Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Dalam sistem pengukuran maupun analisis bentuk gelombang serta fenomena
lain dalam elektronika dapat digunakan salah satu instrument yang penting dan serba
guna yaitu osiloskop. Dengan menggunakan osiloskop maka kita dapat mengetahui
besarnya frekuensi dari periode dan tegangan dari suatu sinyal, dengan sedikit
penyetelan maka kita dapat menentukan beda fase antara sinyal masukan dan sinyal
keluaran.
Fungsi osiloskop mirip dengan X-Y plotter. Salah satu kelebihan dari
osiloskop dibandingkan dengan X-Y plotter ialah dalam kecepatan tanggapnya dan
tanggapan frekuensinya. Piranti penunjuk dari instrumen ini berupa titik terang yang
bergerak diayar peraga, menggambarkan tegangan instrumen terhadap tegangan
listrik.
Kepentingan alat-alat ukur listrik dalam kehidupan kita tidak dapat disangkal
lagi. Hampir semua alat ukur berdasarkan energi elektrik, karena setiap kuantitas fisis
mudah diubah ke dalam kuantitas elektrik. Begitu pula halnya dengan osiloskop, yang
memiliki begitu banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Osiloskop sangat berguna
dalam bidang kesehatan, elektronika (listrik) dan lain sebagainya.
Mengingat besarnya peranan osiloskop dalam kegiatan manusia maka perlu
dilaksanakan praktikum mengenai osiloskop. Dari praktikum ini di harapkan
praktikan akan memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas lagi tentang
pengaplikasian serta penggunaan osiloskop secara benar dalam menunjang
kelangsungan hidup manusia. Serta mengetahui elemen penting dalam osiloskop.

1.2 Tujuan

Mengoperasikan osiloskop dengan baik dan benar


Memperoleh bintik yang tajam
Menggerakan bintik sepanjang layar

Mengetahui penggunaan tombol Time/Div


Mengetahui cara mengukur tegangan DC (baterai) dengan scope
Mengetahui tegangan AC
Memisahkn tegangan DC dari tegangan AC yang tidak murni

BAB II
DASAR TEORI
Osiloskop merupakan instrumen ukur yang memiliki posisi yang sangat vital
mengingat sifatnya yang mampu menampilkan bentuk gelombang yang dihasilkan

oleh rangkaian yang sedang diamati. Dewasa ini secara prinsip ada dua tipe osiloskop,
yakni tipe analog (ART - analog real time oscilloscope, ) dan tipe digital (DSO digital storage osciloscope).
Osilosko adalah alat ukur yang dapat memetakan sinyal listrik dalam bentuk
grafik. Grafik yang ditampilkan memperlihatkan bagaimana simyal berubah terhadap
waktu. Sumbu vertikal (Y) mempresentasikan tegangan (V), sumbu horisotal (X)
mempresentasikan besaran waktu (t). Osiloskop tidak hanya mampu mengukur
besarnya sau tegangan tapi juga mampu melukiskan bentuk dan kelakuan gelombang
tegangan yang ada pada layar. Kecepatan tanggapan osiloskop juga sangat tinggi dan
daerah kerja frekuensi sangat lebar, mulai dari frekuensi yang sangat rendah hingga
frekuensi sangat tinggi dengan periodik bergerak dari kiri ke kanan pada layar
osiloskop. D
Osiloskop memiliki dua bagian penting dan utama, yaitu display dan panel
kontrol. Display merupakan tampilan layar yang berfungsi untuk tempat sinyal uji
ditampilkan atau diprogresikan. Sedangkan panel kontrol berisikan tombol-tombol
yang dapat digunakan untuk menyesuaikan, memprogresikan, dan mengatur tampilan
dan kelakuan osiloskop. Layar yang tampak di panel adalah bagian dari tabung yang
panjang disebut tabung katoda ( cathode ray tube, CRT, tabung).
Tabung dibawah ini merupakan jantung dari scope, karena itu CRT
merupakan bagian utama yang terdapat dalam osiloskop. Tabung ini terdiri dari
silinder yang ditampakan. Bagian depan disebut layar. Terdapat dua bentuk layar yaitu
bentuk lingkaran dan persegi panjang. Bagian belakang disebut alas tabung, yang di
dalamnya terdapat beberapa kaki (pin) untuk memasukan berbagai macam tegangan.
Ada juga penembak atau meriam elektron (elektron gun). Bagian dalam layar diberi
lapian tipis dari zat berpendar (fluorescent material), zat ini mengeluarkan cahaya jika
dikenai (tembakan) elektron.

