atau dengan pertumbuhan busur samudera ketepi benua (Rudnick, 1995; Condie, 2001b) - mantel yg lebih panas pada Archean dapat menghasilkan lebih banyak lelehan pad a lantai samudera menyebabkan kerak samudera lebih tebal (Bickle, 1990) - mengingat mantel panas, memungkinkan lempeng akan bergerak lebih cepat dan, de ngan demikian di Arkean Akhir, pemekaran kerak mungkin akan segera tersubduksi, kemungkinan sekitar 35 jta tahun dan mungkin lebih cepat, sekitar 20 juta tahun (Bickle, 1986). - Arkean dan mungkin lempeng tektonik Paleoproterozoic dinamik kemungkinan besar dikendalikan oleh berbagai jenis plume events, yang terbesar yang bertanggung j awab untuk penebalan pertumbuhan benua dan pertambahan daya apung lithosfer samu dera. - cratons individu pada skala global memiliki ciri asosiasi metalogenik khas mer eka sendiri terlepas dari waktu mineralisasi (DeWit & Thiart, 2003) - setiap craton mungkin memiliki litosfer akar batas kedalaman yang berbeda dan komposisi, tergantung pada tingkat lelehan ekstraksi mantel, ketidak cocokan man tel - elemen metasomatisme, dan tingkat modifikasi sepanjang batas craton (Griff in et al. 2003) - Apapun prosesnya , peristiwa pencairan besar-besaran di mantel , dan kemudian di bawah dan tengah kerak menghasilkan banyak granitoid yang melambangkan terran es (e.g., Champion dan Sheraton, 1997) - daya apung ini mengurangi tekanan dan viskositas, Archean subcontinental mante l litosfer tidak mungkin tidak berlapis semata-mata oleh proses gravitasi dan ak an terawetkan kecuali terganggu oleh retakan dan penggantian oleh astenosfer yan g lebih subur. - Hasil perhitungan oleh Poujom Djomani et al. (2001) mengindikasikan bahwa Prot erozoic mantel litosfer subcontinental lebih padat dari Archean, tapi itu khas p ada ketebalan 150-180 km, mantel litosfer subcontinental ini cenderung mengapung tetap, dan dengan demikian juga tidak mungkin terkelupas. - Sebaliknya, pada umumnya <100 km tebal mantel litosfer subcontinental Phaneroz oic seharusnya daya apungnya negatif dan mudah terkelupas, membuat semakin meleb
ar, gravitasi tidak stabil, orogenic belt.
- Evolusi temporal mantel litosfer subcontinental, secara langsung mencerminkan perubahan sekuler dari Archean plume-influenced tektonik ke lempeng tektonik Pha nerozoicstyle, harus dianggap sebagai faktor utama yang mempengaruhi variasi sek uler di kedua jenis endapan mineral dan kelimpahan dari corak endapan spesifik m asa kini. - Untuk menentukan hubungan antara tektonik sekuler dan evolusi metalogenik, san gat penting untuk mempertimbangkan corak endapan mineral, setidaknya hanya sedik it yg dipengaruhi oleh perubahan evolusi lainnya. - endapan emas epigenetik berpotensi berguna untuk menguji perubahan sekuler dal am proses tektonik karena kebanyakan endapan terbentuk dibawah pengaruh proses s urficial dan, karenanya, tidak mungkin telah dipengaruhi oleh sekuler variasi da lam sistem atmosfer-hidrosfer-biosfer. - Berbeda dengan porfiri dan endapan epitermal, endapan emas orogenic, meskipun dibentuk pada konvergen serupa keadaan margin, yang diendapkan di tempat luas pa da lingkungan kerak dari kedalaman 3 - 20 km (seperti yang dirangkum oleh Groves, 1993, dari literat ur sebelumnya, terutama Hodgson dan MacGeehan, 1982, dan Colvine et al., 1984) - Usia pembentukan endapan emas orogenic selanjutnya mendefinisikan dua puncak u tama Prakambrium di 2,75-2,55 Ga (berpusat sekitar 2,65 Ga) dan 2,1-1,75 Ga (kem ungkinan dua puncak berpusat sekitar 2,0 dan 1,8 Ga). - Pengamatan dikombinasikan dengan bukti waktu untuk perubahan daya apung dari l itosfer samudera (Gambar 5) dan mantel litosfer subcontinental (Gambar 6-7), men unjukkan bahwa waktu yang penting dalam transisi dari plume-influenced ke gaya t ektonik modern berada entah dimana dekat akhir Archean hingga Paleoproterozoic a wal. - peningkatan kecepatan lebih rendah dibandingkan untuk porfiri arc-related dan daerah epitermal masa kini-sirkum Pasifik, mungkin dikarenakan endapan emas orog enic terbentuk lebih besar terutama selama transpressional, daripada kompresi, tektonik (e.g., Goldfarb et al., 2001a). - Dalam Arkean dan Paleoproterozoic, pertumbuhan