Kelompok 2:
1.
Handariatul Masruroh
(121810301003)
2.
Endah Retno K.
(121810301019)
3.
(121810301034)
4.
(121810301055)
LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
DNA adalah asam nukleat yang mengandung materi genetik dan
berfungsi untuk mengatur perkembangan biologis seluruh bentuk kehidupan
secara seluler. DNA (Deoxyribose Nucleid Acid) merupakan molekul yang
mengkode semua informasi yang dibutuhkan untuk proses metabolisme
pada setiap organisme.
Plasmid memiliki ukuran yang relatif kecil dan terletak di luar kromosom
dengan utas ganda dalam sel prokariot khususnya bakteri dan sel eukariot tingkat
rendah seperti khamir.Plasmid mengalami duplikasi sebelum pembelahan sel
inang. Plasmid biasanya digunakan dalam teknologi DNA rekombinan
menggunakan Escherichia coli sebagai inang sehingga dalam rekayasa genetika,
plasmid sering digunakan sebagai vektor untuk membawa gen-gen tertentu yang
diinginkan ke dalam suatu sel inang
Pada dasarnya plasmid merupakan identitas genetik yang ditemukan
secara alami di dalam sel beberapa kelompok prokariot dan eukariot. Dengan
teknik rekayasa genetik, sekarang telah dikembangkan plasmid artifisial dengan
cara menggabungkan gen-gen dari plasmid alami maupun genom tertentu.
Pengamatan
DNA
plasmid
dilakukan
melalui
proses
isolasi
plasmid,
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah:
a. Melatih kemampuan mahasiswa untuk mengisolasi DNA kromosom dan
plasmid.
b. Memahami dan mengetahui berat molekul DNA kromosom dan plasmid.
c. Membedakan DNA kromosom dan plasmid.
1.4 Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari praktikum kali ini adalah dapat
mengisolasi DNA, mengetahui perbedaan dari DNA kromosom dan plasmid serta
mengetahui berat molekulnya.
baik untuk DNA genomik maupun DNA vektor, khususnya plasmid. Untuk
memilih di antara kedua macam molekul DNA ini yang akan diisolasi dapat
digunakan dua pendekatan. Pertama, plasmid pada umumnya berada dalam
struktur tersier yang sangat kuat atau dikatakan mempunyai bentuk covalently
closed circular (CCC), sedangkan DNA kromosom jauh lebih longgar ikatan
kedua untainya dan mempunyai nisbah aksial yang sangat tinggi. Perbedaan
tersebut menyebabkan DNA plasmid jauh lebih tahan terhadap denaturasi apabila
dibandingkan dengan DNA kromosom. Oleh karena itu, aplikasi kondisi
denaturasi akan dapat memisahkan DNA plasmid dengan DNA kromosom
(Susanto, 2012).
Sebuah sel memiliki DNA yang merupakan materi genetik dan bersifat
herediter pada seluruh sistem kehidupan. Genom adalah set lengkap materi
genetik (DNA) yang dimiliki suatu organisme dan terorganisasi menjadi
kromosom. DNA dapat diisolasi, baik dari sel hewan, manusia maupun pada
tumbuhan. DNA manusia dapat diisolasi melalui darah (Campbell, 2002).
Isolasi DNA diawali dengan perusakan dan atau pembuangan dinding sel,
yang dapat dilakukan baik dengan cara mekanis seperti sonikasi, tekanan tinggi,
beku-leleh maupun dengan cara enzimatis seperti pemberian lisozim. Langkah
berikutnya adalah lisis sel. Bahan-bahan sel yang relatif lunak dapat dengan
mudah diresuspensi di dalam medium bufer nonosmotik, sedangkan bahan-bahan
yang lebih kasar perlu diperlakukan dengan deterjen yang kuat seperti triton X100 atau dengan sodium dodesil sulfat (SDS). Pada eukariot langkah ini harus
disertai dengan perusakan membran nukleus (Susanto, 2012).
Setelah sel mengalami lisis, remukan-remukan sel harus dibuang. Biasanya
pembuangan remukan sel dilakukan dengan sentrifugasi. Protein yang tersisa
dipresipitasi menggunakan fenol atau pelarut organik seperti kloroform untuk
kemudian disentrifugasi dan dihancurkan secara enzimatis dengan proteinase.
DNA yang telah dibersihkan dari protein dan remukan sel masih tercampur
dengan RNA sehingga perlu ditambahkan RNAse untuk membersihkan DNA dari
RNA. Molekul DNA yang telah diisolasi tersebut kemudian dimurnikan dengan
penambahan amonium asetat dan alkohol atau dengan sentrifugasi kerapatan
menggunakan CsCl (Susanto, 2012).