ano
Deflecting
Control

Full screen
heat
catho

Electr
on

Focusing

Gambar 1. Tabung katoda


Osiloskop dapat mengetahui nilai dan bentuk gelombang dari tegangan AC
maupun DC. Tampilan pada layar dapat berupa gelombang sinus, geelombang kotak,
maupun gelombang segitiga. Dalam osiloskop juga memiliki banyak tombol yang
memiliki fungsi yang berbeda.

Gambar 2. Osiloskop
Keterangan :
1. Intensity : mengatur kecerahan gambar yang ditampilakan dilayar.
Dengan tombol ini ke kanan, gambar tambah cerah, sebaliknya jika
Kita memutar tombol ini kekiri gambarnya akan semakin pudar.
Kecerahan diatur seimbang (tidan terlalu terang dan tidak terlalu
pudar).
2. Focus : mengatur ketajaman gambar pada layar
3. Trace rotaion : memutar gambar pada layar
4. Pilot lamp : lampu hijau yang menyala ketika scope dihidupkan
5. Power : menghidupkan dan mematikan scope
6. Position : mengatur gerak gambar dalam arah horisontal
7. Swp. Var : mengatur kejelasan gerak gambar pada layar
8. Time/div : mengatur skala untuk per-div nya
9. Level : tombol pemilih padasaan memicunya
10. External triggering : memasukan pemicu dari luar
11. Mode : mengatur mode yang digunakan
12. Source : sumber picu
13. Besat tegangan input vilt/div
14. Position : mengatur letak gambar dalam arah vertikal
15. Volt.div : mengatur besar tegangan input
16. Input CH1 : memasukan tegangan pada chanel 1
17. Skala geser : memilih AC/DC/GND yang ingin digunakan
18. Ground : mencegah praktikan terkena sengatan listrik saat melakukan
praktikum
Osiloskop dapat digunakan untuk mencari periode, frekuensi, tegangan dan
amplitudo. Untuk menghitung tegangan adalah dengan mengukur tinggi atau
amplitudo gelombang (sumbu Y) dikalikan dengan skala volt/div pada osiloskop.
Untuk menghitung periode adalah dengan mengukur panjang gelmbang dalam satu

div dikalikan dengan skala time/div pada osiloskop. Untuk menghitung frekuensi
dengan rumus :
1
f=
T
v =h x volt /
v = volt

T = x time/
T = s

BABA III
METODE EKSPERIMEN

a.
b.
c.
d.
e.

3.1 Alat dan Bahan


Osiloskop (Scope)
Osilator (Sumber bertegangan AC)
Batu Baterai (Sumber tegangan DC)
Probe (Kabel penghubung)
Stopwatch

1 unit
1 unit
2 buah
5 buah
1 buah

3.2 Skema Percobaan


a) Menggunakan tegangan DC baterai

Gambar 3. Mengukur Tegangan DC


Keterangan:
1. Baterai
2. CH2
3. Ground

b) Menggunakan tegangan AC

Gambar 4. Menunjukkan Tegangan AC


Keterangan:
1. Osilator
2. CH2
3. Ground
4.

c) Memisahkan komponen DC dari sumber AC yang tidak murni

Gambar 5 : Memisahkan
komponen DC dari sumber AC yang tidak murni
Keterangan:
1.
2.
3.
4.
5.

