3.Kapiler sinusidal
Kapiler sinusidal mempunyai garis tengah,lumen lebih besar dari normal.
Difusi pasif
Dinding kapiler tidak ada sistem transportasi, sehingga zat terlarut
berpindah melalui proses difusi menuruni gradien konsentrasi mereka.
Gradien konsentrasi
adalah perbedaan
konsentrasi antara 2 zat yang berdampingan. Difusi zat terlarut terus berla
ngsung independen hingga tak ada lagi perbedaan konsentrasi antara
darah dan sel di sekitarnya.
Bulk flow
Merupakan suatu volume cairan bebas protein yang tersaring ke luar kapil
er, bercampur dengan cairan interstisium disekitarnya, dan kemudian
direabsorpsi. Bulk flow
sangat penting untuk mengatur distribusi CES antara plasma dan cairan in
terstisium.Proses ini disebut bulk flow karena berbagai konstituen cairan
berpindah bersama sama sebagai satu kesatuan.
a.Tekanan di
dalam kapiler melebihi tekanan diluar sehingga cairan terdorongkel
uar melalui pori-pori tersebut dalam suatu proses yang disebut
ultrafiltrasi
b.Tekanan yang mengarah ke dalam melebihi tekanan keluar, terjad
i perpindahannetto cairan dari kompartemen interstitium ke dalam
kapiler melalui pori-pori,yang disebut dengan reabsorpsi.
Bulk flow dipengaruhi oleh perbedaan tekanan hidrostatik dan tekanan
osmotik koloidantara plasma dan cairan interstitium. 4 gaya yang
mempengaruhi perpindahan cairanmenembus dinding kapiler adalah :
1.Tekanan
2.Tekanan
3.Tekanan
4.Tekanan
darah kapiler
osmotik koloid plasma
hidrostatik cairan interstitium
osmotik koloid cairan interstitium
Pompa Limfe
Katup-katup terdapat di saluran limfe
terdapat di saluran limfe
pengumpul tempat bermuaranya kapiler-kapiler limfe.
Saluran limfe
cairan, otot polos pada dinding pembuluh berkontraksi
segmen pembuluh limfe di antara katup (pompa otomatis). Cairan di
pompamelalui katup berikutnya ke dalam segmen pembuluh segmen
kontraksi
sehingga bermuara dalam sirkulasi darah.
Peran Sistem Limfatik
Peran sentral dalam mengatur:
1.Konsentrasi protein dalam cairan interstitial
Tekanan ini bekerja di bagian luar dinding kapiler oleh cairan interstisium.
Tekanan ini mendorong cairan masuk ke dalam kapiler. Tekanan hidrostatik
cairan interstisium dianggap 1 mmHg.
i )
Sebagian kecil protein plasma yang bocor ke luar dinding kapiler dan
masuk ke ruang interstisium dalam keadaan normal akan dikembalikan ke
dalam darah melalui sistemlimfe. Tetapi apabila protein plasma bocor
secara patologis, protein yang bocor menimbulkan efek osmotik yang
akan mendorong perpindahan cairan keluar dari kapiler dan masuk ke
cairan interstisium.
Tek.Hid
Tek.osmo
Kapiler
kapiler
tek.hidrostatis
interstitial
tek.osmolaritas
interstitial
Filtrasi sepanjang kapiler terjadi karena ada tenaga Starling : perbedaan tekanan
hidrostatik intravaskuler dan interstisiil, dan perbedaan tekanan koloid-osmotik
intravaskuler dan interstisiil. Maka aliran cairan :
K (Pc +i) (Pi + c)
Jadi yang difiltrasi per hari sebanyak 24 liter/hari, 85% diserap kembali
dan 15% masuk saluran limfe.
Pada jaringan yang tidak aktif, kapiler kolaps dan aliran darah mengambil
jalan pintas dariarteriol langsung ke venula.
7.Efusi pleura
8.Edema paru akut
9.Penambahan berat badan secara cepat
LI 3. Memahami dan menjelaskan gangguan keseimbangan cairan
tubuh (edma dan asites)
Penurunan LFG
proteinuria
Hipoalbuminemia
Penurunan VDAE
4. Edema Idiopatik
Pada edema idiopatik ini terdapat perbedaan berat badan yang dipengaruhi oleh
posisitubuh. Pada posisi berdiri terjadi retensi natrium dan air sehingga terjadi
peningkatan berat badan, ini diduga karena terjadi peningkatan permeabilitas ka
piler pada posisi berdiri. Pada kondisi tertentu dapat disertai penurunan volume
plasma yangkemudian mengaktivasi SRAA sehingga edema akan memberat.
