Tinjauan Pustaka
Sindrom Ekstrapiramidal
3.1. Anatomi dan Fisiologi Sistem ekstrapiramidal
Pusat perintah motorik di sistem saraf pusat harus melewati upper
motor neuron dan bersinaps dengan lower motor neuron untuk
mencapai otot tubuh. Upper motor neuron merupakan rangkaian awal
neuron
yang
belum
meninggalkan
sistem
saraf
pusat.
Traktus
mempengaruhi
sirkuit
umpan
balik
motorik
kortikal
dari
kerja
volunteer
motorik,
talamik,
nucleus
subtalamikus,
substansia
nigra,
formasio
Gangguan
pada
ekstrapiramidal
dapat
timbul
gerakan
otot
postural
normal.
Paling
sering
karena
penderita
tidak
dapat
mempertahankan
2 Rigiditas
Kekakuan yang dirasakan oleh pemeriksa ketika menggerakkan
ekstremitas secara pasif. Tahanan ini timbul di sepanjang gerakan
pasif tersebut dan mengenai gerakan fleksi maupun ekstensi sering
disebut sebagai plastic atau lead pipe rigidity. Bila disertai dengan
tremor maka disebut dengan tanda cogwheel. Pada penyakit
Parkinson terdapat gejala positif dan gejala negative seperti tremor
dan
bradikinesia.
Sedangkan
pada
chorea
Huntington
lebih
ekstrapiramidal
adalah
suatu
gejala
atau
reaksi
yang
Dosis (mg/hr)
Chlorpromazine
Gejala
150-1600
Thioridazine
100-900
Perphenazine
8-48
Trifluoperazine
++
+
+++
5-60
Fluphenazine
5-60
Haloperidol
2-100
+++
+++
++++
Pimozide
2-6
++
Clozapine
25-100
Zotepine
75-100
Sulpride
200-1600
Risperidon
2-9
Quetapine
50-400
Olanzapine
10-20
Aripiprazole
10-20
+
+
+
Ketidakseimbangan degeneratif
Ketidakseimbangan metabolik
Ketidakseimbangan sistem endokrin dan eksokrin
Inflamasi
Racun
Tumor atau SOL
Anoxia
putamen
dan
globus
pallidus.
Keadaan
tersebut
a) Reaksi Distonia
Merupakan spasme atau kontraksi involunter satu atau lebih otot
skelet yang timbul beberapa menit dan dapat pula berlangsung lama,
biasanya menyebabkan gerakan atau postur yang abnormal.
Kelompok otot yang paling sering terlibat adalah otot wajah, otot
rahang (trismus, gaping, grimacing), leher (torticolis dan retrocolis),
lidah (protrusion, memuntir) , seluruh otot tubuh (opistotonus) atau
otot ekstraokuler (krisis okulogirik). Distonia juga dapat terjadi pada
glosofaringeal
yang
menyebabkan
disartria,
disfagia,
kesulitan
otot
dan
postur
yang
abnormal,
umumnya
yang
Kriteria
laring-faring, disfonia)
Penebalan atau bicara cadel karena lidah hipertonik atau
okulorigik)
Posisi abnormal anggota gerak distal atau batang tubuh.
b. Tanda atau gejala dalam kriteria A berkembang dalam tujuh hari
setelah memulai atau dengan cepat menaikkan dosis medikasi
neuroleptik, atau menurunkan medikasi yang digunakan untuk
untuk
memulai
aktifitas
normal,
kesemuanya
dapat
pada saat istirahat dan dapat pula mengenai rahang. Gaya berjalan
dengan langkah kecil dan menyeret kaki diakibatkan karena kekakuan
otot.
d) Tardive Dyskinesia
Disebabkan oleh defisiensi kolinergik yang relatif akibat supersensitif
reseptor dopamin di puntamen kaudatus. Merupakan manifestasi gerakan
otot
abnormal,
involunter,
menghentak,
balistik,
atau
seperti
tik
jika
dipertimbangkan
diskinesia
tardive
meliputi
penyakit
karena
aktifitas
dopaminergik
yang
tidak
mencukupi.
Pengenalan awal perlu karena kasus lanjut sulit diobati. Banyak terapi
yang diajukan tetapi evaluasinya sulit karena perjalanan penyakit sangat
beragam dan kadang-kadang terbatas. Diskinesia tardive dini atau ringan
mudah terlewatkan dan beberapa merasa bahwa evaluasi sistemik, Skala
Gerakan Involunter Abnormal (AIMS) harus dicatat setiap enam bulan
untuk pasien yang mendapatkan pengobatan neuroleptik jangka panjang.
