Anda di halaman 1dari 9

STATUS UJIAN

Nama mahasiswa

: Andik Sunaryanto (0402005114)

I. Identitas Pasien
Nama

: KM

Jenis Kelamin : laki-laki


Umur

: 40 tahun

Pendidikan

: Tamat SMA

Pekerjaan

: Swasta

Agama

: Hindu

Status

: Sudah menikah

Suku

: Bali, Indonesia

Alamat

: Denpasar

Pemeriksaan : 29/5/2010

II. Anamnesis
Keluhan Utama: Autoanamnesis: Curiga dengan tetangga
Heteroanamnesis: Marah-marah
Autoanamnesis
Pasien adalah pasien kontrol poliklinik jiwa RSUP Sanglah. Pasien diwawancara dalam
posisi duduk memakai kaos warna biru tua dengan celana panjang hitam. Rambut pasien juga
terlihat disisir rapi. Perawakan tubuh pasien sedang, tidak terlalu gemuk, dan tidak terlalu kurus.
Selama wawancara, pasien mau menjawab setiap pertanyaan pemeriksa. Pasien mau menatap
pemeriksa, namun sesekali menjawab sambil melirik ke istrinya. Pasien dapat menjawab
pertanyaan pemeriksa dengan jelas dan bisa dimengerti.
Pasien mampu menyebutkan nama, dimana saat ini berada dengan benar. Pasien mampu
menghitung mundur dari angka 10 kemudian pemeriksa memberikan soal pengurangan 100-7
dan 10-2, dan pasien dapat menjawab dengan benar. Pasien juga mampu melanjutkan peribahasa,
1

berakit-rakit kehulu, dan dijawab berenang-renang ke tepian, yang menurut pasien artinya
susah dulu baru senang . Pasien juga dapat menyebutkan perbedaan buah jeruk dan bola tenis,
dengan mengatakan jeruk bisa dimakan, bola tenis untuk main saja.
Pasien mengatakan perasaannya dalam dua minggu ini, baik-baik saja dan sudah lebih
enakan. Pasien kemudian bercerita sejak kurang lebih seminggu yang lalu, ia masih curiga
tetangga kos sebelah mau mengambil minyak di kamar. Sampai-sampai pasien harus
mengawasi minyak di kamarnya itu. Ia mengatakan bahwa minyak itu adalah minyak obat yang
diberikan oleh dukun kepadanya, dan diminum kadang-kadang terutama bila mau pulang ke
Karangasem. Ketika ditanya apakah pernah melihat tetangganya mengambil minyaknya untuk
digunakan oleh tetangganya, pasien mengakui bahwa dirinya memang tidak pernah melihat
sendiri tetangga kosnya mengambil minyak itu, namun dia tetap curiga karena tempat kosnya
tidak ada plaflonnya, sehingga saling berhubungan dengan kamarnya. Sehingga ia takut apabila
tetangganya mengambil minyak itu lewat tangga. saya tidak lihat, tapi saya curiga dia memang
mau ambil minyak punya saya. Pasien juga mengakui bahwa tetangganya tidak pernah mencari
masalah dengan dirinya. Kemudian ketika ditanya, apakah pernah kehilangan minyak karena
dicuri tetangganya, ia menjawab,tidak pernah, Sampai-sampai istrinya berulang kali
menasihati pasien, dia dibilang istri saya sudah seperti saudara, tapi barang saya diincar terus.
Akhirnya pasien mengaku ngomel-ngomel kepada istri dan tetangganya, tetapi pasien mengaku
tidak ada merusak barang atau melukai orang.
Pasien mengatakan bahwa hal ini bukan pertama kalinya dia curiga pada orang. Dulu
pernah juga sama tetangga ini, pernah juga sama kakak, rasanya ada yang mau mindah-mindah
barang saya terus. Pasien mengatakan pertama kali timbul kecurigaan ini sekitar 6 tahun yang
lalu. Menurut pasien selalu ada yang mau mengutak-atik barang-barangnya. Pasien mencurigai
kakak kandungnya dan saat pulang ke kampung (di Karangasem) pasien pernah mengamukngamuk. Pasien ingat dirinya menendang-nendang barang dan setelah itu dibawa ke RSJ Bangli
untuk dirawat inap tahun 2004. Pasien juga mengatakan dirinya dulu sebelum dirawat di Bangli,
juga pernah sering susah tidur karena dulu sering mendengar teman-temannya berbicara. Ketika
ditanya siapa yang dimaksud temannya itu, pasien menjawab,dengar suaranya saja. Orangnya
ada banyak, tapi kenal suaranya, suara teman-teman. Suaranya suka ngajak bicara, kadang saya
dibilang ini-itu. Suara itu juga kadang mengatakan ada orang di luar sana dan menyuruh saya
untuk melihatnya. Setelah dilihat ternyata tidak ada orang, sehingga membuat pasien menjadi
2