Baterai
CH2
Ground
Osilator
Potensiometer

3.3. Tata Laksana


3.3.1 Memperoleh bintik yang tajam

3.3.2

Osiloskop dihubungkan kesumber listrik dari PLN


Osiloskop dinyalakan dan diatur sesuai sesuai dengan skema
Intensity diatur hingga bintik terlihat jelas
Fokus diatur hingga bintik terlihat jelas
Posisi bintik diatur hingga berada tepat ditengah layar
Memperoleh bintik sepanjang layar

Bintik dipastikan berada ditengah layar


Tombol position (horisontal dan vertikal) diputar dan diatur
sedemikian rupa sesuai skema
Bintik ditempatkan di empat titik berbeda, yaitu S(-2,4),Q (3,-2),
D(4,4), R(3,-3)
3.3.3

Penggunaan sakelar time/div

Bintik ditempatkembali ditengah layar (0,0) dengan mengatur tombol


position ( horisontal dan vertikal ) sedemikian rupa
Intnsity dan fokus diatur kembali sgsr bintik terlihat jelas
Sakelar mode digeser ke auto
Tombol time/div digeser ke titik yang ditentuksn praktikan secara
bertahap mulai dari 0,5 sampai 10 ms
Waktu yang diperlukan bintik untuk bergerak atau berpindah dari kiri
ke kanan dihitung menggunakan stopwacth
Hasilnya dicatat dalam tabel
3.3.4

Mengukur tegangan DC dengan scope

Baterai digunakan sebagai sumber tegangan DC yang dirangkai sesuai


skema percobaan
Bintik ditempatkan kembali di tengah layar (0,0) dengan mengatur
position (horisontal dan vertikal)
Saklarr geser ditempatkan pada DC
Sakelar volt/div diputar secara bertahap mulai dari 5 v sampai 0,5 v
Perubahan posisi bintik diamati, dihitung dan digambar
Hubungan positiif (+) dan negatif (-) dati baterai ( sumber tegangan
DC ) ke osiloskop ditukar
Sakelar volt/div diputr secara bertahap dimulai dari 5 v sampai 0,5 v
Posisi perubahan diamati, dihitung, dan digambar
3.3.5

Menunjukan tegangan AC

Osilator digunakan sebagai sumber tegangan AC dihidupkan dan


dirangkai sesuai skema
Bintik diposisikan berada ditengah layar (0,0) dengan mengatur
tombol position ( horisontal dan vertikal ) sedemikian rupa
Sakelar geser ditempakan pada AC
Frekuensi range dirubah ke XI

Sakelar time/div diputar secara bertahap


Frekuensi diatur sedemikian rupa hingga terbentuk satu gelombang
Gelombang diamati dan digambar
3.3.6

Memisahkan komponen DC dari sumber AC yang tidak murni


Alat dirangkai sesuai dengan skema
Sakelar vollt/div diatur pada posisi satu volt
Sakelar ime/div diatur pada posisi satu
Frekuensi diatu sedemikian rupa hingga terbentuk satu gelombang
dalam satu div
Hasil gelombang diamati dan digambar
Potensiometri diputar dari minimum ke maksimum
Hasil perubahan posis gelombang diamati dan digambar
Kutub (+) dan (-) ditukar, potensiometer diputar, gelombang digambar.

3.4. Metode Analisis Data


Metode analisis data prktikum osiloskop dititik beratkan
Pada perhitungan tegangan, frekuensi dan waktu sapu bintik. Besarnya tegangan yang
tegangan yang diukur oleh osiloskop ditentukan dengan rumus :
V = h x

volt/div

Besarnya frekuensi diperoleh dari besarnya periode, dimana periode ditentukan menurut
rumus :
T = x time/div
Karena besarnya skala time/div tetap, maka ketidak pastian T adalah :
T=

dT

T=

time
x

Dari ketidak pastian periode dapat ditentukan ketidak pastian frekuensi, menurut persamaan :

f=

1
T

f=

df
x T
dT

f=

1
x T
T 2

Waktu sapu bintik diukur sebanyak tiga kali, sehingga diperoleh t1,t2,dan t3 kemudian
dilakukan perhitungan untuk menghitung rata-rata pengukuran waktu sapu bintik menurut
persamaan :
n

t1

t= i=1 =
n

t 1 +t 2+ t 3
3

Sehingga ketidak pastian (t) ( t ) diperoleh menurut persamaan :


t
t 1

1 /N
i=1

t==
t 3t 2
t 2 t 2 +
t 1 t 2 +

3
t=

BABA IV
DATA,GRAFIK, DAN PERHITUNGAN
IV.1

Data
Tabel 1. Penggunaan sakelar time/div
Time/Div
(s)
0,50
0,20
0,10
0,05
0,02
0,01
0,005
0,002
0,002

t1(s)

t2(s)

t3(s)