3.7. Diagnosis Sindrom Ekstrapiramidal
Diagnosa awal dilakkan dengan anamnesa pasien. Pemeriksaan yang
dapat dilakukan di antaranya adalah pemeriksaan fisik pada umumnya
yaitu tanda tanda vital dan kondisi fisik seluruhnya. Dapat ditambah
pemeriksaan neurologis.
Pemeriksaan
laboratorium
tergantung
pada
tampilan
klinis.
dengan
adanya
tremor,
bradikinesia,
rigiditas,
dan
ketidakstabilan postural.
Etiologi
Penyebab pasti penyakit Parkinson masih belum diketahuii, meskipun
penelitian mengarah pada kombinasi faktor genetik dan lingkungan.
Jauh di dalam otak ada sebuah daerah yang disebut ganglia basalis.
Jika otak memerintahkan suatu aktivitas (misalnya mengangkat
lengan), maka sel-sel saraf di dalam ganglia basalis akan membantu
menghaluskan gerakan tersebut dan mengatur perubahan sikap
tubuh. Ganglia basalis mengolah sinyal dan mengantarkan pesan ke
talamus, yang akan menyampaikan informasi yang telah diolah
kembali ke korteks serebri. Keseluruhan sinyal tersebut diantarkan
oleh bahan kimia neurotransmiter sebagai impuls listrik di sepanjang
jalur saraf dan diantara saraf-saraf. Neurotransmiter yang utama pada
ganglia basalis adalah dopamin.
Pada penyakit Parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami
kemunduran
sehingga
pembentukan
dopamin
berkurang
dan
hubungan dengan sel saraf dan otot lainnya juga lebih sedikit.
Penyebab dari kemunduran sel saraf dan berkurangnya dopamin
biasanya tidak diketahui. Tampaknya faktor genetik tidak memegang
peran utama, meskipun penyakit ini cenderung diturunkan. Akan
tetapi
ada
beberapa
faktor
risiko
(multifaktorial)
yang
telah
meningkatnya
halus
Gerakan asosiatif yang berkurang, misalnya gerakan lengan, yang
kurang dan melekat pada badan sewaktu berjalan, lengan dalam
(hipofonia).
4 Langkah dan gaya berjalan
Instabilitas postural
Sikap parkinsonisme yang khas, penderita berjalan dengan
langkah-langkah kecil (festination). Makin menjadi cepat. Kepala
dan badan doyong ke depan dan sukar berhenti atas kemauan
sendiri, bila mendadak dapat berhenti membeku sehingga bisa
jatuh terjungkal, kadang doyong ke belakang atau ke samping
dan juga mempunyai kecenderungan beralih seperti gerakan
berlari serta sulit atau tidak dapat berbalik dengan cepat.
5 Gejala lain
Tanda Myerson positif, yaitu kedua mata berkedip dengan gencar
atau
sindrom
Parkinson.
Misalnya
hipotensi
Pengertian
Chorea berasal dari bahasa yunani yang berarti menari, Pada chorea
gerak otot berlangsung cepat, sekonyong-konyong, aritmik, dan kasar
yang dapat melibatkan satu ekstremitas, separuh badan atau seluruh
badan. Hal ini dengan khas terlihat pada anggota gerak atas (lengan
dan tangan) terutama bagian distal. Pada gerakan ini tidak didapatkan
gerakan yang harmonis antara otot-otot pergerakan, baik antara otot
yang sinergis maupun antagonis. Dengan kata lain chorea adalah
gerakan tak terkenali yang berupa sentakan berskala besar dan
berulang-ulang, seperti berdansa, yang dimulai pda salah satu begian
tubuh dan menjalar kebagian tubuh yang lainnya secara tiba-tiba dan
tak terduga. Gerak chorea dapat dibuat nyata bila pasien disuruh
melakukan dua macam gerakan sekaligus, misalnya ia disuruh
menaikkan lengannya keatas sambil menjulurkan lidah. Gerakan
chorea didapatkan dalam keadaan istirahat dan menjadi lebih hebat
bila
ada
aktivitas
dan
penderitanya tidur.
Patofisiologi
Fungsi ganglia basalis
ketegangan.
yaitu
Chorea
membentuk
menghilang
impuls
yang
bila
bersifat
dari
korteks,
dengan
demikian
mempengaruhi
kerusakan
fungsi
penghambat
inti
subthalamicus
adalah
balismus.