2. Mempunyai
lokus
tunggal
restriksi
endonuklease
tertentu
untuk
analisis molekuler. Hasil DNA dari protokol yang dioptimalkan diamati secara
luas bebas dari polyphenolik dan metabolit sekunder, sebagaimana ditentukan
oleh digesti yang sukses dengan restriksi endonuklease dan amplifikasi PCR.
Semua metode tersebut pada umumnya menggunakan detergen seperti SDS untuk
melisiskan dinding sel, dan sering menghambat manipulasi pemurnian lebih lanjut
(Alatar et al, 2012).
cair yang mengandung 2.5 L kanamisin dan diinkubasi pada shaker incubator
pada suhu 370C dengan kecepatan 150rpm selama 16 jam. Kemudian sebanyak 5
Ml suspensi sel disentrifugasi selama 2 menit dengan kecepatan 10.000 rpm pada
suhu 40C, pellet disuspensi dengan larutan I (Glukosa 50 Mm, Tris-Cl 2.5 Mm Ph
8, Na2EDTA 10 Mm Ph 8) 100 L dan dihomogenkan lalu didiamkan 5 menit.
Ditambahkan 200 Llarutan II (NaOH 0.2 N 20 L, SDS 1% 100 L, aquades
steril 880 L) dan dihomogenkan dengan cara membolak balik tabung eppendorf,
larutan diinkubasi di es selama 15 menit, setelah 15 menit ditambahkan 150 L
larutan III (kalium asetat 5M, asam asetat glasial, ddH2O dingin), diinkubasi
dalam es selama 10 menit. Campuran tersebut disentrifugasi selama 5 menit
dengan kecepatan 12.000 rpm suhu 40C, supernatan yang diperoleh dipindah
secara perlahan dengan menggunakan pipet ke dalam tabung eppendorf baru yang
steril dan ditambahkan campuran fenol : kloroform : isoamil alkohol (25:24:1) 1
kali volume total, dikocok sampai terbentuk emulsi kemudian disentrifugasi lagi
12.000 rpm selama 2 menit. Dihasilkan 3 lapis, fasa paling bawah adalah fasa
organikk, fasa tengah adalah suatu emulsi putih dan fasa paling atas adalah fasa
cair, fasa cair dipindah dengan cara memipet secara hati-hati ke dalam tabung
eppendorf baru yang steril, fasa cair tersebut dipekatkan dengan penambahan
etanol absolut dingin 2 kali volume total, dan diinkubasi dalam es selama 1 jam.
Campuran disentrifugasi lagi dan tabung eppendorf dikeringkan dari etanol
dengan cara membalikkan tabung dan didiamkan 5 menit. Kemudian pellet
dilarutkan dalam 30 L ddH2O.
3.3.2
3.
4.
Perlakuan
Suspensi disentrifugasi
Hasil
dengan Dihasilkan pellet dan supernatan
suhu 40C
Warna kekuning
Pelet +100L larutan I
Dihomogenkan (disentil) dalam Homogen
es, diamkan 5 menit
+200L larutan II
Dihomogenkan (dibolak-balik)
Diinkubasi
+larutan III 150L, diinkubasi 10
Warna kekuningan
Homogen
Warna kekuningan
Terbentuk supernatan dan pelet
5.
6.
+200L etanol
Diinkubasi 1 jam
Tidak berwarna
Disentrifugasi (III)
Didapat pelet dan supernatan
Pelet ditambah etanol dingin 70%, Didapat pelet dan supernatan
disentrifugasi
Perlakuan
Gambar
1.
Dielektroforesis menggunakan
agarosa pada tegangan 70-100
volt dan hasilnya diamati dengan
sinar UV
4.2 Pembahasan
DNA merupakan molekul yang sangat panjang, terdiri dari ribuan
deoksiribonukleotida (ada empat jenis), yang bergabung dalam suatu urutan yang
bersifat khas bagi setiap organisme. Molekul ini biasanya berbentuk untaian
ganda. Kromosom sel prokariot merupakan suatu molekul besar DNA yang
berkaitan erat-erat menjadi suatu daerah inti atau nukleoid. DNA adalah materi
genetik yang mengandung purin dan pirimidin. Purin terdiri atas adenine dan
guanine, sedangkan piridin terdiri atas sitosin dan timin.
Sel eukariot mengandung sejumlah molekul DNA, yang masing-masing
pada umumnya berukuran jauh lebih besar dari satu molekul DNA didalam
prokaryota. Molekul DNA didalam eukaryota bergabung dengan protein dan
dikelompokkan menjadi serabut kromatin di dalam nukleus, yang dikelilingi oleh
system membran ganda yang bersifat kompleks. DNA berfungsi untuk
menyimpan informasi genetik secara lengkap yang diperlukan untuk mencirikan
struktur semua protein dan RNA tiap-tiap spesies organisme, untuk membuat
program pada saat yang tepat dan menempatkan biosintesis sel dan komponen
jaringan secara teratur, untuk menentukan aktivitas organisme sepanjang siklus
hidupnya, dan untuk menentukan kekhususan organisme tertentu.