marah. Pasien mengaku mengenal suara tersebut sebagai teman kerjanya meskipun tidak pernah
ada wujudnya. Tetapi, semenjak keluar dari RSU Bangli bulan Agustus 2009, suara itu jarang
terdengar dan pasien sekarang sudah tidak mendengar suara-suara itu lagi.
Pasien mengaku sudah 4 kali diopname di RSJ Bangli sejak 6 tahun yang lalu (2004).
Pasien mengaku lupa apa saja penyebab dirinya masuk rumah sakit, namun dia mengatakan dia
tidak pernah sampai mukul orang jika marah. Pasien pada waktu itu (2004) mengatakan dirawat
sekitar satu bulan kemudian diperbolehkan pulang. Namun setelah diperbolehkan pulang, pasien
mengaku tidak rutin kontrol minum obat. Kemudian tahun 2005, pasien dibawa lagi keluarganya
ke RSJ Bangli dengan keluhan yang sama; karena marah-marah, dan mendengar suara-suara,
dirawat sekitar satu bulan. Ia mengatakan setelah keluar dari RSJ, tidak minum obat lagi karena
sudah sembuh, kemudian sekitar tahun 2007 dirawat selama 1 bulan dengan keluhan yang
sama, marah-marah dengan tetangganya. Pasien terakhir masuk RSJ Bangli tahun 2009, dirawat
lagi di RSJ Bangli selama 1 bulan, dengan keluhan marah-marah, dan mendengar suara-suara.
Semenjak keluar bulan Agustus 2009, pasien sudah jarang mendengar suara-suara tersebut tadi.
Pasien mengaku hanya ingat obat yang diberikan saat pulang dari RSJ Bangli berupa pil merah
besar diminum satu kali sehari malam hari, warna biru dua kali sehari dan warna putih dua kali
sehari. Obat itu dipegang sendiri dan hanya diminum bila pasien tidak bisa tidur. Pasien
mengatakan setiap diperbolehkan pulang, pasien mengaku tidak rutin minum obat. Setelah keluar
dari Bangli Agustus 2009, pasien mengaku kontrol ke RSUP Sanglah, Pasien mengaku sudah ada
4 kali ini kontrol ke poli jiwa walaupun tidak rutin setiap bulan. Ketika ditanya kenapa tidak
teratur minum obat, pasien hanya menjawab, karena sudah baikan ya obatnya tidak diminum.
Ia sudah tidak lagi mendengar suara-suara temannya yang dulu pernah didengarnya. Pasien
mengatakan sejak satu hari yang lalu susah untuk tidur malam, baru bisa tidur jam 11 malam dan
bangun jam 5 pagi, dan tidak disertai mimpi buruk. Nafsu makan dikatakan baik, 3x/hari, dan
mandi seperti biasa, 2x/hari.
Pasien dulunya adalah seorang pegawai jasa pengiriman barang di Denpasar sejak 1996
namun semenjak dirawat diBangli, pasien tidak bekerja. Setelah keluar dari RSJ Bangli 2009,
pasien bekerja sebagai buruh bangunan di proyek bangunan. Pasien mengaku tidak ada masalah
ditempat kerja. Pasien juga mengatakan sudah menikah, memiliki anak laki-laki, masih kelas 4
SD yang tinggal bersama keponakannya di Karangasem.

Pasien adalah anak ke-4 dari 4 saudara, pasien hanya mau cerita sedikit mengenai
keluarganya. Pasien mengatakan hidupnya susah sejak kecil di desa bersama orangtuanya. Ia
mengatakan tidak suka menceritakan masalahnya kepada keluarga-keluarganya apabila ada
masalah lebih suka berdiam diri dirumah. Hubungan dengan keluarga besarnya dikatakan tidak
ada masalah. Pasien mengaku tidak pernah merokok, tidak pernah menggunakan obat-obatan
terlarang dan minum arak, hanya sedikit, itupun jika ada upacara besar. Pasien juga menyangkal
ada sakit darah tinggi, kencing manis, kejang, atau riwayat benturan di kepala.

