Keywords:
PENDAHULUAN
Mineral sulfida merupakan mineral hasil
persenyawaan antara unsur tertentu
(umumnya
logam)
dengan
sulfur
(belerang). Mineral sulfida termasuk
mineral pembentuk bijih (ores). Oleh
karena itu, mineral sulfida memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi untuk
dieksplorasi. Beberapa contoh mineral
sulfida antara lain: pyrite (FeS3),
chalcocite (Cu2S), galena (PbS), dan
sphalerite (ZnS).
Berdasarkan hasil survei geologi yang
telah dilakukan, ditemukan beberapa
daerah yang memiliki prospek mineral
sulfida di kawasan Kemawi, Jawa Tengah.
Keberadaan mineral tersebut ditunjukkan
oleh kenampakan zona alterasi argilik dan
silisifikasi di beberapa tempat. Akan tetapi
mineralisasi di daerah penyelidikan tidak
memperlihatkan adanya indikasi di
permukaan yang cukup menarik seperti
urat (vein) maupun urat-urat halus (veinlet)
mineralisasi
yang
begitu
jelas
(PT.ANTAM Tbk, 2011).
Untuk mendeteksi zona alterasi dan
mineralisasi serta kemenerusannya di
bawah permukaan, dibutuhkan suatu
penyelidikan geofisika yang diharapkan
dapat memberikan informasi tentang
penyebaran zona mineralisasi serta pola
struktur yang mengontrolnya berdasarkan
anomali geofisika. Suatu metode geofisika
yang cukup efektif dan mampu
memberikan informasi mengenai kondisi
geologi
bawah
permukaan
hingga
mencapai kedalaman 200 meter adalah
metode induksi polarisasi. Metode ini
dapat mendeteksi mineral-mineral sulfida
yang tersebar merata maupun terperangkap
dalam struktur bukaan seperti vein
berdasarkan kontras sifat fisis berupa
resistivitas.
P
r1
r
3
P
r2
2
22
r
4
Keterangan :
AB
: elektroda arus r1 = AM = (n+1)a
MN
: elektroda potensial r2 = BM = na
AB = MN = a (dalam satuan meter) r3 =
AN = (n+2)a r4 = BN = (n+1)a
Sehingga untuk konfigurasi dipol-dipol,
rumus
untk
menghitung
factor
geometrinya menjadi:
(1)
Dengan K merupakan faktor geometri
yang nilainya bervariasi bergantung pada
jarak dari a. Kemudian dengan
mensubtitusi nilai K dengan persamaan
(1), maka dapat dihitung nilai resistivitas
semu untuk tiap kedalaman, yaitu:
(2)
Studi
Data Induksi
Data Penunjang
Data Penunjang
Pengolahan Data
Data
Geomagnet
Data Geologi
Resistivitas 2D
MF2D
PFE 2D
Interpretasi
Selesai
KW
Zona
prospek
Lintasan Pengukuran IP
KW
Analisis Data
Gambar 8. Model 3-D daerah prospek mineralisasi
Lintasan KW +200
Gambar IV.6 merupakan tampilan hasil
overlay antara penampang resistivitas
semu, PFE dan MF pada lintasan KW
+200. Dari gambar terlihat bahwa terdapat
tiga lokasi yang memperlihatkan adanya
prospek mineralisasi sulfida. Dari ketiga
lokasi tersebut, zona mineralisasi sulfida
diduga berada pada lokasi nomor 2 karena
adanya kemenerusan anomali dari n1
hingga n6.
S
2
1
3
PFE 3%
resistivitas 50 m
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian ini,
antara lain:
1. Berdasarkan hasil pengolahan data,
diketahui bahwa nilai resitivitas
semu
pada daerah Kemawi
berkisar antara 5-340 m, nilai
PFE berkisar antara 0.2-5.8 % dan
nilai MF berkisar antara 0-850
mhos/m.
2. Dari
penampang
2-D
data
resisitivitas semu, PFE dan MF
daerah
Kemawi,
dapat
diidentifikasi kemungkinan adanya
mineralisasi sulfida pada semua
lintasan pengukuran.
3. Berdasarkan model 3-D data
resisitivitas semu dan PFE daerah
Kemawi, terlihat bahwa daerah
prospek mineralisasi sulfida berada
di bagian Utara daerah penelitian,
tepatnya pada Blok Poncol.
Saran
Untuk keperluan penelitian lebih lanjut
dan memaksimalkan hasil penelitian, perlu
diberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Dibutuhkan data analisis petrografi
dan geokimia batuan di sekitar
daerah prospek mineralisasi sulfida
untuk memperkuat dugaan yang
dihasilkan dari pengukuran IP.
2. Perlu dilakukan survei geofisika
lainnya seperti survei gravitasi dan
geomagnet untuk mengetahui pola
struktur yang bekerja pada daerah
penelitian
agar
diperoleh
interpretasi
struktur
bawah
permukaan secara lebih detail.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Tinjauan Geologi