6,12
5,90
6,07
2,32
2,45
2,46
1,27
1,19
1,19
0,62
0,66
0,66
0,25
0,32
0,27
Waktu tidak terhitung, karena bintik
bergerak terlalu cepat sehingga tidak
teramati

Keterangan :
t=waktu sapu(t ratarata)

Tabel 2. Mengukur tegangan DC dengan scope


Volt/div
5
2
1
0,5

saklar
AC
0
0
0
0

GND
0
0
0
0

DC
0,2
0,5
1
2

Tabel 3. Menunjukan tegangan AC

Time/Div

Volt/Div

Frekuensi
Sumber AC

Amplitudo
Gelombang

Panjang
Gelombang

1 mS

1 Volt

75 Hertz

2 Div

9,6 Div

2 mS

1 Volt

75 Hertz

2 Div

4,4 Div

4.2 Grafik

4.3 Perhitungan
4.3.1 Menentukan t

dengan rumus :

t
t 1

1 /N
i=1

t==

Time/div = 0,5 s
2

6,76,24
5,96,24 2 +
6,126,24 2+
1

3
t=
2

0,46
2
0,34 +
0,12 2+
1

3
t=

t=

1
(0,0144+0,1156 +0,2116)
3

t=0,38 s

Time/div 0,2 s

2,462,41 2
2
2,452,41 +
2,322,41 2 +
1

3
t=
0,05 2
0,04 2 +
0,09 2+
1

3
t=

t=

1
( 0,0081+ 0,0016+0,0025)
3

t=0,064 s

Time/div 0,1 s
2
1,191,22
2
1,191,22 +
1,271,22 2 +
1

3
t=
0,03 2
0,03 2+
0,05 2+
1

3
t=
t=

1
( 0,0025+ 0,0009+0,0009)
3

t=0,038 s

Time/div 0,05 s

0,660,65
2
0,660,65 +
0,620,65 2 +
1

3
t=
0,01 2
0,01 2+
0,03 2+
1

3
t=
t=

1
( 0,0009+ 0,0001+ 0,0001)
3

t=0,019 s

Time/div 0,02 s

0,270,28 2
0,320,28 2 +
0,250,28 2+
1

3
t=
0,01 2
2
0,04 +
0,03 2+
1

3
t=
t=

1
( 0,0009+ 0,0016+0,0001)
3

t=0,029 s

Jadi, waktu sapu yang diperoleh :


a) Time/div = 0,5 , t t=( 6,24 0,28 ) s
b) Time/div = 0,2 , t t=( 2,41 0,06 ) s

c) Time/div = 0,1 , t t=( 1,22 0,04 ) s


d) Time/div = 0,05 , t t=( 0,65 0,02 ) s
e) Time/div = 0,5 , t t=( 0,28 0,03 ) s

4.3.2 Mengukur Tegangan DC


a) Volt/div = 5 volt
h=0,1
v =h x volt /
v =0,1 x 5=0,5 v

1
1
h= h= 0,1=0,05
2
2
v= h x volt /
v=0,05 x 5

v=0,25 v
Jadi, v v=( 0,50 0,25 ) v
b) Volt/div = 2 volt
h=0,35
v =h x volt /

v =0,35 x 2=0,7 v
1
1
h= h= 0,35=0,175
2
2
v= h x volt /

v=0,175 x 2
v=0,35 v

Jadi, v v=( 0,70 0,35 ) v


c) Volt/div = 1 volt
h=0,9

v =h x volt /
v =09 x 1=0,9 v

1
1
h= h= 09=0,45
2
2
v= h x volt /
v=0,45 x 1

v=0,45 v

Jadi, v v=( 0,90 0,45 ) v

d) Volt/div = 0,5 v
h=1,75

v =h x volt /
v =1,75 x 0,5=0,875 v

1
1
h= h= 0,1,75=0,875
2
2
v= h x volt /
v=0,875 x 0,5

v=0,4375 v
Jadi, v v=( 0,875 0,438 ) v
4.3.3 menentukan periode dan frekuensi tegangan AC
a)