5.Penyebab lain (tapi kasusnya relative jarang) Hipoalbuminemia
akut
( dispnea, takipnea,
ronki basah
Tirah Baring.
Diet.
Diet rendah natrium antara 40-60 mEq/hari atau setara dengan <500
mg/harinamun jika diet garam terlalu rendah akan mengganggu fungsi ginjal.
Terapi presentesis.
Pemeriksaan Laboratorium
Normal peritoneum
Nefrotik sindrom
Gizi buruk dengan anasarca
O
Pankreas asites
Empedu asites
Nephrogenic asites
Urine asites
Penyakit ovarium
Peritoneum tidak normal (saag <1,1 g / dl)
O
Infeksi
Peritonitis bakteri
Peritonitis tuberkulosis
Jamur peritonitis
Peritonitis Human immunodeficiency virus (HIV)-terkait peritonitis
O
Kondisi ganas
Peritoneal carcinomatosis
Primer mesothelioma
Pseudomyxoma peritonei
Hepatocellular carcinoma
O
Vaskulitis
Peritonitis granulomatosa
Eosinofilik peritonitis
Bentuk perut seperti perut kodok : abdomen cembung dan sedikit tegang
karena banyaknya udara di dalam intestine yang telah mengalami dilatasi,
dan umbilikusmenonjol keluar
Tekanan cairan peritoneum pada vena kafa inferior sehingga terbentuk
kolateral dariumbilikus ke sekelilingnya secara radier (caput medusae)
Striae abdominalis yang berwarna putih karena adanya regangan pada
dinding perut
Efusi pleura kanan (6 %), karena adanya defek pada diafragma sehingga
cairanasites dapat melalui kavum pleura
Edema tibial, karena hipoalbuminemia
Perubahan sirkulasi : terjadi peningkatan tekanan intra abdominal,
tekanan intra pleural, vena kafa inferior dan vena hepatikaPada
pemeriksaan laboratorium
Gambaran makroskopik, warna kemerahan dapat juga dijumpai pada
asites karenasirosis hati akibat ruptur kapiler peritoneum
Gradien nilai albumin serum dan asites, pemeriksaan ini sangat penting
untuk membedakan asites yang ada hubungannya dengan hypertensi
porta atau asiteseksudat. Disepakati bahwa gradian dikatakan tinggi bila
nilainya > 1,1 gr/dL.Kurang dari itu disebut rebdah. Gradien tinggi
terdapat pada asites transudasi dan berhubungan dengan hypertensi
porta, gradien rendah terdapat pada asites eksudat.
Hitung sel
Biakan kuman, biakan kuman sebaiknya dilakukan pada setiap pasien
asites yangdicurigai terinfeksi
Pemeriksaan sitologi,dengan cara baik,dapat memberi hasil true possitive
hampir 100%Selain pemeriksaan fisik dan laboratorium, dilakukan juga
pemeriksaan urine dengan caramelihat kadar Na < 10 mEq/hari
Daftar Pustaka
GANGGUAN KESEIMBANGAN AIR-ELEKTROLIT DAN ASAM-BASA Penerbit: ba
lai penerbit FKUI, jakarta ; edisi kedua tahun 2008 ; penulis dr. Hendra
Utama, Sp.FK Ganong, WF, (2007),
Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 21
,ab. M. DjauhariWidjajakusumah, Jakarta, EGC.Guyton,Arthur c,dkk.1997.
Buku ajar fisiologi kedokteran
.Jakarta
:
EGC.http://www.ilmukedokteran.net/Daftar-MasalahIndividu/edema.htmlKAPITA SELEKTA PATOLOGI KLINIK/ DN. Baron ; alih
bahas, Petrus Andrianto,Johannes Gunawan. Edisi4 jakarta : EGC,
1995Murray R.K. et al (2000),
Biokimia Harper edisi 25
,ab. A.Hartono, Jakarta, EGC.Price, Sylvia Anderson (2005),
Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit edisi6
,ab. Huriawati Hartanto, Jakarta, EGC.Sherwood, Lauralee (2001),
Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem edisi 2
, Jakarta, EGC.