Sindrom chorea yang paling sering dipelajari adalah chorea Huntington,
oleh karena itu patofisiologi dari penyakit Huntington berlaku pada
chorea dan akan menjadi focus diskusi dibawah ini.
Mekanisme Dopaminergik
yaitu
menyeimbangkan
antara
obat-obat
kolinergik
seperti
triheksipenidil
merupakan
pengamatan klinis yang umum. lebih lanjut obat visostigmin intra vena
(antikoliesterase
sentral)dapat
mengurangi
chorea
untuk
kolin
asetil
transferase,
yaitu
enzim
yang
juga
telah
ditemukan.
Dua
pengamatan
ini
dapat
berbagai
macam
pergerakan
abnormal.
Penghambatan
Penatalaksanaan
menghambat
reseptor
farmakologik
serotonin
pada
tuuntuk
chorea
merangsang
atau
huntington
tidak
seperti
menari
dapat
ditemukan.
Berdasarkan
pada
Onset
kelemahan
tersembunyi
dapat
dikenali
keliru
sebagai
merupakan
gejala
yang
cepat
dikenali,
mungkin
bukan
Perubahan
kepribadian
dan
gangguan
psikologis
menjadi
Penyakit Wilson
Gejala
klinis
tergantung
dari
umur.
Pada
anak-anak,
penyakit
neuroacanthocytosis
dapat
dilaporkan
terjadi
Gambaran
lain
termasuk
gangguan
kognitif
dan
perubahan
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
ditandai
dengan
trinucleotide
CAG,
adanya
dimana
pengulangan
panjang
abnormal
lengan
dari
menentukan
lamanya serangan.
o
meningkatnya
kadar
tembaga
dalam
serum
pada
Neuroachanthocytosis;
Diagnosa
ditegakan
oleh
adanya
MRI
Pasien
dengan
hemibalimus
menunjukkan
adanya
MRI
otak
pada
pasien
chorea
senilis
menunjukkan
adanya
E Distonia
Manifestasi sebagai postur tubuh yang abnormal untuk waktu
yang lama, yang diakibatkan oleh spasme otot-otot besar yang
terdapat di badan dan ekstremitas. Misalnya retraksi pada kepala.
Distonia dapat terjadi umum pada distonia muskulorum atau lokal
pada torticolis.
1 Dystonia Musculorum Deformans
Onset
terjadi
pada
masa
anak-anak
dan
diturunkan
secara
ketika
berjalan.
Lalu
kelainan
ini
bertambah
menjadi
dan dystonia. Gejala ini melibatkan organ tangan, kaki dan sisi wajah.
Umumnya disertai otak congenital (palsi serebral)
3.9. Penatalaksanaan Sindrom Ekstrapiramidal
Penanganan Gejala Ektrapiramidal (EPS)
Pedoman umum :
Pedoman khusus
akatisia
mungkin
sangat
sulit
dan
sering
kali
efektif
dan
benzodiazepine,
khususnya
klonazepam
yang
dipakai
pada
pengobatan
penyakit
Parkinson
melalui
pemakaian
medikasi
neuroleptik
yang
dosis
medikasi
antipsikotik
tetapi
ini
hanya
banyak
pasien,
kemungkinan
melalui
mekanisme
asam
tetapi
masih
memerlukan
pengobatan.
Penghentian
pengobatan
pada
dosis
efektif
terendah
dapat
harus
pasti
terhadap
dokumen
yang
diperlukan
untuk
penghentian pengobatan.
3.9 Prognosis Sindrom Ekstrapiramidal
Prognosis pasien dengan sindrom ekstrapiramidal yang akut akan lebih
baik bila gejala langsung dikenali dan ditanggulangi. Sedangkan prognosis
pada pasien dengan sindrom ekstrapiramidal yang kronik lebih buruk,
pasien dengan tardive distonia hingga distonia laring dapat menyebabkan
kematian bila tidak diatasi dengan cepat. Sekali terkena, kondisi ini
biasanya menetap pada pasien yang mendapat pengobatan neuroleptik
selama lebih dari 10 tahun.
3.10 Komplikasi Sindrom Ektrapiramidal
Gangguan gerak yang dialami penderita akan sangat mengganggu
sehingga
menurunkan
kualitas
penderita
dalam
beraktivitas
dan
komplikasi
yang
buruk.
Anti
kolinergik
umumnya