Heteroanamnese: Istri pasien (WS)


Pasien dikeluhkan marah-marah sejak satu hari yang lalu kepada istri dan tetangganya
karena curiga tetangga kosnya mau mengambil minyak yang disimpan dikamar pasien, padahal
menurut istri pasien, tetangganya tidak pernah meminta apalagi mengambil minyak tersebut.
Pasien dikatakan curiga kira-kira seminggu yang lalu, dimana awalnya pasien menceritakan
kecurigaannya kepada istrinya lalu jadi sering mengawasi minyak obatnya yang disimpan diatas
lemari. Semakin hari kecurigannya dikatakan bertambah, bahkan pasien mulai berjalan mondarmandir ke kamar tetangganya. Akhirnya suatu hari istri pasien berusaha mengingatkan pasien
bahwa tetangga mereka tidak mungkin bertindak seperti itu karena sudah seperti saudara. Pasien
tidak terima dan malah marah-marah kepada istrinya. Pasien juga mendatangi tetangganya
tersebut dan marah-marah, namun tetangganya maklum dan tidak mengacuhkan pasien. Pasien
akhirnya kembali ke kamarnya dan ngomel terus, dan tidak mau tidur. Istri pasien menjadi kesal
dan berkata, kalau tidak mau berhenti, ya sudah. Anak-anak sudah besar, saya capek ngurusin
kamu terus.
Pasien dikatakan memang sering curiga pada tetangganya, bahkan pernah pada kakak
kandungnya, tapi tidak pernah curiga dengan istrinya sendiri. Keluhan ini awalnya muncul
pertama kali 6 tahun yang lalu. Saat itu pasien dikatakan curiga pada kakaknya bahwa sering
mengutak atik barang pasien, padahal hal itu tidak terjadi. Kemudian pasien menjadi sering
susah tidur, sering terlihat berbicara sendiri, dan berjalan-jalan di halaman dengan membawa
balok kayu. Pasien dibawa ke balian dua kali, namun dikatakan tidak apa-apa. Akhirnya pasien
dibawa pulang, namun dikatakan pasien menuduh kakaknya memindah barang miliknya dan
mengamuk menendang barang-barang. Pasien kemudian dibawa ke RSJ Bangli dan diopname
4

satu bulan. Setahun kemudian, pasien masuk RSJ lagi dengan keluhan yang sama yaitu
mengamuk setelah sebelumnya menuduh kakaknya. Pada tahun 2007, pasien kembali masuk RSJ
dengan keluhan yang sama, namun kali ini tetangganya yang dicurigai. Terakhir pasien keluar
bulan Agustus 2009. Istri pasien mengaku bahwa pasien tidak rutin kontrol dan minum obat
sebab menurut istri pasien pasien biasa saja, bisa bekerja normal, jika tidak kumat. Pasien hanya
minum obat jika susah tidur. Istri pasien juga membiarkan pasien sendiri yang memegang
obatnya karena istri pasien percaya dengan pasien. Pasien dikatakan sekarang bekerja sebagai
buruh bangunan di Kuta.
Istri pasien mengaku pasien dulunya seorang pendiam. Meskipun hubungan dengan
keluarganya baik, pasien dikatakan tidak suka menceritakan masalahnya pada siapa pun sehingga
istri pasien tidak apa yang yang mungkin menyebabkan keluhan suaminya. Jika ditanya, pasien
dikatakan tidak mau menjawab. Istrinya menduga pencetus keluhan 6 tahun yang lalu adalah
masalah ekonomi. Hubungan pasien dengan anak-anaknya cukup dekat. Pasien sebenarnya akrab
dengan tetangga kosnya, bahkan sudah dianggap saudara yang sudah bertetangga lama. Jika
tidak sedang kumat pasien dikatakan ngobrol seperti biasa, tetangga pasien juga maklum dengan
kondisi pasien. Pasien dikatakan tidak ada riwayat darah tinggi, kencing manis, kejang, atau
benturan dikepala. Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama tidak ada.

III. PEMERIKSAAN FISIK


STATUS INTERNA
Status present :
Keadaan umum : baik
Tekanan darah : 110/70
Nadi : 82 x/menit
Respirasi : 18x/menit
Suhu : 36,6 C

Status General :
Mata : anemia -/-, ikterus -/-, reflek pupil +/+ isokor
5

THT : secret hidung (-), deviasi septum(-), nyeri tekan R. maksila (-); hiperemis faring (-),
disfoni (-); Telinga kesan tenang
Leher : jejas (-), pembesaran kelenjar tiroid (-), PKGB (-)
Thoraks : simetris
Cor : S1S2 Tunggal, regular, murmur (-)
Pulmo : veikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/Abdomen : bising usus (+) normal, distensi (-), nyeri tekan epigastrial (+)
Ekstremitas : akral hangat
Status Neurologis :
GCS : E4V5M6
Defisit neurologis : (-)
Tenaga: 555/555