Time/div = 1 ms
=9,6, maka
T = x time/

T =9,6 x 1
T =9,6 ms

=0,1

T = x time/
T =0,1 x 1,0

T =0,10 ms
3
Jadi, T T =( 9,6 0,10 ) x 10 s

1
1
f= =
=104,1 Hz
T 0,0096
f=

1
T
2
T
3

9,6 x 10

1
f=

f =1,08 Hz

Jadi, f f =( 104 1 ) Hz
b) Time/div = 2 v
=4,4, maka
T = x time/

T =4,4 x 2
T =8,8 ms

=0,1
T = x time/

T =0,1 x 2,0
T =0,20 ms
3
Jadi, T T =( 8,8 0,2 ) x 10 s

1
1
f= =
=113,63 Hz
T 8,8 x 103

f=

1
T
2
T
3

8,8 x 1 0

1
f =

f =2,58 Hz

Jadi, f f =( 114 2 ) Hz

BABA V
PEMBAHASAN
5.1. Memperoleh bintik yang tajam
Praktikan diminta untuk memperoleh bintik yang tajam pada
osiloskop. Langkah pertama yaitu menhubungkan kesumber listrik PLN
kemudian osiloskop dihidupkan.proses terjadinya satu bintik pada layar
osiloskop dimulai ketika penembak elektron (electron gun) menembaan
elektronnya kelayar dan mengenai lapisan tipis yang bernama fluorescent
material. Lapisan zat ini akan berpendar atau mengeluarkan cahaya ketika
terkena elektron. Jadi bintik akan terlihat ke layar ketika titik itu terkena
tembakan elektron dari electron gun. Kecerahan bintik tergantung dari
banyaknya elektron yang ditembakan ke titik tersedut dan dapat diatur dengan
cara mengubah tegangan yang masuk dalam electron gun ( mengatur tombol
intensity pada panel oasiloskop). Ketajaman juga dapat diatur dengan tombol
focus pada panel osiloskop.
5.2. Menggerakan bintik sepanjang layar osiloskop
Untuk mendapatkan posisi bintik tepat berada ditengah layar (0,0)
adalah dengan cara memutar tombol position dalam arah horisintal dan tombol
positio dalam arah vertikal sedemikian rupa. Intensity dan focus juga diatur
sebaik mungkin. Intensity yang besar tidak boleh dibiarkan terlalu lama pada
satu posisi, karena dapat membuat lapisan fluorescent material rusak dan tidak
dapat berpendar lagi.
5.3. Menggerakan bintik sepanjang layar
Jika eksperimen sebelumnya yaitu memperoleh bintik yang tajam telah
berhasil dan sukses, maka sekarang praktikan akan mengerakan bintik tersebut
yang semulanya berada ditengah-tengah layar (0,0) berpindah ke posisi yang
berbeda yaitu : (-3,4), (3,-2), (4,4), dan (3,-3). Dalam proses ini praktikan
mengarahkan binttik ke titik yang diinginkan dengan cara menkombinasikan
tombol saklar position dalam arah horisontal dan tombol saklar position dalam
arah vertikal yang diatur sebaik mungkin sesuai posisi yang diinginkan.
Bintik tersebut dapat bergerak atau berubah posisi karena dalam
tabung osiloskop terdapat dua pasang pelat yang letaknya horisontal dan
vertikal. Apabila pelat tersebut diberi tegangan maka elektron akan tertarik
kearah positif dan berkas akan membelok menuju kearah positif. Semakin
besar tegangan yang diberikan, maka semakin jauh pula simpangannya di

layar, dan begitupun sebaliknya semakin kecil tegangan yang diberikan maka
semakin dekatt simpangannya pada layar.
5.4.