kerak dan proses pelestarian be kerja sama untuk menghasilkan melimpahnya endapan dalam waktu itu, sedangkan pel estarian tidak disukai selama transisi tektonik kritis pada Mesoproterozoic hing ga Neoproterozoic, yaitu, pertumbuhan kerak dan asosiasi metallogenesis dan pele starian yang dipasangkan di Arkean dan Paleoproterozoic tetapi sebagian besar dipisahkan setelahnya. - Dimana endapan VHMS dan endapan emas orogenic terdapat di terrane yang sama, p embentuknya selalu lebih tua (e.g., Spooner dan Barrie, 1993), kemungkinan memic u mencetak endapan VHMS oleh mineralisasi emas orogenic, seperti yang dirangkum oleh Groves et al. (2003), meskipun ini tampaknya menjadi langka e.g., Hanningto n dkk., 1999). - endapan VHMS (Gambar 10 ) menunjukkan sejarah pelestarian yang secara luas mir ip dengan endapan emas orogenic, dengan pembangunan episodik di Prakambria awal dan lebih banyak pola siklik di Paleozoic. - Kesimpulan paling logis adalah bahwa, meskipun endapan VHMS dibentuk sepanjang sejarah Bumi, distribusi temporalnya, seperti untuk endapan emas orogenic, seba gian besar merupakan pola pelestarian karena perubahan litosfer disebabkan denga n perubahan proses tektonik global. - Fakta bahwa kebanyakan placers kelas dunia berasosiasi dengan sumber lapisan y g lebih tua dari ca. 100 Ma (i.e., Fairbanks, Nome, Rusia Timur) menunjukkan bah wa ~ 50 juta tahun kira-kira adalah ambang batas perkiraan antara unroofing dari daerah emas pada Cordilleran-style orogen dan hilangnya presentase signifikan e mas untuk lingkungan sekunder. - Secara signifikan, emas Witwatersrand diendapkan dalam Central Rand Group dal am keadaan retroarc tanjung cekungan (Kositcin dan Krapez, 2004) yang mirip deng an banyak keadaan endapan modern dari placer emas. - The Central Rand Group cekungan Witwatersrand kemungkinan terendapkan ditanjun g diantara tubrukan Witwatersrand menggabungkan blok ke selatan (Schmitz et al., 2004) - Yang paling penting adalah pencurahan Klipriviersberg Group lava basaltik pada
cekungan sedimen Witwatersrand, tapi ada juga kemungkinan terbentuknya veneer d
ari dampak mencair selama setidaknya bagian dari cekungan sebagai akibat dari da mpak meteorit Vredefort di tengah cekungan Witwatersrand, seperti yang dirangkum oleh Frimmel et al. (2005). - Agaknya, mereka membentuk seluruh Sejarah bumi kapanpun daerah emas orogenic t erangkat dan terkikis, terutama setelah 1,7 Ga, namun endapan terbentuk sebelum Tersier hanya bertahan di mana daerah-besaran proses dibantu pelestarian mereka di atas daya apung mantel litosfer subcontinental. - Jenis endapan IOCG (e.g., Hitzman et al., 1992) telah diperluas untuk mencakup berbagai corak berbeda dari mineralisasi kaya oksida besi yang terbentuk dalam berbagai keadaan tektonik (cf. Hitzman, 2000), tetapi hanya endapan dengan sulfi da pembawa besi dan tembaga dan sumber daya emas yang diperhitungkan. - endapan Carajs yg tertua yang berlokasi di wilayah Akhir Archean postcratonizat ion platformal sequence yang berumur mirip dengan the Pilbara dan Kaapvaal crato ns, daripada greenstone sequence (misalnya, Grainger et al, 2002). - Asosiasi the giant Prakambrium endapan IOCG dengan magmatisme alkali dan lokasi mereka yang dekat craton margins menunjukkan bahwa magma yang diperoleh derajat kecil dari pelelehan parsial post-tektonik s ubcontinental litospheric mantle sebelum metasomahtized (K, U, Th, Au, LREE) selama dan setelah peristiwa yang berkaitan dengan cratonization. - Candelaria jelas terbentuk dalam keadaan tektonik yang berbeda, yang terkait d engan transpression dan cekungan inversi yg berumur panjang, sistem busur-paralel sesa r strike-slip terkait dengan subduksi di pesisir batholith Chile, diluar Perisai Amerika Selatan Perisai (e.g., Marschik dan Font bot, 2001). - Sebuah perbedaan utama antara jenis endapan adalah keadaan tektonik yang tidak diragukan dari endapan emas yang berkaitan dengan intrusi yang terjadi baik di dalam margin konvergen dan endapan emas orogenic yang terbentuk di margin. - kombinasi dari anomali magma granit dan yg tidak biasa terjadi dalam keadaan t ektonik untuk generasinya cenderung telah langka disejarah geologi