Plasmid adalah molekul DNA sirkuler berukuran relatif kecil di luar
kromosom yang terdapat di dalam sel prokariot, khususnya bakteri. Gen-gen yang
terdapat di dalam plasmid pada umumnya tidak esensial bagi pertumbuhan dan
kelangsungan hidup individu bakteri, tetapi sering kali menyandi sintesis protein
untuk resistensi terhadap antibiotik. Dalam rekayasa genetika plasmid sering
digunakan sebagai vektor untuk membawa gen-gen tertentu yang diinginkan ke
tegangan sebesr 70 volt. Makin besar ukuran molekulnya, makin rendah laju
migrasinya. Berat molekul suatu fragmen DNA dapat diperkirakan dengan
memsumuraningkan laju migrasinya dengan laju migrasi fragmen-fragmen
molekul DNA standar (DNA marker) yang telah diketahui ukurannya. Visulisasi
DNA selanjutnya dilakukan di bawah paparan sinar ultraviolet setelah terlebih
dahulu gel dalam pembuatannya ditambahkan larutan ethidium bromide (EtBr)
yang merupakan pewarna fluoresen untuk deteksi asam nukleat, EtBr ini akan
mengikat pada sela-sela pasangan basa DNA. EtBr dapat mengurangi mobilitas
DNA linier sampai 15%. Hanya sedikit DNA 1ng dapat dideteksi secara
langsung dengan cara gel diletakkan pada media UV-transilluminator. EtBr dapat
digunakan untuk mendeteksi single- atau double-stranded asam nukleat (DNA
atau RNA). Meskipun, affinity dari EtBr-dye ini untuk single-stranded asam
nukleat relative rendah dan pendaran fluorensen minimum. EtBr ini powerful
mutagen, pengguna harus selalu memakai sarung tangan pada saat bekerja, dan
melindungi mata dengan kaca pelindung pada saat mengamati di atas UVtransilluminator.
Proses running dari elektroforesis berjalan sangat lambat dimana pada
proses ini terjadi pergerakan 3 warna sampel pada agarosa, yakni ungu biru dan
kuning, running diberhentikan ketika sampel telah bergerak sampai tanda batas,
kemudian dilakukan analisa dengan sinar UV untuk melihat adatidaknya DNA.
Pita-pita pada lajur-lajur yang berbeda pada gel akan tampak setelah proses
pewarnaan; satu lajur merupakan arah pergerakan sampel dari "sumur" gel. Pitapita yang berjarak sama dari sumur gel pada akhir elektroforesis mengandung
molekul-molekul yang bergerak di dalam gel selama elektroforesis dengan
kecepatan yang sama, yang biasanya berarti bahwa molekul-molekul tersebut
berukuran sama. Pada hasil pengamatan menunjukkan bahwa terdapat lekukan
atau lajur yang berwarna nyala api orange yang menunjukkan bahwa terdapat
DNA yang berhasil diisolasi menggunakan metode elektroforesis.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan untuk praktikum isolasi DNA kromosom dan Plasmid
adalah sebagai berikut
a. Suatu DNA plasmid diisolasi dengan beberapa tahap yakni
resuspention, lysis, neutralization, dan clearing of lysate.
b. Proses elektroforesis digunakan untuk menandai adanya suatu DNA
yang berhasil diisolasi dan diindikasi dengan adanya suatu lekukan
berwarna orange nyala api pada agarosa yang dianilasa menggunakan
sinar ultraviolet
5.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum ini adalah setiap penambahan larutan baik
laritan I, II dan III harus dilakukan dengan hati-hati karena perlakuan masingmasing dapat mempengaruhi hasil dari percobaan, seperti tidak munculnya 3 fase,
tidak munculnya pellet dan sedikitnya jumlah tersusupensi yang merupakan DNA
yang akan diisolasi dan dielektroforesis untuk mebuktikan adanya DNA.
DAFTAR PUSTAKA
Alatar, AA, et al. 2012. Simple And Rapid Protocol For The Isolation Of PCRAmplifiable DNA From Medicinal Plants. Genetics and Molecular
Research.
Brock, T. D., Michael T. Madigan, John M. Martinko and Paker. 1994. Biology of
Microorganisms. New Jersey: Prentice Hall.
Calladine, C. R., Horace RD. 2004. Understanding DNA. Amsterdam : Academic
Press.
Campbell, N.A. 2002. Biologi 5th ed. Jakarta: Erlangga.
Lehninger. 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Muladno, 2002. Teknik Rekayasa Genetika. Bogor: Pustaka Wirausaha Muda.
Sakura. 2010. Isolasi DNA. [serial online].
http://www.muslimahsakura90.com /