Penggunaan saklar time/div


Eksperimen selanjutnya adalah menggunakan saklar time/div. Saklar
time/div ini menunjukan waktu yang dibutuhkan satu bintik agar bergerak dari
kiri ke kanan layar unruk satu div-nya. Dimana satu div adalah satu kotak
seperti yang terlihat pada layar osiloskop.
Pada bagian memutar skala time/div ini digunakan beberapa variasi
skala yang dimulai dari 0,5 s sampai dengan 10 ms. Bintik akan bergerak dari
kiri ke kanan layar dengan kecepatan yang berbeda sesuai skala yang dipilih
pada tombol time/div-nya. Semakin kecil praktikan memilih skala time/div
pada saklar, maka semakin cepat bintik bergerak dari kiri ke kana layar,
bahkan lama-kelamaan bintikakan menyerupai garis lurus. Waktu yang
dibutuhkan binik untuk bergerak dari kiri ke kanan layar di hitung dengan
stopwacth dan dicatat.
Dari data yang diperoleh, terdapat perbedaan yang cukup signifikan.
Ini mungkin disebabkan oleh praktikan yang kurang cermat dan teliti dalam
mengamati gerak titik dari kiri ke kana layar dan kurang teliti dalam
menggunakan stopwacth.
Hasil perhitungan disajikan dalam tabel dibawah ini.
Tabel. 4 Hubungan Time/Div terhadap waktu sapu bintik
Time/Div
0,5s
0,2s
0,1s
0,05s
0,02s

5.5.

t t
(6,24 0,28)s
(2,41 0,06)s
(1,22 0,04)s
(0,65 0,02)s
(0,28 0,03)s

Mengukur tegangan DC mengunakan scope


Dalam praktikm ini, praktikan menggunakan baterai sebagai sumber
tegangan DC. Yangg pertama dilakukan adalah mrangkai osiloskop sesuai
skema percobaan dimana sumbu positif baterai dihubungkan dengan kabel
penghubung dengan input chanel 2 pada osiloskop sedangkan sumbu negatif
dihubungkan dengan kabel yang dihubungkan dengan ground pada
osiloskop.
Ketika sakelar emilih diputar pada posisi AC, tidak terjadi apa-apa
dimana bintik tidak berpindah posisi. Hal ini dikarenakan baterai bukanlah
sumber tergangan AC.begitu pula jika sakelar pemilih dirubah pke posisi
GND. Namun, ketika sakelar pemilih dipindahkan pada posisi DC, maka
bintik akan berubah posisi ke atas sesuai dengan volt/div yang dipilih.

Setelah itu tombol Volt/Div diputar dari 5V, 2V, dan seterusnya, kemudian
simpangan yang terjadi diamati dan dicatat dalam satuan Div. Pada
praktikum ini, simpangan yang dapat teramati hanya sampai di 0,5V,
sedangkan dibawah 0,5V bintik bergerak terlalu cepat sehingga tidak bisa
teramati.
Ketika kutub positif (+) dan negatif (-) pada baterai ditukar posisinya,
maka bintik akan berpindah posisi ke bawah sesuai volt/div yang dipilih.
Setelah melalui perhitungan didapatkan data sebagai berikut :
Tabel 5. Besar tegangan DC berdasarkan Volt/Div
Volt/Div

Tegangan (V)

5V

(0,50 0,25)Volt

2V

(0,70 0,35)Volt

1V

(0,90 0,45)Volt

0,5 V

(0,88 0,44)Volt

5.6.

Menentukan tegangan AC
Pada bagian ini, praktikan diminta untuk menetukan tegangan AC
pada osilator. Dimulai dari merangkai osiloskop sesuai skema percobaan
dengan menghubungkan input chanel 2 osiloskop dengan output osilator
dan ground scope dengan ground osilator.sakelar pemilih dipindahkan ke
AC, dan dan frekuensi range pada osilator di XI.
Time/div diputa pada 1 ms dan 2 ms. Ketika sakelar pada posisi 1 ms
maka terjadi gelombang sinus pada layar osiloskop. Frekuensi pada
osilator diatur hingga membentuk satu gelombang. Cermati pula ketika
saklar time/div berada pada posisi 2 ms. Setelah melalui perhitungan, data
yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Tabel 6. Periode dan frekuensi pada tegangan AC

Time/Div
1ms
2ms
5.7.