Tonus: N/N

555/555

N/N

Reflex fisiologis: +/+


+/+
Reflek patologis: -/Tremor tidak ada

Status Psikiatri :
1. Kesan Umum : Penampilan tidak wajar, roman muka sesuai umur , , kontak verbal dan visual
cukup
2. Kognisi dan sensorium
Kesadaran : Jernih
Orientasi: baik (tempat, waktu, orang)
Daya ingat: Baik
Intelegensi: sesuai tingkat pendidikan
Berpikir abstrak: baik
3. Mood/Afek : Eutimik appropriate
4. Proses pikir :
6

BP : nonlogis nonrealis
AP : koheren
IP : Waham curiga ada
5. Pencerapan : halusinasi auditorik ada riwayat, ilusi tidak ada
6. Dorongan Insting : early onset insomnia, hipobulia tidak ada, raptus ada riwayat
7. Psikomotor : tenang saat pemeriksaan
IV. RESUME
-

Pasien laki-laki, 40 tahun, Hindu, bali, menikah, pendidikan tamat SMA, swasta, alamat
di Banjar Maniksaga gang Badik 32X Panjer, dikeluhkan curiga pada tetangganya.
Pasien curiga sejak lebih dari 1 minggu yang lalu karena tetangga kosnya hendak
mencuri minyak obat milik pasien. Pasien juga susah memulai tidur sejak satu hari yang
lalu. Makan dan mandi dikatakan biasa.

Pasien mengaku pernah curiga pula pada kakaknya sejak 6 tahun yang lalu. Pasien curiga
ada yang suka mengutak atik barangnya. Pasien pernah mengamuk dan menendangi
barang karena kecurigaannya itu.

Sejak 6 tahun lalu, pasien sulit untuk tidur karena diajak bicara suara-suara yang dikenali
pasien sebagai temannya, namun pasien tidak melihat wujud temannya itu.

Pasien pernah dirawat sudah 4 kali di RSJ Bangli sejak 2004, 2005, 2007, dan 2009. Hal
ini karena pasien putus obat, pasien jarang minum obat karena merasa sudah sembuh.
Pasien mengaku hanya minum obat jika susah tidur.

Selama wawancara pasien tenang, sesekali menjawab sambil melirik ke istrinya.

Ciri kepribadian tertutup

Dari status interna dan neurologis dalam batas normal

Dari status psikiatri didapatkan penampilan tidak wajar, roman muka agak tegang, kontak
visual dan verbal cukup, kesadaran jernih, mood/afek eutimik appropriate, bentuk pikir
non logis non realis, arus pikir koheren, isi pikir waham curiga ada, terdapat riwayat
halusinasi auditorik, terdapat insomnia tipe early, dan riwayat raptus, psikomotor tenang
saat pemeriksaan.

V. DIAGNOSIS BANDING
1. Skizofrenia Paranoid (F.20.0)
7

2. Gangguan waham menetap (F.22.0)


VI. DIAGNOSIS MULTIAXIAL
Axis I : Skizofrenia Paranoid (F.20.0)
Axis II : Ciri kepribadian tertutup
Axis III: Tidak ada diagnosis
Axis IV: Stessor tidak jelas
Axis V : GAF 60-51
VII. TERAPI
-

Medikamentosa: Stelazine 2 x 5 mg

Psikoterapi suportif

Usulan pemeriksaan penunjang


-

Pemeriksaan darah lengkap, kimia darah

IX. PROGNOSIS
a. Diagnosa

: Skizofrenia paranoid (buruk)

b. Onset Umur

: Tua

(baik)

c. Perjalanan Penyakit

: kronis

(buruk)

d. Faktor Genetik

: Tidak ada

(buruk)

e. Pendidikan

: Tamat SD

(buruk)

f. Support Keluarga

: Baik

(baik)

g. Faktor Sosial Ekonomi

: Kurang

(buruk)

h. Faktor Pencetus

: Tidak jelas

(buruk)

i. Status

: Menikah

(baik)

j. Penyakit Organik Yang Mendasari : Tidak Ada

(baik)

k. Kepatuhan minum obat

(buruk)

: Kurang

Kesimpulan : prognosis pasien adalah dubius ad malam (mengarah ke buruk)

Gambar perjalanan penyakit pasien

Anda mungkin juga menyukai