Anda di halaman 1dari 22

PERENCANAAN GEDUNG

TAHAN GEMPA
Struktur beton 2

Seismic Design Limit States


Secara ekonomis tidak layak untuk merencanakan
bangunan agar dapat menahan gempa besar
secara elastis, oleh karena itu, maka konsep
perencanaan bangunan tahan gempa selayaknya
dibatasi sebagai berikut:
1.Serviceability limit state. Pada
pembebanan gempa kecil yang sering terjadi,
tidak boleh terjadi kerusakan struktural maupun
non struktural yang dapat mengganggu fungsi
dari bangunan tersebut.
Pada kondisi ini atruktur beton bertulang maupun
pasangan dinding batu bata bisa saja mengalami
keretakan. Tapi tidak terjadi kelelehan tulangan
yang menyebabkan retak-retak besar atau

2.Damage control limit state atau limited


damage.Pada pembebanan gempa yang lebih
besar dari serviceability limit state (sedang)
memungkinkan terjadinya kerusakan struktur,
kelelehan tulangan dapat mengakibatkan retakretak besar . Atau bahkan bisa saja terjadi
crushing atau spalling pada beton. Akan tetapi
kerusakan-kerusakan pada struktur tersebut
masih bisa diperbaiki dan selanjutnya struktur
masih bisa difungsikan kembali.
3. Survival limit state.Dalam perkembangan
modern, seismic design sangat ditekankan pada
keselamatan jiwa manusia meskipun gempa yang
terjadi adalah gempa besar sekalipun. Oleh
karena itu, Pada gempa besar struktur tidak boleh
collapse (roboh), meskipun struktur mungkin

Untuk memungkinkan struktur berdeformasi


besar tanpa collapse (roboh), maka struktur harus
didisain sedemikian rupa sehingga struktur
berperilaku daktail.
Struktur daktail artinya struktur yang mampu
berdeformasi pasca-leleh.
Dalam hal struktur telah direncanakan memiliki
daktilitas yang cukup. Energi dari gaya lateral
akibat gempa selanjutnya akan dipencarkan
melalui terjadinya sendi plastis.
Agar struktur mempunyai daktilitas seperti yang
diharapkan, maka struktur harus didisain
berdasarkan disain kapasitas

Konsep Desain Kapasitas (Capacity


Design)
Secara filosofis konsep desain kapasitas
adalah untuk merealisasikan pembentukan
suatu mekanisme kelelehan yang
direncanakan. Umumnya konsep ini
diterapkan pada perencanaan plastic
(plastic design) pada struktur baja yang
mana kapasitas deformasi plastis yang
besar diharapkan terjadi pada sendi-sendi
plastis yang diharapkan.
Jika prosedur disain kapasitas ini
diterapkan untuk perencanaan struktur
beton bertulang tahan gempa, maka yang
menjadi masalah adalah karena kemam-

Kapasitas Daktilitas dan Energi


Disipasi
Dengan pemilihan fuse yang tepat dan
detailing yang baik, struktur dapat
didesain dengan level gaya yang jauh
lebih rendah daripada gaya yang
dibutuhkan untuk respons elastik.

Struktur harus mampu menahan


beberapa siklus deformasi inelastik
tanpa mengalami degradasi kekuatan
yang signifikan.
Degradasi kekakuan tidak dapat
dihindari, tapi degradasi kekakuan yang
berlebihan dapat menyebabkan
keruntuhan struktur.
Semakin besar disipasi energi per siklus
tanpa deformasi yang berlebihan,
semakin baik perilaku struktur.

Pemilihan fuse

Lebih lemah
dari yang lain

Penggunaan fuse sesungguhnya telah


banyak digunakan dalam perencanan
instalasi listrik, pipa bertekanan tinggi
bahkan otomotif. Tujuan penempatan fuse
ini adalah untuk melokalisir keruntuhan
untuk menghindari kerusakan yang lebih
parah.

Strong column-weak
beam
Penerapan pada struktur beton bertulang
adalah dengan memilih keruntuhan pada
balok (bukan kolom), agar struktur dapat
memencarkan energi gempa secara lebih
baik. Konsep demikian sering kita sebut
strong colum-weak beam.

Strong column-weak
beam
Konsep strong colum-weak beam ini
diharapkan struktur dapat berperilaku
daktail, sehingga struktur dapat
berdeformasi lebih besar tanpa mengalami
keruntuhan.
Ketentuan tentang daktilitas diatur
dalam SNI-2002

Konsep Daktilitas SNI Gempa 2002


1.Faktor Daktilitas:
Rasio antara simpangan maksimum struktur gedung
pada saat mencapai kondisi di ambang keruntuhan
dan simpangan struktur gedung pada saat terjadinya
pelelehan pertama di dalam struktur gedung;
2. Daktail Penuh:
Suatu tingkat daktilitas struktur gedung yang nilainya
5,3;
3. Daktilitas Parsial:
Seluruh tingkat daktilitas struktur gedung dengan nilai
faktor daktilitas di antara 1,0 (elatik penuh) dan 5,3.

V
elastis

daktail

I1 : Faktor Keutamaan untuk menyesuaikan perioda ulang gempa


berkaitan
dengan penyesuaian probabilitas terjadinya gempa itu
selama umur gedung.
I2 : Faktor Keutamaan untuk menyesuaikan perioda ulang gempa
berkaitan dengan
penyesuaian umur gedung tersebut.

Ve adalah pembebanan maksimum akibat pengaruh Gempa


Rencana yang dapat diserap oleh struktur gedung elastik penuh
dalam kondisi di ambang keruntuhan dan Vy adalah pembebanan
yang menyebabkan pelelehan pertama di dalam struktur gedung,
maka dengan asumsi bahwa struktur gedung daktail dan elastik
penuh akibat pengaruh Gempa Rencana menunjukkan simpangan
maksimum m.
Vn adalah pembebanan gempa nominal akibat pengaruh Gempa
Rencana
yang harus ditinjau dalam perencanaan struktur gedung.
f1 adalah faktor kuat lebih beban dan bahan yang terkandung di
dalam struktur
gedung dan nilainya ditetapkan sebesar f1 =1.6.
R = 1,6 adalah faktor reduksi gempa untuk struktur gedung yang
berperilaku elastik penuh, sedangkan Rm adalah faktor reduksi
gempa maksimum.

Peta Gempa Indonesia

Jenis Tanah

Waktu Getar Alami Struktur

Penentuan Beban Geser


Dasar

Anda mungkin juga menyukai