T T (s)
(9,6 0,1)x10-3 s
(8,8 0,2)x10-3 s

f f (Hz)
f f =(104 1) Hz
f f =(114 3) Hz

Memisahkan tegangan AC dari sumber DC yang tidak murni


Praktikan diminta untuk terlebi dahulu merangkai osiloskop, osilator,
baterai, dan potensiometer sesuai dengan skema percobaan. Maka akan
muncul gelombang sinus pada layar osiloskop. Frekuensi pada osilator
diatur hingga terbentuk satu gelombang dalam satu div. Ketika

potensiometer diputar dari keadaan minimum ke maksimum maka terjadi


perubahan posisi gelombang naik ke atas sebesar 0,5 div.
Ketika kutub positif (+) dan negatif (-) pada rangkaian ditukar dan
potensiometer dari posisi minimum ke maksimum maka gelombang
tersebut akan berubah posisi ke bawah sebesar 0,5 div.

BAB VI
KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum osiloskop ini, dapat ditarik bebrapa kesimpulan
sebagai berikut :

1. Ketajaman dipengaruhi atau dapat diatur dengan tombol intensity dan


focus dimana semakin besar intensity maka semakin tajam bintik dan
begitupun sebaliknya, jika semakin kecil intensity maka maka bintik
akan semakin buram.
2. Untuk mengerakan merubah posisi bintik pada layar osiloskop,
digunakan tombol position dalam arah horisontal dan tombol position
dalan arah vertikal..
3. Besarnya waktu sapuan atau lama bintik bergerak dari kiri ke kanan
layar tergantung dari skala yang dipilih pada saklar time/div. Semakin
besar time/div bintik akan bergerak semakin lambat, sebaliknya
semakin kecil time/div maka bintik akan bergerak semakin cepat dari
kiri ke kanan layar bahkan akan menyerupai garis lurus. Hasil
perhitungan berdasarkan analisa data;
Time/Div
0,5s
0,2s
0,1s
0,05s
0,02s

t t
(6,24 0,28)s
(2,41 0,06)s
(1,22 0,04)s
(0,65 0,02)s
(0,28 0,03)s

4. Osiloskop dapat digunakan untuk mengukur tegangan DC baterai yang


tersisa . Hasil perhitungan berdasarkan analisa data:
Volt/Div

5.

Tegangan (V)

5V

(0,50 0,25)Volt

2V

(0,70 0,35)Volt

1V

(0,90 0,45)Volt

Osiloskop dapat

0,5 V

(0,88 0,44)Volt

digunakan untuk
menghitung atau

mengukur frekuensi, dimana semakin kecil time/div maka semakin


besar frekuensinya. . Hasil perhitunga berdasarkan analisa data;
Time/Div
1ms
2ms

T T (s)
(9,6 0,1)x10-3 s
(8,8 0,2)x10-3 s

f f (Hz)
f f =(104 1) Hz
f f =(114 3) Hz

6. Memisahkan tegangan DC dari sumber AC yang tidak murni


tergantung dari posisi saklar pemilih (AC,GND,DC) dan posisi
potensio meter (maksimum atau minimum).

BAB VII DAFTAR PUSTAKA


http://rurynuraini.blogspot.com/2014/03/laporan-1-kalibrasi-osiloskop-dan.html
http://ditasulastri26.blogspot.com/2014/04/osiloskop.html

Staff Laboratorium Fisika Dasar. 2014. Buku Panduan Praktikum Fisika Dasar. Yogyakarta:
Laboratorium Fisika Dasar UGM

LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA DASAR I
OSILOSKOP (U4)

Disusun Oleh:
Nama

: Ferdinandus Pati Kaona

NIM

: 14/362482/PA/15764

Golongan

: 1B

Asisten

: Al Barrri Baiquni

Progam Studi

: Fisika

Hari, tanggal

: Senin, 08 Desember 2014

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA

Anda mungkin juga menyukai